Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

FISIOLOGI KPN & BBL

Dosen pengampu: Yesvi Zulfiana, M. Kes.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. FITRI AYU AFRIANI


2. FIANTI HARTATI
3. SULIS DWI CAHYANI
4. NUR AFRIANNANISA
5. KOMANG OPIK
6. SHERLY MARSYABINA GUSMIYA A.F

PROGRAM KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah yang maha Esa,


karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah Berkonstribusi dengan


memberikan Ide- idenya sehingga makalah ini bisa di susun dengan baik dan rapi.

Tidak lupa pula dihanturkan sholawat beserta salam atas junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW. Yang merupakan inspirator terbesar dalam
keteladanannya. Dan tidak lupa penulis sampaikan terima kasih pada dosen
pembimbing mata kuliah FISIOLOGI KPN DAN BBL yang selalu memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI

ii
COVER........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................... 4

A. Mekanisme pesalinan bokong (sacrum anterior kiri)................... 4


B. Mekanisme persalinan bokong (sacrum posterior kiri) ............... 18

BAB III : PENUTUP .................................................................................. 25

A. Kesimpulan .................................................................................. 25
B. Saran ........................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak
sungsang memiliki beberapa tipe yaitu: frank breech yaitu presentasi bokong
murni dimana bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong
dan ekstensi total di bagian lutut, complete breech yaitu presentasi bokong
sempurna dimana kedua kaki dan tangan menyilang secara sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate breech yaitu presentasi
bokong tidak sempurna dimana hanya satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki lain terangkat ke atas (Marmi, 2016).
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua,
secara kasar seperempat fectus berada dalam letak sungsang pada kehamilan
usia 28-30 minggu, hanya 80%. Kehamilan letak sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu sudah tidak dapat lagi mengubah presentasi
menjadi presentasi kepala. Faktor resiko kehamilan sungsang di antaranya
janin mudah bergerak seperti pada hidramnion, hamil kembar, hidrosefalus,
panggul sempit, kelainan pada uterus, dan plasenta previa. Risiko persalinan
secara normal dengan janin letak sungsang diantaranya adalah mulut rahim
tidak terbuka dan meregang secara maksimal, tali pusat jatuh kevagina
sebelum janin lahir, bayi mengalami nilai apgar rendah saat lahir, serta cidera
pada leher dan saraf tulang belakang leher bayi. Sedangkan proses persalinan
dengan caesar juga memiliki berbagai risiko seperti infeksi, perdarahan,

maupun cedera pada organ bagian dalam dan risiko kepala bayi terjepit masih
dapat terjadi (Oxorm & Forte, 2010). Psikososial ibu hamil dengan letak
sungsang merasa sangat khawatir, oleh karena itu ibu hamil perlu dilakukan
pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC) (Wiknjosastro,
2010).

1
Upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau risiko kehamilan dengan
letak sungsang yaitu bidan perlu melakukan ANC yang berkualitas dengan
melakukan pemantauan secara fisik, psikologis, pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
agar ibu hamil siap menghadapi peran baru. ANC yang berkualitas di
harapkan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan letak pada
kehamilan (Wiknjosastro, 2010). Antenatal Care (ANC) merupakan suatu
program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik
pada ibu hamil, guna untuk memperoleh proses kehamilan dan persalinan
yang aman serta memberikan asuhan yang berkualitas (Marmi, 2017).
Upaya lain untuk mengurangi terjadi komplikasi pada kehamilan yaitu dengan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity Of Care). Continuity
Of Care merupakan serangkaian kegiatan dimana pasien dan tenaga kesehatan
secara aktif terlibat dalam manajemen pelayanan secara terus menerus untuk
pelayanan dengan kualitas tinggi. Pelayanan yang dimulai dari ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana
(Adnani. 2013).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan asuhan secara
berkesinambungan (continuity of care) kepada Ny. M umur 24 tahun UK 22
minggu dengan kehamilan letak sungsang dimulai dari masa kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di PMB Tutik Purwani guna untuk
mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan dapat menjalani proses
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan sehat tidak terjadi
komplikasi sehingga derajat kesehatan ibu dan bayi dapat meningkat.
Dikarenakan usia kehamilan masih 22 minggu dengan pendampingan
diharapkan kepala janin bisa berputar menjadi normal sebelum usia kehamilan
32 minggu.

2
2.Rumusan Masalah

1. Apa Saja MekanismeMekanisme Persalinan Bokong (sacrum anterior


kiri)?
2. Apa Saja Mekanisme Persalinan Bokong (sacrum postarior kiri)?

3.Tujuan

1. Untuk Mengetahui Mekanisme Persalinan Bokong (sacrum anterior


kiri)
2. Untuk Mengetahui Mekanisme Persalinan Bokong (sacrum postarior
kiri)

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Persalinan Bokong (sacrum anterior kiri)


1. . Klasifikasi persalinan sungsang

Gambar 1 : klasifikasi persalinan sungsang Sumber :


a. Bokong Murni (Frank breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung
kaki setinggi bahu atau kepala janin.
b. Bokong sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang dimana
kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat
diraba kedua kaki.
c. Bokong tidak sempurna (incomplete breech)
Pada bagian terendah janin adalah bokong dan kaki atau lutut yang terbagi
atas :
1) Terdapat kedua kaki disebut letak kaki sempurna. Bila hanya satu kaki
disebut kaki tidak sempurna
2) Terdapat kedua lutut disebut lutut sempurna. Bila hanya satu lutut
disebut lutut tidak sempurna.
Adapun posisi bokong berdasarkan sacrum,terdapat empat posisi yaitu :
1) Sacrum kiri depan (left sacrum anterior)
2) Sacrum kanan depan (right sacrum anterior)
3) Sacrum kiri belakang (left sacrum posterior)
4) Sacrum kanan belakang (right sacrum posterior).

2.Teknik Persalinan pada presentasi sungsang

4
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan BRACHT )
1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan
penampang
sekitar 5 cm.
2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2
his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan
pervaginam akan terselesaikan.
3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah
basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-
jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)
4. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung
anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
5. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga
kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan
ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2)
6. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis
dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit
kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung anak.
7. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya
lahir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
8. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan
suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan
posisi fleksi kepala janin
9. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya
dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi
belakang kepala.

5
Gambar 1 Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

Prognosis

1. Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi


belakang kepala.

2. Prognosa lebih buruk oleh karena:

3. Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi


terjadinya peristiwa “after coming head”.

4. Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.

Sebab kematian anak:

1. Talipusat terjepit saat fase cepat.

6
2. Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu
melahirkan kepala anak pada fase lambat kedua.

3. Trauma collumna vertebralis.

4. Prolapsus talipusat.

EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG


PERVAGINAM

Terdiri dari 3 tahapan :

1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).

2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.

3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.

PERSALINAN BAHU DAN LENGAN

Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan


sungsang pervaginam

1. pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong


berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista
iliaka anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain
berada didepan pangkal paha (gambar 3) .

7
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan
(hambatan) jalan lahir.

3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu


dari cara-cara berikut:

a. Lovset.

b. Klasik.

c. Müller.

a).Persalinan Bahu Dengan Cara Lovest

Prinsip :

Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan


berlawanan arah jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah
sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir didepan (dibawah
simfsis).

Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :

1) Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan


sumbu panggul)

2) Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan


lebih panjang dibanding lengkungan dinding sacrum disebelah
belakang Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi
lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior

Tehnik :

8
Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.

Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah


sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan

Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800


kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan
dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga


bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan
dapat dilahirkan

Keuntungan Persalinan Bahu Dengan Cara Lovset :

9
Tehnik sederhana.Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi
lengan janin. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.

b). Persalinan Bahu Dengan Cara Klasik

a. Disebut pula sebagai tehnik Deventer

b. Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan


lengan depan dibawah simfisis.

c. Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.

Prinsip :

Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul


sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul
sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus
pubis

Tehnik :

teknik klasik Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan


bahu cara klasik

10
Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK

1) Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan


penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di
elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada
perut ibu.

2) Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan


dan telunjuk tangan kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa
cubiti dan kemudian dengan gerakan “mengusap muka janin ”, lengan
posterior bawah bagian anak dilahirkan.

3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki


janin diubah.

Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan


sambil dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah
“mendekatkan punggung janin pada punggung ibu” dan kemudian
lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama.

Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk
dilahirkan, maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang
dengan cara:

- Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua
tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong

11
terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ;
sedangkan jari-jari lain didepan dada.

- Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak


sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan
dengan cara yang sudah dijelaskan pada no 2

Keuntungan :

Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu

Kerugian :

Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi

c). Persalinan Bahu Dengan Cara Mueller

·Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis


melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang di belakang
( depan sacrum )

·Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul

(kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila
perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan
lengan depan

12
(kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)

Tehnik pertolongan persalinan bahu cara Müeller:

1. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.

2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada


tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis
dan selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan
bagian bawah.

3 Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap


dengan tangan kanan dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar
10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda panah) sampai bahu belakang
lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan sendirinya,
dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada
gambar 10)

Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah :

Oleh karena tangan penolong tidak masuk terlalu jauh kedalam jalan
lahir maka resiko infeksi berkurang.

Melahirkan Lengan Menunjuk.Nuchal Arm

Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan


sungsang, salah satu lengan anak berada dibelakang leher dan
menunjuk kesatu arah tertentu. Pada situasi seperti ini, persalinan bahu

13
tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi
didepan dada.

Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)

Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan


sakrum)

1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari


penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak
dan jari-jari lain didepan dada.

2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang


dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi berada
didepan dada (menjadi lengan depan).

3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu


cara klasik.

14
Lengan kiri menunjuk kekanan

teknik muller

Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)

Menurunkan lengan anak

Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan


sinfisis) maka :

15
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak
pada cara memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu
jari penolong berada didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung
janin.

Melahirkan Lengan Menjangkit

Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan


dimana pada persalinan sungsang pervaginam lengan anak lurus
disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan terjadinya persalinan
spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini adalah
melahirkan lengan anak dengan cara Lovset..

Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit

Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan


persalinan sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan
lanjut untuk memastikan bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan
oleh lengan yang menjungkit.

PERSALINAN KEPALA

Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat


dilakukan dengan berbagai cara :

1.Cara Mouriceau ( Viet – Smellie)

16
Gambar 16 Tehnik Mouriceau

Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya


muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari
telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.

b. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak


“menunggang kuda”.

c. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah
tangan yang lain.

d. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah


suprasimfisis untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin.

e. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.

2.Cara Prague Terbalik

Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka


janin menghadap simfisis. Satu tangan mencekap leher dari sebelah
belakang dan punggung anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian di
elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin sedemikian

17
rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu. Dengan larynx sebagai
hypomochlion kepala anak dilahirkan.

Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik

B. Mekanisme persalinan bokong (sacrum posterior kiri)


1. Ekstraksi Total Pada persalinan sungsang prevaginam
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan
anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
1.Ekstraksi Bokong
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang
sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak.
Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan
tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan yang
melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah.
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah
arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha
belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk
melahirkan bokong.

18
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan
“femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis

.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter

depan
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan

Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong

2. Ekstraksi Kaki

1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan


bagian kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir,
sedangkan tangan lain membuka labia.

19
2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong –
pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian
melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi
fleksi.

3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki


janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas.

4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke


II dan III dan dituntun keluar dari vagina.

Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong


sampai fosa poplitea

Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha


mencari kaki janin

20
Gambar c,d,e Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada
persalinan sungsang (maneuver Pinard)

1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua


ibu jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari
lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam
bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir

2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu


jari dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan
paha. Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai
trochanter depan lahir

21
3. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk
melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir.
(Gambar 25)

4. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan


traksi curam dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan
lengan serta kepala seperti yang sudah dijelaskan

Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada


pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk
mengatasi licinnya tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan
lengan sampai skapula depan terlihat .

22
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan
panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi
sebelum skapula terlihat.

Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan

Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang
yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih
lanjut.

23
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah
bahu belakang dilahirkan ;Lengan depan dilahirkan dengan cara yang
sama dengan melahirkan lengan belakang.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Klasifikasi persalinan sungsang

a. Bokong Murni (Frank breech)


Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung
kaki setinggi bahu atau kepala janin.
b. Bokong sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang dimana
kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat
diraba kedua kaki.
c. Bokong tidak sempurna (incomplete breech)
Pada bagian terendah janin adalah bokong dan kaki atau lutut yang terbagi
atas:
1) Terdapat kedua kaki disebut letak kaki sempurna. Bila hanya satu kaki
disebut kaki tidak sempurna
2) Terdapat kedua lutut disebut lutut sempurna. Bila hanya satu lutut
disebut lutut tidak sempurna.
1. Ekstraksi Total Pada persalinan sungsang prevaginam
1.Ekstraksi Bokong
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang
sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan
jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan
lain penolong mencekap pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan
ikut melakukan traksi kebawah.
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah
arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang

25
dan secara serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan
bokong.
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan
“femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan
pada ekstraksi bokong

26
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono,2014;h. 589. Indrayani,S.ST dkk,2013.

American College of Obstetricians and Gynecologists: ACOG committee


opinion. Mode of term singleton breech delivery. Number 265, December
2001.

Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton vaginal breech delivery


at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004

Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in


“William Obstetrics” 22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005

Jones DL : Abnormal Fetal Presentation in Fundamentals of Obstetric &


Gynaecology 7th ed Mosby, London1997.

Martohoesodo S, Hariadi: Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin


dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997

Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London,


Bailliere Tindal,1977

27

Anda mungkin juga menyukai