Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK UJI KOMPETENSI

SMK AL MA’ARIF BARADATU

LAPORAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER

oleh:
RICKY ANDRE SAPUTRA
XII PETERNAKAN

SMK AL MA’ARIF BARADATU


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Uji Kompetensi : Pemeliharaan Ayam Broiler


Skala Usaha : 20 Ekor
Waktu Pelaksanaan : 16 Agustus 2016
Kebutuhan Dana : Rp. 500.000,-

Disetujui Pada

Hari :
Tanggal :

Pembimbing, Pelaksana,

PALUZI RICKY ANDRE SAPUTRA

Mengetahui,
Kepala Sekolah

ELI SEPTIANI, S.Pd

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun tugas Laporan Budidaya Ternak Unggas tentang  “Pemeliharaan
Ayam Broiler”.
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan Laporan Praktek Uji Kompetensi Jurusan Peternakan.
Larpoan  ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan  dan
dengan terselesainya Laporan ini sekiranya bermanfaat bagi setiap
pembacanya. Laporan ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses
pembelajaran agar kiranya kami sebagai siswa SMK Al-Ma’arif Baradatu
dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan
pembelajaran.
Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus
dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberi saya dana
2. Ibu Eli Septiani, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Al-Ma’arif
Baradatu
3. Bapak Wakidi, S.Pd selaku pembina SMK Al-Ma’arif
Baradatu
4. Bapak Paluzi, selaku guru pembimbing selama pelaksanaan
Uji Kompetensi

Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kesempurnaan dan


dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat

3
membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan
merupakan bahan kesempurnaan untuk Laporan ini selanjutnya. Besar
harapan penulis, semoga Laporan yang penulis buat  ini mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa

4
5
6
7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi


meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi
ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-
usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Permintaan produksi peternakan mengalami peningkatan sejalan


dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan kesadaran gizi masyarakat.
Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan
komoditas pangan hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas konsumsi pangan. Usaha dan pengembangan subsektor peternakan
saat ini menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pembangunan di bidang peternakan diarahkan untuk


mengembangkan peternakan yang maju dan efisien. Sebagai
penunjang kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia perlu di usahakan produktifitas yang maksimal, sehingga dapat

8
meningkatkan pendapatan peternak. Dalam upaya pemenuhan protein
hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak
telah berupaya mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak
yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler).

Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler)
adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang
memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam. Ayam broiler merupakan ternak yang paling ekonomis bila
dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan
pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat
atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau
dikonsumsi.
Pelaku usaha ternak ayam ras pedaging yang sebagian besar
berbentuk peternakan rakyat, pada umumnya kelemahan utama di dalam
usahanya terletak pada bidang permodalan ralatif kecil, kurangnya
kemampuan manajemen pemeliharaan, harga  pakan relatif tinggi sedangkan
kebutuhan ayam ras pedaging cukup besar berkisar antara 60% sampai 70%
dari biaya produksi. Salah satu cara terbaik yang dapat dianjurkan dalam
pengembangan agribisnis peternakan ayam ras pedaging adalah menerapkan
sistem koordinasi vertikal dengan pola kemitraan. Secara teoritis kemitraan
merupakan suatu cara pengorganisasian produksi yang bertujuan
memanfaatkan keunggulan perusahaan besar sebagai pemilik modal yang
lebih menekankan pada pemerataan. Pola kemitraan dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh peternak rakyat.
Program pengembangan kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak dan daging.

Dalam laporan ini penyusun membahas tentang data deplesi ayam


broiler, pembibitan ayam broiler dan pemeliharaan kesehatan ayam broiler
dari segi OVK (Obat, Vitamin, Vaksin) dengan menggunakan data Terima

9
DOC, data Deplesi, dan data Terima OVK dari Laporan Harian Pemeliharaan
Ayam Broiler oleh peternak bermitra dengan PT CIOMAS ADISATWA.

B. Manfaat

Manfaat pengamatan data Terima DOC ,data Deplesi dan data


Terima OVK dari Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler oleh peternak
dengan sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara pemilihan bibit ayam broiler (DOC = Day Old
Chiken) berkualitas baik.
2. Dapat mengetahui OVK (Obat, Vitamin, Vaksin) yang baik untuk
peternakan ayam broiler.
3. Dapat mengetahui cara menghitung persentase kumulatif deplesi
peternakan ayam broiler.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ayam Broiler

Ayam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an,


sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi,
ayam broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an
(Rasyaf, 2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari
budidaya yang bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat
dalam menghasilkan daging yang siap potong dengan lama budidaya yang
relatif singkat, baik jenis jantan atau pun betina (Kanisius, 1986).

Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging


yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya
dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya
dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan
ayam broiler tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan
yang meliputi makanan, temperature lingkungan dan pemeliharaan. Pada
umumnya di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6
minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum
maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).

B. Manajemen Pemeliharaan

1. Persiapan Ternak Broiler

Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki


sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya
saran yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan
sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik
dipasang pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai

11
boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada
kandang (Murtidjo, 1987).

Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan


selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan
kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan
setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan
pertama kali biasanya diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi.
Pemberian air harus ad libitum (berlebih) dan ditempatkan secara merata
disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada
umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada
keesokan harinya, air minum di tambah suplemen (vitamin) dan ransum
pakan yang diberikan untuk DOC harus mengandung kadar protein 23% dan
metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal.

2. Periode Starter

Periode starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa


pertumbuhan awal bagi ayam pedaging, untuk beradaptasi dengan
lingkungan kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC
dilihat dari :
1) induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan,
2) anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama,
3) matanya cerah atau bercahaya aktif,
4) tidak cacat secara fisik,
5) tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal


DOC saat datang di kandang yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi,
kandang yang dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder) sebagai
pengganti induk, pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit
sebelum DOC datang. DOC di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke
brooder, dan diberi minum air gula aren dan vitamin, dengan tujuan untuk

12
memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua
DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin dan mineral bertujuan
untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan kesegaran anak
ayam.

Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu


crumble. Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan,
dapat menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan tepung komplit.

Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8
cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5
cm. Penggunaan alas litter yaitu untuk,
1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,
2) ayam broiler relatif lebih tahan,
3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008).

Awal pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang,


kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan
lebih hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan
pemindahan ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat).
Program pemanas dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding
dimulai pada umur 1 - 21 hari.
Suhu ruangan 28 – 31oC dan kelembaban 55 – 60 % sehingga
hampir sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf (2008)
mengatakan bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal 19 – 21oC.

3. Periode Finisher

Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen


berkisar 5 – 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan
tidak terlalu ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22 hari sudah tidak
menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin
pada waktu malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai samping harus

13
ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan diperkirakan sudah mencapai 1
kg/ekor.

Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini


dikarenakan ayam mengalami stres, akibat pemanas yang tidak lagi
diberikan dan sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam
harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari
pemeriksaan terhadap ayam yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit,
namun di ketahui temboloknya kosong ( ayam tidak mau makan karena
stres).

C. Pencegahan Penyakit dan Vaksin

Vaksin merupakan sediaan biologik yang mengandung


mikroorganisme yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin
inaktif) yang diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai
infeksi buatan.Peranan vaksin ini ialah merangsang pembentukan antibodi.

Berdasarkan jenis antigennya, vaksin dapat dibedakan menjadi 3


jenis, yaitu vaksin viral, bakterial dan protozoa.Vaksin viral lebih banyak
dikembangkan dibandingkan vaksin bakterial maupun protozoa.Salah satu
alasannya ialah serangan penyakit viral tidak bisa diatasi dengan pemberian
obat sedangkan outbreak penyakit bakterial dan protozoa relatif bisa
dikendalikan dengan pemberian obat atau antibiotik. Virus yang telah
menginfeksi ke dalam tubuh akan masuk ke dalam sel sehingga pemberian
obat tidak efektif untuk membunuh virus tersebut. Vaksinasilah yang
berfungsi menstimulasi pembentukan titer antibodi yang berperan mem-blok
lalu menghancurkan virus sebelum masuk ke dalam sel. Pemberian obat pada
saat serangan penyakit viral tetap diperlukan guna mencegah atau mengatasi
infeksi sekunder oleh bakteri. Vaksin yang diberikan pada ayam akan
menstimulasi pembentukan antibodi yang berperan mem-blok infeksi virus
ke dalam sel tubuh ayam.

14
Selain itu vaksin juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin
aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya
masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering
beku, contoh: MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan
MEDIVAC GUMBORO A. Vaksin inaktif adalah vaksin yang
mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya berbentuk sediaan emulsi atau
suspensi, contoh: MEDIVAC ND-EDS EMULSION, MEDIVAC CORYZA
B.

Pelaksanaan Kegiatan vaksinasi dapat dilakukan dengan cara


membagi ayam menjadi 2 kelompok besar dalam sekatan. Ayam kemudian
digiring ke dalam 2 sekatan yang terbentuk. Vaksinasi dilakukan mulai dari
pen terakhir hingga pen pertama. Ayam yang telah divaksinasi diletakan
diluar sekatan hingga kemungkinan terjadinya pengulangan vaksinasi dapat
diminimalisir.

Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti


tetes mata, hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus
dilakukan dengan benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat
proses vaksinasi, dan tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan
vaksinasi seperti suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yang
digunakan (botol vaksin). Unggas yang divaksin harus benar- benar dalam
keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi kematian dalam proses
vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak
dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin. Program
vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut
dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap
jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak.

15
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Tabel 1. Data Terima DOC Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh
Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA

TGL NO SJ NAMA BARANG JML BOX


7/08/2016 DOC MB 202 20

Keterangan:
DOC : (Day Old Chiken) bibit ayam broiler
TGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaan
NO SJ :

Diketahui bahwa peternak menerima 20 ekor DOC.

Tabel 2a. Data Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh
Peternak

DEPLESI
ACTUAL STD
TGL AGE MATI AFKIR JUML CUM% CUM%

16
0 0
08/08/201
5 1 5 2 0.10
09/08/201
5 2 2 10 0.20
10/08/201
5 3 5 - 0.30
11/08/201
5 4 13 2 0.40
12/08/201
5 5 7 8 0.50
13/08/201
5 6 7 5 0.60
14/08/201
5 7 7 1 0.70
15/08/201
5 8 8 4 0.78
16/08/201
5 9 10 5 0.86
17/08/201
5 10 14 1 0.94
18/08/201
5 11 6 8 1.02
19/08/201
5 12 7 - 1.10
20/08/201
5 13 6 - 1.18
21/08/201
5 14 7 5 1.26
22/08/201
5 15 9 4 1.32
23/08/201
5 16 11 5 1.38
24/08/201
5 17 10 - 1.44
25/08/201
5 18 12 - 1.50

17
26/08/201
5 19 4 4 1.56
27/08/201
5 20 4 - 1.62
28/08/201
5 21 3 10 1.68
29/08/201
5 22 4 - 1.73
30/08/201
5 23 12 - 1.78
31/08/201
5 24 5 5 1.83
01/09/201
5 25 5 5 1.88
02/09/201
5 26 7 - 1.93
03/09/201
5 27 7 5 1.98
04/09/201
5 28 8 4 2.03
05/09/201
5 29 7 4 2.08
06/09/201
5 30 6 3 2.13
07/09/201
5 31 8 - 2.18
08/09/201
5 32 8 2 2.23
09/09/201
5 33 10 - 2.28
10/09/201
5 34 10 1 2.33
11/09/201
5 35 12 2 2.38
12/09/201
5 36 11 4 2.43

Keterangan :
TGL : Tanggal
AGE : Umur ayam broiler di kandang

18
DEPLESI : Penyusutan jumlah ayam broiler
ACTUAL : Data nyata deplesi
STD : Standar deplesi yang dapat diterima perusahaan
MATI : Ayam broiler yang mati
AFKIR : Ayam broiler yang sakit
JML : Jumlah ayam broiler yang mati ditambah ayam broiler afkir
CUM % : Persentase kumulatif deplesi

Tabel 2a tidak lengkap sehingga penyusun harus melengkapinya


terlebih dahulu agar pembahasan pada laporan ini maksimal. Tabel 2a adalah
tabel deplesi dimana kolom ACTUAL JML dan ACTUAL CUM % belum
dilengkapi. Kolom ACTUAL JML berisi jumlah ayam broiler yang mati dan
afkir. Kolom ACTUAL CUM % berisi persentase kumulatif deplesi dimana
perhitungannya adalah ACTUAL JML dibagi jumlah keseluruhan ayam
broiler kemudian dikali 100%. Jadi, berikut data lengkap Tabel 2a.

Tabel 2b. Data Lengkap Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler
Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA

DEPLESI
TGL AGE ACTUAL STD
MATI AFKIR JUML CUM% CUM%
0 14 14
08/08/2015 1 5 2 7 0,23 0.10
09/08/2015 2 2 10 12 0,40 0.20
10/08/2015 3 5 5 0,16 0.30
11/08/2015 4 13 2 15 0,50 0.40
12/08/2015 5 7 8 15 0,50 0.50
13/08/2015 6 7 5 12 0,40 0.60
14/08/2015 7 7 1 8 0,26 0.70
15/08/2015 8 8 4 12 0,40 0.78
16/08/2015 9 10 5 15 0,50 0.86
17/08/2015 10 14 1 15 0,50 0.94
18/08/2015 11 6 8 14 0,46 1.02
19/08/2015 12 7 7 0,23 1.10
20/08/2015 13 6 6 0,20 1.18
21/08/2015 14 7 5 12 0,40 1.26
22/08/2015 15 9 4 13 0,43 1.32

19
23/08/2015 16 11 5 16 0,53 1.38
24/08/2015 17 10 10 0,33 1.44
25/08/2015 18 12 12 0,40 1.50
26/08/2015 19 4 4 8 0,26 1.56
27/08/2015 20 4 4 0,13 1.62
28/08/2015 21 3 10 13 0,43 1.68
29/08/2015 22 4 4 0,13 1.73
30/08/2015 23 12 12 0,40 1.78
31/08/2015 24 5 5 10 0,33 1.83
01/09/2015 25 5 5 10 0,33 1.88
02/09/2015 26 7 7 0,23 1.93
03/09/2015 27 7 5 12 0,40 1.98
04/09/2015 28 8 4 12 0,40 2.03
05/09/2015 29 7 4 11 0,36 2.08
06/09/2015 30 6 3 9 0,30 2.13
07/09/2015 31 8 8 0,26 2.18
08/09/2015 32 8 2 10 0,33 2.23
09/09/2015 33 10 10 0,33 2.28
10/09/2015 34 10 1 11 0,36 2.33
11/09/2015 35 12 2 14 0,46 2.38
12/09/2015 36 11 4 15 0,50 2.43
Total 291 109 400

Data baru yang diperoleh antara lain:


Jumlah ayam broiler yang mati (M) = 2 ekor
(M ) (2)
Persentase deplesi maksimum = ×100 %= ×100 %=10 %
20 20

Tabel 3. Data Terima OVK Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler


Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA

TGL NO SJ NAMA BARANG JML


10/08/2015 SORBITOL 4 Kg
20/08/2015 VAKSIMUM 130 3
24/08/2015 VAKSIMUN CLONE 1B 3

Keterangan :
OVK : (Obat, Vitamin, Vaksin)
TGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaan

20
NO SJ :

B. Pembahasan

Data yang penyusun peroleh adalah data perternakan ayam broiler


dimana peternak bermitra dengan PT CIOMAS ADISATWA. PT CIOMAS
ADISATWA sebagai investor atau pemodal memberikan bibit ayam
broiler /DOC, OVK (Obat, Vitamin, Vaksin), dan pakan. Dalam laporan ini
penyusun hanya akan membahas tentang bibit ayam broiler, data deplesi
ayam broiler dan OVK (Obat, Vitamin, Vaksin).
1. Pembibitan

Salah satu kunci utama peternakan ayam broiler adalah dengan


memilih DOC (Day Old Chicken) atau bibit ayam yang berkualitas.
Bibit/DOC memiliki kontribusi yang cukup besar dalam usaha peternakan
ayam broiler yaitu sekitar 30% sampai 40%.

Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan


selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan
kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan
setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan
pertama kali diberi tambahan gula jawa sebagia suplay energi. Kandang DOC
harus diberi pemanas karena umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum
stabil. Keesokan harinya air minum ditambah suplemen (vitamin).

Dari data hasil pengamatan yaitu pada Tabel 1 diketahui bahwa


peternak menerima DOC MB 202 sebanyak 30 box dimana setiap box berisi
100 ekor bibit, jadi total DOC yang diterima adalah 3.000 ekor.

2. Deplesi Ayam Broiler

Deplesi ayam broiler merupakan penyusutan populasi ayam broiler


baik itu karena mati maupun afkir. Persentase kumulatif deplesi menunjukan
tingkat penyusutan populasi ayam broiler.

21
Dari Tabel 2b, diketahui bahwa total ayam broiler yang ACTUAL
MATI sebanyak 291 ekor , ACTUAL AFKIR sebanyak 109 ekor, jumlah
ayam broiler yang mati ditambah afkir sebanyak 400 ekor, sehingga
persentase kumulatif deplesi maksimumnya adalah 13,33%. Pada hari
penerimaan DOC yaitu umur 0 hari (belum masuk kandang) 14 ekor bibit
ayam broiler mati. Hal ini sangat merugikan peternak karena DOC yang
diterima tidak utuh. Hal ini menjadi salah penyebab tingginya persentase
kumulatif deplesi.

Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa tingkat kematian tertinggi


ayam broiler yaitu pada umur 10 hari, sedangkan tingkat kematian ayam
broiler terendah yaitu pada umur 2 hari. Tingkat afkir tertinggi yaitu pada
umur 2 hari. Dari 36 hari pemeliharaan, hanya ada 11 hari dimana ayam
broiler tidak ada yang afkir.

Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa persentase kumulatif nyata


(ACTUAL CUM%) ayam broiler umur 1 hari (0,23%), 2 hari (0,40%), dan 4
hari (0,50%) melebihi standar persentase kumulatif dari pihak perusahaan PT
CIOMAS ADISATWA, yaitu seharusnya hari pertama 0,10% , hari kedua
0,20%, dan hari keempat 0,40%.

3. OVK (Obat, Vitamin, Vaksin)

Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah


dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik.
Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi
adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan
supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme
tersebut.

Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes


mata, hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus
dilakukan dengan benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat

22
proses vaksinasi, dan tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan
vaksinasi seperti suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yang
digunakan (botol vaksin). Unggas yang divaksin harus benar- benar dalam
keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi kematian dalam proses
vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak
dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin. Program
vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut
dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap
jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak.

Dari Tabel 3, diketahui bahwa peternak menerima OVK (Obat,


Vitamin, Vaksin) dari PT CIOMAS ADISATWA yaitu pada tanggal 10
Agustus 2015 barang yang diterima adalah SORBITOL sebanyak 4 kg, pada
tanggal 20 Agustus 2015 barang yang diterima adalah VAKSIMUN 130
sebanyak 3 kg, dan pada taggal 24 Agustus 2015 barang yang diterima adalah
VAKSIMUN CLONE sebanyak 3 kg.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ayam merupakan salah satu ternak yang potensial di daerah


kita,dilihat dari segi konsumsi masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan
daging dan telur ayam sangat tinggi karena hampir setiap hari
dikonsumsi,sehingga beternak ayam adalah salah satu peluang bisnis yang
sangat menguntungkan. Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras
pedaging (broiler) adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-
bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging ayam.

Bibit/DOC memiliki kontribusi yang cukup besar dalam usaha


peternakan ayam broiler yaitu sekitar 30% sampai 40%. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit ayam, diantaranya adalah
pakan yang sesuai kebutuhan, lokasi yang ideal untuk lokasi peternakan,
temperatur udara dan terbebas dari penyakit.

Deplesi ayam broiler merupakan penyusutan populasi ayam broiler


baik itu karena mati maupun afkir. Persentase kumulatif deplesi menunjukan
tingkat penyusutan populasi ayam broiler. Dari data hasil pengamatan
diketahui bahwa total ayam broiler yang ACTUAL MATI sebanyak 291 ekor
, ACTUAL AFKIR sebanyak 109 ekor, jumlah ayam broiler yang mati
ditambah afkir sebanyak 400 ekor, sehingga persentase kumulatif deplesi
maksimumnya adalah 13,33%.

Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah


dilemahkan atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik.
Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi
adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan

24
supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme
tersebut.

B. Saran

1. Kepada perusahaan pemodal hendaknya dapat menyediakan DOC yang


berkualitas baik sehingga menurunkan tingkat deplesi ternak ayam
broiler.
2. Kepada peternak hendaknya dapat memelihara kesehatan ternaknya
dalam hal ini ayam broiler agar dapat menurunkan tingkat kematian dan
afkir sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimum.
3. Kepada masyarakat, peternakan ayam broiler adalah usaha yang patut
dicoba dan dikembangkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. DOC Ayam Broiler Kualitas Baik.


http://budidayausaha.blogspot.co.id/2013/02/menghasilkan-doc-
ayam-broiler-kualitas-baik.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2013. PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA
PETERNAKAN/PANDUAN CARA BUDIDAYA AYAM
PEDAGING BROILER.
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-
peternakan/panduan-cara-budidaya-ayam-pedaging-broiler/. Diakses
tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2014. Memulai Bisnis Peternakan Ayam.
http://suksesbisnisusaha.com/usaha-peternakan/memulai-bisnis-
peternakan-ayam. Diakses tanggal 8 November 2015.

Anonim. 2014. Tips Memilih DOC Bibit Broiler Yang Baik.


http://ayambroiler.com/tips-memilih-doc-bibit-broiler-yang-baik/.
Diakses tanggal 8 November 2015.

Anonim. 2015. Ayam Broiler.


https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_broiler#Jenis_usaha_ayam_broil
er. Diakses tanggal 8 November 2015.
Ginting, Kartiani. 2013. Manejemen Peternakan Ayam Broiler.
http://kartianiginting.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-
false-in-x-none-x.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Yunusuney, M. 2013. Laporan Praktikum Pemeliharaan Ternak Ayam
Broiler.
https://www.academia.edu/9278304/laporan_praktikum_pemelihara
an_ternak_ayam_broiler. Diakses tanggal 8 November 2015.

26

Anda mungkin juga menyukai