MENCERMATI KESULITAN SISWA DALAM PROSES
KEGIATAN BELAJAR DI SD NEGERI CURUG 04
Disusun o leh :
Nama : HERMANSYAH
NIM : 1001037182
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
PJJ UHAMKA – BOGOR
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan tulis ilmiah ini dapat diselesaikan sesuai karya yang diharapkan.
Dalam rangka penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba merumuskan sebuah
karya tulis yang membahas tentang “Kesulitan siswa dalam proses belajar di
sekolah”. Semua bahan yang berkaitan dengan pembahasan ini penulis coba sajikan
secara sistematis, sehingga diharapkan menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang
komperhensif.
Tiada gading yang tak retak oleh karena itu penulis menyadari bahwa karya tulis yang
disusun ini belum bisa sepenuhnya dikatakan sempurna. Kritik dan saran yang
sekiranya dapat menyempurnakan karya tulis ini sangat penulis harapkan dan penulis
selalu terbuka untuk dikritik demi kemajuan selanjutnya yang lebih baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
dapat terselesaikannya karya tulis ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik dan
senantiasa memberikan kemudahan dalam menjalankan perintah-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………… 1
1.2. Identifikasi Masalah……………………………………………………………… 2
1.3. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 2
1.4. Batasan Masalah……………………………………………………………………… 2
1.5. Tujuan Masalah……………………………………………………………………….. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai pelajar, siswa merupakan subyek utama yang terlibat dalam proses
belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses belajarnya terdapat beberapa hal
keistimewaan. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif
dan ada pula yang tergolong gagal ( drop out) . Namun demikian meskipun demikian
kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu memperoleh
perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka memperoleh tingkat
perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan diri dalam lingkungannya.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sudah menjadi harapan setiap guru agar
siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Banyak guru yang pada saat ini
hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar tetapi tidak bisa menjadi
seorang pendidik bagi siswa-siswanya. Oleh karena itu, banyak siswa yang menunjukan
tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana diharapkan meskipun telah diusahakan
dengan sebaik-baiknya oleh guru.
Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas
siswa dalam berbagai aspek. Seorang guru harus membentuk kewaspadaannya masing-
masing siswa, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik
menduduki peringkat teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap
pelayanan peserta didik. Mari pertisipasi guru aktif dalam pelayanan peserta didik
pembicara dalam proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu
terjadi.
1.2. Identifikasi Masalah
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan yang
berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Antara lain faktor kesulitan belajar siswa dan peran guru dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran berhasil dengan baik apabila seluruh komponen
yang terlibat dalam proses tersebut dapat dijadikan salah satu sumber informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk menilai proses maupun hasil belajar secara nyata.
1.3. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Bagaimana peranan siswa dalam belajar?
2. Apa saja gejala kesulitan siswa dalam belajar?
3. Apa yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar?
5. Bagaimana peran giri dalam proses pembelajaran?
1.4. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam makalah ini tidak melebar, maka penulis
membatasi permasalahan hanya dalam tatanan kesulitan siswa dalam proses belajar
dan bagaimana peran guru sebagai pendidik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.5. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam proses
belajar di SD Negeri Curug 04.
2. menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD Negeri Curug
04.
3. penjelasan peran guru dalam pelayanan peserta didik.
4. penjelasan mengenai peran siswa dalam proses kegiatan belajar.
5. penjelasan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Belajar
1. Crobach (1954), mengatakan bahwa ditunjukan oleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
2. Sartain (1973), belajar ialah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
3. Crow and Crow (1958), belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan
pengetahuan dan sikap.
4. CT Morgan, memberi definisi belajar ialah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman lampau.
Jadi dari pendapat-pendapat beberapa ahli di atas mengenai pengertian belajar trdapat
beberapa kesamaan yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain pendapat para ahli di atas pembelajaran dapat diartikan pula sebagi
aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri
belajar di bawah bimbingan pembina (guru).
2.2. Proses Belajar
Mengenai proses bagaimana perbuatan belajar itu terjadi, Crobach (1954)
mengemukakan ada tujuh aspek atau elemen dalam proses belajar. Ketujuh elemen ini
merupakan langkah-langkah atau proses belajar yang berlangsung dalam diri
individu. Ketujuh unsur proses belajar tersebut ialah sebagai berikut.
1. Tujuan
Artinya perbuatan belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai da perbuatan
ditujukan untuk mencapai tujuan itu. Hal ini mengandung implikasi bahwa perbuatan
belajar yang efisien akan berlangsung jika dimulai dengan tujuan yang jelas. Siswa
menyadarinya dengan jelas tujuan tersebut.
1. Kesiapan
Sewaktu tindakan dalam belajar diperlukan adanya kesiapan dalam diri individu (siswa)
baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan dapat diartikan sebagai
sejumlah pola-pola respon atau kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu
tindakan. Jadi bila siswa telah sampai pada tingkat kematangan tertentu, artinya siswa
telah sampai pada tingkat kematangan sosialnya, maka siswa tersebut telah siap untuk
melakukan fungsi-fungsi kegiatan sosial. Berhasil tidaknya perbuatan belajar yang
dilakukan individu akan banyak bergantung kepada kesiapan siswa. Para pengajar
seharusnya mengetahui tingkat kesiapan para siswa untuk perbuatan belajar.
1. Situasi
Aspek ketiga dari proses belajar adalah situasi yaitu seluruh obyek-obyek orang atau
simbol-simbol dalam lingkungan siswa. Situasi juga dapat diartikan sebagai
kemungkinan yang mempengaruhi respon siswa. Pengalaman siswa dalam suatu situasi
akan mempengaruhi respons siswa dalam situasi lain. Demikian proses belajar secara
keseluruhan akan berlangsung dalam situasi tertentu, dalam situasi ini terdapat
beberapa kemungkinan untuk melakukan kegiatan belajar. Penerapan dari prinsip ini
ialah agar belajar dapat berhasil, maka situasi belajar yang utama diperhatikan.
1. Interprestasi (pengarahan)
Interprestasi dapat diartikan suatu proses pengarahan perhatian pada bagian-bagian
dalam situasi, menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman lampau masa lalu,
kemudian meramalkan apa yang dapat dilakukan dalam situasi tersebut dalam
menyampaikan tujuan belajar. Dalam perbuatan belajar, kemampuan mengungkapkan
berbagai kemungkinan dari suatu situasi menentukan proses belajar.
1. Tanggapan (Tindakan)
Setelah siswa memecahkan situasi yang dihadapinya, kemudian memilih dan
melakukan suatu tindakan yang dianggap paling memadai untuk tujuannya. Misalnya
dalam situasi belajar memecahkan suatu soal, dalam tahap ini siswa melakukan
tindakan-tindakan yang dianggap paling memadai untuk memecahkan soal-soal itu
setelah mengungkapkan berbagai kemungkinan dalam situasi yang dihadapi.
1. Akibat
Akibat merupakan fase yang selanjutnya akan dihadapi oleh siswa setelah melakukkan
responnya. Akibat yang akan dialami akan mempunyai berbagai kemungkinan,
mungkin berhasil dan mungkin gagal. Jika berhasil siswa akan merasa puas, dan
kemudian merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kemudian. Melawan
jika gagal, siswa akan merasa kecewa dan selanjutnya akan memikirkan tindakan-
tindakan yang akan dilakukannya kemudian.
1. Reaksi terhadap kegagalan
Pengalaman sukses dan gagal dalam proses belajar itu bersifat individual. Misalnya saja
dalam suatu ujian ada siswa yang sudah merasa berhasil kalau dia mendapat nilai
enam, tetapi ada siswa lain yang merasa mendapat nilai enam itu sebagai kegagalan
dalam belajar. Reaksi terhadap kegagalan ini tergantung pada taraf keinginan atau taraf
aspirasi siswa mengenai prestasi belajarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dalam proses belajar siswa sebagai individu yang unik sehingga terdapat beberapa sifat,
seperti cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, kreatif, gagal, berprestasi kurang, dan
sebagainya. Semua itu terjadi karena latar belakang keunikan individu masing-masing
siswa. Namun demikian kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu
membantu sisw memperoleh perubahan tingkah laku. Gejala kesulitan belajar nampak
dalam berbagai tingkah laku dan bersumber kepada faktor-faktor internal (dari diri
belajar) dan faktor-faktor eksternal (di luar diri pelajar).
4.2. Saran
Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik siswa sebelum guru
melakukan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini penting dilakukan karena pada diri siswa
terdapat banyak keunikan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang
lain. Selain itu guru sebagai seorang pendidik diharapkan bias membuat situasi belajar
mengajar menjadi nyaman sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan ketika
mereka menerima pelajaran.
Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya sebagai pengajar saja yang hanya
memberikan materi pelajaran di kelas, tetapi guru harus menjadi seorang pendidik yang
diibaratkan bagai sebuah lentera yang terang cahayanya dalam bayangan. Guru harus
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar,
marilah kita wujudkan pendidikan yang ideal bagi siswa dengan menjadi sosok guru
yang mendidik bagi siswa-siswanya.
Saran penulis berikan kepada siswa, guru, lembaga pendidikan (sekolah), dan orangtua
siswa.
DAFTAR PUSTAKA