NIM 858025338
MATA KULIAH : TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (TPKI)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam
proses belajar di SD Negeri, Menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD Negeri,
Menjelaskan peran guru dalam pelayanan peserta didik, Menjelaskan mengenai peran siswa dalam
proses kegiatan belajar dan Menjelaskan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar. . Beberapa
karakteristik siswa dalam belajar antara lain . Cepat dalam belajar, Lambat belajar, Siswa kreatif, Drop-
out (putus belajar) dan Underachiever. Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan gejala
kesulitan belajar yaitu, Menunjukan hasil belajar yang rendah, Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan
usaha yang telah dilakukan, Lambat dalam menerima tugas-tugas kegiatan belajar, Menunjukan sikap-
sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya,
Menunjukan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, dan sebagainya dan
Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, dan
sebagainya. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar yaitu, Faktor yang terletak dalam diri
siswa (faktor intern) dan Faktor yang terletak diluar diri siswa (faktor ekstern). Guru profesional dalam
memberikan bantuan kepada siswa perlu memperhatikan berbagai faktor dan kondisi siswa secara
normal. Pertimbangan psikologis pada guru biasanya sudah tampak, guru selalu memperhitungkan jalan
keluar yang paling baik demi terwujudnya tujuan pendidikan karena guru dan siswa merupakan satu
kesatuan yang utuh. Guru sebagai faktor sentral harus secara aktif menghadiri situasi kelas secara
continue. Perkembangan siswa memerlukan layanan atau bimbingan. Hal ini menuntut guru untuk lebih
mengenal situasi dn perkembangan kebutuhan siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan bersumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas siswa dalam
berbagai aspek. Seorang guru mempunyai kewajiban membentuk siswa mencapai kewaspadaannya
masing-masing, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki peringkat teratas, artinya
setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru dalam
pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan
pendidikan itu terjadi.
1. Menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam proses belajar di SD
Negeri.
2. Menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD Negeri.
3. Menjelaskan peran guru dalam pelayanan peserta didik.
4. Menjelaskan mengenai peran siswa dalam proses kegiatan belajar.
5. Menjelaskan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Tujuan
Artinya perbuatan belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai da perbuatan ditujukan untuk
mencapai tujuan itu. Hal ini mengandung implikasi bahwa perbuatan belajar yang efisien akan
berlangsung jika dimulai dengan tujuan yang jelas. Siswa hendaknya menyadari dengan jelas tujuan
tersebut.
2. Kesiapan
Sewaktu tindakan dalam belajar diperlukan adanya kesiapan dalam diri individu (siswa) baik kesiapan
fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan dapat diartikan sebagai sejumlah pola-pola respon atau
kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu tindakan. Jadi bila siswa telah sampai pada taraf
kematangan tertentu, artinya siswa telah sampai taraf kematangan sosialnya, maka siswa tersebut telah
siap untuk melakukan fungsi-fungsi kegiatan sosial. Berhasil tidaknya perbuatan belajar yang dilakukan
individu akan banyak bergantung kepada kesiapan siswa. Para pengajar seharusnya mengetahui tingkat
kesiapan para siswa untuk perbuatan belajar.
3. Situasi
Aspek ketiga dari proses belajar ialah situasi yaitu seluruh obyek-obyek orang atau simbol-simbol dalam
lingkungan siswa. Situasi dapat pula diartikan sebagai kemungkinan yang mempengaruhi respon siswa.
Pengalaman siswa dalam suatu situasi akan mempengaruhi respon siswa dalam situasi lain. Demikian
proses belajar secara keseluruhan akan berlangsung dalam situasi tertentu, dalam situasi ini terdapat
beberapa kemungkinan untuk melakukan kegiatan belajar. Penerapan dari prinsip ini ialah agar belajar
dapat berhasil, maka situasi belajar hendaknya diperhatikan.
4. Interprestasi (pengarahan)
Interprestasi dapat diartikan suatu proses pengarahan perhatian kepada bagian-bagian dalam situasi,
menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman masa lampau, kemudian meramalkan apa yang
dapat dilakukan dalam situasi tersebut dalam menyampaikan tujuan belajar. Dalam perbuatan belajar
kemampuan menafsirkan berbagai kemungkinan dari suatu situasi adalah menentukan proses belajar.
5. Respon (tindakan)
Setelah siswa menafsirkan situasi yang dihadapinya, kemudian memilih dan melakukan suatu tindakan
yang dianggap paling memadai untuk tujuannya. Misalnya dalam situasi belajar memecahkan suatu soal,
dalam fase ini siswa melakukan tindakan-tindakan yang dianggap paling memadai untuk memecahkan
soal-soal itu setelah menafsirkan berbagai kemungkinan dalam situasi yang dihadapi.
6. Akibat
Akibat merupakan fase yang selanjutnya akan dihadapi oleh siswa setelah melakukkan responnya.
Akibat yang akan dialami akan mempunyai berbagai kemungkinan, mungkin berhasil dan mungkin gagal.
Jika berhasil siswa akan merasa puas, dan kemudian merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan kemudian. Sebaliknya jika gagal, siswa akan merasa kecewa dan selanjutnya akan memikirkan
tindakan-tindakan yang akan dilakukannya kemudian.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Siswa Dalam Belajar
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab pendahuluan, bahwa siswa merupakan subyek yang terlibat
dalam proses belajar. Jadi siswa adalah pemeran utama dalam proses belajar, dalam hal ini terdapat
banyak keunikan yang terjadi pada diri siswa. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada
yang kreatif, dan bahkan ada pula siswa yang tergolong gagal (drop-out). Semua itu terjadi karena latar
belakang keunikan individu masing-masing. Oleh karena itu pengenalan terhadap karakteristik para
siswa sangat perlu. Beberapa karakteristik siswa dalam belajar antara lain.
1. Cepat dalam belajar
Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih
cepat dari yang diperkirakan. Mereka dapat mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari tingkat
kecerdasannya, pada umumnya anak ini tergolong anak genius atau gifted (sangat cerdas) dengan nilai
IQ diatas 130. karena cepatnya dalam belajar, maka golongan ini sering mengalami kesulitan karena
pada umumnya kegiatan belajar di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha untuk
membantu mereka dengan menempatkan pada kelas khusus atau dengan memberikan tugas-tugas
tambahan.
2. Lambat belajar
Siswa yang tergolong lambat pada umumnya lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk anak-anak
normal. Sebagai akibatnya, siswa-siswa golongan ini sering tertinggal dalam proses belajar, hal ini yang
sering menjadi salah satu sebab siswa tidak naik kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada
umumnya siswa golongan lambat belajar memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Siswa golongan ini
memerlukan perhatian khusus antara lain melalui penempatan pada kelas-kelas khusus atau pelajaran-
pelajaran tambahan dalam program pengajaran remedial.
3. Siswa kreatif
Siswa kreatif ini umumnya dari golongan siswa yang cepat dalam belajar, tetapi banyak juga yang berasal
dari golongan siswa normal (rata-rata). Anak golongan ini menunjukan kreatifitas dalam kegiatan-
kegiatan tertentu. Anak golongan ini selalu ingin menyelesaikan masalah, berani menanggung resiko
yang sulit sekalipun, kadang-kadang lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada kemampuan diri
sendiri. Dalam kegiatan belajar siswa golongan ini lebih mampu menemukan masalah-masalah dan
mampu memecahkan masalah. Sekolah perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada golongan
siswa ini.
Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan gejala kesulitan belajar.
Guru profesional dalam memberikan bantuan kepada siswa perlu memperhatikan berbagai faktor dan
kondisi siswa secara normal. Pertimbangan psikologis pada guru biasanya sudah tampak, guru selalu
memperhitungkan jalan keluar yang paling baik demi terwujudnya tujuan pendidikan karena guru dan
siswa merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian partisipasi guru dalam pelayanan terhadap
siswa perlu memperhatikan kebutuhan siswa secara umum, diantaranya.
Guru sebagai faktor sentral harus secara aktif menghadiri situasi kelas secara continue. Perkembangan
siswa memerlukan layanan atau bimbingan. Hal ini menuntut guru untuk lebih mengenal situasi dn
perkembangan kebutuhan siswa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dalam proses belajar siswa sebagai individu unik sehingga terdapat beberapa sifat, seperti cepat dalam
belajar, lambat dalam belajar, kreatif, gagal, berprestasi kurang, dan sebagainya. Semua itu terjadi
karena latar belakang keunikan individu masing-masing siswa. Namun meskipun demikian kegiatan
belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu sisw memperoleh perubahan tingkah laku.
Gejala kesulitan belajar nampak dalam berbagai tingkah laku dan bersumber kepada faktor-faktor
internal (dari diri belajar) dan faktor-faktor eksternal (diluar diri pelajar).
4.2. Saran
Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik siswa sebelum guru melakukan kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini penting dilakukan karena pada diri siswa terdapat banyak keunikan yang
berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Selain itu guru sebagai seorang pendidik
diharapkan bias membuat situasi belajar-mengajar menjadi nyaman sehingga siswa tidak akan
mengalami kesulitan ketika mereka menerima pelajaran.
Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya sebagai seorang pengajar saja yang hanya memberikan
materi pembelajaran di kelas, tetapi guru harus menjadi seorang pendidik yang diibaratkan bagai
sebuah lentera yang terang cahayanya dalam kegelapan. Guru harus memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar, marilah kita wujudkan pendidikan yang ideal bagi
siswa dengan menjadi sosok guru yang mendidik bagi siswa-siswanya.
Penulis memberikan saran kepada siswa, guru, lembaga pendidikan (sekolah), dan orangtua siswa.
DAFTAR PUSTAKA