Anda di halaman 1dari 13

BEHAVIORISME,KOGNITIFISME,DAN PENDIDIKAN

Kelompok 7:

1.DESTA PUTRIANI (2111240133)


2.MUTIARA ALONI (2111240128)

Dosen Pembimbing:

Muhammad Febrian Al-Amin, M.Psi,Psikologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2021/2022
Daftar sisi
Daftar Isi...................................................................................................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................3

BAB I Pendahuluan.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumus Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................5

BAB II Pembahasan.................................................................................................6

A. Pengertian Behaviorisme....................................................................................6
B. Ciri-Ciri Behaviorisme........................................................................................6
C. Pengertian Behaviorisme menurut para ahli....................................................6
D.Pengertian Kognitivisme......................................................................................8
E.Ciri-Ciri Kognitivisme.........................................................................................8
F.Pengertian Kognitivisme menurut para ahli......................................................8

BAB llI Penutup.......................................................................................................12


A. Kesimpulan .........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
Daftar Pustaka

2
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas semua karunia
yang telah diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“BEHAVIORISME, KOGNITIFISME,DAN PENDIDIKAN”. Sholawat dan salam tak
lupa kita kirimkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Mungkin dalam makalah kami
ini banyak sekali kesalahan dan kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran sangat
kami harapkan yang sifatnya membangun ke arah yang lebih baik. Tidak lupa kami
ucapkan banyak terima kasih kepada bapak Muhammad Febrian Al-Amin,
M.Psi.Psikologi selaku dosen Mata Kuliah Psikologi karena telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memenuhi dan melengkapi tugas penulisan makalah
mata kuliah Psikologi, dan memberi manfaat dan serta wawasan yang lebih baik lagi
buat kita bersama.

Bengkulu 19,mei 2022

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan
sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi
demi tercapainya tujuan pendidikan. Teori belajar akan memberikan kemudahan
bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Banyak ditemukan teori belajar yang menitik beratkan pada
perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang
individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman
dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Behaviorisme?
2. Apa ciri-ciri Behaviorisme?
3. Apa pengertian Teori belajar Behaviorisme menurut para ahli?
4. Apa pengertian Kognitifisme?
5. Apa ciri-ciri Kognitifisme?
6. Apa pengertian teori belajar kognitivisme menurut para ahli?

4
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Behaviorisme dan kognitivisme
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Behaviorisme dan kognitivisme
3. Untuk mengetahui pengertian Behaviorisme dan kognitivisme menurut
para ahli

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Behaviorisme
Behavior dalam psikologi atau juga disebut behaviorisme adalah teori
pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari
pengkondisian lingkungan.Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan
lingkungan. Teori ini dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati.
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah
filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang
dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan dapat dan harus
dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian
dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal
atau pikiran.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).
B. Ciri-Ciri Behaviorisme
Adapun ciri-ciri teori belajar behavioristik adalah
1. mementingkan pengaruh lingkungan
2. mementingkan bagian bagian
3. mementingkan peranan reaksi
4. mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. mementingkan sebab sebab di waktu yang lain
6. mementingkan pembentukan kebiasaan dalam pemecahan masalah
C. pengertian Teori belajar Behaviorisme menurut para ahli
1. Teori belajar menurut Thorndike
Teori belajar Thorndike disebut juga sebagai aliran koneksionisme.
Menurut Thorndike dasar dari belajar adalah Trial and error atau secara aslinya
di sebut sebagai learning by selecting and connecting. Thorndike mengajukan
pengertian tersebut dari eksperimennya dengan Puzzle box.Atas dasar
pengamatannya terhadap bermacam-macam percobaan, thorndike sampai pada

6
kesimpulan bahwa hewan itu menunjukan adanya penyesuaian diri sedemikian
rupa sebelum hewan itu dapat melepaskan diri dari puzzle box.
2. Teori belajar menurut Ivan Petrovich Pavlov
Teori belajar Pavlov sering disebut juga sebagai aliran klasikal
kondisioning(Classical conditioning). Classic conditioning adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya
sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan
seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker
bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan
maupun bicara, melainkan tingkah lakunya.
3. Teori belajar Skinner
sering disebut juga dengan Operant conditioning. Teori Skinner ini menyatakan
bahwa tingkah laku responden yaitu oleh stimulus yang jelas, misalnya kucing
berlari kesana kemari karena melihat daging.
Adapun tingkah laku operan yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus
yang belum jelas/diketahui.Misalnya,kucing lari kesana kemari karena lapar
bukan karena melihat daging. sesuai dengan dua tingkah laku tersebut, maka ada
dua macam conditioning, yaitu:
1. Responden conditioning atau conditioning tipe S karena menitik
beratkan pada stimulus. Kondisioning tipe S ini hampir sama dengan
Kondisioning klasik Pavlov.
2. Operant Conditioning atau conditioning tipe R karena menitikberatkan
pada respons. Operant conditioning tipe R ini menurut Skinner dekat
dengan instrumental conditioning dari Thorndike.

Selanjutnya di kemukakan bahwa perilaku dari semua hewan coba itu sama,
yaitu apabila hewan coba, dalam hal ini kucing yang di gunakan dan di
hadapkan pada masalah, ia dalam keadaan discomfort dan dalam memecahkan
masalahnya menggunakan trial dan error.

7
Pengertian Kognitifisme
D. Pengertian Kognitifisme
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar.
Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati,
melihat,menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain,
kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan
bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek
kognisi seseorang.
Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan
pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
E. Ciri-Ciri Kognitifisme
1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
2. Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
3. Mementingkn peranan kognitif
4. Mementingkan kondisi waktu sekarang
5. Mementingkan pembentukan struktur kognitif
F. pengertian Teori belajar kognitivisme menurut para ahli
1. Jean Piaget, teorinya disebut “Cognitive Developmental”.
Menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011), anak dilahirkan dengan beberapa
skemata sensorimotor, yang memberi kerangka bagi interaksi awal anak
dengan lingkungannya.Pengalaman awal si anak akan ditentukan oleh
skemata sensorimotor ini.
Dengan kata lain, hanya kejadian yang dapat diasimilasikan ke skemata
itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu akan
menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman yang
dialami anak, skemata awal ini dimodifikasi.
Teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja, dan
menjelaskan berbagai tahap perkembangan, termasuk bahasa, moral,

8
memori, dan pemikiran. Ada 4 tahapan perkembangan anak menurut Piaget
(dalam Wilis, R., 2011) yaitu:
a) .Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)
Tahap sensorimotor merupakan yang pertama dari empat tahap dalam teori
perkembangan kognitif Piaget. Teori ini meluas sejak lahir hingga sekitar 2
tahun, dan merupakan periode pertumbuhan kognitif yang cepat. Selama
periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui
koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan
motorik (menggapai, menyentuh).
b) Tahap Pra-operasional (Usia 2 – 7 Tahun)
Tahap pra-operasional merupakan tahap kedua dalam teori Piaget. Tahap
ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun.
Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum
menggunakan operasi kognitif.
Pemikiran anak selama tahap ini adalah sebelum operasi kognitif.
Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah,
menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.
c) Tahap Operasional Konkret (Usia 7 – 11 Tahun)
Tahap operasional konkret merupakan tahap ketiga dalam teori Piaget.
Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan
perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional.Piaget
menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam
perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis.
Pada tahapan ini, anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran
atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.
d) Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Tahap operasional formal dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung
hingga dewasa.Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh
kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di
kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang
remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,

9
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan
tertentu
2. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jerome Bruner
Menurut Bruner (dalam Wibowo, H., 2020) belajar bermakna hanya dapat
terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui
belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih
baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir
secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk
menemukan dan memecahkan masalah.
Bruner (dalam Nurhadi, N., 2020) mengemukakan bahwa belajar melibatkan
tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ada tiga proses kognitif
yang terjadi dalam belajar, yaitu:
a) Tahap Informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan
atau pengalaman baru,
b) Tahap Transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan
menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam
bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
c) Tahap Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi
pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Pada tahap Proses Kognitif ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Menurut Jerome Bruner (dalam
Wilis, R., 2011) perkembangan seseorang terjadi melalui 3 tahapan yang ditentukan
oleh cara melihat lingkungannya:

1) Tahap Enaktif
Tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara
langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek.
peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami
lingkungan. Peserta didik juga melakukan observasi dengan cara
mengalami suatu realitas. Contohnya ketika seorang guru
memegang beberapa pensil, kemudian guru mengajak muridnya

10
untuk berhitung menggunakan benda nyata (pensil). Atau juga tahap
enaktif ini berbasis tindakan atau kinestetik.
2) Tahap Ikonik
Tahap ini pengetahuan disajikan melalui sekumpulan gambar-
gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan
sepenuhnya konsep itu. Dalam tahap ini kegiatan penyajian
dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan
disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang
dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan
gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Misalnya peserta
didik ataupun seseorang sedang memahami objek-objek dunia
melalui gambaran-gambaran atau visualisasi gambar
3) Tahap Simbolik
Tahap ini dilakukan melalui kegiatan penyajian berdasarkan pada
pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian
gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan
dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya. Peserta didik dapat memahami dunianya melalui
simbol-simbol, bahasa, logika, matematika, dll. Pada tahap ini
peserta didik mempunyai gagasan-gagasan yang banyak
dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan
pertolongan sistem simbol

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi diatas, Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan
oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini mengutamakan pengukuran terhadap siswa, Menurut teori behavioristik belajar

11
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dalam kaitannya dengan balajar dan pembelajaran, kognitif menjadi salah satu cabang
dari teori belajar yang pernah ada sampai saat ini. Teori kognitif ini berpendapat bahwa
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Dan Pendidikan
adalah suatu proses pembelajaran melalui pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, dan penelitian.

B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis


dan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bamzsusilo.com/2015/09/makalah-teori-belajar-behaviorisme-dan.html?
m=1

https://pdfcoffee.com/makalah-bdp-behaviorisme-dan-kognitivisme-pdf-free.html

https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-kognitivisme-dalam-
pandangan-jean-piaget-dan-jerome-bruner/

Anda mungkin juga menyukai