Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

A. Permasalahan
Mengajar bagi guru memang bukan pekerjaan mudah, bahkan bisa
dikatakan rumit, Karena guru harus mampu mengkondisikan siswa agar belajar
aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal. Dengan
belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran akan
terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan
sesuatu yang positif, yang pada akhirnya akan membentuk keterampilan sebagai
bekal hidupnya.
Seorang guru harus mampu memahami setiap karakteristik siswa,
khususnya bagi siswa yang membutuhkan perhatian lebih didalam kegiatan
belajar mengajar. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang
datang dari dalam diri maupun yang datang dari luar diri. Pembelajaran tidak
selamanya dapat berjalan dengan mulus. Kadang – kadang terjadi atau dijumpai
hambatan, terutama berhubungan dengan adanya gejala pasif dari siswa tertentu
dalam mengikuti kegiatan belajar. Gejala semacam ini dapat mengganggu
situasi kegiatan belajar. Jika keadaan tersebut dibiarkan, maka sasaran yang
ingin dicapai terhambat.
Munculnya gejala pasif dalam kegiatan belajar disebabkan oleh faktor –
faktor tertentu. Siswa yang menunjukan gejala semacam ini dapat dipandang
sebagai siswa yang bermasalah dalam belajarnya, yang perlu mendapat
penanganan atau bantuan. Mengingat penyebab munculnya masalah itu bersifat
perseorangan (individual), maka penangannya pun harus dilakukan secara
individual pula.
Menangani siswa yang menunjukan gejala pasif dalam belajar, perlu
terlebih dahulu ditelusuri penyebabnya secara perseorangan. Penyebab
munculnya gejala ada datang dari dalam diri sendiri, atau datang dari luar diri
sendiri.
Kegiatan magang yang penulis laksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta
dimulai pada tanggal 14 September 2018 dengan mata pelajaran Otomatisasi

1
Tata Kelola Humas dan Keprotokolan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas
yang dilaksanakan tidak selalu berjalan dengan baik. Pasti akan ditemui
rintangan ataupun halangan yang menjadikan proses belajar mengajar
terganggu atau tujuan dari proses pembelajaran tersebut tidak dapat tercapai.
Masalah-masalah yang timbul merupakan sebuah tantangan tersendiri
khususnya bagi penulis sebagai calon pendidik professional, yang mana
permasalahan yang dijumpai pada magang tiga kependidikan ini sebagai
tambahan wawasan dalam menghadapi banyaknya karakter sisiwa juga
lingkungan sekolah yang turut berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Permasalahan adalah suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan,
perundang-undangan dengan pelaksanaan, peraturan dengan implementasinya,
teori dengan praktik, sehingga menarik minat dan perhatian untuk diteliti.
(Henny Kartika, 2008). Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai
interaksi peserta didik dengan sumber belajar yang mana dalam proses atau
aktivitas tersebut akan menjadikan pengetahuan peserta didik bertambah.
Dari hal tersebut maka dalam laporan kritis ini akan mengulas mengenai
permasalahan-permasalahan yang penulis jumpai dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan
selama kegiatan magang tiga di SMK Kristen 1 Surakarta dilaksanakan. Dapat
penulis sampaikan bahwa permasalahan yang penulis jumpai dibagi menjadi
tiga hal yang mana sangat berpengaruh dengan proses belajar mengajar, yaitu
yang pertama terkait dengan motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran, yang kedua berkenaan dengan karakter peserta didik yang
beraneka ragam, dan yang ketiga pemahaman dan pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran masih kurang. Adapun penjabaran dari masing-masing
permasalahan yang penulis jumpai adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Siswa SMK Kristen 1 Surakarta yang Berbeda-beda


Seorang guru harus memperhatikan adanya perbedaan yang terdapat pada setiap
individu sebelum melakukan proses pembelajaran. Akan tetapi, guru sering
mengabaikan dan kurang memperhatikan adanya perbedaan itu. Misalnya saja
dengan menggunakan teknik pembelajaran ceramah tanpa adanya perbedaan

2
perlakuan terhadap setiap individu sehingga dalam proses pembelajaran guru
menyamaratakan kemampuan setiap individu, terkadang anak ada yang tipenya
suka mendengarkan ada juga yang tidak paham bila hanya mendengarkan guru
menjelaskan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik siswa,
antara lain:
a. kemampuan belajar, terutama memahami dan menggali materi dan
informasi masing-masing peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang
cepat belajar dan mampu memahami materi ada juga siswa yang lambat dan
perlu dibimbing secara bertahap dalam belajar.
b. Komunikasi atau berbahasa, yang dimaksud bukan hanya hubungan
interaksi antara guru dengan murid saja namun juga komunikasi peserta
didik dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media
pembelajaran serta komponen-komponen pembelajaran yang terlibat
lainnya. Terkadang ada siswa yang tidak bisa mengutarakan pertanyaannya
sehingga ia pendam sendiri ketidaktahuannya sehingga mempengaruhi hasil
belajarnya.
c. Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan terhadap sikap dan cara-cara
mengajar yang dilakukan guru. Kepribadian ini juga sangat terkait dengan
sifat dasar masing-masing peserta didik, siswa yang pemalu misalnya
biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam interaksi dengan komponen-
komponen pembelajaran terutama dengan guru.
d. Bakat dan minat, yang berasal dalam diri masing-masing siswa dan sangat
penting untuk digali dan ditemukan sehingga mampu dioptimalkan sebagai
kemampuan yang dapat dikembangkan. Terkadang terlihat siswa merasa
tidak bermina mengikuti pelajaran sehingga menggangu jalannya kegiatan
belajar-mengajar.
e. Gaya belajar, peserta didik satu dengan yang lainnya tentu memiliki gaya
dan kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Terkadang ada siswa bila dalam
keadaan ramai tidak bisa memahami pelajaran, padahal pada kenyataannya
kelas sering ramai.
Dari faktor-faktor diatas menunjukan ada kalanya sikap mencolok
yang dia tunjukan termasuk dalam sikap baik, yakni dia berperan aktif

3
dalam proses pembelajaran. Namun ada juga peserta didik yang terkesan
menjadi troublemaker saat pelajaran berlangsung. Contohnya yaitu, dalam
proses pembelajaran peserta didik X lebih tertarik dengan kegiatan atau
aktivitasnya sendiri, kurang memperhatikan guru, dan bahkan pernah
menyampaikan suatu hal yang mana diluar dari konteks pembelajaran dan
bersifat kurang baik, atau menjawab pertanyaan guru dengan tidak
menyenangkan.
Jika penulis dapat sampaikan sebenarnya hal tersebut adalah wajar,
karena didasari oleh karakteristik peserta didik yang berbeda tiap
individunya. Namun akan menjadi tidak wajar jika dilakukan terus-menerus
dan dibarengi dengan hasil evaluasinya yang kurang dari standar minimal
karena ini akan menjadi masalah yang serius.

2. Pemanfaatan Teknologi Untuk Pembelajaran Masih Kurang dan


Disalahgunakan
Hal tidak lepas dari adanya dampak revolusi industri 4.0 yang
merupakan perubahan besar-besaran kehidupan dalam pemanfaatan
teknologi. Siswa SMK sebagai lulusan yang siap kerja terutama di bidang
ilmu perkantoran harus bisa mengoperasikan komputer dan internet engan
baik. Namun kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran ketika
dipersilahkan memakai gadget ataupun komputer tak sedikit siswa malah
menyalahgunakan kesempatan tersebut terlihat ketika guru (penulis)
berkeliling melihat siswanya membuka game, youtube, sosial media
(facebook, instagram, whatsapp). Internet juga seharusnya membuat
wawasan dan sumber ilmu tambahan malah membuat siswa menjadi malas
dan menurunkan daya kreatifitas, karena ketika di beri tugas siswa hanya
melakukan copy paste tanpa mengedit. Malas juga disebabkan karena siswa
lebih memilih berlama-lamaan menatap layar daripada membaca buku yang
ada.

4
B. Upaya Pemecahannya
Dari permasalahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan Magang
Kependidikan 3, dapat penulis jabarkan upaya-upaya atau solusi untuk
pemecahan masalah. Dari permasalahan di atas, dapat penulis jabarkan upaya
pemecahan sebagai berikut:
1. Karakteristik Siswa SMK Kristen 1 Surakarta yang Berbeda-beda
Sebagai seorang guru yang profesional harus memahami betul karakteristik
muridnya, karena setiap murid memiliki perbedaan antara satu dan lainnya.
Disinilah peran dan fungsi serta tanggung jawab guru di sekolah, selain
mengajar juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik perilaku murid,
sehingga peran guru bukan hanya sebagai pengajar akan tetapi guru juga
mempunyai tugas sebagai motivator atau pendorong, sebagai pembimbing dan
memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Penanganan
terhadap perbedaan kemampuan siswa ini dapat dilakukan dengan
menggunakan pembelajaran yang berbasis perbedaan individual yang lebih
menekankan pengakuan terhadap keunikan setiap siswa sehingga
memungkinkan pencapaian hasil belajar yang optimal, meningkatkan efisiensi
belajar, dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran. Menyamaratakan
semua siswa ketika guru mengajar pada dasarnya kurang sesuai dengan prinsip
individualitas. Setidaknya guru harus menyadari bahwa setiap individu
memiliki perbedaan dan perbedaan tersebut harus diperhatikan oleh guru
sehingga ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa dapat berperan aktif
dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru seharusnya menyadari ketika ada
siswa yang cepat menerima pelajaran yang diberikan atau sebaliknya ada yang
lemah dan lamban dalam menerima pelajaran sehingga guru dapat melakukan
suatu upaya untuk mengetahui bagaimana cara menangani perbedaan-
perbedaan yang ada pada diri siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan guru diantaranya:
a. Memberikan Kasih sayang terhadap murid terutama murid yang mungkin
mengalami kegagalan dan memberikan tingkah laku yang menyimpang
dalam belajar. Kasih sayang tanpa pamrih, sangatlah membantu para guru

5
untuk membantu murid, sehingga keseriusan dalam melaksanakan usaha
memahami anak terjadi.
b. Melalui pendekatan secara pribadi, diharapkan guru akan secara langsung
mengenal dan memahami siswanya secara lebih mendalam. Dengan
demikian, siswa dapat memperoleh nilai sesuai dengan standar ketuntasan
yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran. Mengingat adanya
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada diri masing-masing individual.
c. Kesabaran. Memahami karakter murid memerlukan waktu yang relatif
panjang dan ketekunan. Hal ini disebabkan guru bekerja dengan “jiwa”, atau
tingkah laku yang sangat kompleks. Tingkah laku murid yang
ditampilkannya sekarang bukanlah terbentuk semalam, tetapi melalui
sejarah perkembangan yang panjang. Itu pula sebabnya guru perlu
melakukan berbagai cara untuk memahami anak, sehingga data dan
informasi yang lengkap dapat diketahui guru.
d. Guru atau pengajar atau mentor tentu harus membuat perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda antara pembelajaran pada individu
satu dengan pembelajaran pada individu lainnya. Perbedaan-perbedaan
sangat perlu untuk diperhatikan sehingga guru mampu mengelola dan
melaksanakan pembelajaran individual maupun kelompok dengan tepat dan
sesuai dengan sistem pendidikan yang dipakai dan diterapkan.

2. Pemanfaatan Teknologi Untuk Pembelajaran Masih Kurang dan


Disalahgunakan
Metode dan model pembelajaran memiliki pengaruh yang sangat
besar akan pemahaman peserta didik dalam memahami materi. Untuk
mengatasi tersebut guru dapat memulai sedikit demi sedikit
mempekenalkan penggunaan internet yaitu dimulai dengan hal kecil seperti
melakukan penugasan dengan memcari bahan materi mandiri di internet,
pemanfaatan sosial media, penugasan yang diharuskan diketik, mencari
video yang berkaitan dengan materi di Youtube, dan mungkin dengan
permainan yang sudah penulis terapkan menggunakan smarphone yaitu
Kahoot!.

6
7
8
BAHAN RUJUKAN

PP NO. 74/2008 pasal 1 ayat (1) tentang guru


Hasil Work Shop Magang Kependidikan 3 Tahun 2017.pdf (diunduh di
www.upkt.fkip.uns.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai