Pemeliharaan Ayam Broiler
Pemeliharaan Ayam Broiler
oleh:
RICKY ANDRE SAPUTRA
XII PETERNAKAN
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Pada
Hari :
Tanggal :
Pembimbing, Pelaksana,
Mengetahui,
Kepala Sekolah
2
KATA PENGANTAR
3
membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan
merupakan bahan kesempurnaan untuk Laporan ini selanjutnya. Besar
harapan penulis, semoga Laporan yang penulis buat ini mendapat ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa
4
5
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
meningkatkan pendapatan peternak. Dalam upaya pemenuhan protein
hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak
telah berupaya mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak
yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler).
Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler)
adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang
memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam. Ayam broiler merupakan ternak yang paling ekonomis bila
dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan
pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat
atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau
dikonsumsi.
Pelaku usaha ternak ayam ras pedaging yang sebagian besar
berbentuk peternakan rakyat, pada umumnya kelemahan utama di dalam
usahanya terletak pada bidang permodalan ralatif kecil, kurangnya
kemampuan manajemen pemeliharaan, harga pakan relatif tinggi sedangkan
kebutuhan ayam ras pedaging cukup besar berkisar antara 60% sampai 70%
dari biaya produksi. Salah satu cara terbaik yang dapat dianjurkan dalam
pengembangan agribisnis peternakan ayam ras pedaging adalah menerapkan
sistem koordinasi vertikal dengan pola kemitraan. Secara teoritis kemitraan
merupakan suatu cara pengorganisasian produksi yang bertujuan
memanfaatkan keunggulan perusahaan besar sebagai pemilik modal yang
lebih menekankan pada pemerataan. Pola kemitraan dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh peternak rakyat.
Program pengembangan kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak dan daging.
9
DOC, data Deplesi, dan data Terima OVK dari Laporan Harian Pemeliharaan
Ayam Broiler oleh peternak bermitra dengan PT CIOMAS ADISATWA.
B. Manfaat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Broiler
B. Manajemen Pemeliharaan
11
boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada
kandang (Murtidjo, 1987).
2. Periode Starter
12
memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua
DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin dan mineral bertujuan
untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan kesegaran anak
ayam.
Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8
cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5
cm. Penggunaan alas litter yaitu untuk,
1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,
2) ayam broiler relatif lebih tahan,
3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008).
3. Periode Finisher
13
ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan diperkirakan sudah mencapai 1
kg/ekor.
14
Selain itu vaksin juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin
aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya
masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering
beku, contoh: MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan
MEDIVAC GUMBORO A. Vaksin inaktif adalah vaksin yang
mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya berbentuk sediaan emulsi atau
suspensi, contoh: MEDIVAC ND-EDS EMULSION, MEDIVAC CORYZA
B.
15
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Terima DOC Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh
Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
Keterangan:
DOC : (Day Old Chiken) bibit ayam broiler
TGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaan
NO SJ :
Tabel 2a. Data Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh
Peternak
DEPLESI
ACTUAL STD
TGL AGE MATI AFKIR JUML CUM% CUM%
16
0 0
08/08/201
5 1 5 2 0.10
09/08/201
5 2 2 10 0.20
10/08/201
5 3 5 - 0.30
11/08/201
5 4 13 2 0.40
12/08/201
5 5 7 8 0.50
13/08/201
5 6 7 5 0.60
14/08/201
5 7 7 1 0.70
15/08/201
5 8 8 4 0.78
16/08/201
5 9 10 5 0.86
17/08/201
5 10 14 1 0.94
18/08/201
5 11 6 8 1.02
19/08/201
5 12 7 - 1.10
20/08/201
5 13 6 - 1.18
21/08/201
5 14 7 5 1.26
22/08/201
5 15 9 4 1.32
23/08/201
5 16 11 5 1.38
24/08/201
5 17 10 - 1.44
25/08/201
5 18 12 - 1.50
17
26/08/201
5 19 4 4 1.56
27/08/201
5 20 4 - 1.62
28/08/201
5 21 3 10 1.68
29/08/201
5 22 4 - 1.73
30/08/201
5 23 12 - 1.78
31/08/201
5 24 5 5 1.83
01/09/201
5 25 5 5 1.88
02/09/201
5 26 7 - 1.93
03/09/201
5 27 7 5 1.98
04/09/201
5 28 8 4 2.03
05/09/201
5 29 7 4 2.08
06/09/201
5 30 6 3 2.13
07/09/201
5 31 8 - 2.18
08/09/201
5 32 8 2 2.23
09/09/201
5 33 10 - 2.28
10/09/201
5 34 10 1 2.33
11/09/201
5 35 12 2 2.38
12/09/201
5 36 11 4 2.43
Keterangan :
TGL : Tanggal
AGE : Umur ayam broiler di kandang
18
DEPLESI : Penyusutan jumlah ayam broiler
ACTUAL : Data nyata deplesi
STD : Standar deplesi yang dapat diterima perusahaan
MATI : Ayam broiler yang mati
AFKIR : Ayam broiler yang sakit
JML : Jumlah ayam broiler yang mati ditambah ayam broiler afkir
CUM % : Persentase kumulatif deplesi
Tabel 2b. Data Lengkap Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler
Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
DEPLESI
TGL AGE ACTUAL STD
MATI AFKIR JUML CUM% CUM%
0 14 14
08/08/2015 1 5 2 7 0,23 0.10
09/08/2015 2 2 10 12 0,40 0.20
10/08/2015 3 5 5 0,16 0.30
11/08/2015 4 13 2 15 0,50 0.40
12/08/2015 5 7 8 15 0,50 0.50
13/08/2015 6 7 5 12 0,40 0.60
14/08/2015 7 7 1 8 0,26 0.70
15/08/2015 8 8 4 12 0,40 0.78
16/08/2015 9 10 5 15 0,50 0.86
17/08/2015 10 14 1 15 0,50 0.94
18/08/2015 11 6 8 14 0,46 1.02
19/08/2015 12 7 7 0,23 1.10
20/08/2015 13 6 6 0,20 1.18
21/08/2015 14 7 5 12 0,40 1.26
22/08/2015 15 9 4 13 0,43 1.32
19
23/08/2015 16 11 5 16 0,53 1.38
24/08/2015 17 10 10 0,33 1.44
25/08/2015 18 12 12 0,40 1.50
26/08/2015 19 4 4 8 0,26 1.56
27/08/2015 20 4 4 0,13 1.62
28/08/2015 21 3 10 13 0,43 1.68
29/08/2015 22 4 4 0,13 1.73
30/08/2015 23 12 12 0,40 1.78
31/08/2015 24 5 5 10 0,33 1.83
01/09/2015 25 5 5 10 0,33 1.88
02/09/2015 26 7 7 0,23 1.93
03/09/2015 27 7 5 12 0,40 1.98
04/09/2015 28 8 4 12 0,40 2.03
05/09/2015 29 7 4 11 0,36 2.08
06/09/2015 30 6 3 9 0,30 2.13
07/09/2015 31 8 8 0,26 2.18
08/09/2015 32 8 2 10 0,33 2.23
09/09/2015 33 10 10 0,33 2.28
10/09/2015 34 10 1 11 0,36 2.33
11/09/2015 35 12 2 14 0,46 2.38
12/09/2015 36 11 4 15 0,50 2.43
Total 291 109 400
Keterangan :
OVK : (Obat, Vitamin, Vaksin)
TGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaan
20
NO SJ :
B. Pembahasan
21
Dari Tabel 2b, diketahui bahwa total ayam broiler yang ACTUAL
MATI sebanyak 291 ekor , ACTUAL AFKIR sebanyak 109 ekor, jumlah
ayam broiler yang mati ditambah afkir sebanyak 400 ekor, sehingga
persentase kumulatif deplesi maksimumnya adalah 13,33%. Pada hari
penerimaan DOC yaitu umur 0 hari (belum masuk kandang) 14 ekor bibit
ayam broiler mati. Hal ini sangat merugikan peternak karena DOC yang
diterima tidak utuh. Hal ini menjadi salah penyebab tingginya persentase
kumulatif deplesi.
22
proses vaksinasi, dan tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan
vaksinasi seperti suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yang
digunakan (botol vaksin). Unggas yang divaksin harus benar- benar dalam
keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi kematian dalam proses
vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak
dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin. Program
vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut
dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap
jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak.
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme
tersebut.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26