Anda di halaman 1dari 9

NAMA :FARRAH AL AMIRAH

NIM : 12111321557

MATKUL : DEMOGRAFI

“MIGRASI”

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan
menetap. Migrasi ada yang bersifat menetap sementara dan ada juga yang permanen atau
selamanya.Migrasi sementara dilakukan oleh penduduk yang bertempat di daerah baru hanya
dalam waktu yang sementara yakni kurang dari enam bulan

1) KONSEP DASAR MIGRASI

• Jenis migrasi

1. Migrasi Masuk (In Migration)

Migrasi masuk yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of
destination).

2. Migrasi Keluar (Out Migration)

Migrasi keluar yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
(area of origin).

3. Migrasi Neto (Net Migration)

Migrasi neton yaitu selisih antara jumlah migrasi masuk dengan migrasi keluar.
Bila migrasi yang masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut
migrasi neto positif. Sedangkan bila migrasi keluar lebih besar dari pada migrasi
masuk disebut migrasi neto negatif.

4. Migrasi Bruto (Gross Migration)

Migrasi bruto yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.

5. Migrasi Total (Total Migration)


Migrasi total adalah jenis migrasi yang seluruh kejadian migrasi, mencakup
migrasi semasa hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return migration).
Dengan kata lain, migrasi total adalah semua orang yang pernah pindah.

6. Migrasi Internasional (International Migration)

Migrasi internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke


negara lain. Migrasi berupa masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi
(immigration). Sebaliknya, jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari
suatu negara disebut emigrasi (emigration).

7. Migrasi Internal (Intern Migration)

Migrasi internal yaitu perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya
antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau satuan
administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti
kecamatan, kelurahan, dan seterusnya.

• Migran

Migran adalah penduduk yang melakukan perpindahan tempat tinggal melewati batas
wilayah kelurahan/desa dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei. Migran adalah
penduduk yang melakukan perpindahan tempat tinggal melewati batas wilayah
kelurahan/desa dalam kurun waktu lima tahun sebelum survei.

• Faktor pendorong dan penarik migrasi

Faktor pendorong adanya migrasi adalah :

✓ Lapangan pekerjaan di tempat asal tidak memadai

✓ Kurangnya sumber sumber alam

✓ Secara sosiologis tidak cocok lagi terhadap budaya, adat, dan kepercayaan

✓ Karena pekerjaan yang memaksa berimigrasi

Faktor penarik adanya migrasi adalah:


✓ pendapatan dan lapangan pekerjaan yang lebih tinggi di daerah tujuan.

✓ Tersedianya sarana dan prasarana

✓ Secara sosiologis sesuai dengan lingkungan pada daerah tujuan

2) MIGRASI ANTAR KABUPATEN/KOTA

Untuk memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan beberapa
pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan migrasi
antarkabupaten/kota. Ukuran-ukuran tersebut adalah:
1. Angka migrasi masuk (Mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per
1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
2. Angka migrasi keluar (Mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari
suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
3. Angka migrasi neto (Mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan migrant keluar ke
dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.

Kegunaan

Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu


kabupaten/kota merupakan daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah
sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan apakah suatu kabupaten/kota
merupakan wilayah yang tidak disenangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain
kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan
daerah tersebut.

Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya


biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif. Artinya, jumlah penduduk yang
masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar. Sedangkan kabupaten/kota
yang kurang disenangi oleh penduduknya akibat kelangkaan sumberdaya misalnya,
biasanya memiliki angka migrasi neto yang negatif, yang berarti jumlah penduduk yang
keluar lebih banyak daripada jumlah migran yang masuk.

Cara Menghitung migrasi antar kabupaten/kota

a. Migrasi Masuk (Mi):

dimana :

Mi = Angka Migrasi Risen Masuk


InMig = Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan
P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama
k = Konstanta, biasanya 1000

b. Migrasi Keluar (Mo):

dimana :

Mo = Angka Migrasi Risen Keluar


OutMig = Jumlah penduduk yang keluar dari suatu kabupaten/kota selama satu
periode pengamatan
P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama
k = Konstanta, biasanya 1000
c. Migrasi Neto (Mn):

dimana :

Mn = Angka Migrasi Risen Neto


InMig = Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan
OutMig = Jumlah penduduk yang kelaur dari suatu kabupaten/kota selama periode
yang sama
P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama
k = Konstanta, biasanya 1000

3) PENGUKURAN INDIKATOR MIGRASI

• Angka migrasi masuk

Angka migrasi masuk adalah Angka yang menunjukkan banyaknya migrasi


masuk selama 1 tahun untuk setiap 1000 orang penduduk yang terjadi pada suatu
daerah.Angka migrasiinibermanfaat untuk mengetahui apakah suatu daerah merup
akan daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau
wilayah lainnya.

Dapat juga ditentukanapakah suatu daerah merupakan wilayah yang tidak di


senangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain daerah ini memilikidaya
dorong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.Semakin
tinggi angka migrasi masuk,maka daerah tersebut semakin mempunyai
daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya.
RUMUS MIGRASI MASUK:

• Angka migrasi keluar

Angka yang menunjukkan banyaknya migrasi keluar selama 1 tahun untuk se


tia
1000 orang penduduk yang terjadi pada suatu daerah. Angka migrasi ini bermanfa
at untuk mengetahui apakah suatu daerah merupakan daerah yang memiliki daya
tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya.

Dapat juga ditentukan apakah suatu daerah merupakan wilayah yang tidak di
senangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain daerah ini memiliki daya d
orong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.Semakin tinggi a
ngka migrasi keluar, maka daerah tersebut daya tariknya akan semakin kecil bagi
penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya.

RUMUS MIGRASI KELUAR:


• Angka migrasi neto

Angka Migrasi Netto (Mn) adalah selisih banyaknya migran yang masuk dengan
migran yang keluar dari satu wilayah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

dimana :

Mn = Angka Migrasi Risen Neto


InMig = Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota
selama satu periode pengamatan
OutMig = Jumlah penduduk yang kelaur dari suatu kabupaten/kota
selama periode yang sama
P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama
k = Konstanta, biasanya 1000
4) MIGRASI DESA-KOTA
• konsep migrasi desa-kota

Cara Menghitung migrasi antar desa/kota

Indikator migran desa/kota ini ditunjukkan oleh persentase migran yang berasal dari
perdesaan menuju suatu perkotaan terhadap jumlah migran di perkotaan tersebut.

dimana:

%Migru = Persentase migrasi dari perdesaan ke perkotaan


Migru = Jumlah migran dari perdesaan ke perkotaan
Miguu = Jumlah migran dari perkotaan ke perkotaan

• Indikator migrasi desa-kota


Angka migrasi dari perdesaan ke perkotaan dihitung dengan melihat persentase
migran yang masuk ke suatu wilayah perkotaan yang berasal dari daerah perdesaan di
wilayah lain.
Indikator ini bermanfaat untuk melihat besaran migrasi dari perdesaan ke
perkotaan. Sejauh ini tidak ada data publikasi yang memperlihatkan jumlah migrasi
dari perdesaan ke perkotaan, mengingat tidak ada informasi yang memperlihatkan
karakteristik tempat tinggal lima tahun yang lalu, apakah bersifat perdesaan atau
perkotaan. Dengan diketahuinya jumlah migran dari perdesaan ke perkotaan, maka
dapat dianalisis faktor-faktor yang menyebabkan perpindahan tersebut. Demikian
juga perlu terutama yang berusia produktif.
Indikator ini juga bermanfaat untuk bahan masukan dalam perencanaan wilayah
terutama berkaitan dengan kesenjangan perdesaan-perkotaan, utamanya pada aspek
ketenagakerjaan, penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, pendidikan, dan
keamanan

Anda mungkin juga menyukai