DISUSUN OLEH :
SEMESTER 6/ KELAS A
LU’LU’UL FARODISSA (1130019003)
FASILITATOR :
NETY MAWARDAH HATMANTI,S.Kep.,Ns.,M.Kep
PRAKTIKUM TM 15
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu memahami cara-cara melaksanakan pengkajian keperawatan dan
melaksanakan pengkajian keperawatan pada semua tahap perkembangan keluarga sesuai
dengan teori Friedman.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian keperawatan keluarga pada semua tahap
perkembangan keluarga
INDIKATOR
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Menilai keadaan kesehatan klien
4. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya
A. TUJUAN
Untuk mengetahui proses pengambilan data dalam pengkajian keperawatan, menentukan
masalah keperawatan dan kesehatan klien serta membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya.
B. PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi. Pengkajian keperawatan keluarga merupakan langkah
awal dari proses keperawatan keluarga. Kegiatan pengkajian harus dilakukan dengan benar,
karena akan berpengaruh pada langkah-langkah berikutnya dalam proses keperawatan
keluarga.
D. PROSEDUR KERJA
1. Wawancara
Komunikasi dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan respon, baik verbal maupun
non verbal. Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan keluarga serta merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
2. Observasi
Mengamati perilaku serta keadaan klien dan keluarga untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan yang dialami. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan
dan alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat indera.
3. Konsultasi
Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan.
Hasil konsultasi dapat digunakan sebagai data pendukung dan validasi data.
4. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
a. Inspeksi : pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan.
b. Palpasi : pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian
tubuh yang mengalami kelainan.
c. Auskultasi : pemeriksaan fisik yang dilakukanmelalui pendengaran. Alat yang
digunakan adalah stetoskop.
d. Perkusi : pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh dengan
menggunakan tangan atau alat bantu.
Untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dapat dilakukan dengan
pendekatan head to toe atau pendekatan sistem tubuh.
5. Pemeriksaan penunjang
Misalnya pemeriksaan laboratorium, rontgen dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi
klien.
E. HASIL
IDENTIFIKASI DATA
Statu TT
Alat
Hu s V
Pekerjaa Status Bantu
N Nam b Umu J Suk Pendidika Gizi (TD
n Saat Imunisas /
o a dg r K u n Terakhir (TB, , N,
Ini i Dasar Protes
KK BB, S,
a
BMI) P)
LANJUTAN
Analisis
Status Riwayat
N Masalah
Nama Penampilan Umum Kesehatan Saat Penyakit /
o Kesehatan
Ini Alergi
Individu
GENOGRAM :
perawat : kalau boleh tau nama Suami : nama saya Doni sus
bapak dan ibu siapa nggih ? kalau istri saya Anis
Tipe bentuk
1
keluarga Perawat :bapak dan ibu Istri : kami bertiga sus , ada
dirumah tinggal dengan siapa saya, suami dan anak saya
saja ya? Untuk anggota sus…
keluarganya ada berapa orang?
DATA LINGKUNGAN
Perawat : jika boleh tau Rumah Istri : Alhamdulilah sudah
kediaman Bapak atau Ibu ini Rumah Sendiri sus
Rumah Sendiri atau Kontrak
nggih ?
Karakteristik
1
rumah
Denah rumah
Karakteristik
lingkungan sekitar
2
dan komunitas
yang lebih besar
Mobilitas
3
geografis keluarga
Perawat : oh iya bu apakah ibu Istri : iya sus anak saya rutin
juga menggunakan pelayanan di ke posyandu
sekitar rumah seperti posyandu
ataupun puskesmas?
Asosiasi transaksi
4 keluarga dengan
komunitas
STRUKTUR KELUARGA
1 Pola komunikasi
Struktur
2 kekuasaan : hasil
akhir kekuasaan
Struktur
kekuasaan : proses
3
pengambilan
keputusan
Struktur
kekuasaan :
keseluruhan
4
kekuasaan sistem
dan subsistem
keluarga
Struktur
5
kekuasaan :
kontinum
kekuasaan
keluarga : jika
dominasi
ditemukan, siapa
yang dominan ?
Struktur peran :
6
formal
Struktur peran :
7
informal
Analisis model
peran (kapan
8
masalah peran
muncul)
Variabel yang
9 mempengaruhi
struktur peran
10 Nilai keluarga
Perbedaan dalam
11
sistem nilai
FUNGSI KELUARGA
1 Fungsi afektif
2 Fungsi sosialisasi
3 Fungsi reproduksi
4 Fungsi ekonomi
Fungsi Perawatan
5
Kesehatan
TUGAS KELUARGA
Pengenalan
1
masalah kesehatan
Membuat
2
keputusan
Perawatan
3
anggota keluarga
Memodifikasi
4
lingkungan
Memanfaatkan
5 fasilitas pelayanan
kesehatan
STRES, KOPING DAN ADAPTASI KELUARGA
Sressor, kekuatan
1 dan persepsi
keluarga
Strategi koping
2
keluarga
3 Adaptasi keluarga
Melacak stressor,
4 koping, adaptasi
sepanjang waktu
TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA
*Beri tanda check list
PRAKTIKUM TM 17 DAN 18
DIAGNOSA KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengkajian yang diperoleh pada semua tahao
perkembangan keluarga
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengkajian yang diperoleh pada semua tahao
perkembangan keluarga
INDIKATOR
1. Membuat pengelompokan data berdasarkan data subjektif dan objektif
2. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Memahami faktor yang menyebabkan masalah
4. Memahami batasan karakteristik dan ukuran normal dari masalah tersebut
5. Memahami mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis dan membuat kesimpulan
dari masalah
6. Merumuskan diagnosis keperawatan dengan benar
A. TUJUAN
Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien serta membuat keputusan yang
tepat dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.
B. PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, penyusunan perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi. Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik
tentang semua respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual
atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosis keperawatan harus
didukung oleh data. (Nanda, 2011)
Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan pernyataan problem saja
tanpa etiologi dan symtomp. Dengan demikian, penulisan diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi.
D. PROSEDUR KERJA
1. Analisis Data
Pengelompokkan data hasil pengkajian berdasarkan data objektif dan data subjektif
2. Analisis etiologi
Menganalisis etiologi dari masalah keperawatan berdasarkan 5 tugas keluarga
3. Merumuskan diagnosis
Membuat diagnosis berdasarkan karakteristik data
E. HASIL
ANALISA DATA
(Semua masalah dari hasil pengkajian wajib dimasukkan ke dalam analisa data – minimal
ada 7 kelompok data dan 7 diagnosa keperawatan)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
a.1 Ny.A mengatakan bahwa Ny.A D.0122
dan suaminya berencana ingin Rasional : keluarga
mempunyai anak lagi tapi menunggu mampu meningkatkan Diagnosa : Kesiapan
anak yang pertama sudah berusia 5 peran menjadi orang Peningkatan Menjadi
tahun tua Orang Tua d.d
tampak adanya
Data Objektif : dukungan emosi dan
b.1 Ny.A dan suaminya terlihat saling pengertian anak atau
mendukung dan memberi pengertian anggota keluarga
bahwa anak pertamanya saat ini masih
kecil
Screenshot halaman diagnosa keperawatan yang diambil (wajib terlihat tulisan dan
terbaca, harus full 1 diagnosa)
2 Data Subjektif : Kode Diagnosa:
c.1 Ny.A mengatakan bahwa Rasional : keluarga D.0126
biasanya selalu mendiskusikan saat mampu mencapai
mengasuh atau merawat anaknya peran menjadi orang Diagnosa :
tua Pencapaian peran
Data Objektif :
d.1 dari pernyataan Ny.A terlihat menjadi orang tau d.d
perilaku positif sebagai orang tua saling berinteraksi
dalam merawat bayi
Screenshot halaman diagnosa keperawatan yang diambil (wajib terlihat tulisan dan
terbaca, harus full 1 diagnosa)
3 Data Subjektif : Kode Diagnosa :
e.1 Ny.A mengatakan bahwa anaknya D.0130
sering mengalami demam Rasional : keluarga
mampu mengetahui Diagnosa: Hipertermia
Data Objektif : penyebab terjadinya b.d proses penyakit
f.1 Ny.A saat menjawab tampak hipertermia (mis.infeksi, kanker)
sedikit murung d.d suhu tubuh di atas
normal
Screenshot halaman diagnosa keperawatan yang diambil (wajib terlihat tulisan dan
terbaca, harus full 1 diagnosa)
Nama Mahasiswa : Lu’lu’ul Farodissa
NIM 1130019003
Kelompok Tahap : Childbearing Family
Peran : Perawat
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu membuat definisi perencanaan keperawatan keluarga, tujuan, prioritas masalah,
tujuan dan hasil yang diharapkan serta rencana tindakan keperawatan keluarga pada semua tahap
perkembangan keluarga bersama dengan keluarga
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu membuat definisi perencanaan keperawatan keluarga, tujuan, prioritas masalah,
tujuan dan hasil yang diharapkan serta rencana tindakan keperawatan keluarga pada semua tahap
perkembangan keluarga bersama dengan keluarga
INDIKATOR
1. Menganalisis data secara menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga
2. Mengidentifikasi prioritas masalah keperawatan keluarga menggunakan skoring
3. Merumuskan tujuan
4. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga
A. TUJUAN
Untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah keluarga
B. PENDAHULUAN
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat
untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.
Perencanaan keperawatan merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan keperawatan keluarga
adalah :
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh tentang masalah atau
situasi keluarga
2. Rencana keperawatan harus realistik
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga
D. PROSEDUR KERJA
1. Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan skoring menurut
Maglaya (2009). Menggunakan tabel dengan kolom berisi : kriteria, skor, bobor, skoring dan
pembenaran. Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga terdiri dari 4 komponen diantaranya :
sifat masalah, kemungkinan untuk diubah, potensial untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
2. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut :
a. S – Subjek : Perilaku pasien yang diamati
b. P – Predikat : Kondisi yang melengkapi pasien
c. K – Kriteria : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan
d. K – Kondisi : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan
e. W – Waktu : Waktu yang ingin dicapai
Tujuan yang dirumuskan ada dua yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek (dibuat
berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah)
3. Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga
Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas kesehatan
keluarga tersebut antara lain :
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
E. HASIL
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
(Tuliskan kembali berdasarkan urutan di analisa data pada bab pengkajian)
1. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua d.d tampak adanya dukungan emosi dan pengertian
anak atau anggota keluarga
2. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua d.d saling berinteraksi dalam merawat bayi
3. Hipertermia b.d proses infeksi d.d suhu tubuh di atas normal
TABEL SKORING PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
1. Diagnosa ke-1
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
Definisi diagnosa : Pola pemeberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup untuk
menfasilitasi pertumbuhan dari perkembangan serta dapat ditingkatkan
Tabel 1.1
Skoring Diagnosa ke-1
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. A dan suami
Aktual 3 mengatakan bahwa
Resiko 2 berencana ingin mempunyai
Potensial 1 anak lagi setelah anak
pertama berusia 5 tahun
maka dapat di simpulkan
3/3×1=1 bahwa keluarga ini perlu
1
edukasi dalam
mendengarkan dan
memberikan dukungan saat
mendiskusikan masalah dan
perasaan agar dapat
meningkatkan perannya
menjadi orang tua
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Jika dilihat dari
Sebagian 1 pernyataan ny.A dan
2 2/2×2 = 2
Tidak dapat 0 suaminya keluarga ini
memiliki kemauan yang
tinggi dalam
meningkatkan
kesiapannya menjadi
orang tua
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Keluarga masih
Cukup 2 membutuhkan edukasi
Rendah 1 1 2/3×1= 2/3 terkait kesiapan
peningkatan menjadi
orang tua
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Keluarga tidak merasakan
Tidak perlu 1 bahwa pentingnya edukasi
1 0/2×1 = 0
Tidak dirasakan 0 bagi peningkatan kesiapan
menjadi orang tua
Total Skor 1+2+2/3+0
= 3 2/3
2. Diagnosa ke-2
Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
Definisi diagnosa : Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, anggota
keluarga dan bayi) yang di tunjukkan dengan perkembangan bayi yang optimal
Tabel 1.2
Skoring Diagnosa ke-2
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny.A dan suami sering
Aktual 3 mendiskusikan dalam
Resiko 2 memberikan asuhan dan
Potensial 1 merawat anaknya
1 3/3×1 = 1
sehingga keluarga ini
memiliki kesadaran bahwa
pentingnya berdiskusi
dalam menhgasuh anak
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Jika dilihat dari respon
Sebagian 1 ny.A dan suami, keluarga
Tidak dapat 0 ini memiliki kerjasama
yang tinggi dalam
2 2/2×2 = 2 mengasuh anaknnya
sehingga akan
mempermudah dalam
pencapaiannya menjadi
orang tua
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Keluarga sering
Cukup 2 1 1/3×1 = 1/3 mendiskusikan dalam
Rendah 1 pengasuhan anaknya
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Keluarga tidak merasakan
1 1/2×1 = 1/2
Tidak perlu 1 bahwa penting untuk
Tidak dirasakan 0 mendapat informasi
terhadap keadaannya saat
ini
Total Skor 1+2+1/3+1/2
= 3 5/6
3. Diagnosa ke-3
Hipertermia
Definisi diagnosa :Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
Tabel 1.3
Skoring Diagnosa ke-3
No Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Wellness 3 Ny. A mengatakan bahwa
Aktual 3 anaknya sering mengalami
Resiko 2 demam, dari
Potensial 1 pernyataannya ny.A
tampak belum mengetahui
1 3/3×1 = 3/3
penyebab demam pada
anaknya. Sehingga dapat
di simpulkan perlunya
edukasi terhadap keadaan
anaknya saat ini
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Mudah 2 Jika dilihat dari cara
Sebagian 1 mengasuh anak dalam
Tidak dapat 0 keseharian. Keluarga ini
2 2/2×2 = 2 dapat mempelajari tentang
penyakit ini dan tentunya
ada kemauan dari ny.A
dan suami
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Tinggi 3 Terdapat kemauan
Cukup 2 keluarga ini untuk
Rendah 1 1 1/3×1 = 1/3 menerima informasi
terhadap masalah yang
sedang di alami saat ini
d. Menonjolnya masalah :
Segera 2 Karena dari pernyataan
Tidak perlu 1 keluarga masih belum
Tidak dirasakan 0 memahami tentang
penyakit ini maka untuk
tindakan ini dapat
1 2/2×1 = 2/2
disegerakan untuk
meminimalaisir kesalahan
dalam mengambil
tindakan ketika penyakit
ini timbul kembali
Total Skor 3/3 + 2
+1/3+2/2 =
4 2/6
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
(Diurutkan berdasarkan total skor tertinggi ke terendah)
No. Diagnosa Keperawatan Total Skor
1 Hipertermia b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas normal 4 2/6
2 Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua d.d saling berinteraksi 3 5/6
dalam merawat bayi
3 Kesipan Peningkatan Menjadi Orang Tua d.d tampak adanya 3 2/3
dukungan emosi dan pengertian anak atau anggota keluarga
PRAKTIKUM TM 21 DAN 22
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan secara mandiri
dana tau melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan secara mandiri
dana tau melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain.
INDIKATOR
5. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
6. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
7. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
8. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat
9. Memotivasi keluarga untuk memanfaatan fasilitas kesehatan yang ada
F. TUJUAN
Untuk membantu keluarga mencapai tujuan yang diharapkan.
G. PENDAHULUAN
Implementasi perawat dalam keperawatan keluarga merupakan suatu upaya perawat untuk
membantu kepentingan klien, keluarga dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,
emosional, psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Implementasi
keperawatan merupakan pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Selama melakukan implementasi, kita sebagai perawat diharapkan tetap melakukan pengumpulan
data baru sesuai dengan kondisi klien dan keluarga seperti respon klien dan keluarga terhadap
implementasi keperawatan yang kita lakukan dan kemungkinan situasi yang tidak sama dengan pada
saat proses keperawatan sebelumnya. Kendala yang mungkin dihadapi oleh perawat pada saat
implementasi keperawatan antara lain perencanaan yang tidak mungkin dilaksanakan di keluarga,
stigma negatif dari perawat, kurang perhatian terhadap kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki oleh
keluarga, serta penyalahgunaan kebudayaan yang dianut oleh keluarga.
I. PROSEDUR KERJA
1. Tahap Persiapan
a. Review tindakan keperawatan diidentifikasi pada tahap perencanaan. Kriteria yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga antara lain :
b. Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan. Kita identifikasi
tingkat pengetahuan dan tipe keterampilan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan
c. Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul.
d. Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan dan memperhatikan hal berikut :
waktu, tenaga dan alat.
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.
f. Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko dari potensial tindakan.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini ada beberapa tindakan independent keperawatan diantaranya :
a. Mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui status kesehatan klien
b. Merumuskan diagnose keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan intervensi
keperawatan
c. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memulihkan kesehatan
d. Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung dan
mengajarkan kepada klien atau keluarga
e. Merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga keperawatan klien
f. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis
g. Partisipasi dengan tenaga lain dalam meningkatkan mutu pelayanan
3. Tindakan Keperawatan
Dapat dikategorikan menjadi 3 bagian :
a. Tindakan independent
b. Tindakan interdependent
c. Tindakan dependen
Menurut buku SIKI dibagi menjadi :
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
J. HASIL
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Hari, Tanggal
No. Implementasi Keperawatan Keluarga
Keperawatan dan Jam
1 D.0130 Selasa, 31 Mei TUK 1 :
Hipertermia 2022 Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan
Pukul : 08.00 auhu tubuh akibat disfungsi termoregulasi
WIB Observasi :
1) Mengidentifikasi penyebab hipertermia
(mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas
, pengguanaan inkubator)
Terapeutik :
1) Melonggarkan atau melepaskan pakaian
2) Mengganti linel setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebihan)
Edukasi :
1) Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1) Mengkolaborasikan pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
Senin, 6 April TUK 2 :
2022 Mengelola peningkatan suhu tubuh akibat
Pukul : 08.00 disfungsi termoregulasi
WIB Observasi :
1) Memonitor suhu tubuh
2) Memonitor kadar elektrolit
3) Memonitor saluran urin
Terapeutik :
1) Menyediakan lingkungan yang dingin
2) Melakukan pendinginan eksternal (mis.
Selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
Edukasi :
1) Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1) Mengkolaborasikan pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Minggu, 12 TUK 3 :
April 2022 Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang
Pukul : 08.00 normal
WIB Observasi :
1) Memonitor suhu tubuh bayi sampai
normal (36,50C-37,50C)
2) Memonitor suhu tubuh anak tiap dua jam,
jika perlu
3) Memonitor warna dan suhu kulit
Terapeutik :
1) Pasangkan alat pemantauan suhu kontinu,
jika perlu
2) gunakan kasur pendingin, water
circulating blankets, ice pack, atau gel
pad dan intravascular cooling
catheterization untuk menurunkan suhu
tubuh
Edukasi :
1) menjelaskan cara pencegahan heat
exhaustion dan heat stroke
Kolaborasi :
1) mengkolaborasikan pemberian antipiretik,
jika perlu
TUK 4 :
TUK 5 :
Nama Mahasiswa : Lu’lu’ul Farodissa
NIM 1130019003
Kelompok Tahap : Childbearing Family
Peran : Perawat
TM 23 DAN 24
EVALUASI KEPERAWATAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menilai keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu menilai keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.
INDIKATOR
1. Kriteria hasil yang telah ditulis pada tujuan ketika perawat menyusun perencanaan
tindakan keperawatan
A. TUJUAN
Untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan..
B. PENDAHULUAN
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai, meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi didasarkan pada
bagaimana efektifnya intervensi atau tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan
yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil, bukan
intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
D. PROSEDUR KERJA
Mengukur pencapaian tujuan klien.
1. Kognitif (pengetahuan)
Mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan tehnik-tehnik perawatan
tertentu. Metode evaluasi yang dilakukan, misalnya dengan melakukan wawancara pada
klien dan keluarga.
2. Afektif (status emosional)
Cenderung ke penilaian subjektif yang sangat sulit diukur. Metode yang dapat dilakukan
adalah observasi respon verbal dan non verbal dari klien dan keluarga, serta
mendapatkan masukan dari anggota keluarga lain.
3. Psikomotor (tindakan yang dilakukan)
Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan suatu tindakan atau
terjadinya perubahan perilaku pada klien dan keluarga.
E. HASIL
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa Hari, Evaluasi
Keperawatan Tanggal
dan Jam
1. Hipertermia b.d Selasa, 31 Subjektif :
proses penyakit Mei 2022 Ny.A dan suami mengatakan bahwa sudah
(mis. Infeksi, Pukul : mengetahui penyebab terjadinya hipertermia dan
kanker) d.d suhu 13.00 WIB mampu mengelola suhu tubuh agar tidak naik
tubuh diatas diatas normal akibat disfungsi termoregulasi
normal
Objektif :
1. Ny.A dan suami tampak memahami dan
mengerti terkait masalahnya saat ini
2. Ny.A dan suami tampak mengerti terkait
tindakan yang harus dilakukan ketika suhu
tubuh klien meningkat
Analisa :
Masalah hipertermia belum teratasi
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan
Senin, 6 Subjektif :
April 2022 Ny.A mengatakan bahwa mengetahui bagaimana
Pukul : cara mengelola peningkatan suhu tubuh akibat
14.00 WIB disfungsional termoregulasi
Objektif :
1. Keluarga tampak memahami cara memonitor
suhu tubuh
2. Keluarga tampak melakukan tindakan dengan
benar dan antusias sesuai informasi yang
didapatkan
Analisis :
Masalah hipertermia teratasi sebagian
Perencanaan :
Intervensi dilanjutkan
Minggu, 12 Subjektif :
April 2022 Keluarga mengatakan bahwa sudah memahami dan
Pukul : mengerti bagaimana memepertahankan suhu tubuh
13.00 WIB agar dalam batas normal
Objektif :
1. Keluarga tampak memahami gejala dan
mengetahui berapa suhu tubuh normal
2. Keluarga tampak memonitor suhu tiap dua jam
sekali
Analisis :
Masalah hipertermia teratasi
Perencanaan :
Intervensi dihentikan