Anda di halaman 1dari 2

Mencetak Generasi Rabbani dengan Kurikulum Khas Al Irsyad

Impian dunia pendidikan dalam mencetak karakter siswa yang berakhlak masih belum
menemukan titik terang. Setiap tahunnya, ada saja kabar kemerosotan akhlak yang terjadi dalam proses
pendidikan. Kasus tawuran antarpelajar, tindak bullying atau perundungan, pelecehan, hingga kasus
kriminal lainnya masih menghiasi etalase pemberitaan. Di Karawang saja, misalnya, tentu kita masih
ingat adanya tawuran pelajar yang saling “bacok” pada 14 September 2020 lalu
(https://radarkarawang.id/klari/anak-smk-saling-bacok-di-walahar/).
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Kurikulum nasional bercorak tematik yang menekankan
pembangunan karakter siswa nyatanya belum menyentuh lapis dasar karakter peserta didik seutuhnya.
Untuk itu, dibutuhkan kurikulum adab yang terstruktur dan terprogram dengan baik dalam
penyelenggaraan pendidikan di era global. Sebab, di dunia digital saat ini, potensi terpapar konten negatif
yang berdampak buruk pada akhlak pelajar kian mengkhawatirkan.
Bagi orang tua, situasi kemerosotan akhlak dengan berbagai penyimpangan norma ini turut
memunculkan kecemasan dalam pendidikan putra dan putrinya di masa depan. Kebutuhan akan
pendidikan yang berkualitas dengan tetap mengedepankan adab menjadi suatu keharusan.
Faktanya, permasalahan karakter siswa ini sudah sangat diperhatikan oleh Al Irsyad Al
Islamiyyah Karawang secara baik. Sebagai lembaga terdepan dalam akhlak dan prestasi, Al Irsyad telah
memiliki “Kurikulum Khas” yang menerapkan pembiasaan adab siswa dalam kesehariannya, baik itu
kepada teman sebaya, para guru, orang tua, maupun cara berperilaku di masyarakat. Ini semua terangkum
dalam Kurikulum Diniyyah dan Kurikulum Al-Qur’an.
Kurikulum Khas ini hanya dapat dijumpai di institusi pendidikan Al Irsyad. Kurikulum Diniyyah
dikawal oleh Ka Bid Diniyyah, Ustadz Rahmat Hidayat, sedangkan Kurikulum Al-Qur’an dikawal oleh
Ka Bid Al-Qur’an, Ustadz Asep Zakaria. Kurikulum PAI Al Irsyad Al Islamiyyah Karawang merupakan
salah satu kurikulum khas Al Irsyad. Sistem perencanaan pembelajaran yang istimewa membuat
kurikulum ini lebih unggul dibanding pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah lain.
“Ada 3 program unggulan Kurikulum PAI, yakni Tarbiyyah (pengetahuan), Ibadah, dan
Muamalah (Keterampilan). Dalam hal Tarbiyah, pembinaan kompetensi keilmuan kepada guru-guru
Pendidikan Agama Islam (PAI). Ini dicapai dengan pembelajaran dengan empat mata pelajaran, yakni
Aqidah, Hadits, Fiqh, dan Tarikh yang di ampu oleh lulusan Lc, dan lulusan pesantren. Dalam hal Ibadah,
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari dari aspek wudhu, sholat, dzikir dan doa ba'da sholat, serta
dzikir pagi dan petang dengan baik dan benar. Kemudian, dalam hal Muamalah (Keterampilan),
Kurikulum Diniyyah memiliki target agar siswa mampu mempraktikkan berwudhu dan sholat, mampu
menjadi muadzin, mampu dalam pengurusan jenazah (tajhizul janaiz), dauroh Imam sholat, serta
memiliki Karakter Da'i, “ujar Ustadz Rahmat Hidayat.
Semua program yang dijalankan dalam Kurikulum Diniyyah mampu menunjang apa yang
dibutuhkan generasi masa depan. Dalam Dauroh Imam, misalnya, kegiatan ini sukses digelar SMA Islam
Teladan yang mengusung tema “Dauroh Imam, Kiat Menjadi Imam yang Baik”. “Program Dauroh Imam
ini merupakan program unggulan dari Ka Bidang Diniyyah Al Irsyad Al Islamiyyah yang memfasilitasi
unit sekolah dalam kaderisasi  imam sholat berjama'ah, baik di sekolah maupun di rumah siswa,” ujar
Ustadz Rahmat.  Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa program Dauroh imam ini berada di jenjang
SMPIT dan SMA Islam Teladan. Perbedaannya adalah jika di jenjang SMPIT diajarkan pengetahuan
bagaimana menjadi imam sholat berjamaah, sedangkan di SMA Islam Teladan  diaplikasikan dalam
sholat berjamaah dan santri sebagai imam sholat.
Wujud lain program unggulan Kurikulum Diniyyah adalah adanya Dauroh Muadzin yang sukses
dilaksanakan Ka Bid Diniyyah dengan tema “Next Bilal Bin Rabbah”. Dauroh muadzin adalah program
Diniyyah yang dilaksanakan di jenjang SDIT dan SMPIT untuk menyiapkan generasi muadzin dari siswa.
Para peserta merupakan siswa pilihan yang akan mendapatkan pembinaan mengumandangkan adzan dan
nantinya bisa dipersiapkan untuk mengikuti ajang-ajang perlombaan. ”Terdapat beberapa materi yang
didapatkan dalam dauroh ini, di antaranya tentang adab muadzin meliputi sebelum, ketika, dan setelah
mengumandangkan adzan, selanjutnya di ajarkan tentang langgam standardisasi Al Irsyad Al Islamiyyah
Karawang, dan di akhiri dengan penilaian untuk pemetaan pembinaan selanjutnya.
Selanjutnya, kebutuhan generasi mendatang dalam literasi Al-Qur’an terwadahi dengan adanya
Kurikulum Al-Qur’an. Kurikulum Al-Qur’an merupakan salah satu kurikulum Khas Al Irsyad dengan
sistem perencanaan pembelajaran Al Qur’an yang istimewa dalam upaya mencetak generasi ahlul Qur’an.
Program unggulan kurikulum ini di antaranya Markas Tahfidz, Rumah Tahfidz, Metode Tartili Al Irsyad,
Kelas Takhosus, Tahfidz Camp, dan Terampil. “Dalam program Markas Tahfidz, kami lakukan
pembinaan kompetensi para guru Al Qur’an secara berkala dengan pertemuan online agar mampu
mencetak hafidz dan hafidzah. Sementara itu, dalam program Rumah Tahfidz, para santri SDIT, SMPIT,
SMA-IT yang mengikuti program Rumah Tahfidz ini adalah siswa-siswa yang melampaui target minimal
program tahfidz setiap unitnya. Sebagai contoh, di SDIT target minimal dua juz dalam program regular
ataupun proram takhosus dengan target 7 juz, para siswa SDIT yang berjumlah 6 orang ini layak menjadi
perwakilan setiap levelnya. Untuk SMPIT,  ada 8 siswa terpilih yang tergabung dari level 7 sampai 9.
Sementara itu, untuk SMA-IT, ada 6 siswa dari kelas 10 yang terpilih mengikuti program ini,” ujar
Ustadz Asep.
Dalam memfasilitasi kefasihan dalam membaca Al-Qur’an, Al Irsyad memiliki metode tartili
agar siswa mampu membaca Al-Qur’an sejak dini, bahkan sejak usia Play Group (usia 3 s.d. 4 tahun).
Sementara itu, dalam menunjang kebutuhan siswa dalam memperbanyak hafalan Al-Qur’an, Al Irsyad
memiliki Kelas Takhosus yang menjadi kelas spesial untuk menghafal Al-Qur’an. Di kelas ini para siswa
dilatih agar mampu melampaui batas minimal hafalannya dalam program Terampil. “Siswa Kelas
Takhosus memiliki capaian berbeda dengan kelas regular. Di kelas regular, lulusan SDIT diwajibkan
hafal 2 Juz, sedangkan di kelas Takhosus, para siswa memiliki hafalan 7 Juz. Sementara itu,di jenjang
SMPIT, lulusan kelas regular SMPIT memiliki hafalan 3 Juz, sedangkan para siswa di kelas Takhosus
memiliki hafalan 10 Juz. Program ini semakin terasa saat di jenjang SMA-IT, yakni lulusan regular SMA-
IT memiliki hafalan 5 Juz, sedangkan kelas takhosus memiliki hafalan 13 Juz. Jadi, jika masyarakat
menyekolahkan putra dan putrinya sejak dini di Al Irsyad, khususnya di kelas Takhosus, bisa menjadi
seorang hafidz dan hafidzah. Kurikulum Al-Qur’an ini juga dikemas secara menarik dengan adanya
Tahfidz Camp, yakni dengan Outing Class untuk lebih mencintai Al-Qur’an,” ujar Ustadz Asep.
Terbukti, Kurikulum Khas Al Irsyad ini mampu mengantarkan para siswa Al Irsyad dalam
berprestasi di bidang keagamaan. Para santri SDIT, misalnya berhasil menjuarai berbagai ajang
perlombaan PAI dan Al-Qur’an dalam beberapa pekan terakhir. Tsabitah Khansa dari kelas 5 Al
Khawarizmi berhasil menjadi juara 3 Kaligrafi, Hasya Sakhia Makhali dari kelas 1 Zaid bin Tsabit
berhasil menjadi Juara 2 Nasional Hafalan Doa-Doa dalam ajang Gemilang Prestasi. Kemudian, Khansa
Hafizah Mumtaz dari kelas 1 Ustman Bin Affan berhasil menjadi Juara 1 Nasional Hafalan Surat-Surat
Pendek dalam event Gemilang Prestasi Online. Selain itu, Faiz Muhammad Al Faritzi dari kelas 5 Al
Khawarizmi menjadi Juara 2 Nasional Hafalan Do'a dalam event We Are The Champion. Sementara itu,
Mufidah Hani Rahmania Effendi dari kelas 3 Ar Rahman menjadi Juara 2 Hafalan Do'a tingkat Nasional
dalam event "Bhinneka Production " Kompetisi Online Pelajar Berprestasi. Kemudian, Mirza Haikar
Rasyid Bhayangkara dari kelas 4 Al Malik Menjadi Juara Favorit, Peringkat 6, dan Juara Harapan 7 di
tiga event Lomba Tahfidz Online tingkat Nasional. Lalu, Fathiyya Zulfa Mumtaz dari kelas 3 Luqman
menjadi Juara Harapan 2 Hafalan Surat-Surat Pendek dalam event Gemilang Prestasi Online; Azka Priya
Daniswara dari kelas 2 Mus'hab bin Umair menjadi Juara Harapan 4 kategori Tahfidz dalam event We
Are The Champion; Ghaitsa Haura Muthmainah dari kelas 5 Ibnu Khaldun menjadi Juara Harapan 6
kategori Tahfidz dalam event We Are The Champion; dan Arrel Huga Haruko dari kelas 6 Al Biruni
serta Faiz Muhammad Al Faritzi dari kelas 5 Al Khawarizmi berhasil masuk nominasi terbaik dalam
Lomba Adzan Online tingkat Nasional dalam event "Bhinneka Production" Kompetisi Online Pelajar
Berprestasi.
Semua prestasi yang diraih Al Irsyad ini menjadi bukti keseriusan lembaga pendidikan terdepan
itu dalam mencetak generasi Rabbani yang berprestasi, jujur, dan berakhlakul karimah. Kesempatan besar
ini masih terbuka dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) Gelombang 2 Al Irsyad yang berlaku hingga 24
Maret 2021. Sekolah? Al Irsyad Aja!

Anda mungkin juga menyukai