Setia Budhi - Kill Bullying
Setia Budhi - Kill Bullying
BULLYING
Hentikan Kekerasan di Sekolah
ISBN: 978-623-91281-3-5
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
I. Apa Itu Bullying 1
II. Mengenang Kematian
Akibat Bully 3
III. Bullying Di Indonesia 14
IV. Tanggungjawab Siapa 25
V. Identifikasi 33
VI. Mulai Darimana 49
VII. Kill Bullying 85
VIII. Step By Step 93
IX. Mediasi Sebaya 113
X. Catatan Penutup 127
XI. Daftar Pustaka 131
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
Sepenggal puisi "I stand still. My eyes glazed and absent”, ditulis sebelum Izzi
Dixx (14 tahun) bunuh diri, ia menulis puisi itu sebagai curahan hati ketika di-
bully rakan sekolahnya. Setelah ia meninggal, puisi itu kemudian sengaja
disebarluaskan Gabbie Dixx, ibunya, agar tiada lagi orang-orang yang melakukan
praktik bullying, karena dampaknya sangat buruk. Dengan linangan air mata,
Gabbie Dixx berkata "Mungkin banyak yang tidak suka dengan puisi ini. Tetapi
inilah yang ada difikiran putriku sebelum bunuh diri. Aku ingin semua remaja
lebih berpikir tentang bahaya bullying sebelum dia melakukan tindakan itu".
(stop bullying).
2
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
1. Rahtaeh Parsons
Bagi seorang gadis, mengalami pelecehan
seksual saja sudah merupakan bencana yang sulit
dihadapi. Apa jadinya bila setelah mengalami hal
tersebut, ia malah 'disiksa' di media sosial?
Rehtaeh Parsons (17), siswa asal Nova Scotia,
akhirnya memutuskan mengakhiri hidup pada April
2013 setelah berbulan-bulan menjadi target bullying.
Sebelumnya, sebuah foto yang menunjukkan perkosaan
yang dialaminya beredar di sekolah.
Menurut sang ibu, 4 laki-laki memperkosa
Rehtaeh saat ia berusia 15 tahun. Sejak saat itu, ia
menjadi bahan bulan-bulanan teman-temannya. Ia diejek
teman-teman sekelas, dipermalukan secara verbal dan
fisik, serta dibully di sosial media.
4
KILL BULLYING
2. Carlos Vigil
Selama tiga tahun, remaja yang tinggal di
Valencia County, New Mexico, Amerika Serikat, ini
diejek kawan-kawannya hanya karena berjerawat dan
memakai kacamata. Bahkan, dia dianggap seorang gay.
Ray Virgil, sang ayah, sangat geram mendengar
anaknya diperlakukan seperti ini, sehingga mendesak
pemerintah setempat segera mengeluarkan peraturan
tentang sanksi pidana terhadap para pelaku bullying.
Pada tanggal 13 Juli 2013, karena benar-benar
tak tahan diintimidasi terus-menerus, Carlos menulis
dan memposting surat bunuh diri melalui akun Twitter.
Di postingan twitternya, Carlos justru minta maaf
kepada teman-temannya yang bertahun-tahun
menyakitinya. "Saya adalah orang yang tak memperoleh
ketidakadilan di dunia ini, dan sudah waktunya bagi
saya untuk meninggalkan dunia ini," tulisnya.
Carlos juga meminta teman-temannya untuk
tidak menangisi keputusannya. Dia justru minta maaf
karena tidak mampu mencintai seseorang, atau membuat
seseorang mencintainya.
5
KILL BULLYING
.
"Teman-teman di sekolah benar. Saya seorang
pecundang, aneh, homo, dan sama sekali tidak dapat
diterima orang lain. Saya minta maaf, karena tidak
mampu membuat seseorang bangga. Aku bebas
sekarang. Xoxo," kata Carlos mengakhiri suratnya.
3. Hannah Smith
Hannah Smith, bunuh diri Agustus 2013 lalu.
Menurut sang ayah, Hannah memutuskan untuk
mengakhiri hidup setelah mendapat banyak pesan-pesan
kejam di internet lewat Ask.fm. Meskipun demikian,
pihak Ask.fm. menyatakan bahwa pesan-pesan kejam
tersebut rata-rata dikirim melalui IP yang sama, yakni
dari komputer yang biasa digunakan Hannah sendiri.
Lalu, apakah Hannah Smith 'mem-bully' dirinya
sendiri? Sang ayah tak percaya pada keterangan pihak
Ask.fm, dan hingga artikel ini dibuat, kasus masih terus
bergulir.
Meskipun demikian, seorang remaja laki-laki
dilaporkan setelah polisi melacaknya dengan dugaan
bullying pada Hannah. Ia akhirnya ketahuan setelah
6
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
4. Amanda Todd
Kasus online bullying yang paling
menggemparkan Kanada adalah kematian tragis
Amanda Todd. Amanda Todd adalah siswa kelas 10 di
British Columbia. I menggantung diri tiga tahun setelah
ia 'diyakinkan' untuk tampil topless di sebuah video chat.
Seseorang yang tak dikenal merekam isi chat tersebut
dan meneror Todd dengan foto-foto toplessnya.
Teror tersebut akhirnya menyebabkan Todd
cemas dan depresi.Sekitar sebulan sebelum ia bunuh diri,
Todd memposting sebuah video dengan judul My Story:
Struggling, bullying, suicide and self harm. Dalam klip
tersebut, Todd menunjukkan kekerasan yang ia alami
baik secara online maupun offline. Video tersebut kini
mendapat perhatian dari publik internasional.
5. Jade Stringer
Gadis yang berusia 14 tahun ini dikenal sebagai
salah satu siswi paling cantik di sekolahnya, Haslingden
High School di Lancashire, Inggris. Bukan hanya itu,
dia juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sekolah.
8
KILL BULLYING
6. Yoga Cahyadi
Pria asal Yogyakarta ini melakukan tindakan
nekat dengan menabrakkan diri ke kereta api pada Sabtu
26 Mei 2013. Pria yang akrab disapa Bobby Kebo ini
melakukan tindakan nekat tersebut karena karena
tekanan dan hujatan akibat gagalnya acara musik
Locstock Fest 2.
9
KILL BULLYING
7. Izzi Dixx
Sebelum bunuh diri, Izzi Dixx (14 tahun)
menulis puisi berisi curhatnya ketika di-bully teman-
teman sekolahnya. Setelah dia meninggal, puisinya
sengaja disebarluaskan Gabbie Dixx, ibunya, agar tak
ada lagi orang-orang yang melakukan praktik bullying,
karena dampaknya memang sangat buruk bagi korban.
"Mungkin banyak yang tidak suka dengan puisi ini.
Tetapi inilah yang ada di pikiran putriku sebelum bunuh dini.
Aku ingin semua remaja lebih berpikir tentang bahaya
bullying sebelum dia melakukan tindakan itu," ujar Gabbie.
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
9. Josh Unsworth
Josh Unsworth, remaja berusia 15 tahun, tewas
gantung diri di taman rumahnya. Ternyata ia telah
berbulan-bulan menanggung bullying verbal di profil
ask.fm-nya. Menurut orang tuanya, Josh sebenarnya
adalah anak yang sering tersenyum dan ramah di
sekolah. Namun berbagai posting buruk ditulis di untuk
Ask.fm-nya. Salah satunya mengatakan, "Sejujurnya,
1
KILL BULLYING
9. Daniel Perry
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
IV.Tanggungjawab Siapa
Setiap hari, diperkirakan 160.000 anak-anak
menolak ke sekolah karena takut diintimidasi (bullying).
Namun teknologi dalam bentuk ponsel pintar dan media
sosial memungkinkan bullying dilakukan 24 jam setiap
hari dan dimana saja, bahkan di rumah yang aman untuk
anak-anak.
Ini menempatkan tanggung jawab yang lebih
besar pada orang tua untuk menetapkan pedoman media
sosial yang ketat dan semakin waspada. Bullying adalah
masalah dan tanggung jawab semua orang. Jika Anda
membiarkan intimidasi dalam cara apapun, bentuk atau
bentuk itu berarti Anda telah mengambil bagian di
dalamnya apakah itu langsung atau tidak langsung
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
2
KILL BULLYING
1. Keluarga
Merupakan irisan paling inti dalam sistem
interaksi anak. Orang yang dibesarkan dengan
kekerasan cenderung mudah memperlihatkan perilaku
agresi. Bentuk-bentuk pola asuh orang tua sangat erat
hubungannya dengan kepribadian anak setelah ia
menjadi dewasa.
Dalam 20 tahun terakhir terjadi pergeseran
paradigma pengasuhan anak. Jika dulu orang tua
memegang kendali anak, maka seiring bergantinya
zaman anak semakin pintar dan banyak orang tua yang
memilih peran sebagai teman. Dalam aliran psikologi
juga banyak diwacanakan pengelolaan rumah tangga
yang ‘melunak’, di mana para ahli behavioristik
2
KILL BULLYING
2.Sekolah
Merupakan rumah kedua bagi anak. Oleh karena
itu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memiliki
tanggung jawab untuk membentuk mental positif anak,
termasuk budi pekertinya. Mengabaikan anak yang
menggencet dan rentan digencet menunjukkan buruknya
keterampilan guru dalam mendidik karena pendidikan
tidak hanya berlangsung di ruang kelas tetapi juga
dalam interaksi sehari-hari.
Peningkatan kualitas guru untuk
menyelenggarakan proses belajar mengajar yang
menarik menjadi penting untuk menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa sehingga mereka lebih tertarik belajar
3
KILL BULLYING
3. Masyarakat
Sebagai pagar sosial perilaku anak memiliki arti
penting bagi pembentukan perilaku anak. Setiap orang
dewasa hendaknya berperilaku positif yang dapat ditiru
oleh anak. Orang dewasa yang buruk bukan hanya
mereka yang berperilaku menyimpang, tapi juga mereka
yang tidak meluruskan perilaku buruk anak-anak. Orang
tua berhak penuh untuk mendisiplinkan anak namun
masyarakat juga perlu mencontohkan perilaku positif.
Menegur perbuatan negatif anak juga menunjukkan nilai
positif yang dapat ditanamkan kepada anak.
Kekerasan sesama anak di sekolah merupakan
praktik perilaku agresi yang tidak semestinya terjadi.
Dalam usianya yang belia, anak semestinya dihadapkan
pada kehidupan yang tenang, bersahabat dan penuh
kreativitas. Tumbuhnya perilaku agresif dan
penggencetan menunjukkan lemahnya peranan
pendidikan dalam membentuk pribadi yang sehat
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
V. Identifikasi
1. Susah tidur
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
3
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
Pelaku Bullying
4
KILL BULLYING
Penyebab
4
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
Dampak
4
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
4
KILL BULLYING
1. bullying fisik
2.bullying verbal
3.bullying mental
4.cyberbullying
Bullying Fisik
1. Memukul
2. Menendang
3. Mencubit
4. Mencakar
4
KILL BULLYING
5. Menarik baju
6. Mendorong kepala/badan
7. Menampar
8. Menimpuk
9. Menginjak kaki
Bullying Verbal
1. Membentak
2. Meledek
3. Menjegal
4. Menyenggol dengan bahu
5. Memaki
6. Meneriaki
7. Meludahi
8. Memberi tanda (jari tengah)
9. Menghina
10. Menyoraki-
11. Menjambak
12. Push up
5
KILL BULLYING
13. Mencela
14. Menebar gosip
15. Menjewer
16. Bersihkan WC
17. Menjuluki
18. Memfitnah
19. Memalak
20. Melempar dengan barang
Contoh ekspresi bullying verbal:
“Goblok lo”
Bullying Mental
5
KILL BULLYING
1. Memandang sinis
2. Memandang penuh ancaman
3. Mempermalukan didepan umum
4. Mendiamkan
5. Mengucilkan
6. Mempermalukan
7. Merendahkan
8. Meneror lewat pesan pendek telepon genggam
atau e-mail
9. Menolak
10. Menuduh
11. Menggosipkan
12. Memfitnah
13. Membentak
14. Memelototi
15. Mencibir
5
KILL BULLYING
Kasus-Kasus Bullying
Kasus 1
5
KILL BULLYING
5
KILL BULLYING
Kasus 2
5
KILL BULLYING
Kasus 3
5
KILL BULLYING
5
KILL BULLYING
Kasus 4
5
KILL BULLYING
5
KILL BULLYING
Kasus 5
6
KILL BULLYING
Kasus 6
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
Akibat Bullying
Kisah dua remaja yang memilih bunuh diri,
seperti diuraikan di Bab pengantar buku mi, bisa
menjadi contoh ekstrem betapa tragisnya akibat bullying
terhadap para korbannya. Dalam riset pustaka Yayasan
Sejiwa atas beberapa surat kabar yang memberitakan
bunuh diri di kalangan anak dan remaja antara tahun
2002-2005, paling tidak lima di antara anak dan remaja
yang melakukan tindakan atau percobaan bunuh din itu
telah menjadi korban bullying.
Namun bunuh diri bukanlah satu-satunya akibat
bullying. Bagaimana dengan korban-korban bullying
lainnya yang terus hidup namun harus menanggung luka
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
6
KILL BULLYING
Mewaspadai Bullying
Menjelang berangkat sekolah mendadak
mengeluh pusing, sakit perut, mual. Nantinya baik
dokter maupun orang tua tidak menemukan gejala
penyakit apapun dan si anak pun sembuh sendiri setelah
beberapa jam di rumah. Apakah si anak berbohong agar
bisa membolos sekolah?
Belum tentu. Bisa jadi dia betul-betul merasakan
sakit ketika harus berangkat ke sekolah, tapi rasa sakit
itu gejala psikosomatik yang timbul saat ia
membayangkan dampak negatif yang akan dialaminya
ketika tiba di sekolah.
Para orang tua, bisa jadi anak anda sudah
menjadi korban bullying. Apalagi kalau kejadian “sakit
pagi hari” itu terjadi berulang-ulang. Akan semakin jelas
bagi Anda jika sebelumnya sang anak sangat suka dan
bersemangat pergi ke sekolah. Jika antusiasme
bersekolah ini mendadak berganti dengan keengganan
dan kecenderungan menghindari pergi ke sekolah,
berarti bisa jadi ada yang ia takuti dan kemungkinan
besar penyebabnya adalah bullying.
6
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
Pelaku Bullying
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
Korban Bullying
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
7
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
Saksi Bullying
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
Penanganan
8
KILL BULLYING
Pencegahan
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
8
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
Pertama
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
Kedua
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
dan anak, dan antara guru dan anak. Rasa percaya tetap
ada antara Anda dan anak-anak Anda sehingga bila
terjadi suatu masalah, anak-anak akan siap membuka
din dan mengajak Anda sebagai bagian dan pemecahan
masalah.
9
KILL BULLYING
9
KILL BULLYING
Ketiga
Keempat
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
Penggagas
1
KILL BULLYING
Pendidik
1
KILL BULLYING
Pesan konsisten:
1
KILL BULLYING
Pengawas
1
KILL BULLYING
Kelima
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
Keenam
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
Contoh
1
KILL BULLYING
8. Bully meledek
IX.MEDIASI SEBAYA
Sebuah bentuk resolusi dengan pelatihan
kepemimpinan mahasiswa guna membantu rekan-rekan
mereka bekerja sama untuk menyelesaikan sengketa
sehari-hari. Partisipasi dalam Mediasi Sebaya adalah
sukarela, dan dengan pengecualian informasi yang ilegal
atau mengancam jiwa, semua hal dibahas dalam sesi
mediasi tetap rahasia. Mediator tidak membuat
penilaian atau menawarkan saran, dan mereka tidak
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
2. Dukungan Administrasi
Mediasi sebaya berhasil dengan administrator yang
bekerja secara proaktif untuk mengatasi perlawanan
sikap dan struktural dalam sekolah mereka. Khususnya,
administrator yang bertanggung jawab disiplin harus
bersedia untuk membuat arahan dan upaya dukungan
siswa mediator.
Terkadang tantangan justru muncul di
lingkungan administrasi sekolah, sebab mereka gagal
memahami tujuan dasar Mediasi Sebaya. Pada setiap
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
Pelaksanaan Program.
Proses pelaksanaan program mediasi berbasis sekolah
dapat dibagi menjadi empat tahap.
1
KILL BULLYING
2. Perencanaan
Pekerjaan tahap kedua biasanya menjadi
tanggung jawab koordinator mediasi sebaya. Beberapa
koordinator membentuk komite penasehat (terdiri dari
administrator, guru, siswa dan orang tua) untuk
membantu merumuskan kebijakan program dan
mengembangkan strategi penjangkauan. Di bawah ini
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
IX.CATATAN PENUTUP
Setelah mengidentifikasi “aktor” yang ada
dalam situasi bullying, saatnya kita untuk jujur pada diri
sendiri, apakah kita yakin kita sendiri tidak turut serta
menyuburkan dan melestarikan bullying di kalangan
anak anak dan di lingkungan sekolah ?
Bagi Anda mungkin ini kesempatan pertama
mengenali bullying dan melihatnya sebagai sebuah
masalah yang perlu diatasi. Jadi pertanyaan di atas
tidaklah dimaksudkan untuk menyudutkan atau mencari-
cari kesalahan di masa lalu. Namun sebelum kita semua
melangkah bersama untuk mengatasi
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
.
+
1
KILL BULLYING
DAFTAR PUSTAKA
Gini, G. (2006). Social cognition and moral cognition in
bullying: What’s wrong?. Aggressive Behavior, 32,
528-539.
Huitsing, G., & Veenstra, R. (2012). Bullying in schools:
Participant roles from a social network perspective.
Aggressive Behavior, 38, 494–509.
Lai SL, Renmin Ye, Kuo-Pao Chang. (2008). Bullying in
Middle Schools: An Asian-Pacific Regional Study,
Asia Pacific Education Review. Vol. 9, No.4, 503-515.
Meilinda, E. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan
konformitas terhadap intensi merokok pada remaja di
SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda.
eJournal Psikologi, 1 (1)
Nusantara, A. (2008). Bullying: Mengatasi kekerasan di sekolah
dan lingkungan. Jakarta: PT. Grasindo.
Nahla Mansour Al-Ali and Khulood K. Shattnawi, (2017)
Bullying in School, Submitted: October 19th 2017
Reviewed: February 20th 2018 Published: March 21st
2018. diakses 17 Maret 2017.
Sejiwa (2008) Bullying, mengatasi kekerasan Di sekolah dan
lingkungan sekitar anak. Jakarta:Gramedia
Widayanti, C.G. (2009). Fenomena Bullying di sekolah dasar di
Semarang. Jurnal Psikologi Undip, 5 (2), hlm. 1-13
Wiyani, N.A. (2012). Save our Children from School Bullying.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Budhi, Setia. (1996). Transformasi politik agraria:: Kasus petani
Madura dan pembangunan waduk Nipah Kabupaten
Sampang (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).
Budhi, Setia. (2015). Bugis Pagatan: Migration, Adaptation and
Identity. IOSR Journal Of Humanities And Social
Science (IOSR-JHSS), 20(5), 71-78.
Budhi, Setia. (2018). Rain, River and Religion A Study of
Negotiating Identity of Bakumpai People in
1
KILL BULLYING
1
KILL BULLYING
BIODATA PENULIS
I am a senior lecturer in
Anthropology and
Sociology. Research
specialists in
ethnography, especially
Dayak Ethnography in
South Kalimantan,
Central Kalimantan, and
East Kalimantan. He
does a lot of ethnic
studies. I completed his
Ph.D. in 2010 at UKM
Malaysia under supervisor Prof. Dr. Awang Hasmadi
Awang Moeis and Prof. Dr. Aishah Bt Mohamed. Now
serves as Head of Sociology Department, member of the
Indonesian Anthropology Association of South
Kalimantan-Indonesia
I am a well-experienced CSR manager
specializing in the areas of CSR management,
indigenous people group advocacy, social mapping, and
conflict resolution. I am well-experienced in and highly
knowledgeable of proper documentation compiling (the
Department of Living Environment and Forestry), PPM
document compiling (the Ministry of Energy and
Mineral Resource), and Social Welfare CSR (Social
Ministry). My occupational orientation is the
management of corporate social and economic impacts
on the environment.
1
KILL BULLYING
A. Achievements
B. Education
1
KILL BULLYING:
HENTIKAN KEKERASAN
DI SEKOLAH
Bullying tampil dalam berbagai ragam,
antara lain bentuk non fisik seperti ejekan, tapi
juga dapat muncul sebagai aksi fisik. Kasus
kematian banyak juga terjadi karena kekerasan
fisik yang bermula dan aksi bullying. Tetapi
kematian dan bunuh diri hanyalah sedikit contoh
dan akibat bullying. Lebih banyak lagi anak-
anak dan remaja korban bullying yang terus
hidup dan tidak nekat mengakhiri hidupnya,
namun tumbuh dewasa menjadi orang-orang
berkepribadian rapuh, mudah marah dan tidak
percaya din.
Buku ini bertujuan mengenalkan bullying
dan cara-cara penanganannya. Namun hasil
akhirnya tergantung Anda sendiri. Dengan tekad
dan kasih sayang kita pada anak-anak kita,
niscaya kita bisa menyelamatkan mereka. Kita
akan bisa menyelamatkan generasi penerus kita.
ISBN: 978-623-91281-3-5