Anda di halaman 1dari 11

ANALISA TARIF INACBG’S PASIEN SECTIO CAESAREAN TAHUN 2017

DI RSUD BENDAN PEKALONGAN

Mentari Putri Aryanti1), Kriswiharsi Kun Saptorini1)


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro
email : mentariputri.a@gmail.com; Kriswiharsi@gmail.com

Abstract
WHO (World Health Organization) sets a caesarean indicator is 15% of all countries. Based on the first
survey of sector caesarean cases in 2017 in Bendan Hospital, Pekalongan, in still reaches 40.5%. The
sample of the study was 78 out of 351 medical record documents of incoming and outgoing sheet (RM1)
and the result of claim INA CBG's. The type of research is descriptive research. The results showed that
most patients are 34 years old, the median age of the patient was 38 weeks, 16.7% of the major diagnoses
of the section, cesarean cases due to the previous cesarean, 77.78% of cases without secondary
diagnosis, the average length of admission was 4 days, INA-CBG tariffs of class III between 4,481,500 -
5,247,800, INA-CBG's, class II tariffs between 5,809,800 -6,475,500, INA-CBG's class I tariffs between
6,778,000 - 7,346,000, the highest severity is I 64.25%, 100% of cases with severity II are cases of
patients who have a secondary diagnosis. It has been suggested that Bendan hospital in Pekalongan
expected that the hospital, especially the medical record officer has been able to do INA-CBG grouping
simulation and then recorded on the tariff monitoring sheet for BPJS patients to check the service costs
incurred by the hospital and the INA-CBG's claim fee.

Keywords : Descriptive Analysis, Sectio Caesarean, INA CBG’s Tarif


1. PENDAHULUAN dilihat dari lama rawat dan juga biaya
Beberapa tahun terakhir di berbagai memiliki perbedaan yang signifikan.
negara pilihan cara melahirkan dengan Mayoritas pasien rawat inap yang menjalani
operasi caesarean cenderung meningkat. persalinan pervagina hanya dirawat 4-8 hari.
Diperkirakan 15% dari kelahiran di seluruh Namun, 13,20% wanita yang menjalani
dunia terjadi dengan operasi caesarean pada sectio caesarean harus dirawat selama 9-12
Tahun 2007. Di negara berkembang, hari(4).
proporsi kelahiran dengan cara caesar Lengt of Stay (LOS) atay lama dirawat
berkisar 21,1% dari total kelahiran yang ada, seorang pasien dengan kasus sectio
sedangkan di negara maju hanya 2%. (1)
caesarean di suatu rumah sakit memang
WHO (World Health Organization) tidak mempengaruhi jumlah biaya secara
menetapkan indikator sectio caesarean 15% langsung. Menurut Depkes normalnya
untuk setiap negara, baik untuk negara maju seorang pasien memiliki LOS 6-9 hari.
atau berkembang, atau negara dengan angka Berdasarkan sistem paket yang diterapkan
kematian ibu/bayi rendah atau tinggi. Bukan oleh BPJS, apabila seorang pasien dirawat
hanya jumlah kasus yang menunjukkan dengan kelas perawatan yang sesuai dengan
perbedaan yang signifikan antara persalinan hak yang dimiliki pasien tersebut, maka
sectio caesarean dengan pervaginaan, pasien tidak akan dipungut biaya tambahan
meskipun sudah dirawat lebih dari 9 hari. absolut, kegagalan melahirkan secara
Namun jika dilihat dari sisi rumah sakit, hal normal karena kurang kuatnya stimulasi,
tersebut menjadikan pelayanan rumah sakit adanya tumor jalan lahir, stenosis serviks,
kurang efektif dan efisien karena dapat plasenta previa, disproporsi chepalope, dan
meningkatkan biaya pelayanan rumah sakit. ruptur uteri. Indikasi yang kedua adalah
Dengan begitu mutu pelayanan rumah sakit indikasi janin, antara lain: kelaianan otak,
akan menjadi kurang baik karena harus gawat janin, prolapsus plasenta,
menanggung selisih biaya rumah sakit perkembangan bayi yang terhambat, dan
dengan biaya yang dibayarkan oleh BPJS mencegah hipoksia janin karena pre
apabila pasien yang ditangani tersebut sudah eklamasi. (b) Indikasi Relatif.
overcost akibat pelayanan yang diberikan Yang termasuk faktor dilakukan
kurang efisien, dan hal tersebutdapat persalinan sectio caesarean secara
mempengaruhi jumlah pendapatan rumah relatif,antara lain : riwayat sectio caesarean
sakit. sebelumnya, presentasi bokong, distosia
Jumlah pasien sectio caesarean pada 3 fetal distress, pree klamsi berat, ibu dengan
tahun terakhir di RSUD Bendan Kota HIV positif sebelum inpartu atau gemeli. (c)
Pekalongan yaitu sebanyak 413 kasus pada Indikasi Sosial. Permintaaan ibu untuk
tahun 2015, 416 kasus pada tahun 2016, dan melakukan sectio caesarean sebenarnya
351 kasus pada tahun 2017. Pada tahun 2017 bukanlah suatu indikasi untuk dilakukan
jumlah kasus sectio caesarea cenderung sectio caesarean. Alasan yang spesifik dan
menurun. Meskipun demikian, persentase rasional harus dieksplorasi dan didiskusikan.
pada tahun 2017 masih mencapai 40,5 % Salah satu fasilitas kesehatan yang bisa
jika diakumulasikan dari seluruh persalinan didapatkan oleh peserta BPJS kesehatan,
pada tahun 2017 yang mencapai 1.011 kasus khususnya bagi wanita (Ibu hamil) yaitu bisa
persalinan baik secara normal maupun menggunakan kartu BPJS Kesehatan untuk
sectio caesarean. Persentase tersebut masih periksa kehamilandan melahirkan. Jadi
belum memenuhi standar WHO yaitu peserta yang ingin melahirkan bisa
sebesar 5-15%yang ditetapkan sebagai menggunakan kartu anggotanya untuk bisa
indikator persalinan sectio caesarean. mendapatkan cover dari BPJS terhadap
Beberapa faktor atau indikasi persalinan biaya melahirkan.
sectio caesarean yaitu : (a) Indikasi Mutlak. Dalam hal ini terdapat beberapa poin
Faktor mutlak atau syarat caesarean dibagi yang harus dimengerti oleh peserta yang
menjadi dua indikasi, yang pertama adalah hendak melahirkan menggunakan fasilitas
indikasi ibu,antara lain: panggul sempit kesehatan dari BPJS. BPJS akan
menanggung biaya persalinan tanpa ada oleh bidan atau dokter ditetapkan sebagai
batas jumlah kehamilan, maksudnya adalah berikut:
anda hamil/melahirkan keberapapun bisa a. Pemeriksaan ANC sesuai standar
menggunakan BPJS Kesehatan, dan tidak diberikan dalam bentuk paket paling
dibatasi olehstatus kepesertaan. Pengaturan sedikit 4 (empat) kali pemeriksaaan,
biaya tersebut diatur dengan sebesar Rp 200.000,00
mengelompokkan melalui 2 tarif pelayanan b. Dalam hal pemeriksaan ANC tidak
kesehatan pada FKTP yang diantaranya tarif dilakukan di satu tempat maka
kapitasi dan tarif non kapitasi. Yang dibayarkan per kunjungan, sebesar Rp
dimaksud dengan tarif non kapitasi adalah 50.000,00
besaran pembayaran klaim oleh BPJS c. Persalinan pervaginam normal yang
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan dilakukan oleh bidan, sebesar Rp
Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan 700.000,00 dan yang dilakukan oleh
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. dokter, sebesar Rp 800.000,00
Sesuai dengan permenkes No 52 tahun 2016 d. Persalinan pervaginam dengan
maka tarif non kapitasi diberlakukan pada emergensi dasar di Puskesmas PONED,
FKTP yang melakukan pelayanan kesehatan sebesar, RP 950.000,00
di luar lingkup pembayaran kapitasi, yang e. Pemeriksaan Post Natal Care
diantaranya: (PNC)/neonatus sesuai standar
a. Pelayanan ambulans; dilaksanakan dengan 2 (dua) kali
b. Pelayanan obat program rujuk balik; kunjungan ibu nifas dan neonatus
c. Pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk pertama dan kedua (KF1-KN1 dan KF2-
balik; KN2), 1 (satu) kali kunjungan neonatus
d. Pelayanan penapisan (sectio caesarean ketiga (KN3), serta 1 (satu) kali
screening) kesehatan tertentu termasuk kunjungan ibu nifas ketigas (KF3),
pelayanan terapi krio untuk kanker leher sebesar Rp 25.000,00 untuk tiap
rahim; kunjungan dan diberikan kepada
e. Rawat inap tingkat pertama sesuai pemberi pelayanan yang pertama dalam
indikasi medis; kurun waktu kunjungan
f. Jasa pelayanan kebidanan dan neonatal f. Pelayanan tindakan pasien sectio
yang dilakukan oleh bidn atau dokter, caesarean persalinan di Puskesmas
sesuai kompetensi dan kewenangannya. PONED, sebesar Rp 175.000,00
Jasa pelayanan kebidanan, neonatal,
dan Keluarga Berencana yang dilakukan
g. Pelayanan pra rujukan pada kompilasi Pengumpulan data yang digunakan
kebidanan dan/atau neonatal Rp dalam penelitian ini adalah menggunakan
125.000,00 data yang diperoleh secara tidak langsung
Tujuan penelitian ini untuk dari sumbernya yang dikumpulkan oleh
mendeskripsikan Tarif INA CBG’s kasus pihak lain pada lokasi penelitian, yaitu:
section caesarean tahun 2017 di RSUD 1. Lembar RM 1, mengetahui identitas
Bendan Kota Pelakongan pasien, diagnosa utama dan diagnosa
sekunder pasien.
2. METODE PENELITIAN 2. Lembar pemeriksaan penunjang,
Jenis penelitian ini termasuk dalam mengetahui jenis pemeriksaan yang
jenis penelitian deskriptif yang mempunyai dilakukan terhadap pasien dan sebagai
tujuan untuk mendeskripsikan dan alat untuk menegakkan diagnosa pasien.
menjelaskan suatu peristiwa dengan cara 3. Lembar laporan operasi untuk
memanfaatkan sumber data dan fakta dari mengetahui tindakan sectio caesarean
hasil pelayanan pasien terhadap dokumen yang telah dilakukan.
rekam medis pasien untuk diobservasi untuk 4. Lembar hasil grouping untuk
mendapatkan gambaran yang jelas. mengetahui tarif INA CBG’s kasus
Populasi penelitian ini adalah pasien section caesareran.
rawat inap BPJS kasus sectio caesarean Data pada penelitian ini dianalisis
pada tahun 2017 di RSUD Bendan Kota secara deskriptif, jumlah tariff dalam setiap
Pekalingan dengan jumlah 351 kasusu. kasus section kemudian hasil pengamatan
Sampel yang diamati sebanyak 78 dokumen yang didapatkan akan digunakan untuk
rekam medis pasien rawat inap dengan menarik kesimpulan.
kasus sectio caesarean. Pencuplikan sampel
tersebut akan diambil menggunakan teknik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tabel random sampling. A. HASIL
Instrumen penelitian yang digunakan a) Umur Pasien Sectio Caesarean
adalah dengan pedoman wawancara dan Data umur pasien dengan
tabel observasi berisi hal-hal apa saja yang kasus Sectio Caesarea dalam
akan diamati guna mendapatkan informasi. penelitian ini menunjukan umur
Lembar observasi berisi tentang umur ibu, termuda 17 tahun dan umur tertua
pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, 44 tahun, dengan rata-rata umur
diagnosa sekunder, diagnosa komplikasi, adalah 34 tahun. Dengan jumlah
tarif INA CBG, dan LOS. usia produktif >20=35 tahun
sebanyak 43,6%. dan usia resiko 3 hari 18 23,1
4 hari 30 38,5
tinggi <20>35 tahun sebanyak 56,4 5 hari 19 24,4
%. 6 hari 8 10,3
7 hari 3 3,8
TOTAL 78 100,0
Sumber : RM1
b) Usia Kehamilan Ibu
Data usia kehamilan ibu saat
Berdasarkan tabel 4.7,
dilakukan tindakan Sectio Caesarea
lama dirawat untuk pasien kasus
adalah rata-rata usia kehamilan 38
sectio caesarea paling banyak
minggu. Usia kehamilan termuda
memiliki lama dirawat 4 hari dengan
adalah 34 minggu dan usia
persentase sebesar 38,5 %.
kehamilan tertua adalah 41 minggu.
e) Tarif INA CBG’s Pasien Kasus
c) Diagnosa Penyakit
Sectio Caesarean
1. Diagnosa Primer
Tabel 2 Distribusi Tarif
Berdasarkan 78 sampel
INA CBG’s
data, diagnosa primer adanya Tarif INA Severity Level
Kelas
Riwayat Sectio Caesarean CBG’s I II

merupakan diagnosa utama III 4.481.500 – 47,4% 52,6%

terbanyak, yaitu sebesar 16,7%. 5.247.800


II 6.475.500 – 75% 25%
Diagnosa terbanyak kedua
6.778.000
Ketuban Pecah Dini dengan
I 7.346.000 – 65,4% 34,6%
persentase 14,1 %. Sedangkan
6.778.000
diagnosa terbanyak ketiga
VIP 7.346.001 69,2% 30,8%
adalah Pre Eklamsi Berat
sebesar 12,8%.
Berdasarkan Tabel distribusi
2. Diagnosa Sekunder
tarif INA CBG’s dapat diketahui
Berdasarkan 78 sampel data kasus
bahwa jumlah Tarif INA CBG’s
sectio caesarean terdapat 27 kasus
pada kelas III berkisar antara
yang memiliki diagnosa sekunder.
4.481.500 - 5.247.800. Kasus
Diagnosa sekunder terbanyak adalah
dengan severity level I “Ringan”
Hipertensi dengan persentase 22,2%
dengan tingkat keparahan 1 (tanpa
d) Lenght Of Stay (LOS)
komplikasi dan komorbid) sejumlah
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Lama Dirawat 47,4%. Jumlah kasus dengan
Lama severity level “II” yang berarti
Jumlah %
dirawat
kasus rawat inap tersebut “Sedang”
dengan tingkat keparahan 2 (dengan keparahan 1 (tanpa komplikasi dan
mild komplikasi dan komorbid) komorbid) sejumlah 69,2%. Jumlah
52,6%. kasus Jumlah kasus severity level II
Tarif INA CBG’s pada kelas II “Sedang” dengan tingkat keparahan
berkisar 5.809.800 - 2 (dengan mild komplikasi dan
6.475.500.Jumlah kasus dengan komorbid) 30,8%.
severity level I “Ringan” dengan B. PEMBAHASAN
tingkat keparahan 1 (tanpa a) Karakteristik Ibu dengan Kasus
komplikasi dan komorbid) sejumlah SC
75%. Jumlah kasus dengan severity Karakteristik usia responden
level “II” yang berarti kasus rawat sectio caesarea berdasarkan hasil
inap tersebut “Sedang” dengan penelitian yang telah dilakukan
tingkat keparahan 2 (dengan mild dapat dilihat bahwa responden yang
komplikasi dan komorbid) 25%. menjalani SC di RSUD Bendan
Tarif INA CBG’s pada kelas I Kota Pekalongan dengan jumlah
berkisar antara 6.778.000 - usia produktif >20 tahun atau =35
7.346.000. Jumlah kasus dengan tahun sebanyak 43,6%dan usia
severity level I “Ringan” dengan resiko tinggi <20 tahun atau >35
tingkat keparahan 1 (tanpa tahun sebanyak 56,4%. Pada usia
komplikasi dan komorbid) sejumlah >35 tahun organ-organ kandungan
65,4%. Jumlah kasus dengan sudah menuju menopause, sehingga
severity level “II” yang berarti dalam pertimbangan medis akan
kasus rawat inap tersebut “Sedang” berbahaya jika dilakukan persalinan
dengan tingkat keparahan 2 (dengan spontan. Bila usia Ibu saat
mild komplikasi dan komorbid) melahirkan <20 tahun, maka
34,6%. Tarif INA CBG’s pada kelas kecenderungan dilakukan persalinan
VIP berkisar antara 6.778.000- secara SC dapat dipertimbangkan
7.346.000. karena organ-organ kandungan saat
Tarif INA CBG pada kelas usia <20 tahun belum matang(18)
VIP sama dengan tarif INA CBG Berdasarkan penelitian data
kelas I dikarenakan pasien yang usia kehamilan ibu saat dilakukan
naik kelas berasal dari kelas I. tindakan sectio caesarea adalah
Jumlah kasus dengan severity level rata-rata usia kehamilan 38 minggu.
I “Ringan” dengan tingkat Usia kehamilan termuda adalah 34
minggu dan usia kehamilan tertua Bila jaringan parut tersebut
adalah 41 minggu. Tindakan sectio teregang dan robek, ini sama
caesarean yang dilakukan sebelum saja dengan robeknya rahim
usia kehamilan 37 minggu dapat (rupture uteri). Komplikasi
dikatakan prematur dan inilah menjadi salah satu faktor
dikhawatirkan akan memiliki yang amat penting
masalah kesehatan dan dipertimbangkan sebelum
perkembangan akibat belum memutuskan untuk persalinan
matangnya beberapa organ tubuh secara pervaginaan(22)
bayi. Taksiran persalinan atau yang 2. Diagnosa Sekunder
banyak dikenal sebagai Estimated Diagnosa yang muncul atau
Due Date (EDD) dihitung sebagai sudah ada sebelum atau selama
40 minggu atau 280 hari dari hari dirawat. Diagnosa sekunder
pertama haid terakhir (HPHT). dapat merupakan komorbiditas,
Diperkirakan hanya 4% wanita ataupun komplikasi.
hamil yang akan melahirkan pada Komorbiditas adalah penyakit
tanggal taksiran persalinan mereka. yang menyertai diagnosa utama
Normalnya durasi kehamilan adalah atau kondisi pasien saat
37-42 minggu, yang disebut sebagai membutuhkan pelayanan/
kehamilan cukup waktu (a term)(23) asuhan khusus setelah masuk
b) Diagnosa Penyakit dan selama dirawat(15).
1. Diagnosa Primer Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Tabulasi Silang Keberadan
Di RSUD Bendan Kota
Diagnosa Sekunder dengan
Pekalongan Riwayat Sectio Severity Level
Tanpa Diagnosa Ada Dignosa
Caesarea sebelumnya menjadi Jumlah % Jumlah %
diagnosa utama yang terbanyak Severity I 51 100 0 0
Level II 0 0 27 100
sebesar Adanya riwayat Total 51 100 27 100
persalinan dengan SC membuka
peluang lebih besar terjadinya Berdasarkan table diatas,
risiko ruptur uteri dibandingkan 100% pasien yang memiliki
dengan persalinan normal. Hal kasus dengan severity level II
ini terjadi karena luka torehan merupakan pasien yang
(insisi) rahim saat SC akan memiliki diagnosa sekunder.
meninggalkan jaringan parut. Menurut Studi Eksplorasi di
Kota Chongqing, Cina mengenai kasus severity level II “Sedang”
Penentuan Biaya dan Seksi (dengan mild komplikasi dan
Cesarea, adanya proses komorbid) 52,6%.
penyembuhan luka SC yang Tarif INA CBG’s pada kelas II
lama dan diagnosa sekunder berkisar antara 5.809.800-
pasien akan mempengaruhi lama 6.4755.00. Jumlah kasus dengan
dirawat dan juga biaya severity level I “Ringan” dengan
perawatan pasien tersebut . (4)
tingkat keparahan 1 (tanpa
c) Lenght Of Stay (LOS) komplikasi dan komorbid) sejumlah
Lama rawat pasien kasus 75%. Jumlah kasus severity level II
sectio caesarea paling banyak “Sedang” (dengan mild komplikasi
memiliki lama dirawat sebesar 4 dan komorbid) 25%.
hari (38,5%).Pada kasus sectio Tarif INA CBG’s pada kelas I
caesarea pasien BPJS Kesehatan di berkisar antara 6.778.000-
RSUD Bendan Kota Pekalongan 7.346.000. Jumlah kasus dengan
lama dirawat tidak mempengaruhi severity level I “Ringan” (tanpa
besaran biaya yang akan komplikasi dan komorbid) sejumlah
dikeluarkan oleh pasien. Meskipun 65,4%. Jumlah kasus dengan
demikian, apabila terdapat pasien severity level II “Sedang” (dengan
yang memiliki lama dirawat mild komplikasi dan komorbid)
melebihi standar Depkes 6-9 hari 34,6%.
rumah sakit wajib melakukan Tarif INA CBG’s pada kelas
evaluasi apakah terjadi overcost atau VIP berkisar antara 6.778.000-
tidak. 7.346.000. Tarif INA CBG pada
d) Tarif INA CBG’s Kasus SC kelas VIP sama dengan tarif INA
Berdasarkan penelitian di CBG kelas I dikarenakan pasien
RSUD Bendan Kota Pekalongan yang naik kelas berasal dari kelas I.
tarif INA CBG’s untuk kasus sectio Jumlah kasus dengan severity level I
caesarea bervariasi. Tarif INA “Ringan” (tanpa komplikasi dan
CBG’s pada kelas III berkisar antara komorbid) sejumlah 69,2%. Jumlah
4.481.500 sampai dengan 5.247.800. kasus severity level II “Sedang
Jumlah kasus dengan severity level I (dengan mild komplikasi dan
“Ringan” (tanpa komplikasi dan komorbid) 30,8%.
komorbid) sejumlah 47,4%. Jumlah
Pada Penelitian ini dapat tahun sebanyak 43,58 %. dan usia resiko
diketahui bahwa 100% pasien yang tinggi <20>35 tahun sebanyak 56,42 %.
memiliki kasus dengan severity b. Usia kehamilan ibu saat dilakukan
level II merupakan pasien yang tindakan sectio caesarea RSUD Bendan
memiliki diagnosa sekunder. Kota Pekalongan tahun 2017 adalah
Sehingga pasien tersebut memiliki rata-rata usia kehamilan 38 minggu.
nilai klaim INA CBG’s > lebih c. Diagnosa Primer pasien kasus sectio
tinggi daripada kasus dengan caesarean di RSUD Bendan Kota
severity level I yang dalam kasus ini Pekalongan tahun 2017 paling banyak
semuanya tidak memiliki diagnosa adalah diagnosa riwayat Sectio
sekunder. Caesarea sebelumnya sebanyak 16,7%.
Berdasarkan peraturan BPJS d. Diagnosa sekunder hanya terdapat pada
yang berlaku, perbedaan yang 27 kasus Sectio Caesarean di RSUD
terjadi pada hasil klaim INA-CBG’s Bendan Kota Pekalongan tahun 2017.
dipengaruhi oleh usia pasien, kelas Diagnosa sekunder terbanyak adalah
perawatan pasien, diagnosa primer, Hipertensi dengan persentase 22,22 %.
diagnosa sekunder, jenis tindakan, e. Rata-rata lama rawat pasien kasus sectio
serta tingkat keparahan (severity caesareadi RSUD Bendan Kota
level) yang kemudian tarif INA- Pekalongan tahun 2017 adalah 4 hari
CBG’s tersebut akan dihitung (38,5%).
berdasarkan akumulasi atau f. Tarif INA CBG’s pada kelas III pasien
penggabungan kode diagnosis dan kasus sectio caesarea di RSUD Bendan
kode prosedur/tindakan ke dalam Kota Pekalongan tahun 2017 berkisar
sebuah kode CBG yang standar antara 4.481.500 sampai dengan
tarifnya sudah ditetapkan oleh 5.247.800. Jumlah kasus terbanyak
Pemerintah Pusat . (24)
adalah dengan severity level I “Ringan”
dengan tingkat keparahan 1 (tanpa
4. KESIMPULAN komplikasi dan komorbid) sejumlah
a. Pasien kasus sectio caesarean di RSUD 47,4%.
Bendan Kota Pekalongan tahun 2017 g. Tarif INA CBG’s pada kelas II pasien
berdasarkan karakteristik umur ibu kasus sectio caesarea di RSUD Bendan
dengan rata-rata umur adalah 34 tahun. Kota Pekalongan tahun 2017 berkisar
Dengan jumlah usia produktif >20=35 antara 5.809.800 sampai dengan
6.475.500. Jumlah kasus terbanyak
adalah dengan severity level I “Ringan” kasus ini semuanya tidak memiliki
dengan tingkat keparahan 1 (tanpa diagnosa sekunder.
komplikasi dan komorbid) sejumlah
75%. 5. REFERENSI
h. Tarif INA CBG’s pada kelas I pasien 1. Programme WHO and SM, UNICEF.
kasus sectio caesarea di RSUD Bendan Indicators to monitor maternal health
Kota Pekalongan tahun 2017 berkisar goals : report of a technical working
antara 6.778.000 sampai dengan group, Geneva, 8-12 November 1993
7.346.000. Jumlah kasus terbanyak 2. Orsi ED, Chor D, Chongsuvivatwong V,
adalah dengan severity level I “Ringan” Bachtiar H, Chowdhury ME, Fernando
dengan tingkat keparahan 1 (tanpa S, et al. Factors associated with
komplikasi dan komorbid) sejumlah cesarean sections in a public hospital in
65,4%. Rio de Janeiro, Brazil. Vol. 36, Journal
i. Tarif INA CBG’s pada kelas VIP pasien of Obstetrics and Gynaecology
kasus sectio caesarea di RSUD Bendan Research. Brazil; 2010.
Kota Pekalongan tahun 2017 berkisar 3. Suryati T. Persentase Operasi
antara 6.778.000 sampai dengan Caesaria Di Indonesia Melebihi
7.346.000. Tarif INA CBG pada kelas Standard Maksimal, Apakah Sesuai
VIP sama dengan tarif INA CBG kelas I Indikasi Medis? ( Percentage of Sectio
dikarenakan pasien yang naik kelas Caesaria in Indonesia is Passad the
berasal dari kelas I. Jumlah kasus Maximum Standard , is it in accordance
terbanyak adalah dengan severity level I to Medical Indication ). Bul Penelit Sist
“Ringan” dengan tingkat keparahan 1 Kesehatan. 2014
(tanpa komplikasi dan komorbid) 4. VelascoM, Narvaez C,
sejumlah 69,2%. Garzon D. BioMed Research
j. Pada Penelitian ini dapat diketahui International. 2015, Design, Materials,
bahwa 100% pasien yang memiliki and Mechanobiology of Biodegradable
kasus dengan severity level II Scaffolds for Bone Tissue Engineering.
merupakan pasien yang memiliki 2015.
diagnosa sekunder. Sehingga pasien 5. Fallis A. Angka Kejadian, Indikasi
tersebut memiliki nilai klaim INA Serta Komplikasi Tindakan Sectio
CBG’s > lebih tinggi daripada kasus Caesarea Di Rumah Sakit Immanuel
dengan severity level I yang dalam Bandung Periode Januari 2011–
Desember 2011. J Chem Inf Model. likasi-dan-dampak-operasi-sectio-
2013 caesaria/
6. Siti Maisyaroh Fitri Siregar R, Jemadi. 13. Dr Olivia Martin. Metode Penelitian
Karakteristik ibu bersalin dengan sectio dalam Ilmu Sosial (Indonesian Edition).
caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta: CreateSpace Independent
dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2012. J Publishing Platform; 2017. 234 p.
Gizi, Kesehatan Reproduksi dan 14. Abdul Bari Saiffudin. Buku Pedoman
Epidemiol. 2013 Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
7. Yaeni M. Analisa Indikasi Dilakukan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Persalinan Sectio Caesarea Di RSUP SarwonoPrawirihardjo; 2011.
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. skripsi 15. Alodokter. kemungkinan lahir normal
Univ Muhammadiyah Surakarta. 2013 setelah sesar [cited 10 Maret 2018].
8. Menteri Kesehatan . Peraturan Menteri Available from:
Kesehatan RI Nomor https://www.alodokter.com/komunitas/t
269/MENKES/PER/III/2008/ 2008 opic/riwayat-sc
9. Fanyeka. Pengertian Statistik Rumah 16. Dr. Ivan Sini. Kehamilan Lewat Waktu,
Sakit [visited 10 Januari Sampai Kapan Persalinan Harus
2018].wordpress.com. 2012. Available Ditunggu? [Internet]. [cited 2018 May
from: https://fanyeka.wordpress.com/ 27]. Available from:
2012/05/12/pengertian-statistik-rumah - https://ivansini.com/kehamilan-lewat-
sakit waktu-sampai-kapan-persalinan-harus-
10. Adrian Achyar. Analisis Deskriptif ditunggu-tips-dokter-ivan-sini/
Dengan SPSS [10 Januari 2018]. inacbg.blogspot.
Teknikanalisa.com. 2014 [cited 2018 17. Prosedur Klaim BPJS Persalinan dan
Feb 21]. Available from: Neonatal cited 10 Maret 2018]. 2018.
http://teknikanalisisdata.com/anali sis- Available from: https://inacbg.
deskriptif-dengan-spss/ blogspot.co.id/2014/04/prosedur-klaim-
11. Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa bpjs-persalinan-dan.html
Indonesia [12 Januari 2018]. Available 18. BPJS KESEHATAN. Kepesertaan
from: https://www.kbbi.web.id BPJS Kesehatan [cited 11 Maret 2018].
12. Klinikbayi.com. Komplikasi dan 2014. Available from: https://bpjs-
dampak sectio cesaria [14 Januari kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/de
2018]. Available from: tail/2014/11
https://klinikbayi.com/2016/03/13/komp

Anda mungkin juga menyukai