Anda di halaman 1dari 8

HUKUM ACARA PIDANA

TUGAS KELOMPOK IV PERT 19 - 24

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAMULANG

2021-2022

DOSEN PENGAMPU : SRI ENDAH INDRIAWATI, S.H., M.H

DISUSUN OLEH :

JUMARNI GRAHAYU ( 201010200036 )

MENTARI ( 201010200005 )

MULYADI RAHMAT ( 201010200536 )

RAMANDA PRAMOEDYA ( 201010200300 )

SINDI FATIKA ( 201010200602 )

ACH. RUBITU FUADI ( 201010200452 )


A. Latar Belakang
Pada tanggal 24 September 1981 telah ditetapkan hukum acara pidana dengan Undang-undang RI No. 8
Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (disingkat : KUHAP) dan diundangkan dalam Lembaran Negara
(LN) No. 76/1981 dan Penjelasan dalam Tambahan lembaran Negara (TLN) No. 3209.Untuk pelaksanaan
KUHAP sebelum Peraturan PemerintahRI No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP
diundangkan,maka pada tanggal 4 Pebruari 1982 telah dikeluarkan KeputusanMenteri Kehakiman tentang
Pedoman Pelaksa-naan KUHAP.Pedoman pelaksanaan ini bertujuan untuk menjamin adanyakesatuan
pelaksanaan hukum acara pidana berdasarkan KUHAPitu sendiri, yaitu sejak dari penyidikan, penuntutan,
pemutusan perkara, sampai pada penyelesaian di tingkat lembaga pemsyarakatan. Sebelum secara resmi nama
undang-undang hukum acarapidana disebut “Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana”(Pasal 285 KUHAP),
telah menggunakan istilah “ Wetboek van Strafvordering ” (Belanda) dan kalau diterjemahkan secara harfiah
menjadi Kitab Undang-undang Tuntutan Pidana, maka berbeda apabila dipakai istilah“Wetboek van
Strafprocesrecht” atau “Procedure of criminal” Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana”. Tetapi menurut
Menteri kehakiman Belanda istilah “strafvordering” itu meliputi seluruh prosedur acara pidana.
B. Hukum Acara Pidana Dalam Prespekti Islam

Fikih Murafa’at adalah hokum acara peradilan di dalam Islam. Hukum dibagi menjadi dua yaitu hukum
formil dan hukum materiil. Hukum acara peradilan Islam (Fikih Murafa’at ) adalah ketentuan-ketentuan
yang ditunjukkan kepada masyarakat dalam usahanya mencari kebenaran dan keadilan bila terjadi
‛Pencurian‛ atas suatu ketentuan hukum materiil, hukum acara meliputi ketentuan-ketentuan tentang cara
bagaimana orang harus menyelesaikan masalah dan mendapatkan keadilan dari hukum, apabila
kepentingan atau haknya dilanggar oleh orang lain dan sebaliknya, bagaimana cara mempertahankan
apabila dituntut oleh orang lain. Tujuan hukum peradilan Islam adalah untuk memelihara dan
mempertahankan hukum materiil. Peranan hukum acara akan mulai tampak dan menonjol manakala
terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil.
C. Memahami Upaya Hukum Pidana di Pengadilan

Upaya hukum merupakan upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atau
badan hukum untuk dalam hal tertentu melawan putusan hakim. Dalam teori dan praktek kita
mengenal ada 2 (dua) macam upaya hukum yaitu, upaya hukum biasa dan upaya hukum luar
biasa. Perbedaan yang ada antara keduanya adalah bahwa pada azasnya upaya hukum biasa
menangguhkan eksekusi (kecuali bila terhadap suatu putusan dikabulkan tuntutan serta
mertanya), sedangkan upaya hukum luar biasa tidak menangguhkan eksekusi.
D. Jenis-Jenis Putusan di Pengadilan

Pasal 1 angka 11 KUHAP “Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum
dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.”

Dalam melaksanakan putusan hakim ketua dan hakim anggota mengadakan musyawarah terakhir untuk
mengambil keputusan. Dalam musyawarah untuk menjatuhkan putusan yang berkaitan dengan hasil
pemeriksaan pada persidangan, hakim ketua majelis mengajukan pertanyaan. Setelah masing- masing
anggota majelis hakim menyampaikan pendapatnya disertai dengan pertimbangan dan dasarnya, kemudian
pendapat terakhir diberikan oleh hakim ketua majelis.
E. Pembuktian dan Upaya Hukum

Pembuktian dalam Hukum Acara Pidana adalah : Untuk memberikan kepastian yang
diperlukan dalam menilai sesuatu hal tertentu tentang fakta-fakta atas nama penilaian
tersebut harus didasarkan. Kata pembuktian (bewijs) bahasa Belanda dipergunakan
dalam dua arti, adakalanya ia diartikan sebagai perbuatan dengan mana diberikan
suatu kepastian, adakalanya pula sebagai akibat dari perbuatan tersebut yaitu
terdapatnya suatu kepastian
KESIMPULAN

Pedoman pelaksanaan KUHAP, memberi penjaelasan tentang tujuan hukum acara pidana adalah untuk
mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendapati kebenaran material, ialah kebenaran yang
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara
jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakan pelaku yang dapat didakwa melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan
apakah terbukti bahwa suatu pindak pidana telah dilakukan dan apakah orang didakwa itu dapat
dipersalahkan. Bertitik tolak dari hukum acara pidana adalah hukum public ( public law ) dan hukum yang
mempertahankan esensi dari hukum pidana , sifat hukum acara pidana haruslah memberikan
keastianprosedur dan rasa keadilan, baik anasir orang yang dituntut maupun kepentingan masyarakat itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai