Anda di halaman 1dari 10

BAB II

DASAR TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa kajian pustaka dan teori-teori yang
menunjang pembuatan skripsi, antara lain Medan Elektromagnetik, Induksi
Elektromagnetik, Induktansi Bersama (Mutual Inductance), Osilator dan Rectifier.

2.1. Kajian Pustaka

Pada skripsi ini menggunakan beberapa kajian pustaka yang dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kajian Pustaka

Judul dan Even Penulis Tujuan dan Hasil


Metode
Perancangan Sistem Berri M Merancang Tegangan yang
Transfer Energi Secara panggabean, prototype transfer dihasilkan pada
Wireless Dengan Herman energi listrik jarak 1 cm hingga 5
Menggunakan Teknik Halomoan, wireless dengan cm sebesar 19,5
Resonansi Induktif dan Nining tegangan 11 V volt pada input 11
Medan Elektromagnetik Purwasih dan 13 V. volt dan 20,4 volt
pada keluaran
Jurusan Teknik Elektro
Metode yang dengan input 13
Universitas Lampung
digunakan untuk volt karena pada
transfer energi sisi pengirim
wireless rangkaian, nilai
menggunakan induktansi
teknik resonansi mengalami
induktif medan penguatan tegangan
elektromagnetik akibat adanya
dengan dua buah amplifier.
Sedangkan jarak
kumparan
terjauh yang
tembaga
divarisakan adalah
berbentuk
4
solenoid yang 15cm dengan
digunakan untuk tegangan
menghasilkan yangdihasilkan
induktansi sebesar 0,07 volt
bersama. untuk input 11volt
dan 0 volt untuk
input 13volt.
Simulation and Chunbo Membuat sistem Energi yang dapat
Experimental Analysis Zhu,Kai Liu, energi transfer ditransfer hingga
on Wireless Energy Chunlai Yu, yang sederhana 50W, dengan
Transfer Base on Rui Ma dan efisensi lebih dari
Megnetic Resonances Hexiao Cheng Metode yang 60% dengan jarak
School of Electrical
digunakan lebih dari 1 meter
Engineering and
berdasarkan
Automation,Harbin
struktur arus balik
Institute of
electromotive
Tecnology,Harbin,China.
pada koil
IEEE Vehicle Power and penerima dengan
Propulsion Conference mensimulasikan
(VPPC), September 3-5, dan menganalisis
2008, Harbin, China perbedaan jarak
dan perubahan
frekuensi.

5
Perancangan Dan Analisi I wayan S Membuat Efisiensi daya
Sistem Transfer Daya Adnyana, Teti rangkaian sistem listrik yang didapat
Listrik Tanpa Kabel Zubaidah dan transfer daya untuk jarak transfer
Dengan Kumparan Cahyo listrik tanpa 4
Multilayer Yang Bekerja Mustiko Okta kabel yang cm pada frekuensi
Pada Frekuensi Rendah sederhana dengan 1 KHz sebesar 2,79
frekuensi %, frekuensi 3 KHz
Dielektrika, ISSN 2086-
rendah yaitu sebesar 18,05 %
9487 161
sebesar 1 KHz, 3 dan frekuensi 5
Vol. 3, No. 2 : 161 - 172,
KHz dan 5 KHz KHz sebesar 6,41
Agustus 2016
untuk % dengan jarak
mendapatkan transfer maksimum
efisiensi untuk tiap-tiap
maksimum daya frekuensi yaitu 1
yang besar. KHz
sejauh 10 cm, 3
KHz sejauh 20 cm
dan 5 KHz sejauh
10 cm.
Wireless Energy Transfer Rikard Vinge Mempelajari Hasil yang didapat
by Resonant model rangkaian bahan magnetik
Inductive Coupling wireless energy dapat lebih
Department of Signals transfer untuk meningkatkan
and systems mendapat induksi diantara
Chalmers University Of pengetahuan dua koil dan
Tecnology Goteborg, bagaiman mengurangi
Sweden 2015 parameter kerugian arus.
komponen
berpengaruh pada
efisiensi dan
magnitudo dari
daya yang
ditranfer,

6
Metode yang
digunakan dalam
mempelajari
wireless energy
transfer dengan
resonan induktif
coupling
dilakukan dengan
3 tahapan
rangkaian
elektronik, koil
geometri dan
optimasi koil dan
rangkaian.

Berdasarkan beberapa kajian pustaka pada Tabel 2.1, penelitian mengenai


teknologi wireless energy transfer dengan induksi elektromagnetik hanya berfokus pada
bagaimana memperbesar efisiensi keluaran agar dapat dimanfaatkan sebagai suatu catu
daya suatu perangkat. Sedangkan pada skripsi ini teknologi wireless energy transfer
dengan induksi elektromagnetik dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran secara teori
maupun praktik bagi mahasiswa.
Modul pembelajaran wireless energy transfer dengan induksi elektromagnetik
yang dibuat pada skripsi ini dapat divariasikan jarak, sudut dan frekuensinya pada
10KHz, 150KHz dan 300KHz. Dengan harapan ketika menggunakan alat ini mahasiswa
dapat lebih mudah memahami mengenai pengaruh perubahan jarak, sudut dan frekuensi
terhadap tegangan keluaran yang dapat ditransfer secara wireless.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Medan Elektromagnetik
Medan elektromagnetik adalah medan yang terjadi akibat pergerakan arus
listrik. Tegangan statis akan menghasilkan medan listrik. Pergerakan arus listrik
akan menghasilkan medan magnet. Medan listrik juga dapat terbentuk akibat
perubahan medan magnet. Medan magnet yang bergerak dapat menginduksi arus

7
listrik alternating current (AC) dan sebaliknya aruslistrik ini juga dapat
menghasilkan medan magnet. Interaksi antara medan listrik dan medan magnet
tersebut menghasilkan medan elektromagnetik[1]. Hal ini pula yang di
kemukakan James Clerk Maxwell dalam teorinya tentang gelombang
elektromagnetik. Dengan teori Maxwel cepat rambat gelombang elektromagnetik
dapat dihitung dengan persamaan :

1
c=
√ μ0 ϵ0 ………………………..…………………… (2.1)

Keterangan :

c = cepat rambat gelombang elektromagnetik ( m/s )

μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4 π ×10−7 ( Wb/Am )

ϵ0 = permitivitas ruang hampa = 8,85418 ×10−12 ( C2/Nm2 )

μ0 ϵ0
Dengan memasukkan nilai dan maka akan diperoleh cepat

rambat gelombang elektromagnetik di ruang hampa sebesar c=2,99792 ×108

m/s.

2.2.2 Induksi Elektromagnetik


Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya Gaya Gerak Listrik
(GGL) pada kumparan akibat perubahan fluks magnetik [1]. Pada percobaan
Michael Faraday tahun 1821 membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus lisrtik. Faraday menyimpulkan bahwa medan magnet yang
konstan tidak dapat menghasilkan arus, dan laju perubahan fluks magnet pada
suatu kumparan menimbulkan GGL induksi yang besarnya juga dipengaruhi oleh
banyaknya lilitan [1].

8
Fluks magnet dapat diartikan sebagai perkalian antara medan magnet
dengan luas bidang yang letaknya tegak lurus dengan induksi magnetnya.
Secara matematis dapat ditulis:

ϕ=BA cos θ ……………………………………… (2.2)

ϕ = fluks magnet

B = induksi magnet

A = luas bidang

θ =sudut antara arah induksi magnet Β dengan arah garis normal bidang

Gambar 2.1. Arah Induksi Magnet

Sedangkan untuk menentukan GGL induksi dapat dicari dengan rumus :

Δϕ
ε =−N ( )
Δ t ……………………………………… (2.3)

(tanda negatif menunjukkan arah induksi)

ε = GGL induksi (volt)

9
N = jumlah lilitan

∆ϕ
∆t = laju perubahan fluks magnet

2.2.3 Induktansi Bersama (Mutual Inductance)


Induktansi timbul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik. Hukum Biot Savart menyatakan bahwa gaya gerak listrik akan dihasilkan
oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang berada diantara medan
magnetik. Suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi jika ada
induktor dalam rangkaian tersebut [1].

Induktansi bersama (mutual inductance) terdiri dari dua buah kumparan (N1
dan N2) yang saling berdekatan. Tegangan induksi bersama terjadi ketika

kumparan N1 dialiri arus (i) maka akan timbul fluks magnetik ( ϕ ) di sekeliling

kumparan N1 dan akan merambat ke kumparan N2. Fluks medan magnet pada
kumparan N2 akan menghasilkan GGL induksi pada rangkaian kumparan N2.

Sebuah koil yang terdiri atas N lilitan dengan fluks magnetik ( ϕ ) yang

melingkupi masing-masing lilitan akan memiliki fulks magnetik lingkup total,

λ=Nϕ . Fluks total ( ϕ ) yang dihasilkan oleh arus ( i1) yang mengalir pada
1

kumparan N,terdiri dari fluks bocor ( ϕ ), fluks gandeng atau fluks lingkup (
11

ϕ )[6]. Sehingga GGL yang terinduksi pada koil gandeng dapat dirumuskan
12

dengan menggunakan induktansi mutual (M) sebagaiberikut :

d ϕ 12
M =N 2 ……………………………………… (2.4)
d i1

Koefisien gandengan ( k ), didefinisikan sebagai rasio atau perbandingan


antara fluks lingkup terhadap fluks total dimana nilai 0≤ k ≥1. [6]

10
ϕ12 ϕ 21
k= =
ϕ 1 ϕ 2 ……………………………………… (2.5)

2.2.4 Osilator
Osilator rmerupakan salah satu rangkaian elektronika yang digunakan untuk
mengubah tegangan Direct Current (DC) menjadi tegangan Alternating Current
(AC) sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitude
konstan.

Macam-macam osilator sebagai berikut :


1. Osilator Amstrong
2. Osilator Colpitts
3. Osilator Clapp
4. Osilator Hartley
5. Osilator Kristal

Osilator Colpitts adalah salah satu dari sejumlah desain untuk elektronika
osilator sirkuit dengan menggunakan kombinasi dari induktansi (L) dengan
kapasitor (C) untuk penentuan frekuensi, sehingga juga disebut LC osilator.
Osilator ini berguna untuk membangkitkan gelombang sinus frekuensi tetap dari
sekitar satu kilohertz sampai beberapa megahertz [3], [5].

Pada dasarnya osilator menggunakan dua buah kapasitor sebagai pengganti


kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan dengan menggunakan medan
elektrostatik melalui jaringan pembagi kepasitor. Frekuensi ditentukan oleh dua
kapasitor terhubung seri dan induktor. Pada osilator colpitts, pengaturan kumparan
dan perubahan harga kapasitor menentukan frekuensi yang dihasilkan[5].

11
Gambar 2.2. Osilator Colpitts

Persamaan umum dari osilator Colpitts :

1
ω0 =
√ L CT ……………………………………… (2.6)

Sehingga nilai frekuensi osilasisi ( fo ) didapat dengan rumus :

1
fo=
2 π √ L CT …………………………………… (2.7)

CT
Dengan nilai adalah

C1C2
CT =
C1 +C 2 ……………………………………… (2.8)

2.2.5 Rectifier

12
Rectifier atau penyearah gelombang adalah bagian dari power
supply/catudaya yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi sinyal
tegangan bolak-balik AC menjadi tegangan searah DC.
Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah dioda yang
dikonfigurasikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan
rendah, sebelum tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC maka
tegangan AC tersebut perlu diturunkan menggunakan transformator stepdown.
Ada tiga bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply
yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah gelombang atau rectifier (dioda)
dan filter (kapasitor) untuk menekan riple. Pada dasarnya konsep penyearah
gelombang dibagi dalam dua jenis yaitu, Penyearah setengah gelombang dan
penyearah gelombang penuh[4].

13

Anda mungkin juga menyukai