Anda di halaman 1dari 66

A.

PENDAHULUAN
Makin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan di rumah sakit, membuat kita
terpacu untuk dapat memenuhi harapan pelanggan. Sesuai dengan misi Rumah Sakit Ibu dan
Anak Amanda untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik, untuk itu RSIA Amanda
melakukan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar
Akreditasi SNARS edisi 1. Demikian pula masing-masing unit pelayanan akan mengikuti misi
tersebut untuk dapat memberikan pelayanan yang mengacu pada keselamatan pasien agar
tercapai kepuasan pelanggan, oleh karena itu setiap tindakan dalam pelayanan harus selalu
memperhatikan keselamatan pasien. Selain itu kegiatan ini dilakukan di setiap unit
kerja/instalasi terkait untuk mengukur kinerja pelayanan RS dan sebagai manajemen kontrol
untuk mendukung pengambilan keputusan.
Banyak komponen yang mestinya menjadi kontrol terhadap tingginya mutu pelayanan
rumah sakit, khususnya di unit pelayanan antara lain mengacu pada standar pelayanan minimal
dan mutu unit yang semua itu harus dapat diukur dan didokumentasikan dengan baik, agar unit
dapat mengetahui mutu pelayanan.
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSIA Amanda pada tahun 2019
Menetapkan indikator rumah sakit yang sesuai dengan standar Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) dari KARS Versi SNARS edisi 1. Berdasarkan standar PMKP 5,
dapat diklasifikasikannya indikator rumah sakit sebagai berikut : Indikator Area Klinik,
Indikator Area Manajemen, Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, Indikator Analisis Tren
atau Variasi Kejadian yang tidak Diinginkan, serta Indikator Unit lainnya.
Selain pemantauan yang dilakukan oleh instalasi / unit kerja masing-masing,
pemantauan juga dilakukan melalui program validasi data. Penyalihan / validasi data merupakan
alat penting untuk memahami mutu dari data mutu dan untuk mencapai tingkat di mana data
tersebut cukup meyakinkan bagi para pembuat keputusan. Hitungan keakuratan dilakukan
dengan membandingkan hasil data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data orang kedua
harus ≥ 90% dari hasil data orang pertama untuk dikatakan sebagai data valid.
Laporan Triwulan pada tahun 2019 ini dibuat untuk mengevaluasi perkembangan hasil
pemantauan indikator mutu yang diambil oleh instalasi / unit kerja dari bulan oktober sampai
bulan Desember 2019.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pemantauan indikator mutu dilaksanakan setiap bulan di setiap unit pelayanan
dan penunjang. Setiap unit tersebut harus melaksanakan pengumpulan data, validasi dan analisa
indikator mutu yang telah ditetapkan di rumah sakit. Selain data yang ditetapkan sebagai
indikator mutu rumah sakit, setiap unit diwajibkan pula untuk melaksanakan program
pemantauan sendiri di setiap unit masing-masing. Hasil pemantauan data yang telah dievaluasi
kemudian dilaporkan secara rutin ke Komite Mutu dan Keselamatan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan.

1
C. HASIL PENGUMPULAN DATA
Setelah dilakukan pengumpulan data indikator mutu selama Oktober sampai Desember
2019 di seluruh unit yang terkait, didapatkan data sebagai berikut :
A. INDIKATOR AREA KLINIS
1.
a) WAKTU TANGGAP PELAYANAN PASIEN PONEK OLEH DOKTER DI UGD ≤
5 MENIT (STANDAR 100%)
Tabel 1. Data Bulanan Waktu Tanggap Pelayanan Pasien PONEK Oleh Dokter UGD
≤ 5 Menit Periode Oktober – Desember 2019 di RSIA Amanda

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATO PERSENTAS STANDAR
R R E D
Oktober 100
Novembe 100
r
Desembe 100
r

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah Pasien PONEK yang dilayani oleh dokter
UGD ≤ 5menit. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien PONEK yang
dilayani di UGD

Grafik 1. Persentase Waktu Tanggap Pelayanan PONEK oleh Dokter UGD


≤ 5 Menit Periode Oktober – Desember 2019 di RSIA Amanda

Februari; STANDARD; Maret; STANDARD; April; STANDARD;


100 100 100
Februari;
PERSENTASE;
96.03
Waktu Tanggap Dokter UGD
≤ 5menit
Maret; PERSENTASE;
87.78
Analisis : Dari grafik di atas dapat
April; PERSENTASE;
85.71
dijelaskan bahwa Persentase Capaian
Pelaksanaan Pelaksanaan Kelengkapan
Asesmen Awal Medis Kurang dari 1 x 24 Jam di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Satiti
Prima Husada mengalami penurunan. Diawali pada bulan Februari dengan persentase sebesar
96,03% yang kemudian pada bulan Maret terjadi penurunan di angka 87,78 %. Demikian pula
menurun pada bulan berikutnya April dengan persentase sebesar 85,71 %. Padahal Standar dan
target yang harus dipenuhi adalah sebesar 100 %. Meskipun persentase tersebut menurun tidak
terlalu signifikan, tetapi angka tersebut menjadi suatu bahan evaluasi bagi tenaga medis di dalam
proses melengkapi asesmen awal medis di ruang perawatan. Dari hasil konfirmasi di unit pelayanan
dalam hal ini adalah ruang rawat inap, angka tersebut muncul dikarenakan proses melengkapi
asesmen awal medis dilakukan lebih dari 1 x 24 jam sehingga membuat kesenjangan persentase
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, tim Mutu memberi motivasi pada perawat ruangan untuk

2
membantu tenaga medis di dalam proses kelengkapan berkas tersebut dan dapat dilengkapi kurang
dari 24 jam.
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Memotivasi perawat ruangan untuk membantu dan melakukan pendampingan pada para dokter
di dalam proses melengkapi asesmen awal medis dalam waktu kurang dari 24 jam.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

b) KELENGKAPAN ASESMEN AWAL PERAWAT KURANG DARI 1 X 24 JAM


(STANDAR 100 %)
Tabel 2. Data Bulanan Kelengkapan Asesmen Awal Perawat Kurang dari 1 x 24 Jam
di Ruang Rawat Inap Rumah Satiti Prima Husada bulan Februari- April 2019

DATA BULANAN
*data BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTAS STANDARD diambil dari
E
Sensus Harian di
FEBRUR 145 148 97,97 100
unit terkait. I
MRET 124 130 95,38 100
Tabel di atas merupakan
APRIL 113 119 94,96 100
angka/data yang masuk
tiap bulannya berdasarkan Numerator dan Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah
asesmen awal Perawat pada pasien baru yang dilengkapi < 1x24 jam. Sedangkan
Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien baru yang MRS di rawat inap.
Grafik 2. Persentase Capaian Pelaksanaan Kelengkapan Asesmen Perawat Kurang dari
1 x 24 Jam di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019
KELENGKAPAN ASESMEN AWAL MEDIS KURANG DARI 1 X
24 JAM

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Capaian Pelaksanaan Pelaksanaan
Kelengkapan Asesmen Awal Medis Kurang dari 1 x 24 Jam di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada mengalami penurunan. Diawali pada bulan Februari dengan persentase
sebesar 97,97 % yang kemudian pada bulan Maret terjadi Penurunan di angka 95,38 %. Demikian
pula menurun pada bulan berikutnya April dengan persentase sebesar 94,96 %. Padahal Standar dan
target yang harus dipenuhi adalah sebesar 100 %. Meskipun persentase tersebut menurun tidak

3
terlalu signifikan, tetapi angka tersebut menjadi suatu bahan evaluasi bagi tenaga medis di dalam
proses melengkapi asesmen awal medis di ruang perawatan. Dari hasil konfirmasi di unit pelayanan
dalam hal ini adalah ruang rawat inap, angka tersebut muncul dikarenakan proses melengkapi
asesmen awal medis dilakukan lebih dari 1 x 24 jam sehingga membuat kesenjangan persentase
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, tim Mutu memberi motivasi pada perawat ruangan untuk
membantu tenaga medis di dalam proses kelengkapan berkas tersebut dan dapat dilengkapi kurang
dari 24 jam.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Monitoring kepada staf perawat dalam hal pelaksanaan kelengkapan pengisian asesmen awal
perawat di ruang rawat inap  melakukan Inspeksi Mendadak untuk pengecekan BRM pasien
untuk memastikan kelengkapan pada Asesmen Perawat.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

2. PELAYANAN LABORATORIUM
a) ANGKA PENGULANGAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM / APL (STANDAR ≤ 1%)
Tabel 3. Data Bulanan Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium / APL Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada bulan Februari-April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE STANDARD
Februar 4 1498 0,27% 1%
i
Maret 13 1238 1,05% 1%
April 6 1142 0,53% 1%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pemeriksaan ulang di laboratorium
patologi klinik. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pemeriksaan
laboratorium.
Grafik 3. Persentase Capaian Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium / APL
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari-April 2019

ANGKA PENGULANGAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM /


APL

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Capaian Angka Pengulangan
Pemeriksaan Laboratorium / APL di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada pada bulan Februari
hingga April 2019 mengalami fluktuasi. Pada bulan Februari persentase sebesar 0,27 %. Namun

4
kemudian terjadi peningkatan di bulan Maret dengan persentase sebesar 1,05 % yang mana melebihi
standar/target yang adalah sebesar ≤ 1 %. Namun kemudian pada bulan April angka tersebut
kembali turun dan berada sesuai dengan standar yaitu sebesar 0,53 %. Berdasarkan hasil konfirmasi
dari tim Mutu ke unit laboratorium mengenai persentase yang melebihi standar pada bulan Maret,
ternyata pada bulan tersebut banyak pasien yang dilakukan pemeriksaan laboratorium dan hasil
pemeriksaannya TINGGI, sehingga petugas laboratorium melakukan proses KONFIRMASI ulang
dengan mengambil sampel kembali untuk memastikan keakuratan hasil pemeriksaan tersebut.
Sebagai contoh, ada pasien dilakukan pemeriksaan Darah Lengkap dengan hasil Leukosit TINGGI
dan Trombosit RENDAH, maka petugas Laboratorium biasanya akan melakukan pemeriksaan ulang
untuk memastikan keakuratan hasil tersebut. Namun meski demikian hal ini tidak selalu terjadi,
hanya pada kasus-kasus dan situasi tertentu. Oleh karena itu tim Mutu terus mengiring di dalam
proses pelaksanaan pemeriksaan laboratorium baik dari segi keterampilan/skill petugas laboratorium
maupun dari segi maintenance alat laboratorium secara berkala.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan/skill dalam
pengambilan sampel darah pada pasien agar tidak terjadi pengulangan.
2. Memotivasi petugas laboratorium agar selalu melakukan prosedur pengambilan sampel darah
sesuai SPO yang sudah ada/dengan teknik aseptik (cuci tangan sebelum melakukan tindakan, dll).
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

b) WAKTU LAPOR HASIL TES KRITIS LABORATORIUM < 30 MENIT (STANDAR


100 %)
Tabel 4. Data Bulanan Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium < 30 menit Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari-April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE STANDARD
Februar 16 18 89% 100%
i
Maret 9 12 75% 100%
April 3 3 100% 100%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pemeriksaan Lab kritis yg dilaporkan <
30 menit. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
kritis.

Grafik 4. Persentase Capaian Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium < 30 menit
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari-April 2019

5
WAKTU LAPOR HASIL TES KRITIS LABORA-
TORIUM < 30

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Capaian Waktu Lapor Hasil Tes
Kritis Laboratorium < 30 menit di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari-April
2019 mengalami peningkatan yang baik. Persentase pada bulan Februari berada pada angka 89% %.
Angka ini sudah cukup baik namun masih belum sesuai dengan standar. Demikian pula pada bulan
Maretsedikit menurun pada persentase 75 % dengan penjelasan dari 12 pemeriksaan laboratorium
kritis hanya ada 9 pemeriksaan yang dapat dilaporkan dalam waktu kurang dari 30 menit, selebihnya
adalah melebihi waktu tersebut. Namun pada bulan Februari persentase tersebut meningkat dan
sudah sesuai standar yaitu sebesar 100 %. Meskipun hasil persentase waktu lapor hasil tes kritis
masih fluktuatif, tetapi hal terjadinya peningkatan tersebut tetap harus diapresiasi dan selalu
dimotivasi untuk dapat dipertahankan. Berdasarkan hasil konfirmasi dari tim Mutu ke unit
laboratorium mengenai persentase yang turun pada bulan Januari, petugas laboratorium menyatakan
bahwa pada bulan Februari terjadi peningkatan jumlah pasien dari unit Rawat Jalan yang juga
memerlukan pemeriksaan baik urgent maupun non-urgent yang mana petugas laboratorium hanya 1
orang petugas saja, sehingga terjadi penumpukan permintaan pemeriksaan laboratorium dan hal
tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap waktu lapor hasil tes kritis laboratorium, namun
demikian waktu lapor hasil tes kritis tersebut tetap menjadi priorotas pertama.Oleh karena itu tim
Mutu terus melakukan proses motivasi pada petugas laboratorium untuk terus melaksanakan setiap
pemeriksaan sesuai dengan prosedur/SPO. Selain itu, proses maintenance berkala pada alat
laboratorium juga harus selalu diutamakan dan diperhatikan mengingat jumlah pemeriksaan
laboratorium akhir-akhir ini meningkat.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan/skill dalam proses
pemeriksaan laboratorium.
2. Memotivasi petugas laboratorium agar selalu melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai SPO/prosedur
dan sesuai prioritas.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-masing unit.

c) TAT/TURN AROUND TIME PEMERIKSAAN LABORATORIUM


EMERGENCY/CITO DARAH LENGKAP (TANPA LED) < 2 JAM
(STANDAR 100 %)

Tabel 5. Data Bulanan TAT/Turn Around Time Pemeriksaan Laboratorium


Emergency/Cito Darah Lengkap (Tanpa LED) Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari-April 2019

6
DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE % STANDARD %
Februar 183 637 0,29 100
i
Maret 161 606 0,27 100
April 146 502 0,29 100

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


TAT adalah waktu yang dibutuhkan dari sampel check in sampai hasil di setujui oleh dokter yang
bertugas. Turn Around Time pemeriksaan emergency (cito) kurang dari 2 jam dan pemeriksaan rutin
non-emergency sesuai jadwal.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pemeriksaan lab cito DL tanpa LED
dengan TAT < 2 jam. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh permintaan
pemeriksaan Laboratorium Cito.
*TAT adalah waktu yang dibutuhkan dari sampel check in sampai hasil di setujui oleh dokter yang
bertugas. TAT/Turn Around Time pemeriksaan emergency (cito) kurang dari 2 jam dan pemeriksaan
rutin non-emergency sesuai jadwal.
Grafik 5. Persentase Capaian TAT/Turn Around Time Pemeriksaan Laboratorium
Emergency/Cito Darah Lengkap (Tanpa LED) Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

TAT/TURN AROUND TIME PEMERIKSAAN LABORATORIUM


EMERGENCY/CITO DARAH LENGKAP (TANPA LED) < 2 JAM

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Capaian TAT/Turn Around Time
Pemeriksaan Laboratorium Emergency/Cito Darah Lengkap (Tanpa LED) kurang dari 2 jam di
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari-April 2019 masih jauh dari target dan
standar yang adalah sebesar 100 %. Pada bulan Februari hanya sebesar 28,73 %, dilanjutkan dengan
bulan Januarin sebesar 26,57 % dan kemudian pada bulan Februari sedikit terjadi peningkatan
dengan persentase sebesar 29,08 %. Melihat dari tingginya jumlah pemeriksaan laboratorium Cito
Darah Lengkap (tanpa LED) tiap bulannya dengan target setiap pemeriksaan laboratorium Cito
kurang dari 2 jam memang sedikit terasa sulit, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Oleh karena
itu petugas laboratorium terus mencari cara agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan
menggunakan sumber daya yang ada, baik alat, petugas maupun waktu yang ada. Oleh karena itu
tim Mutu terus memberikan motivasi pada petugas laboratorium untuk terus melaksanakan setiap
pemeriksaan sesuai dengan prosedur/SPO. Selain itu, memotivasi petugas laboratorium untuk

7
bekerjasama dengan IPS di dalam maintenance berkala pada alat laboratorium mengingat jumlah
pemeriksaan laboratorium akhir-akhir ini terus meningkat.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan/skill dalam proses
pemeriksaan laboratorium.
2. Memotivasi petugas laboratorium agar selalu melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
SPO/prosedur dan sesuai prioritas.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.
3. PROSEDUR BEDAH

a) KEPATUHAN PENGISIAN SURGICAL CHECKLIST (STANDAR 100 %)


Tabel 6. Data Bulanan Kepatuhan Pengisian Surgical Checklist Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE % STANDARD %
Februari 73 75 97,33 100
Maret 99 100 99 100
April 95 95 100,00 100

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien pembedahan di ruang operasi
yang telah diisi lengkap checklist keselamatan pasiennya sesuai tahapan oleh petugas.
Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien pembedahan di ruang operasi pada
bulan tersebut.

Grafik 6. Persentase Kepatuhan Pengisian Surgical Checklist Rumah Sakit Umum


Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019
KEPATUHAN PENGISIAN SURGICAL CHECKLIST

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Kepatuhan Pengisian Surgical
Checklist Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019 sudah cukup baik.
Dapat dilihat peningkatannya tiap bulannya dengan persentase sebagai berikut: pada bulan
FEBRUARIsebesar 94,73 % checklist telah terisi lengkap, kemudian pada bulan MARETmeningkat

8
menjadi 98 %. Dan dilanjutkan pada bulan FEBRUARI sebanyak 100 % Kepatuhan pengisian
surgical checklist.

*Penerapan keselamatan operasi (PKO) adalah pengisian checklist keselamatan operasi pada form yang
dilakukan oleh petugas meliputi :
1. Tahapan Sign-in
dilakukan sebelum induksi anestesi minimal dilakukan oleh perawat dan dokter anestesi
2. Tahapan Time-out
dilakukan sebelum insisi kulit, diisi oleh perawat, dokter anestesi dan operator
3. Tahapan Sign-out
dilakukan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi/OK, di isi oleh perawat, dokter anestesi dan
operator
Kriteria : sesuai kriteria WHO (JCI)
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit Kamar Operasi untuk proses evaluasi mutu
unit.

4. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DAN OBAT LAINNYA


a) PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DALAM WAKTU 30 MENIT – 1
JAM SEBELUM INSISI BEDAH (STANDAR 100 %)
Tabel 7. Data Bulanan Penggunaan Antibiotik Profilaksis dalam Waktu 30 Menit – 1
Jam Sebelum Insisi Bedah Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari -
April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE STANDARD
Februar 75 75 100% 100%
i
Maret 100 100 100% 100%
April 95 95 100% 100%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah tindakan operasi BERSIH
Terkontaminasi yg mendapat Antibiotik Profilaksis dalam waktu 30 menit - 1 jam. Sedangkan
Denominatornya adalah Jumlah tindakan operasi BERSIH Terkontaminasi.
Grafik 7. Persentase Penggunaan Antibiotik Profilaksis dalam Waktu 30 Menit – 1 Jam
Sebelum Insisi Bedah Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019

9
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DALAM WAKTU
30 MENIT – 1 JAM SEBELUM INSISI BEDAH

Axis Title

Analisis : *Penggunaan Antibiotik Profilaksis adalah pemberian antibiotik sebelum atau selama
operasi hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak memperlihatkan tanda
infeksi. Saat pemberian antibiotik profilaksis yang tepat adalah 30-60 menit sebelum insisi kulit.
Kriteria : Ketentuan pemberian antibiotik profilaksis mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 2406 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Penggunaan Antibiotik Profilaksis dalam
Waktu 30 Menit – 1 Jam Sebelum Insisi Bedah Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019 sudah dapat 100 % dilakukan. Hanya saja perlu konsistensi dan kedisiplinan
dalam pelaksanaannya sehingga mutu pelayanan dan keselamatan pasien dapat tercapai.
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit terkait untuk proses evaluasi mutu unit.
2. Terus melakukan pemantauan disiplin mutu secara berkala.

5. KESALAHAN MEDIKASI/MEDICATION ERROR DAN KEJADIAN


NYARIS CEDERA/KNC
a) KEJADIAN NYARIS CEDERA/KNC PERESEPAN OBAT (MEDICATION ERROR)
(STANDAR 0 %)
Tabel 8. Data Bulanan Kejadian Nyaris Cedera/KNC Peresepan Obat (Medication
Error) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE STANDARD
APR 0 1747 0% 0%
MEI 0 1718 0% 0%
JUNI 0 1476 0% 0%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah lembar resep yang teridentifikasi
kesalahan setelah diverifikasi. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah lembar resep yang
ditulis dokter.

10
Grafik 8. Persentase Kejadian Nyaris Cedera/KNC Peresepan Obat (Medication Error)
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KEJADIAN NYARIS CEDERA / KNC PERESEPAN


OBAT (MEDICATION ERROR)

Axis Title

Analisis : Kesalahan Peresepan Obat yang dimaksud adalah kesalahan yang teridentifikasi pada
verifikasi resep oleh bagian farmasi, meliputi benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute, benar
waktu pemberian, tidak ada duplikasi, tidak ada interaksi obat. Dari grafik di atas dapat dijelaskan
bahwa selama bulan FEBRUARIhingga FEBRUARI 2019 tidak ada Kejadian Nyaris Cedera
Peresepan Obat setelah dilakukan verifikasi oleh Apoteker, sehingga persentasenya sebesar 0 %.
Meskipun sudah sesuai dengan target dan standar, namun hal ini harus terus dipertahankan, karena
menurut Laporan dari IOM (Institute of Medicine) tentang adverse event yang dialami pasien,
insiden yang berhubungan dengan pengobatan menempati urutan utama. Meskipun sebagian besar
memang tidak menimbulkan cedera, namun tetap menimbulkan konsekuensi biaya. Oleh karena itu
proses verifikasi yang dilakukan oleh Apoteker harus dapat terus dilakukan secara maksimal
sehingga apabila ada kesalahan dalam tahap peresepan dapat segera teridentifikasi sebelum pasien terpapar
akibat dari kesalahan tersebut.
*Setiap terjadi KNC/Insiden, petugas yang mendapati kejadian tersebut harus menuliskan kronologi
pada Lembar/Form IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang sudah tersebar di masing-masing unit,
dan diserahkan kepada Tim Keselamatan Pasien Komite PMKP maksimal 2 x 24 jam setelah
kejadian.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Mengapresiasi kinerja dari Apoteker di dalam proses Verifikasi peresepan obat sehingga TIDAK
ada KNC kesalahan peresepan, sekaligus memotivasi Apoteker/petugas untuk terus disiplin dan
jeli di dalam proses verifikasi.
2. Memotivasi petugas Apotek agar selalu melakukan tindakan sesuai dengan SPO/prosedur dan
sesuai prioritas.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.
b) TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT (STANDAR 0 %)
Tabel 9. Data Bulanan Kejadian Nyaris Cedera/KNC Peresepan Obat (Medication
Error) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

11
DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 562 0% 0%
i
Maret 0 377 0% 0%
April 0 705 0% 0%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien yang mengalami kesalahan
pemberian obat. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien IF yang disurvei.

Grafik 9. Persentase Kejadian Nyaris Cedera/KNC Peresepan Obat (Medication Error)


Rumah Sakit Umum Satiti P rima Husada Bulan Februari - April 2019

TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN PEMBERIAN


OBAT

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa selama bulan Februri hingga April 2019 tidak
ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat pada pasien baik di Ranap, HCU, VK maupun di Rawat
Jalan dengan persentase sebesar 0 %. Meskipun sudah sesuai dengan target dan standar, namun hal
ini harus terus dipertahankan, karena bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat dapat
menimbulkan efek buruk yang tinggi bagi pasien, dapat mengakibatkan obat tidak bekerja atau
dapat berpotensi berbahaya, yang mengakibatkan peningkatan efek samping, keracunan dan bahkan
bisa menimbulkan kematian pada seseorang.
*5 BENAR Pemberian Obat: Benar Pasien; Benar Obat; Benar Dosis; Benar Cara/Rute; Benar
Waktu. Namun ada 2 Benar selanjutnya yang harus diperhatikan juga yaitu, Benar Dokumentasi
dan Benar Informasi. Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat dan setiap
pemberian obat harus didokumentasikan disertai dengan bukti nama dan tanda tangan/paraf perawat
yang melakukan. Selain itu semua rencana tindakan/pengobatan HARUS dikomunikasikan pada
pasien dan keluarga karena itu adalah HAK pasien. Informasi mengenai tujuan pengobatan, cara
mengkonsumsi obat yang benar dan penjelasan tentang Efek Samping obat yang mungkin timbul
serta rencana lama terapi juga perlu dikomunikasikan pada pasien.
Selain itu bila ada kejadian kesalahan pemberian obat, petugas yang menemukan kesalahan maupun
yang melakukan harus menulis Insiden pada Form IKP/Insiden Keselamatan Pasien yang sudah
tersedia di masing-masing unit dan harus diserahkan pada Tim Keselamatan Pasien PMKP
maksimal 2 x 24 jam setelah kejadian untuk dilakukan Grading dan Tindak Lanjut berikutnya atas
kejadian tersebut.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


12
1. Memotivasi petugas medis di area RS untuk lebih berhati-hati dan waspada setiap kali memberi
pengobatan, mulai dari tahap persiapan hingga pemberian obat pada pasien.
2. Memotivasi perawat agar selalu melakukan tindakan sesuai dengan SPO/prosedur.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.
6. PENGGUNAAN ANESTESI DAN SEDASI

a) KTD/KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN SELAMA PEMBERIAN SEDASI


MODERAT ATAU DALAM DAN ANESTESI (STANDAR 0 %)
Tabel 10. Data Bulanan KTD/Kejadian Tidak Diharapkan selama Pemberian Sedasi
Moderat atau Dalam dan Anestesi Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 13 0% 0%
i
Maret 0 17 0% 0%
April 0 14 0% 0%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah KTD selama pemberian sedasi moderat
atau dalam dan anestesi dalam 1 bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh
pasien yang diberikan sedasi moderat atau dalam dan anestesi dalam bulan tersebut.

Grafik 10. Persentase KTD/Kejadian Tidak Diharapkan selama Pemberian Sedasi


Moderat atau Dalam dan Anestesi Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019

KTD/KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN SELAMA PEMBERIAN


SEDASI MODERAT ATAU DALAM DAN ANESTESI

*Sedasi adalah turunnya kesadaran seseorang oleh pengaruh obat-obatan dimana pasien masih dapat
memberikan respon terhadap instruksi verbal atau rangsangan taktil ringan.
Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pada bulan Februari hingga April 2019 TIDAK
ADA KTD selama pemberian sedasi moderat atau dalam dan anestesi di RSU SATITI PRIMA
HUSADA dengan persentase sebesar 0 % yang mana sudah sesuai standar dan target. Untuk terus
menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien, maka hal ini harus terus dipertahankan karena

13
pada pasien dengan tindakan operasi memiliki resiko yang besar. Oleh karena itu Persiapan yang baik
selama periode operasi membantu menurunkan resiko operasi dan meningkatkan pemulihan pasca bedah .
*Setiap terjadi KNC/Insiden, petugas yang mendapati kejadian tersebut harus menuliskan kronologi
pada Lembar/Form IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang sudah tersebar di masing-masing unit,
dan diserahkan kepada Tim Keselamatan Pasien Komite PMKP maksimal 2 x 24 jam setelah
kejadian.
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit Kamar Operasi untuk terus berkoordinasi
dengan dokter anestesi dan asisten anestesi.
7. PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH
a) KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI (STANDAR ≤ 0,01 %)
Tabel 11. Data Bulanan Kejadian Reaksi Transfusi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE % STANDARD %
Februar 0 3 0 0,01
i
Maret 0 4 0 0,01
April 0 7 0 0,01

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien yang mengalami kejadian reaksi
transfusi dalam satu bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien yang
mendapat transfusi dalam satu bulan.
Grafik 11. Persentase Kejadian Reaksi Transfusi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Kejadian Reaksi Transfusi di ruang
rawat inap sudah mencapai target yang adalah 0 %, dengan uraian sebagai berikut: pada bulan
Februri ada 3 pasien yang mendapatkan transfusi di rawat inap, pada bulan Maret ada 4 pasien dan
pada bulan April ada 7 pasien yang mendapatkan transfusi darah dan semuanya tidak menunjukkan
reaksi pada pada tubuh pasca transfusi. Meskipun sudah mencapai standar namun perawat ruangan
harus terus berhati-hati di dalam pemberian transfusi darah pada pasien dengan memperhatikan
Standar Prosedur Operasional yang sudah ditetapkan dan selalu menjaga kebersihan tangan setiap
kali melakukan dan memberikan perasat pada pasien. Sosialisasi secara berkala penting dilakukan

14
secara berkesinambungan supaya tidak terjadi penurunan ke depannya. Selain itu peran kepala
ruang/Validator dan Petugas Pengumpul Data/PIC juga sangat penting dalam proses pemantauan
program PMKP dalam kegiatan rutin mereka.
*Setiap terjadi KNC/Insiden, petugas yang mendapati kejadian tersebut harus menuliskan kronologi
pada Lembar/Form IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang sudah tersebar di masing-masing unit,
dan diserahkan kepada Tim Keselamatan Pasien Komite PMKP maksimal 2 x 24 jam setelah
kejadian.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memberi motivasi pada perawat untuk disiplin melakukan tindakan/transfusi darah sesuai dengan
SPO yang ada dan terus memantau pasien secara simultan pasca transfusi.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

8. KETERSEDIAAN, ISI DAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS


PASIEN
a) PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS LENGKAP DALAM 1X24
JAM/PRM (STANDAR > 80 %)
Tabel 12. Data Bulanan Pengembalian Berkas Rekam Medis Lengkap dalam 1x24
jam /PRM Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 60 141 42,55 80
i
Maret 49 94 52,12 80
April 52 108 48,14 80

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah dokumen Rekam Medis yg diisi lengkap
dan dikembalikan dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang. Sedangkan Denominatornya
adalah Jumlah seluruh pasien pulang/KRS.
Grafik 12. Persentase Pengembalian Berkas Rekam Medis Lengkap dalam 1x24 jam
/PRM Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS LENGKAP


DALAM 1X24 JAM/PRM

Axis Title

15
Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Pengembalian Berkas Rekam Medis
Lengkap dalam 1x24 jam /PRM Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari masih
fluktuatif dan masih jauh dari standar dan target yang adalah > 80 %. Pada bulan Februari hanya
mendapatkan persentase sebesar 42,55 % dengan uraian dari 141 berkas rekam medis pada pasien
pulang/KRS hanya ada 60 berkas rekam medis yang diisi lengkap dan dikembalikan dalam waktu ≤
24 jam. Pada bulan Maret juga demikian, hanya ada 52,12 % saja BRM yang diisi lengkap dan
dikembalikan ≤ 24 jam, dengan uraian dari 94 BRM pasien pulang/KRS hanya ada 49 BRM saja
yang diisi lengkap dan dikembalikan dalam waktu kurang dari 24 jam, meski demikian pada bulan
MARETada peningkatan dari bulan sebelumnya. Pada bulan FEBRUARI kembali menurun dari
bulan sebelumnya dengan persentase sebesar 48,14 % dengan uraian sebagai berikut, dari 108 BRM
pada pasien pulang/KRS hanya ada 52 BRM yang diisi lengkap dan dikembalikan kurang dari 24
jam selebihnya masih harus dikembalikan kembali pada unit pelayanan untuk dilengkapi. Proses
pengembalian inilah yang realitanya menganggu pelayanan baik dari unit Rekam Medis maupun di
unit ruang perawatan, karena harus bekerja dua kali dan memerlukan waktu yang lama. Oleh karena
itu, Tim Mutu tidak jemu-jemu melakukan pendekatan dan memberikan motivasi pada unit
pelayanan untuk segera menuntaskan dan melengkapi secara simultan agar tidak terjadi penundaan
dan penumpukan berkas rekam medis yang tidak lengkap. Hal ini perlu koordinasi secara berkala
dan berkelanjutan. Perlu diketahui pula, dari hasil konfirmasi khususnya di unit Rawat Inap
menyatakan bahwa hal ini terjadi karena keterbatasan petugas. Melihat akhir-akhir ini jumlah pasien
semakin meningkat, dengan jumlah perawat per shift hanya ada 3 dan 1 perawat pembantu pada
shift pagi dan siang, bahkan pada shift malam hanya ada 2 perawat dan tidak ada perawat pembantu.
Sehingga melalui hal ini, masukan dari Tim Mutu dan unit terkait, ke depannya perlu ditambah
tenaga khusus untuk fokus memeriksa kelengkapan berkas rekam medis dari lembar depan hingga
lembar akhir baik dari kelengkapan identitas pasien, tanda tangan petugas medis, dll dan yang
melengkapi semua kekurangan tersebut sebelum berkas tersebut dikembalikan ke unit Rekam
Medis. Hal ini sangat penting, mengingat Berkas Rekam Medis adalah satu-satunya alat untuk
mengetahui Riwayat pasien dengan runtut, dan adalah salah satu sumber Informasi tertulis yang
Penting.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas ruangan untuk giat dan tertib melengkapi BRM sebelum dikembalikan ke
rekam medis kurang dari 24 jam.
2. Memberi masukan pada pihak Personalia/Manajemen untuk menyediakan tenaga khusus yang
fungsi pokoknya adalah memeriksa Berkas Rekam Medis pasien dan melengkapi berkas tersebut
di ruangan sebelum BRM tersebut dikembalikan ke unit Rekam Medis.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

9. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, SURVEILANS


DAN PELAPORAN
a) ANGKA PHLEBITIS (STANDAR < 15 ‰)
Grafik 13. Angka Phlebitis dalam (‰) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Maret
– April 2019

16
N Jenis BULAN
O Kasus
MARET APRIL MEI

1. Phlebitis 36,1 %o 25,2 %o

2. ILO Belum terdata 4,2 %

3. ISK Belum terdata

Grafik 13. Angka Phlebitis dalam (‰) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Maret
– April 2019
Jumlah Pasien Terpasang IV & Jumlah Pasien Phlebitis
Ranap, VK Periode Maret-April 2019

∑ PX Terpasang IV Ranap + VK
PX Plebitis

Terjadi Phlebitis akibat pemasangan infus bulan Maret sebesar 36,1 %o dan bulan April
sebesar 25,2 %o.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Koordinasi dengan Komite PPI mengenai laporan dan tindak lanjut kejadian phlebitis pada pasien
di ruang perawatan.
2. Memotivasi petugas ruangan untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan Prosedur/SPO yang
ditetapkan.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.
b) ANGKA INFEKSI DAERAH OPERASI/IDO (STANDAR ≤ 1,5 %)
Grafik 14. Angka Infeksi Daerah Operasi/IDO Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Januari

BULAN
RUANGAN
Maret April Mei
∑ PX operasi Ranap + VK 123 120  
PX ILO 0 5  

17
Grafik 14. Angka Infeksi Daerah Operasi/IDO Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Januari

Jumlah Pasien operasi & Jumlah Pasien ILO


Ranap, VK Periode Maret-April 2019

∑ PX operasi Ranap + VK
PX ILO

Untuk Bulan maret Pasien Ilo belum terdata Sedangkan Bulan pril Terjadi 5 Pasien ILO dari 120
pasien operasi

*data diambil dari Laporan Komite PPI RSU SATITI PRIMA HUSADA.
Definisi Infeksi Daerah Operasi/IDO adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi operasi dalam
waktu 30 hari tanpa implant dan 90 hari dengan implant pasca bedah sesuai dengan kriteria keadaan
tertentu.
Grafik di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah kejadian infeksi daerah operasi dalam
satu bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah pasien operasi dalam satu bulan.

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Angka IDO pada bulan Maretsebesar 4,2 %
dengan 5 kejadian IDO dari 120 pasien yang dilakukan Operasi. Kemudian pada bulan Februari juga
ada kejadian dengan persentase sebesar 4,0 % dengan uraian 2 kejadian IDO dari 49 tindakan
operasi. Pada bulan Maret juga ada kejadian 3 IDO dari 44 pasien yang dilakukan operasi sehingga
muncul persentase sebesar 6,8 %. Namun kemudian pada bulan FEBRUARIhingga FEBRUARI
TIDAK ADA kejadian IDO sehingga didapatkan persentase sebesar 0 %.
Berdasarkan klarifikasi dan investigasi di unit pelayanan ada 2 kejadian di Bulan Maretadalah
pasien dengan post-Operasi Appendictomy. Pada kontrol pertama di Poli Rawat Jalan ada 2 pasien
yang didapati nampak ruam merah pada luka operasi, tetapi tidak sampai keluar pus, saat itu juga
langsung ditangani oleh dokter spesialis pemberi tindakan dan pada kontrol berikutnya kondisi luka
sudah jauh lebih baik dan bersih. Pada bulan Februari dan Maret ada total 5 kejadian IDO, dan

18
berdasarkan hasil investigasi semuanya terjadi pada pasien post-Operasi SC. Ke-5 pasien ditemukan
terjadi IDO saat kontrol pertama. Ada 3 pasien kontrol dengan kondisi luka memerah dan keluar pus
sedikit, namun bisa ditangani oleh bidan yang bertugas saat itu dengan sudah melakukan konsultasi
pada dokter spesialis, dan kemudian pada kontrol berikutnya kondisi luka pasien sudah membaik.
Namun ada 2 pasien post-Operasi yang kondisi lukanya cukup buruk dengan mengeluarkan cukup
banyak pus disertai dengan darah dengan volume kurang lebih 80 hingga 100 cc. Saat itu bidan
langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis dan keduanya diharuskan untuk Opname untuk
dilakukan tindakan berikutnya. 1 pasien dapat ditangani dengan perawatan luka dan pemberian
antibiotic, namun 1 pasien yang lain harus dilakukan Tindakan Repair di kamar operasi.
Melalui kejadian ini Tim PPI dan PMKP segera melakukan bedah kasus melihat dari cukup
tingginya kejadian tersebut. Pada tanggal 29 Maret 2019 Tim melakukan Pertemuan tertutup dengan
mengundang petugas dari unit terkait untuk meluruskan kronologi dan merumuskan pemecahan
masalah untuk tindak lanjutnya. Kesimpulan dari hasil Pertemuan Bedah Kasus tersebut adalah:
Dari sudut PASIEN:
1. Karena asupan makanan yang minim gizi yang dikonsumsi oleh pasien selama di rumah
setelah KRS.
2. Karena faktor aktivitas yang kurang sehingga memperlambat penyembuhan luka bekas
operasi.
3. Karena pengaruh aktivitas sehari-hari yang mungkin tanpa sadar pasien menyentuh atau
memberikan tindakan pada luka bekas operasi yang harusnya tidak boleh dilakukan tindakan
apapun sebelum kontrol  disangkal oleh pasien.
4. Karena tidak tertib dalam mengkonsumsi obat  disangkal oleh pasien.

Dari sudut RS:


1. Bisa jadi karena koloni kuman di kamar operasi dan dari alat-alat operasi  sehingga perlu
dilakukan Uji Bakteri Pathogen di Kamar Bedah (Uji Swab), juga Uji Instrumen dalam hal
ini lebih kepada Autoclave yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan standar atau belum.
2. Bisa jadi dari penggunaan Verban yang masa tenggang nya jatuh pada akhir Februari namun
masih digunakan  SORTIR semua Alkes yang sudah ED (koordinasi dengan IFRS dan
Gudang Obat).
3. Bisa jadi dari meja operasi yang hanya ada 1 saja yang digunakan untuk Operasi bersih
maupun kotor secara bergantian  pengajuan pengadaan ke pihak Manajerial.
4. Bisa jadi karena faktor cuci tangan yang berkaitan dengan air yang digunakan cuci tangan di
OK apakah sama dengan air yang digunakan di unit lain (dari air PDAM) sedangkan
ketentuannya adalah air di OK harus air RO.
5. Bisa jadi adanya infeksi silang dari APD petugas OK  perlu Uji kelayakan APD (masker,
handscone, baju Operasi, dll)
6. Bisa jadi dari fungsi Hepa Filter yang sudah menurun fungsionalnya  Cek kembali dan
SEGERA lakukan maintenance rutin, cek juga mengenai efektivitasnya mengingat alat
tersebut sudah digunakan selama hampir dari 5 tahun.
19
7. Bisa jadi dari kurang lengkapnya KIE dari petugas tentang perawatan dan aktivitas pasien
pasca operasi setelah KRS/selama di rumah  Memberi masukan pada Bidan untuk selalu
melakukan KIE terutama untuk perawatan pasca KRS dengan Sejelas-jelasnya kalau perlu
dibuatkan Leaflet/Brosur Edukasi yang bisa dibawa pulang oleh pasien (koordinasi dengan
Humas dalam pembuatannya) tentang Diet Pasien, Aktivitas pasca Operasi, Perawatan
payudara pasca melahirkan, ASI Eksklusif, dll.
Poin di atas menjadi bahan evaluasi bagi Unit terkait maupun unit layanan lainnya sesuai dengan
disiplin ilmunya untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam melakukan tindakan apapun pada
pasien. Mengutamakan Prosedur/SPO harus selalu dilakukan dan tetap berdasarkan 6 Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Terbukti setelah dilakukan Pertemuan Bedah Kasus tersebut, di
bulan-bulan berikutnya (bulan Februari sampai bulan April) TIDAK ADA kejadian IDO pada
pasien Operasi di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada padahal jumlah pasien operasi makin
meningkat. Pencapaian ini HARUS tetap dipertahankan dan Kinerja harus makin Ditingkatkan agar
Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien dapat dilakukan.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Koordinasi dengan Komite PPI untuk melakukan BEDAH KASUS dengan mengundang petugas
dari unit terkait (baik bidan, perawat maupun dokter) dan dari pihak manajerial (Kabid
Pelayanan, Kasubbid Yanmed dan Keperawatan, Kasubbid Penunjang Medis) dan Komkep.

* INDIKATOR AREA MANAJEMEN

1. PENGADAAN RUTIN PERALATAN KESEHATAN DAN OBAT


PENTING UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PASIEN

a) KETERSEDIAAN OBAT DAN ALKES EMERGENSI DI RUANG RESUSITASI


IGD (STANDAR 100%)
Tabel 15. Data Ketersediaan Obat dan Alkes Emergensi di Ruang Resusitasi IGD
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

No Nama Obat Kekuatan Satuan Jumlah


1 Aminophilin inj 24 mg/1 ml Ampul 1
2 Atropin Sulfat inj 0,25 mg/ml Ampul 12
3 Dopamine inj 200 mg/5 ml Ampul 2
4 Amiodaron inj 150 mg/3 ml Ampul 3
5 Dextrose 40 % inj 25 ml Flacon 3
6 KCL 7,46 % 25 ml Flacon 3
7 Dipenhidramin inj 10 mg/ml Ampul 3
8 Dobutamin inj 250 mg/5 ml Ampul 2
9 Epineprin 0,1 % inj 1 mg/ ml Ampul 6
10 Furosemid inj 20 mg/2 ml Ampul 5
11 Isosorbid Dinitrat tab 5 mg Tablet 5
12 Dexamethason inj 5 mg/ml Ampul 2
13 Lidocain 2 % inj 20 mg/2 ml Ampul 5
14 Diazepam inj 10 mg/2 ml Ampul 2

20
15 Diazepam rectal tube 5 mg Suppo 2
16 Norepinefrin inj 4 mg/4 ml Ampul 1
17 Nicardipin inj 1 mg/ml Ampul 1
18 Spuit disposable 1 cc Buah 3
19 Spuit disposable 3 cc Buah 3
20 Spuit disposable 5 cc Buah 3
21 Spuit disposable 10 cc Buah 3
22 NaCl 0,9 % 100 ml Kolf 1
23 Medicut 24 No. 24 Buah 2
24 Surflo 20 No. 20 Buah 2
25 Surflo 22 No. 22 Buah 2
26 Otsu wi 25 ml 25 ml Kolf 1
27 Mayo Size 10 Buah 2
28 Mayo Size 8 Buah 1
29 Mayo Size 7 Buah 3
30 Mayo Size 6 Buah 1
31 Mayo Size 5 Buah 1
32 Mayo Size 4 Buah 1
33 ETT Size 8 Buah 1
34 ETT Size 7 Buah 1
35 ETT Size 7,5 Buah 1
36 ETT Size 6,5 Buah 1
37 Ambubag Dewasa - Buah 1
38 Ambubag Anak - Buah 1
39 Masker Ambubag - Buah 3
40 Masker NRB Dewasa - Buah 2
41 Masker NRB Anak - Buah 1
42 Masker O2 Dewasa - Buah 1
43 Masker O2 Anak - Buah 1
44 Ringer Lactat 500 cc Buah 2
45 Normal Saline 500 cc Buah 3
46 D5 ¼ NS 500 cc Buah 2
47 D5 ½ NS 500 cc Buah 2
48 D10 500 cc Buah 2
49 D5 500 cc Buah 2
50 Normal Saline 100 cc Buah 2
51 KAEN 3B 500 cc Buah 2

*data diambil dari Daftar Administrasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan disesuaikan dengan
Jumlah dan Keberadaan Fisik Obat dan Alkes Emergensi Resusitasi di IGD RSU SATITI PRIMA
HUSADA.
Analisis : Capaian Ketersediaan Obat dan Alkes Emergensi di ruang resusitasi IGD pada bulan
FEBRUARIhingga FEBRUARI 2019 sudah mencapai target yaitu sebesar 100 %. Ketersediaan
Obat dan Alkes Emergensi di ruang resusitasi IGD harus selalu dipantau dengan rutin supaya selalu
tersedia dan siap digunakan bila ada pasien yang memerlukan tindakan resusitasi di IGD.

21
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di unit terkait.
b) KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN LINEN BERSIH DI RUANG PERAWATAN
(STANDAR 100%)
Tabel 17. Data Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih di Ruang Perawatan Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
E D
februar 30 30 100% 100%
i
Maret 31 31 100% 100%
April 30 30 100% 100%
*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan
linen bersih tepat waktu. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah hari dalam satu bulan.
Grafik 17. Persentase Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih di Ruang Perawatan
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN LINEN BERSIH DI


RUANG PERAWATAN

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Ketepatan waktu penyediaan linen bersih di
ruang perawatan Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - april sudah baik dan
sesuai dengan standar yang adalah 100 %. Petugas Laundry secara rutin setiap harinya sudah
melakukan pendistribusian Linen bersih di ruang perawatan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditetapkan. Adapun penjadwalan pendistribusian Linen adalah sebagai berikut:
PAGI pukul 07.00 – 14.00; SIANG pukul 14.00 – 21.00 dan MIDDLE pukul 11.00 – 19.00.
Waktu di atas juga diberlakukan pada penyetoran Linen Kotor dari setiap unit ke Laundry.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas laundry untuk tertib dalam pendistribusian Linen Bersih di setiap unit
khususnya unit ruang perawatan.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

22
2. PELAPORAN AKTIVITAS YANG DIWAJIBKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
a) BOR, LOS, TOI, BTO
Tabel 18. DATA BOR LOS TOI BTO SEMESTER 1 TAHUN 2019 (JANUARI-FEBRUARI)
Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian
bl. Maret bl. Februari bl. Maret bl. bl. MARET bl. Rata-rata /
Indikator Standar 2019 2019 2019 FEBRUARI 2019 FEBRUARI Total
2019
BOR BOR = 75%-85% 37,71 39,58 48,52 45,90 37,65 28,17 Rata-rata 39,58 %
LOS LOS = 3-12 hari 3,30 2,94 2,88 3,58 3,21 2,80 Rata-rata 3,11
TOI TOI = 1-3 hari 5,88 4,78 4,67 4,30 6,63 6,61 Rata-rata 5,47
BTO BTO = minimal 30 kali dalam 3,29 3,54 3,42 3,77 3,38 3,28 Total 20,68
periode setahun

Analisis : Rata-rata Persentase pemanfaatan tempat tidur atau BOR (Bed Occupantion Rate) pada pelayanan rawat inap pada bulan Februari thinggaApril 2019 adalah sebesar
39,58 % yang berada pada kondisi di bawah standar, yang mana posisi ideal standarnya adalah 75-85 %.
Sedangkan rata-rata lama rawat pasien (ALOS) mulai bulan Februari thingga April 2019 adalah 3,11 hari, hal ini menunjukkan sudah mencapai sesuai standar yaitu 3-12 hari.
Rata-rata tempat tidur tidak ditempati Turn Over Interval (TOI) mulai bulan Februri hingga Maret 2019 adalah sebesar 5,47 hari dan angka TOI ini masih melebihi standar
yang adalah 1-3 hari.
Sedangkan untuk frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) mulai bulan Marethingga FEBRUARI 2019 sebanyak 20,68 kali dengan standar minimal 30 kali dalam setahun.

23
b) ANGKA KEMATIAN IBU DI RUMAH SAKIT / AKI (STANDAR ≤ 1 %)
Tabel 19. Data Angka Kematian Ibu/AKI di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 104 0% ≤ 1%
i
Maret 0 95 0% ≤ 1%
April 0 98 0% ≤ 1%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan Denominator.
Adapun Numeratornya adalah Jumlah ibu meninggal dalam proses kehamilan, persalinan dan
nifas. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah ibu yg dilayani dalam proses kehamilan,
persalinan dan nifas.
Grafik 19. Persentase Angka Kematian Ibu/AKI di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
Bulan Februari - April 2019

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Angka Kematian Ibu selama bulan
Februari hingga April adalah sebesar 0 % yang artinya adalah TIDAK kematian pada ibu selama proses
kehamilan, persalinan maupun nifas di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada. Pada bulan. Namun
capaian ini harus tetap dipertahankan dan selalu melakukan tindakan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional yang sudah ditetapkan. Selain itu peran kepala ruang/Validator dan Petugas Pengumpul
Data/PIC juga sangat penting dalam proses pemantauan program PMKP dalam kegiatan rutin dan sebagai
bahan evaluasi kinerja mereka.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memberi motivasi pada bidan untuk disiplin melakukan tindakan sesuai dengan SPO yang ada.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-masing
unit.
3. MANAJEMEN RESIKO

a) (STANDAR 0 %)
Tabel 20. Data Kejadian Tertusuk jarum suntik di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 69 0% 0%
i
Maret 0 69 0% 0%
April 0 69 0% 0%

*data diambil dari Sensus Harian di unit terkait.

24
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan Denominator. Adapun
Numeratornya adalah Jumlah kejadian tertusuk jarum suntik pada staf medis dan non medis di rumah
sakit. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh staf medis dan non medis yang berisiko tertusuk
jarum suntik di KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK rumah sakit.
Grafik 20. Persentase Kejadian tertusuk jarum suntik di Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa selama bulan Februari hingga April 2019 TIDAK
ADA Kejadian tertusuk jarum pada karyawan/staf medis maupun non-medis yang beresiko tertusuk
jarum suntik di area rumah sakit dengan persentase 0 %. Adapun uraian petugas medis maupun non-
medis yang beresiko tertusuk jarum adalah petugas dari Rawat Inap, Rawat Jalan, HCU, IGD, VK, OK,
Laboratorium, dokter IGD, dokter Gigi, dokter Spesialis yang melakukan tindakan Bedah di kamar
operasi baik anestesi Lokal maupun General dan juga yang melakukan tindakan di poli spesialis, serta
petugas Cleaning Service yang bertugas mengambil sampah jarum suntik. Setiap kali ada kejadian
tertusuk jarum suntik pada karyawan maka karyawan tersebut harus segera melaporkan ke kepala
ruang/unit/instalasi masing-masing dan kemudian segera dilakukan penanganan pertama oleh dokter jaga
di IGD, kemudian kepala ruang/unit/instalasi membuat Berita Acara pada Form yang sudah tersedia di
tiap unit yang nantinya akan disampaikan kepada Tim K3 dan PPI untuk kemudian segera ditindaklanjuti
oleh Komite K3 dan Komite PPI.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Koordinasi dengan Komite K3 dan Komite PPI dalam hal tindak lanjut pada Insiden tersebut.

4. MANAJEMEN PENGGUNAAN SUMBER DAYA

a) PERSENTASE KETEPATAN KALIBRASI ALAT SESUAI JADWAL (STANDAR 100 %)


Grafik 21. Persentase ketepatan kalibrasi alat sesuai jadwal di Rumah Sakit Umum Satiti
Prima Husada Bulan Februari - April 2019

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Persentase Ketepatan Kalibrasi Alat sesuai dengan
Jadwal dapat dilaksanakan 100 %. Sesuai dalam program dari Instalasi Sarana dan Pra Sarana/IPS RSU
SATITI PRIMA HUSADA, Proses kalibrasi alat medis diagendakan setiap setahun sekali yang
bekerjasama dengan BPFK/Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya. Pada tahun 2019
berdasarkan Surat Tugas dari BPFK Surabaya proses kalibrasi alat medis di RSU SATITI PRIMA
HUSADA dilakukan pada rentang tanggal bulan Februari sampai April. Dengan kualifikasi sebanyak 44
jenis alat medis yang dilakukan kalibrasi yang tersebar di beberapa ruangan yang meliputi, HCU, VK,
25
Laboratorium, Radiologi, Rehab Medik, IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan. Adapun uraian dari nama-nama
dan jenis alat apa saja yang dilakukan kalibrasi serta hasil dari proses kalibrasi dari BPFK akan kami
sampaikan secara Terlampir dalam bentuk copy-an.
Tindak Lanjut dari Tim PMKP :
1. Melakukan Koordinasi dengan petugas IPS dalam proses pendataan alat medis secara berkala
mengenai masa tenggang kalibrasi alat medis.
2. Memonitor petugas IPS untuk maintenance rutin alat ruangan/non medis maupun alat
kesehatan/medis.

5. HARAPAN DAN KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA


a) TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN/PASIEN (STANDAR ≥ 85 %)
Tabel 22. Persentase Kepuasan Pasien Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan
Februari - April 2019

Total Responden : 90

BULAN Rata-rata
tingkat
UNIT INDIKATOR PENILAIAN DESEMBE
JANUARI FEBRUARI kepuasan
R pelanggan
Keramahan &
a 85% 85% 80%
SECURITY Kesopanan 85% 85% 86% 85%
b Kecepatan Pelayanan 85% 85% 91%
Keramahan &
a 82% 82% 85%
Kesopanan
FO b Kecepatan Pelayanan 77% 80% 78% 80% 89% 87% 82%
c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 87%
Keramahan &
a 83% 83% 83%
Kesopanan
DOKTER b Kecepatan Pelayanan 87% 84% 87% 84% 89% 86% 84%
c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 88%
d Keterampilan 83% 83% 84%
Keramahan &
a 80% 80% 80%
Kesopanan
PERAWAT b Kecepatan Pelayanan 83% 83% 87%
81% 81% 83% 81%
IGD c Penjelasan Pelayanan 80% 80% 83%
d Keterampilan 79% 79% 83%
Keramahan &
a 82% 82% 79%
Kesopanan
BIDAN b Kecepatan Pelayanan 82% 82% 82% 82% 88% 85% 83%
c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 86%
d Keterampilan 82% 82% 88%
Keramahan &
a 81% 81% 79%
Kesopanan
PERAWAT b Kecepatan Pelayanan 81% 81% 89%
82% 82% 85% 83%
RAJAL c Penjelasan Pelayanan 82% 82% 86%
d Keterampilan 83% 83% 87%
PERAWAT a Keramahan & 80% 82% 80% 82% 83% 85% 83%
Kesopanan

26
b Kecepatan Pelayanan 83% 83% 88%
RANAP c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 83%
d Keterampilan 82% 82% 87%
Keramahan &
a 83% 83% 82%
Kesopanan
PERAWAT b Kecepatan Pelayanan 82% 82% 88%
83% 83% 86% 84%
HCU c Penjelasan Pelayanan 83% 83% 87%
d Keterampilan 83% 83% 87%
Keramahan &
a 83% 83% 79%
Kesopanan
FARMASI b Kecepatan Pelayanan 86% 83% 86% 83% 87% 83% 83%
c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 83%
Keramahan &
a 83% 81% 79%
Kesopanan
LABORAT b Kecepatan Pelayanan 86% 86% 88%
85% 84% 84% 84%
ORIUM c 86% 85% 80%
Penjelasan Pelayanan
d Keterampilan 83% 83% 88%
Keramahan &
a 82% 81% 79%
Kesopanan
RADIOLO b Kecepatan Pelayanan 88% 88% 88%
85% 85% 85% 85%
GI c Penjelasan Pelayanan 83% 83% 85%
d Keterampilan 86% 86% 88%
Keramahan &
a 81% 83% 82%
Kesopanan
b Ketepatan Jam Makan 85% 85% 94%
GIZI 84% 85% 88% 86%
c Penyajian & Cita Rasa 84% 85% 83%
Peralatan & Makanan
d 86% 86% 92%
Higienis
Keramahan &
a 83% 83% 79%
Kesopanan
KASIR b Kecepatan Pelayanan 81% 82% 82% 82% 88% 83% 82%
c Penjelasan Pelayanan 81% 81% 81%

*data diambil dari HUMAS RSU SATITI PRIMA HUSADA


Analisis: Teknik pengambilan sampel adalah dengan Random Sampling dengan menggunakan Kuesioner
sebagai teknik pengumpulan data. Adapun Total Responden adalah sebanyak 90 orang.
Hampir sebagian besar kepuasan pasien di masing-masing unit menunjukkan lebih dari 80 % menyatakan
puas. Namun hanya 3 unit yang sudah mencapai standar ≥ 85 % yaitu, Security dengan persentase sebesar
85 %, Radiologi sebesar 85 % dan Unit Gizi sebesar 86 %.
Sedangkan rata-rata tingkat kepuasan pasien/pelanggan di seluruh unit berdasarkan profesi pada bulan
FEBRUARIadalah sebesar 82,92 % dengan 3 profesi yang sudah mencapai target yaitu Security 85 %,
Laboratorium 85 % dan Radiologi 85 %. Rata-rata pada bulan MARETjuga sebesar 82,92 % dengan 3
profesi yang sudah mencapai persentase sesuai standar yaitu Security 85 %, Radiologi 85 % dan Gizi 85
%. Kemudian pada bulan April rata-rata tingkat kepuasan pasien jauh lebih baik dan meningkat dari bulan
sebelumnya yaitu sebesar 85,07 % dengan 9 profesi yang sudah mencapai target dan standar kepuasan
yaitu, Security 86 %, FO 87 %, Dokter 86 %, Bidan 85 %, Perawat Rawat Jalan 85 %, Perawat Rawat
Inap 85 %, Perawat HCU 86 %, Radiologi 85 % dan Gizi 88 %. Sehingga didapati TOTAL rata-rata
Persentase kepuasan pasien/pelanggan pada seluruh unit berdasarkan profesi pada Triwulan 1 (Februari
27
sampai april 2019) adalah sebesar 83,63 %. Meskipun persentase tersebut masih di bawah standar yang
adalah ≥ 85 %, namun data tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi di dalam menciptakan kepuasan
pasien dan pelanggan secara konsisten ke depannya sehingga derajat Mutu dapat dipertahankan.

28
6. HARAPAN DAN KEPUASAN STAF
a) TINGKAT KEPUASAN PEGAWAI (STANDAR ≥ 85 %)
Tabel 23. Tingkat Kepuasan Pegawai Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019
HASIL SURVAY SDM DI RSU SATITI PRIMA HUSADA TRIWULAN 1 (Februari – April ) TH 2019
2 Ting.
QUISIONER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 Total Jml.
2 resp
kepuasan

Dalam penggajian sering terlambat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30


1 29 97%
Managemen sudah berusaha untuk
meningkatkan kinerja SDM 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
20 67%
Managemen kurang mendengar
aspirasi dari bawahanya 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 30
18 60%
Pada hari senin saya merasa malas
untuk bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
30 100%
saya merasa terbebani dengan
peraturan peraturan di rumah sakit 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 30
19 63%
saya sering datang terlambat bila
masuk kerja 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 30
25 83%
saya merasa tidak di perhatikan bila
menyampaikan aspirasi 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 30
0 22 73%
saya bekerja dengan RAJIN bila Ada
Atasan Saya 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
26 87%
Saya sudah merasa puas dari gaji yang
saya dapat tiap bulan 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 30
11 37%
saya merasa aturan yang ada di rumah
sakit itu untuk kebaikan bersama 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 30
27 90%
saya bangga menjadi bagian dari RSU
SATITI PRIMA HUSADA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
28 93%
Managemen sudah memberlakukan
saya dengan adil dan proposional 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 30
21 70%
Saya merasa sudah dapat akses
informasi yang saya butuhkan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 25 83%
Tanggung Jawab yang saya terima
akan saya kerjakan dgn sunguh 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
30 100%
Saya tidak puas dari apa yang sudah
saya dapat selama ini 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30
26 87%
saya senang teman saya banyak bila
saya datang terlambat masuk kerja 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 30
21 70%

29
Peraturan yang berlaku di RS untuk
semua dan tidak membeda bedakan 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
26 87%
saya merasa malas untuk mengikuti
rapat yg telah di susun dan sy sepakati 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 30
26 87%
aku merasa di perlakukan tidak
manusiawi 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
1 28 93%
Aku punya LOYALITAS yang bagus
untuk tempat saya bekerja 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
24 80%
1 1 1
TOTAL 9 13 12 9 19 20 17 4 10 8 13 17 20 18 30 20 12 11 15 15 30 5 15 18 15 17 17 15 15 15 484    
9 7 10 7 226
NILAI 45 65 60 95 100 85 50 40 65 85 100 90 150 60 55 75 75 150 75 90 75 85 85 58 75 75
5 0 0 5 5    

HASIL TP P P P P P P P TP TP P P P P P P P TP P P P P P P P P P P P P 0
   

Keterangan : P = Puas = 26 responden = 87 %; TP = Tidak Puas 4 responden = 13 %

30
*data diambil dari HRD RSU SATITI PRIMA HUSADA
Analisis: Teknik pengambilan sampel adalah dengan Random Sampling dengan menggunakan
Kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Adapun Total Responden adalah sebanyak 30 orang.
Setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan FEBRUARIhingga FEBRUARI oleh HRD,
didapatkan data ada 4 responden yang menyatakan TIDAK PUAS sehingga memunculkan
persentase sebesar 13 %, dan ada 26 responden yang menyatakan PUAS dengan persentase sebesar
87 %. Meskipun karyawan yang Tidak Puas hanya sebesar 13 %, namun hal ini menjadi bahan
evaluasi bagi rumah sakit di dalam mengambil setiap kebijakan apapun.

7. DEMOGRAFI PASIEN DAN DIAGNOSIS KLINIS


a) LAPORAN 10 PENYAKIT TERBANYAK DI RAWAT JALAN DAN RAWAT
INAP
Tabel 24. Data Laporan 10 Penyakit Terbanyak di RAWAT INAP RSU SATITI
PRIMA HUSADA bulan Januari-FEBRUARI 2019
CHF; 6 Pneumonia; 4
Vertigo; 15 Anemia; 14
HT
6%
GEA CVA In-
7% fark; 98

Dispesia, 91
DM; 40

Observasi Febris;
56
Tabel 32. Data Laporan 10 Penyakit Terbanyak di RAWAT JALAN RSU SATITI
PRIMA HUSADA bulan Januari-FEBRUARI 2019
Dermatitis Atopik, CAD; 62 CVA Infark;
11
Batu Ureter; 343
HT
83 6%
GEA
7%
DM; 291

LBP; 208

Dispepsia;
Osteo Arthritis; 237 267

8. MANAJEMEN KEUANGAN
31
a) Cost Recovery Rate/CRR
Tabel 25. Data CRR bulan FEBRUARI– FEBRUARI 2019
DESKRIPSI Bulan
Februari Maret April
Cost Recovery Rate

N: Jumlah pendapatan 1.602.470.973,00 1.324.112.456,00 1.070.803.672,00


fungsional dalam satu bulan
D: Jumlah pembelian 1.298.910.488,00 1.293.021.400,00 970.563.781,00
operasional dalam satu bulan
PERHITUNGAN 123,37% 102,40% 110,33%

9. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DARI KEJADIAN YANG


DAPAT MENIMBULKAN MASALAH BAGI KESELAMATAN
PASIEN, KELUARGA PASIEN DAN STAF

a) PERSENTASE PARAMETER LIMBAH CAIR SESUAI DENGAN BAKU MUTU


Tabel 26. Hasil Uji Air Limbah Industri

I. UMUM
1. Kode Contoh Uji : ALI/II/2019/385
2. Nama Industri : RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
3. Alamat : TULUNGAGUNG
4. Telp/fax :-
5. Jenis Industri/Kegiatan Usaha : Rumah Sakit
6. Jenis Contoh Uji : Air Limbah Industri
7. Rentang Pengujian : 14 Februari 2019 s/d 26 Februari 2019
II. DATA PENGIRIM CONTOH UJI
1. Nama/Instansi : DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAB.TULUNGAGUNG
2. Alamat : JL. Sultan Agung III No.7 Tulungagung
3. Petugas Pengambil Contoh : MAMIK YULIATI, SE
4. Tanggal/Jam pengambilan : 13 Februari 2019 / 10:05
5. Tanggal/Jam diterima Laboratorium : 14 Februari 2019 / 09:30
6. Lokasi/Titik pengambilan contoh : Effluent
7. Metode pengambilan contoh uji :-
8. Koordinat :-
9. Pengukuran lapangan
- Debit rata-rata limbah cair : 20 M3/hari
selama pemantauan
- Kapasitas tempat tidur rata-rata :-
selama bulan pemantauan
III. HASIL PENGUJIAN

No Parameter Satuan Baku Mutu MDL Hasil Uji Acuan Metode Keterangan
I. FISIKA
1 Suhu °C 30 - 27,4 SNI 06-6989.23-2005

2 TSS mg/l 30 - 5,40 APHA 2540-D,Ed22,2012

II. KIMIA
1 pH - 6-9 - 7,95 SNI 06-6989.11-2004

2 BOD5 mg/l 30 1,00 4,13 SNI 6989.72-2009

3 COD mg/l 80 3,84 10,0 APHA 5220 C, Ed 22, 2012

4 NH3-N Bebas mg/l 0,1 0,0165**) 1,03 SNI 06 6989.30-2005 Melebihi


5 PO4 (Ortho) mg/l 2 0,0109 1,42 APHA 4500 P-E, Ed 22,2012

III. BAKTERIOLOGI
1 Kuman Golongan Koli /100 ml 10.000 - 900 APHA 9222 D,Ed 22,2012

32
b) PERSENTASE LIMBAH B3 YANG DILENGKAPI DENGAN MATERIAL SAFETY
DATA SHEET (MSDS) / LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)
INVENTORI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Table 27. Daftar B3 Rs Satiti Prima Husada dengan MSDS


Dengan MSDS
NO DAFTAR NAMA OBAT
YA TIDAK
1 Alcohol 70 % 1 Liter √
2 H2O2 3 % 800 cc √
3 Povidon iodine √

*Data didapat dari laporan Pantauan Sanitarian Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
Analisis: MSDS adalah Material Safety Data Sheet atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
yang diberikan oleh Apotek. Sebagai bahan Acuan di dalam penggunaan B3/Bahan Berbahaya dan
Beracun untuk proses klasifikasi jenis bahaya B3, penggunaan APD saat pemakaian B3,
meminimalisir kerusakan B3, penanganan tumpahan dan Pertolongan pertama bila terpapar oleh
cairan B3 tersebut. Dari tabel di atas dapat diketahui dari 3 cairan B3 yang ada,

Tindak lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Koordinasi dengan bagian K3 dan Apotek serta Gudang Obat di dalam penerapan adanya
MSDS .
B. INDIKATOR AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN/SKP
1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 1  KETEPATAN IDENTIFIKASI
PASIEN

a) PASIEN BARU RAWAT INAP YANG TIDAK TERPASANG GELANG


IDENTITAS (STANDAR 0 %)
Tabel 28. Data Pasien Baru Rawat Inap yang TIDAK Terpasang Gelang Identitas di
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 145 0% 0%
i
Maret 7 102 6,86% 0%
April 3 86 3,48% 0%

*Data di atas diambil dari Lembar Sensus Harian unit Rawat Inap.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien baru rawat inap yang tidak
terpasang gelang identitas selama satu bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah
pasien baru rawat inap dalam bulan tersebut.

33
Grafik 28. Persentase Pasien Baru Rawat Inap yang TIDAK Terpasang Gelang
Identitas di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

PASIEN BARU RAWAT INAP YANG TIDAK TERPASANG


GELANG IDENTITAS

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase pemasangan gelang identitas pada
pasien baru di rawat inap masih fluktuatif dan belum konsisten. Pada bulan Februari seluruh pasien
terpasang gelang identitas dengan persentase tidak terpasang gelang sebesar 0 %. Namun pada bulan
Maret ada 7 pasien yang tidak terpasang gelang identitas dengan persentase sebesar 6,86 %,
demikian juga pada bulan Februari ada 3 yang tidak terpasang gelang dengan persentase sebesar
3,48 %. Meski persentase tersebut menurun, namun masih belum sesuai dengan standar yang adalah
0 %. Jadi hal ini merupakah keharusan dan sesuatu hal yang WAJIB dilakukan pada pasien. Karena
perlu kita ketahui bahwa Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah terbesar di dalam
organisasi kesehatan dan merupakan salah satu resiko paling serius terhadap keselamatan pasien,
karena berawal dari kesalahan identifikasi, maka bisa berlanjut terjadinya kesalahan terapi dan
tindakan medis beikutnya yang jelas-jelas adalah hal yang sangat tidak diharapkan. Oleh karena
pemasangan gelang identitas adalah salah satu upaya untuk menghindari terjadinya error/kesalahan
dalam mengidentifikasi pasien. Berdasarkan proses konfirmasi di unit terkait, ternyata terjadi
masalah/trouble pada alat pencetak gelang, dikarenakan terlalu over-function (terlalu sering dan
banyak penggunaannya sehingga berpengaruh pada mesin). Meski kemudian pihak RS sudah
menghubungi vendor terkait untuk segera memperbaiki, tetapi proses perbaikan membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga secara fungsional terjadi kendala pada pemberian gelang pasien.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memberikan masukan unit terkait untuk order gelang identitas yang bisa ditulisi identitas pasien
secara manual sebagai upaya menindaklanjuti kerusakan mesin pencetak gelang otomatis
sehingga proses pemberian gelang identitas tidak berhenti/bisa terus dilakukan.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

34
2. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 2  PENINGKATAN KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF
a) PELAKSANAAN TBAK DITANDATANGANI OLEH PEMBERI INSTRUKSI VIA
TELEPON (STANDAR 100 %)
Tabel 29. Data Pelaksanaan TBAK ditandatangani oleh Pemberi Instruksi via Telepon
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 16 105 15,23% 100%
i
Maret 18 69 26,08% 100%
April 53 77 68,83% 100%

*Data di atas diambil dari Lembar Sensus Harian unit Rawat Inap.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pelaksanaan TBaK ditandatangani oleh
pemberi instruksi via telepon dlm waktu 1x24 jam dalam 1 bulan. Sedangkan Denominatornya
adalah Jumlah pelaksanaan TBaK dalam bulan tersebut.
Grafik 29. Persentase Pelaksanaan TBAK ditandatangani oleh Pemberi Instruksi via
Telepon Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

PELAKSANAAN TBAK DITANDATANGANI OLEH PEMBERI


INSTRUKSI VIA TELEPON

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase pelaksanaan TBak/Tulis Baca dan
Konfirmasi yang ditandatangani oleh pemberi instruksi via telepon kurang dari 24 jam masih jauh
dari standar yang adalah 100 %. Terbukti pada bulan FEBRUARI hanya ada 15,23 % saja yang
ditandangani oleh dokter pemberi instruksi via telepon < 24 jam dengan uraian sebanyak 16 saja
TBaK yang tanda tangannya dilengkapi < 24 jam dari 105 jumlah total pelaksanaan TBaK,
selebihnya mendapatkan kelengkapan tanda tangan lebih dari 24 jam. Demikian juga pada bulan
MARET hanya ada 26,08 % yang sudah dilengkapi < 24 jam dengan uraian dari 69 pelaksanaan
TBaK hanya ada 18 pelaksanaan TBaK yang ditandatangani selama 1 x 24 jam oleh pemberi
instruksi via telepon. Pada bulan April sudah jauh lebih baik dan meningkat dengan persentase
sebesar 68,83 % dengan uraian ada 53 TBaK yang sudah ditandatangani oleh dokter pemberi
instruksi selama < 24 jam dari 77 jumlah total pelaksanaan TBaK. Meskipun angka tersebut masih
jauh di bawah standar, namun ada peningkatan yang progresif dari tiap bulannya, sehingga hal ini
harus terus ditingkatkan.

35
Perlu disadari bahwa Akar masalah insiden keselamatan pasien tersering adalah problem
komunikasi. Komunikasi yang paling rentan mengalami kesalahan adalah pemberian instruksi yang
dilakukan secara verbal dan atau melalui telepon. Oleh karena itu perlu dilakukan standardisasi
teknik berkomunikasi saat instruksi verbal / telepon diberikan.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memberikan masukan untuk petugas di unit terkait untuk berkoordinasi dengan dokter pemberi
instruksi di dalam kelengkapan TBaK dan disiplin melakukan TBaK setiap kali melakukan
konsultasi via telepon.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

3. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 3  PENINGKATAN KEAMANAN OBAT


YANG PERLU DIWASPADAI

a) KETIDAKPATUHAN PETUGAS DALAM PEMBERIAN LABEL OBAT YANG


PERLU DIWASPADAI/HIGH ALERT (STANDAR 0 %)
Tabel 30. Data Ketidakpatuhan Petugas dalam Pemberian Label Obat yang Perlu
Diwaspadai/High Alert Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari -
April 2019
DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 224 0% 0%
i
Maret 0 269 3,34% 0%
April 0 293 1,36% 0%

*Data di atas diambil dari Lembar Sensus Harian unit IFRS yang tiap bulannya dinilai oleh
unit Ranap, IGD, OK, HCU dan VK.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah obat High Alert yang tidak diberi label
yang baru diterima dari Apotek. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh obat
High Alert yang baru diterima dari Apotek.
Grafik 30. Persentase Ketidakpatuhan Petugas dalam Pemberian Label Obat yang Perlu
Diwaspadai/High Alert Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari -
April 2019

KETIDAKPATUHAN PETUGAS DALAM PEMBERIAN LABEL


OBAT YANG PERLU DIWASPADAI/HIGH ALERT

Axis Title

36
Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase ketidakpatuhan petugas IF dalam
pemberian label pada obat HA masih fluktuatif. Pada bulan Februari tidak ada obat HA yang tidak
diberi label sehingga sudah sesuai dengan standar yang adalah 0 %. Tetapi pada bulan Maret dan
April masing-masing memiliki persentase sebesar 0% dan 0 % sudah memenuhi standart Proses
Labelling pada obat yang perlu diwaspadai/HA sangatlah penting, karena Obat-obatan tersebut
adalah obat yang memiliki risiko tinggi untuk menyebabkan/menimbulkan adanya
komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis,
interval, dan pemilihannya). Selain itu proses Labelling adalah upaya sebagai pembeda jenis obat
HA dengan jenis obat lainnya. Sehingga diharapkan kewaspadaan petugas dapat lebih diutamakan
sebelum melakukan pemberian obat tersebut.
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya pelabelan obat HA dan memotivasi petugas IFRS
untuk terus melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO yang sudah ditetapkan di rumah
sakit.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

4. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 4  KEPASTIAN TEPAT LOKASI,


TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI

a) KEJADIAN OPERASI SALAH SISI (STANDAR 0 %)


Tabel 31. Data Kejadian Operasi Salah Sisi Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 38 0% 0%
i
Maret 0 50 0% 0%
April 0 39 0% 0%

*Data di atas diambil dari Lembar Sensus Harian unit OK


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam
satu bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah pasien yang dioperasi pada bulan
tersebut.
Grafik 31. Persentase Kejadian Operasi Salah Sisi Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

37
KEJADIAN OPERASI SALAH SISI

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa persentase Kejadian Operasi Salah Sisi di RSU
SATITI PRIMA HUSADA bulan Februari hingga April 2019 adalah 0 %, yang berarti TIDAK ada
kejadian Operasi salah sisi selama dilakukan tindakan pembedahan atau operasi. Data ini
menunjukkan sudah mencapai target dan standar yang adalah 0 % dan hal ini perlu dipertahankan
dan tetap menjadi bahan evaluasi bagi tenaga medis terkait selaku pemberi pelayanan. Melalui data
ini dapat disimpulkan pentingnya proses site marking sebelum dilakukan operasi oleh dokter
operator.
*bila ada kejadian harus melaporkan dan mengisi lembar/Form Insiden Keselamatan Pasien dan
harus diserahkan ke Tim Keselamatan Pasien Komite PMKP selama 2 x 24 jam untuk dilakukan
Grading dan tindak lanjut.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi perawat ruangan untuk berkoordinasi dengan dokter operator di dalam proses
pemberian site marking pada pasien pra-bedah dan memastikan bahwa setiap pasien telah
ditandai tepat sebelum kedatangannya di kamar operasi.
2. Memotivasi perawat OK untuk kembali memastikan bahwa lokasi yang benar telah diidentifikasi
sebelum dimulainya tindakan operasi.
3. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit dan selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO yang sudah ditetapkan
di rumah sakit.

5. SASARAN KESELAMATAN PASIEN 6  PENGURANGAN RESIKO PASIEN


JATUH

a) PERSENTASE KEJADIAN PASIEN JATUH (STANDAR 0 %)


Tabel 32. Data Kejadian Pasien Jatuh di unit Rawat Inap dan HCU Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 0 214 0% 0%
i
Maret 0 103 0% 0%
April 0 85 0% 0%

*Data di atas diambil dari Lembar Sensus Harian unit Rawat Inap dan HCU

38
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien jatuh selama perawatan.
Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah pasien beresiko jatuh sedang-berat.

Grafik 33. Persentase Kejadian Pasien Jatuh di unit Rawat Inap dan HCU Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

PERSENTASE KEJADIAN PASIEN JATUH

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Tidak ada kejadian pasien jatuh selama
perawatan pada bulan Februari hingga Maret 2019 di unit Rawat Inap dan HCU dengan persentase
sebesar 0 %. Data ini menunjukkan sudah mencapai target dan standar yang adalah 0 % dan hal ini
perlu dipertahankan dan tetap menjadi bahan evaluasi bagi tenaga medis terkait selaku pemberi
pelayanan. Adanya proses pengkajian ulang pada setiap pasien sangat perlu dilakukan, mengetahui
bahwa kondisi pasien bisa sewaktu-waktu berubah. Selain itu perlu dilakukan perhatian khusus bagi
pasien dengan resiko jatuh. Selain itu kegiatan pemberian penandaan bagi pasien dengan resiko
jatuh juga harus terus dilakukan sebagai proses identifikasi pada pasien sehingga memudahkan
pemantauan.
*bila ada kejadian harus melaporkan dan mengisi lembar/Form Insiden Keselamatan Pasien dan
harus diserahkan ke Tim Keselamatan Pasien Komite PMKP selama 2 x 24 jam untuk dilakukan
Grading dan tindak lanjut.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi perawat ruangan untuk melakukan pengkajian ulang pada pasien di ruang perawatan
secara berkala untuk mengidentifikasi kondisi pasien selain itu jangan lupa memberikan tanda
Resiko Jatuh berupa stiker yang dipasang di tiang infus juga perlu dilakukan kembali. Selain itu
rel pada bed pasien harus dipastikan terpasang setelah perawat melakukan tindakan.

C. INDIKATOR UNIT LAINNYA


1. IGD

39
a) EMERGENCY RESPON TIME 1 / ERT 1 (STANDAR ≤ 8 MENIT)
Tabel 34. Data Bulanan EMERGENCY RESPON TIME 1 / ERT 1 Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATO RATA-RATA WAKTU TUNGGU STANDAR
R (DALAM MENIT) PER PASIEN D
Februar 653 menit 310 2,10 menit/pasien ≤ 8 menit
i
Maret 928 menit 263 3,52 menit/pasien ≤ 8 menit
April 838 menit 309 2,71 menit/pasien ≤ 8 menit

*data diambil dari Lembar Sensus Harian IGD.


ERT 1 adalah Penanganan terhadap pasien gawat darurat dari awal pasien dilayani sampai dengan
pasien bisa ditangani (ABC treatment, dari awal resusitasi sampai dengan stabilisasi).
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah waktu tunggu yang dibutuhkan pasien
untuk mendapatkan pelayanan di IGD. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh
pasien yang ditangani di IGD.
Grafik 34. Data Bulanan EMERGENCY RESPON TIME 1 / ERT 1 Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

EMERGENCY RESPON TIME 1 / ERT 1 (STANDAR ≤ 8 MENIT)

Axis Title

Analisis: Pada bulan FEBRUARIjumlah kumulatif dari waktu tunggu pelayanan emergensi adalah
653 menit dengan jumlah seluruh pasien yang ditangani di IGD sebanyak 310 pasien, sehingga pada
bulan Februari dari ERT 1 adalah sebesar 2,10 menit per pasien (653 menit dibagi 310 pasien).
Sedangkan untuk bulan Maret jumlah kumulatif ERT 1 sebesar 928 menit dengan jumlah seluruh
pasien yang ditangani di IGD sebesar 263 pasien, sehingga didapatkan rata-rata waktu tunggu
sebesar 3,52 menit per pasien. Untuk bulan April jumlah kumulatif ERT 1 adalah sebesar 838 menit
dengan jumlah seluru pasien yang ditangani di IGD sebanyak 309 pasien sehingga rata-rata waktu
tunggu per pasien adalah 2,71 menit.
Waktu tersebut sudah sesuai target yang adalah ≤ 8 menit, bahkan jauh lebih baik dari yang
ditargetkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu pasien mendapatkan tindakan
emergensi di IGD RSU SATITI PRIMA HUSADA sudah efektif dan tetap harus ditingkatkan.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :

40
1. Memotivasi perawat IGD untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO dan
sesuai prioritas.
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

b) EMERGENCY RESPON TIME 2 / ERT 2 (STANDAR ≤ 120 MENIT)


Tabel 35. Data Bulanan EMERGENCY RESPON TIME 2 / ERT 2 Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATO RATA-RATA WAKTU TUNGGU STANDAR
R (DALAM MENIT) PER PASIEN D
Februr 0 menit 0 0 menit/pasien ≤ 120 menit
i
Maret 0 menit 0 0 menit/pasien ≤ 120 menit
April 275 menit 3 91,67 menit/pasien ≤ 120 menit

*data diambil dari Lembar Sensus Harian IGD.


ERT 2 adalah waktu yang dibutuhkan pasien yang diputuskan untuk mendapatkan tindakan operasi cito
yang dari IGD.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah waktu tunggu yang dibutuhkan pasien
untuk mendapatkan tindakan operasi cito. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah
seluruh pasien yang diputuskan untuk operasi cito dari IGD.
Grafik 35. Data Bulanan EMERGENCY RESPON TIME 2 / ERT 1 Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

EMERGENCY RESPON TIME 2 / ERT 2

Axis Title

Analisis: Pada bulan Februari dan Maret TIDAK ADA pasien yang datang ke IGD yang diputuskan
untuk dilakukan tindakan operasi cito, sehingga tidak ada angka dan persentase yang didapat.

41
Namun pada bulan April ada 3 pasien yang ditetapkan/diputuskan untuk mendapatkan tindakan
operasi cito dengan jumlah akumulasi waktu tunggu pasien untuk mendapatkan operasi cito adalah
sebesar 275 menit, sehingga didapatkan rata-rata waktu tunggu bagi pasien dengan operasi cito dari
IGD sebesar 91,67 menit per pasien.
Waktu tersebut sudah sesuai target yang adalah ≤ 120 menit, sehingga dapat disimpulkan bahwa
waktu tunggu pasien dalam mendapatkan tindakan operasi cito dari IGD sudah cukup efektif namun
tetap harus ditingkatkan.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi perawat IGD untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO dan
sesuai prioritas dan berkoordinasi dengan dokter jaga dalam melakukan persiapan pre-op (konsul
dokter operator, anestesi, paru, jantung, penyakit dalam)
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

2. UNIT RAWAT JALAN (URJ)


a) WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN (STANDAR ≤ 60 MENIT)
Tabel 36. Data Bulanan Waktu Tunggu Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATO RATA-RATA WAKTU TUNGGU STANDAR
R (DALAM MENIT) PER PASIEN D
Februar 14432,75 menit 793 18,20 menit/pasien ≤ 60 menit
i
Maret 14400,6 menit 866 16,62 menit/pasien ≤ 60 menit
April 8907,35 menit 631 14,11 menit/pasien ≤ 60 menit

*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian Rawat Jalan.
Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah rata-rata waktu yang diperlukan mulai dari pasien yang
sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai dilayani dokter.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah waktu sejak pasien yg sudah terdaftar
tiba di Poliklinik sampai dengan dilayani dokter. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah
seluruh pasien rawat jalan.

Tabel 36. Data Bulanan Waktu Tunggu Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

42
WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN

Axis Title

Analisis: Pada bulan Februri jumlah kumulatif dari waktu tunggu rawat jalan adalah 14432,75 menit
dengan jumlah seluruh pasien rawat jalan sebanyak 793 pasien, sehingga pada bulan Februri rata-
rata dari waktu tunggu rawat jalan adalah sebesar 18,20 menit per pasien (14432,75 menit dibagi
793 pasien). Sedangkan untuk bulan Maret jumlah kumulatif waktu tunggunya adalah sebesar
14400,6 menit dengan jumlah seluruh pasien rawat jalan sebesar 866 pasien, sehingga didapatkan
rata-rata waktu tunggu sebesar 16,62 menit per pasien. Untuk bulan April jumlah kumulatif waktu
tunggu rawat jalan adalah sebesar 8907,35 menit dengan jumlah seluruh pasien di rawat jalan
sebanyak 631 pasien sehingga rata-rata waktu tunggu per pasien adalah 14,11 menit.
Waktu tersebut sudah sesuai target dan standar yang adalah ≤ 60 menit. Meski demikian kecepatan
pelayanan tetap harus diutamakan sehingga mutu pelayanan dapat benar-benar dirasakan oleh
pasien. Lamanya waktu tunggu pasien merupakan salah satu hal penting dalam menentukan kualitas
pelayanan kesehatan, selain itu lama waktu tunggu juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit.
Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :
1. Memotivasi perawat rawat jalan untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO
dan sesuai prioritas, di samping itu juga harus melakukan komunikasi efektif terhadap informasi
apapun yang berhak pasien tahu (KIE)
2. Melakukan koordinasi dengan PIC dan Validator unit untuk proses evaluasi mutu di masing-
masing unit.

3. INSTALASI FARMASI (IF)


a) KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM NASIONAL/FORNAS
(STANDAR ≥ 80 %)
Tabel 37. Data Bulanan Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional/FORNAS
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 368 564 65,24% ≥80%
i
Maret 446 647 68,93% ≥80%
April 489 590 82,88% ≥80%

43
*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian IFRS.
Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (FORNAS) adalah kesesuaian penulisan resep oleh
DPJP dengan Formularium Nasional untuk Pasien JKN.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah resep yang sesuai Formalarium
Nasional/FORNAS. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah total resep.
Grafik 37. Persentase Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional/FORNAS Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM


NASIONAL/FORNAS (STANDAR ≥ 80 %)

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kepatuhan penggunaan Fornas masih fluktuatif.
Pada bulan Februari dan Maret masih belum sesuai dengan target dan standar yang adalah ≥ 80 %
dengan persentase sebesar 65,24 % pada bulan Februari, dan 68,93 % pada bulan Maret. Namun
pada bulan april sudah jauh meningkat dengan persentase sebesar 82,88 %. Pelaksanaan pantauan
ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan tenaga medis di dalam penggunaan obat secara rasional
sesuai standar, sehingga pelayanan kesehatan lebih bermutu dengan belanja obat yang terkendali
(cost effective).

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas IF untuk berkoordinasi dengan dokter penulis dan pemberi resep pada pasien
JKN untuk disiplin dalam memberikan resep sesuai dengan Formularium Nasional/Fornas.
2. Memotivasi petugas medis untuk terus melakukan pelayanan sesuai dengan kaidah dan prosedur
yang sudah ditetapkan dan disesuaikan dengan Form Clinical Pathway RS sebagai bentuk upaya
kendali mutu dan kendali biaya.

4. RAWAT INAP
a) KETEPATAN VISITE DOKTER SPESIALIS SEBELUM JAM 19.00 (STANDAR 100 %)
Tabel 38. Data Bulanan Ketepatan Visite Dokter Spesialis sebelum jam 19.00 di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATO PERSENTAS STANDAR
R R E D
DESEMBE 155 241 64,31% ≥80%
R
JANUARI 173 224 77,23% ≥80%
FEBRUARI 122 216 56,48% ≥80%

44
*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian ruang rawat inap.
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiap hari kerja sesuai dengan ketentuan
waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggung jawabnya, yang dilakukan sebelum jam 19.00.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 19.00.
Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah kumulatif pelaksanaan visite oleh dokter spesialis.
Grafik 38. Persentase Ketepatan Visite Dokter Spesialis sebelum jam 19.00 di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KETEPATAN VISITE DOKTER SPESIALIS SEBELUM JAM


19.00

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa ketepatan visite dokter spesialis sebelum jam
19.00 di ruang rawat inap masih belum sesuai dengan target dan standar yang adalah 100 %. Pada
bulan Februari hanya berada pada persentase sebesar 64,13 %, namun pada bulan Maret terjadi
kenaikan yang cukup baik dan berada pada persentase sebesar 77,23 %. Meski kemudian pada bulan
April kembali turun pada angka 56,48 %. Tujuan dari indikator pantauan ini adalah tergambarnya
kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan, sebagai upaya
memberikan rasa aman dan rasa diperhatikan bagi pasien yang dilakukan visitasi sehingga derajat
kepuasan pasien dan pelanggan dapat dipertahankan atau bahkan meningkat, dan sebagai bentuk
komitmen di dalam pelaksanaan pelayanan pasien dengan baik.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Menyampaikan data pada pihak manajemen dan Komite Medis sebagai bahan masukan dan
evaluasi.

5. UNIT GIZI
a) KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PADA PASIEN (STANDAR ≥ 90 %)
Tabel 39. Data Bulanan Ketepatan Waktu Pemberian Makanan pada pasien di Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 1995 2001 99,70% ≥90%
i
Maret 1686 1689 99,82% ≥90%

45
April 1088 1132 96,11% ≥90%

*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian unit Gizi.
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah ketepatan penyediaan dan
pendistribusian makanan pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah pasien Rawat Inap yang disurvey yang
mendapat makanan tepat waktu dalam 1 bulan. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah
seluruh pasien rawat inap yg disurvey.

Grafik 39. Persentase Ketepatan Waktu Pemberian Makanan pada pasien di Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PADA PASIEN


(STANDAR ≥ 90 %)

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa ketepatan waktu pemberian makanan kepada
pasien sudah sesuai dengan standar yang adalah ≥ 90 %. Pada bulan Februari persentase ketepatan
waktu pemberian makanan pada pasien sebesar 99,70 %. Pada bulan Maret persentase sebesar 99,82
%. Pada bulan April sedikit menurun namun masih tetap sesuai dengan standar dengan persentase
sebesar 96,11 %. Melihat data di atas, maka pelayanan kepada pasien harus tetap dipertahankan dan
bahkan ditingkatkan untuk meminimalisir bentuk ketidakpuasan dan komplain pasien. Proses
ketepatan waktu di dalam menyediakan dan mendistribusikan makanan sangatlah penting karena hal
tersebut merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan pasien. Oleh
karena itu proses pendistribusian harus sesuai dengan jadwal/waktu yang sudah ditetapkan oleh
rumah sakit.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas Gizi untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO yang
berlaku di RSU SATITI PRIMA HUSADA.
2. Memotivasi petugas Gizi untuk melakukan edukasi/KIE pada pasien mengenai diet pasien setiap
kali melakukan proses pendistribusian makanan sebagai upaya peningkatan pelayanan unit Gizi.

b) TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN ORDER JENIS DIET PASIEN


(STANDAR 0 %)
Tabel 40. Data Bulanan Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Order Jenis Diet Pasien di
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019
46
DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 8 2001 0,39% 0%
i
Mret 20 1689 1,84% 0%
April 9 1132 0,79% 0%

*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian unit Gizi.
Kesalahan order diet adalah kesalahan permintaan/pemesanan jenis diet dari Unit pemesan kepada
Unit Gizi yang mana tidak sesuai dengan permintaan dokter dan kebutuhan pasien.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah kesalahan order jenis diet pasien.
Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh order/pemesanan diet makanan.
Grafik 40. Persentase Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Order Jenis Diet Pasien di
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN ORDER JENIS


DIET PASIEN (STANDAR 0 %)

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kejadian salah order jenis diet pasien dari unit
pemesan kepada unit Gizi masih ada. Bulan Februari ada 8 kejadian salah order dari IGD dari total
pemesanan diet per pasien dalam tiap shift sehingga didapati persentase sebesar 0,39 %. Kemudian
pada bulan Maret ada 20 kejadian salah order dari unit IGD dan Ranap dari 1689 total pemesanan
diet per pasien dalam tiap shiftnya dalam satu bulan sehingga didapati 1,84 %. Pada bulan April dari
1132 total pemesanan diet, ada 9 kejadian salah order dari unit IGD. Kemudian dilakukan
konfirmasi di unit terkait mengenai penyebab salah order diet pasien, salah satunya karena
komunikasi yang kurang efektif. Seringkali diet pasien berubah disesuaikan dengan kondisi pasien
yang mengalami perubahan sewaktu-waktu, sehingga petugas merasa kesulitan di dalam
memperbarui pemesanan diet pasien. Tapi hal tersebut bukan menjadi alasan yang berarti untuk
petugas pemesan diet dan petugas Gizi. Sehingga perlu ditekankan untuk selalu berkomunikasi antar
unit agar tidak terjadi salah order. Meski demikian ketika terjadi kesalahan order diet pasien,
petugas Gizi langsung membuatkan diet makanan baru sesuai dengan perubahan, sehingga
pelayanan pada pasien tetap prima dan professional. Hanya saja yang menjadi kendala ketika terjadi
kesalahan order adalah tentang efektivitas waktu distribusi diet pada pasien karena petugas gizi

47
harus membuat ulang makanan dan hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga
berpengaruh pada waktu distribusi makanan pada pasien menjadi tertunda dan tidak sesuai jadwal.
Selain itu kerugiannya adalah pada penggunaan bahan baku makanan yang mana petugas harus
menggunakan kembali bahan baku karena harus mengulang pembuatan diet pasien tentunya hal ini
akan berpengaruh pada cost

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Memotivasi petugas Gizi untuk aktif dalam menanyakan diet pasien via telepon atau ketika
melakukan proses distribusi pasien sebagai upaya meminimalisir salah order diet pasien.
2. Memotivasi petugas Gizi untuk selalu melakukan tindakan sesuai dengan prosedur/SPO yang
berlaku di RSU SATITI PRIMA HUSADA dan melakukan edukasi/KIE pada pasien mengenai
diet pasien setiap kali melakukan proses pendistribusian makanan sebagai upaya peningkatan
pelayanan unit Gizi.
3. Memotivasi perawat IGD maupun ruangan untuk tertib menyampaikan dan berkomunikasi pada
unit Gizi setiap kali ada perubahan diet pasien.

6. FRONT OFFICE (FO)


a) KESALAHAN INPUT DATA PASIEN DI KOMPUTER (STANDAR 0 %)
Tabel 41. Data Bulanan Kesalahan Input Data Pasien di Komputer Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 1 1093 0,09% 0%
i
Maret 0 1194 0% 0%
April 0 1018 0% 0%

*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian FO.


Kesalahan input data pasien di komputer meliputi identitas pasien, nomor Rekam Medis pasien
sehingga terjadi salah tafsir ataupun data ganda dan data identitas pasien yang tidak valid.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah kesalahan input data pasien ke komputer.
Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh pasien yang melakukan pendaftaran pada
hari tersebut.

Grafik 41. Persentase Kesalahan Input Data Pasien di Komputer Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

48
KESALAHAN INPUT DATA PASIEN DI
KOMPUTER

Axis Title

Analisis : Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pada bulan Februari terjadi 1 kesalahan input
data pasien ke komputer dari 1093 jumlah seluruh pasien yang melakukan pendaftaran pada bulan
Februari baik dari pasien Unit Rawat Jalan maupun IGD sehingga muncul persentase sebesar 0,09
%. Namun kemudian pada bulan Maret dan April tidak terjadi kesalahan input data kembali
sehingga sudah mencapai target yang adalah 0 % dan hal tersebut perlu dipertahankan dan
ditingkatkan. Perlu diketahui bahwa Kesalahan input data pasien di komputer dapat menyebabkan
keambiguan identitas, data ganda ataupun salah tafsir yang mana hal tersebut sangat berpengaruh pada
Sasaran keselamatan pasien 1 yaitu identifikasi pasien.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Menyampaikan pada petugas FO untuk selalu meminta data pasien sesuai dengan Kartu Identitas
yang mana ketentuan ini merupakan bagian dari Prosedur Tetap ruamh sakit.
2. Memotivasi petugas FO untuk selalu fokus di dalam proses pendataan dan input data ke
komputer dan melakukan konfirmasi data pada pasien sebelum dan selesai menginput data.

7. CLEANING SERVICE
a) RESPON TIME TERHADAP KELUHAN KEBERSIHAN (STANDAR ≤ 15 MENIT)
Tabel 42. Data Bulanan Respon Time terhadap Keluhan Kebersihan di Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR RATA-RATA STANDAR
WAKTU TANGGAP
(DALAM MENIT) D
Februr 220 menit 19 11,57 menit ≤ 15 menit
i
Maret 161 menit 15 10,73 menit ≤ 15 menit
April 51 menit 7 7,28 menit ≤ 15 menit

*data diambil dari pantauan harian di Lembar Sensus Harian yang dinilai oleh unit-unit
terkait dan dari pantauan Kepala Rumah Tangga RS.
Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah kumulatif waktu tanggap terhadap
keluhan kebersihan ≤ 15 menit. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah keluhan
kebersihan dari unit.

49
Grafik 42. Data Bulanan Respon Time terhadap Keluhan Kebersihan di Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April 2019

RESPON TIME TERHADAP KELUHAN KEBERSIHAN

Axis Title

Analisis: pada bulan Februari ada rata-rata waktu tanggap terhadap keluhan kebersihan sebesar
11,57 menit per keluhan kebersihan. Sedangkan pada bulan Maret rata-rata waktu tanggapnya
sebesar 10,73 menit per keluhan kebersihan. Kemudian pada bulan April rata-rata waktu tanggap
sebesar 7,28 menit dari setiap keluhan kebersihan dari unit-unit terkait.

Tindak Lanjut dari Tim Mutu PMKP :


1. Koordinasi dengan supervisor di dalam pemantauan petugas kebersihan/CS.

8. IT
a. RESPON TIME TERHADAP LAPORAN KERUSAKAN/KELUHAN PADA
HARDWARE < 24 JAM
Tabel 43. Data Bulanan Respon Time terhadap Laporan Kerusakan/Keluhan pada
Hardware < 24 Jam Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 20 20 100% 100%
i
Maret 3 3 100% 100%
April 5 5 100% 100%

*data diambil dari Lembar Sensus harian IT.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah waktu tanggap terhadap laporan
kerusakan/keluhan hardware < 24 jam. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh
laporan kerusakan/keluhan dari hardware.

50
Grafik 43. Persentase Respon Time terhadap Laporan Kerusakan/Keluhan pada
Hardware < 24 Jam Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019

RESPON TIME TERHADAP LAPORAN KERUSAKAN/KELUHAN PADA


HARDWARE < 24 JAM

Axis Title

Analisis : Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pada bulan Februari hingga April 2019
persentase respon time terhadap laporan kerusakan/keluhan pada hardware yang ditanggapi < 24
jam adalah sebesar 100 % dengan uraian sebagai berikut, pada bulan Februari ada 20 laporan
kerusakan/keluhan terhadap hardware di unit pelayanan, pada bulan Maret ada 3 laporan dan bulan
April ada 5 laporan kerusakan/keluhan pada hardware, dan dari semuanya ditanggapi laporannya
oleh petugas IT selama < 24 jam. Keluhan terbanyak ada pada unit Kasir, IGD dan FO.

b. RESPON TIME TERHADAP LAPORAN KERUSAKAN/KELUHAN PADA


SOFTWARE < 24 JAM
Tabel 44. Data Bulanan Respon Time terhadap Laporan Kerusakan/Keluhan pada
Software < 24 Jam Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
Februar 17 17 100% 100%
i
Maret 10 10 100% 100%
April 13 13 100% 100%

*data diambil dari Lembar Sensus harian IT.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah waktu tanggap terhadap laporan
kerusakan/keluhan hardware < 24 jam. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh
laporan kerusakan/keluhan dari hardware.

51
Grafik 44. Persentase Respon Time terhadap Laporan Kerusakan/Keluhan pada
software < 24 Jam Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019

RESPON TIME TERHADAP LAPORAN KERUSAKAN/KELUHAN PADA


SOFTWARE

Axis Title

Analisis : Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pada bulan Februari hingga April 2019
persentase respon time terhadap laporan kerusakan/keluhan pada software yang ditanggapi < 24 jam
adalah sebesar 100 % dengan uraian sebagai berikut, pada bulan FebruRI ada 17 laporan
kerusakan/keluhan terhadap software di unit pelayanan, pada bulan MARETada 10 laporan dan
bulan FEBRUARI ada 13 laporan kerusakan/keluhan pada software, dan dari semuanya ditanggapi
laporannya oleh petugas IT selama < 24 jam. Keluhan terbanyak ada pada unit Kasir, IGD, FO dan
IF.
9. HUMAS (HUBUNGAN MASYARAKAT)
a) KECEPATAN RESPON TERHADAP KOMPLAIN (KRK)
*data diambil dari Laporan Rekapitulasi Komplain dari Bagian HUMAS, Pelaporan
TERLAMPIR di bawah.

52
PELAPORAN PENANGANAN PENGADUAN/KOMPLAIN (PPK) DAN KECEPATAN RESPON TERHADAP KOMPLAIN (KRK)
PASIEN RANAP DAN RAJAL RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
TRIWULAN II TAHUN 2019

Tabel 58. Data Kecepatan Respon terhadap Komplain (KRK) dan Penanganan Pengaduan/Komplain (PPK) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Bulan Februari - April
2019
Penanganan
Kecepatan Respon
BULAN Grading Komplain terhadap Komplain (KRK) Target &
Pengaduan/Komplain
Target &
(PPK)
No Komplain DESE
Juml Juml Juml Standar Hasil Juml Standar Hasil
JAN FEBR 1x24 <3 <7 KRK Dalam Sudah PPK
MBE Merah Kuning Hijau
UARI UARI Jam Hari Hari Proses Ditanggapi
R
1 Fasilitas RS                         > 75%         > 70%  
a. Nyala air dari keran sangat
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  kecil di ruang Penataran 1
b. Blower kamar mandi VIP-2 dan
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  Kalasan tidak menyala
c. Kran shower kamar mandi di
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  ruang Penataran 2 bocor
d. Tempat pengambilan darah kurang
  v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
memadai, ruangan cukup kecil
  e. AC VIP-4 kurang dingin v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
2 Kebersihan 0 0 0   0    
a. Kamar mandi bau pesing di
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  ruang Kalasan
b. Lantai kamar mandi berkerak
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  di ruang kalasan
c. Kamar mandi VIP-4 kurang
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  bersih
  d. Ruangan Mendut 1 agak bau v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
3 Kantin 0 0 0   0    
4 Tarif 0 0 0   0    
5 Pelayanan Security 0 0 0   0    
6 Pelayanan FO 0 0 0   0    
a. Pasien poli mengantri lama
v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
  (kurang lebih 1 jam)

53
b. Petugas FO kurang komunikatif
terkait pemberian informasi bahwa v 1 v 1 v 1   100% v 1   100%
RSU SATITI PRIMA HUSADA sudah
  menerima peserta BPJS Kes

7 Dokter       0       0       0         0    
a. Keluarga pasien mengeluhkan
bahwa kondisi pasien drop v 1   100% 1   100%
  sedangkan dokter belum visite     1     v 1 V       v
b. Sebaiknya dokter lebih disiplin
1   100% 1   100%
  waktu     v 1     v 1 V       v
8 Pelayanan Perawat       0       0       0         0    
a. Perawat ranap kurang cepat
responnya saat dimintai tolong 1   100% 1   100%
  membenahi infus pasien (Mendut 1) v     1     v 1 V       v
b. Sprei bed pasien tidak diganti
1   100% 1   100%
  setiap hari di ruang VIP-2 v     1     v 1 V       v
c. Sebaiknya sprei pasien diganti
1   100% 1   100%
  setiap hari (VIP-4)     v 1     v 1 V       v
9 Pelayanan Farmasi       0       0       0         0    
a. Kecepatan pelayanan farmasi
1   100% 1   100%
  mohon ditingkatkan   v   1     v 1 V       v
b. Petugas farmasi sebaiknya lebih
1   100% 1   100%
  murah senyum     v 1     v 1 V       v
  c. Pelayanan farmasi agak lama     v 1     v 1 V     1   100%   v 1   100%
10 Pelayanan Laborat       0       0       0         0    
11 Pelayanan Gizi       0       0       0         0    
a. Menu makanan pasien terasa
1   100% 1   100%
  keasinan di ruang Kalasan v     1     v 1 V       v
  b.Makanan terasa kurang asin     v 1     v 1 V     1   100%   v 1   100%
c. Penyajian makanan kurang
1   100% 1   100%
  memuaskan, rasanya tawar     v 1     v 1 V       v
d. Sebaiknya penyajian makanan
lebih memperhatikan penyakit yang 1   100% 1   100%
  diderita pasien     v 1     v 1 V       v
e. Makanan terasa agak asin di VVIP-
1   100% 1   100%
  2     v 1     v 1 V       v

54
12 Pelayanan Kasir       0       0       0         0    
Rata- Rata-
100
Total 24 Total 24 Total 24 rata Total 24 rata 100%
KRK
% PPK
Sumber: Buku Rekapitulasi Komplain

55
10. HRD / HUMAN RESOURCES DEPARTMENT
a) KESESUAIAN JADWAL DINAS (STANDAR 100 %)
Tabel 45. Data Bulanan Kesesuaian Jadwal Dinas Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATO DENOMINATOR PERSENTAS STANDAR
R E D
18 18 100% 100%
Februar
i
Maret 17 18 94,44% 100%
April 16 18 88,89% 100%

*data diambil dari bagian HRD.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah unit yang jam dinasnya sudah sesuai
dengan jadwal dinas. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh unit.
Grafik 45. Persentase Kesesuaian Jadwal Dinas Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

KESESUAIAN JADWAL DINAS

Axis Title

Analisis : Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa kesesuaian jadwal dinas unit sudah cukup baik
meskipun pada 2 bulan terakhir masih belum tercapai sesuai standar. Pada bulan Februari persentase
kesesuaian jadwal dinas unit sudah sesuai standar yaitu sebesar 100 %. Namun pada bulan Maret
ada penurunan kesesuaian jadwal dinas unit dengan persentase sebesar 94,44 % dengan uraian dari
18 unit yang mengumpulkan jadwal dinas ke bagian HRD, hanya ada 17 unit yang jadwal dinasnya
sesuai (1 unit yang jadwal dinasnya tidak sesuai adalah Gizi). Pada April kembali menurun
persentasenya hingga jatuh pada angka sebesar 88,89 % dengan uraian dari 18 unit yang
mengumpulkan jadwal dinas ke bagian HRD, hanya ada 16 unit yang jam dinasnya sesuai dengan
jadwal dinas (2 unit yang jadwal dinasnya tidak sesuai adalah VK dan Gizi). Dari bagian HRD
kemudian melakukan tindak lanjut berupa Pemberlakuan Penggunaan Form Pertukaran Jadwal
Dinas yang mana ketika karyawan akan bertukar jadwal dinas dengan petugas lain di unitnya, maka
harus menulis pada Form tersebut dengan ACC dari kepala ruang dan diketahui oleh HRD.
Sehingga jadwal yang secara teknis berlaku di unit saat itu, akan sama dengan jadwal yang sudah
diserahkan ke bagian HRD pada akhir bulan sebelumnya sehingga tidak terjadi miss communication.

56
b) KEDISIPLINAN JADWAL DINAS (STANDAR 100 %)
Tabel 46. Data Bulanan Kedisiplinan Jadwal Dinas Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

DATA BULANAN
BULAN NUMERATOR DENOMINATOR PERSENTASE STANDARD
februari 69 107 64% 100%
Mret 79 107 73,83% 100%
April 75 107 70,09% 100%

*data diambil dari bagian HRD.


Tabel di atas merupakan angka/data yang masuk tiap bulannya berdasarkan Numerator dan
Denominator. Adapun Numeratornya adalah Jumlah karyawan yang datang tepat waktu sesuai
jam kerja. Sedangkan Denominatornya adalah Jumlah seluruh karyawan rumah sakit.
Grafik 46. Persentase Kedisiplinan Jadwal Dinas Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada Bulan Februari - April 2019

KEDISIPLINAN JADWAL DINAS

Axis Title

Analisis : Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan jadwal dinas pada karyawan mulai
bulan Februari hingga Maret masih jauh di bawah standar. Pada bulan Februari 64 %. Pada bulan
persentasenya sebesar 73,83 %. Kemudian pada bulan April persentase kedisiplinan jadwal dinas
karyawan hanya sebesar 70,09 %. Angka tersebut masih jauh dari standar yang adalah 100 %.
Segala bentuk tindak lanjut adalah kewenangan dari HRD/Personalia dan pihak Manajemen RSU
SATITI PRIMA HUSADA.

D. PENUTUP
Keberhasilan pencapaian kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien menunjukkan
kesungguhan komitmen Direktur dan seluruh komponen Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada untuk terus meningkatkan pelayanan pada masyarakat di segala aspek pelayanan.
Meskipun kondisi mutu selama ini masih harus terus ditingkatkan, akan tetapi semangat
untuk meningkatkan mutu harus terus dipupuk. Evaluasi kinerja secara berkesinambungan
harus tetap dilakukan untuk mengetahui kondisi mutu rumah sakit setiap saat sehingga bila
ada permasalahan bisa segera diselesaikan. Selain itu bila suatu permasalahan sudah bisa
diatasi, maka harus ada suatu usaha untuk mempertahankannya.
57
Demikian informasi singkat kondisi mutu pelayanan unit Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada pada Triwulan kedua tahun 2019, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk
dapat meningkatkan pelayanan di semua lini Rumah sakit.

Tulungagung, Mei 2019

Mengetahui,
DIREKTUR KETUA KOMITE PMKP
RUMAH SAKIT UMUM SATITI RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
PRIMA HUSADA

dr. I. Komang Gede Arnawa dr.. Vivin Noria Rini


Nik.01.0115.031 Nik. 02.0716.051

58
LAPORAN KEPADA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
1. NOTA DINAS DARI KETUA KOMITE PMKP KEPADA DIREKTUR
2. REKOMENDASI DIREKTUR

59
RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
DS. BALESONO – KEC. NGUNUT – KAB. TULUNGAGUNG
Telp. 0355-591637 E-mail : rsusatitiprimahusada@yahoo.co.id

NOTA DINAS
Tulungagung, 2 Mei 2019

Nomor : 005/ /ND.PMKP / PMKP / V/ 2019


Kepada :
Tanggal : 20 Juli 2019
Yth. Direktur Rumah Sakit Umum Satiti
Sifat : Penting
Prima Husada
Lampiran : 1 (satu) Bendel
Dari : Ketua Komite Peningkatan Mutu
Perihal : Laporan Peningkatan Mutu dan
dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Keselamatan Pasien (PMKP) di Rumah Sakit Satiti
Prima Husada

Semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat, maka semakin tinggi tuntutan masyarakat


terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, terukur, transparan dan akuntabel. Dalam rangka
mewujudkan pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada telah
menetapkan dan melaksanakan indikator-indikator mutu dan keselamatan pasien.
Sehubungan dengan hal tersebut, Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada melaporkan hasil pemantauan indikator mutu dan
keselamatan pasien sebagaimana dokumen terlampir. Kami mohon rekomendasi dari bapak Direktur
tentang hasil indikator mutu dan keselamatan pasien sebagai masukan untuk Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
Demikian menjadikan periksa dan mohon petunjuk, atas kerjasamanya disampaikan
terimakasih.

KETUA TIM MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT SURYA HUSADA

60
LAPORAN KEPADA PEMILIK / KETUA PT. SATITI PRIMA HUSADA
1. SURAT DARI DIREKTUR KEPADA PEMILIK / KETUA PT. SATITI PRIMA HUSADA
2. REKOMENDASI PEMILIK / KETUA PT. SATITI PRIMA HUSADA

61
RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
DS. BALESONO – KEC. NGUNUT – KAB. TULUNGAGUNG
Telp. 0355-591637 E-mail : rsusatitiprimahusada@yahoo.co.id

Tulungagung, 10 Mei 2019

Nomor : 005/ /ND.PMKP/V/2019 Kepada


Sifat : Penting Yth. Ketua PT. Rumah sakit
Lampiran :- Satiti Prima Husada
Hal : Laporan Peningkatan Mutu di
Dan Keselamatan Pasien TULUNGAGUNG
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada

Semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat, maka semakin tinggi tuntutan terhadap


pelayanan kesehatan yang bermutu, terukur, transparan dan akuntabel. Dalam rangka mewujudkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada telah menetapkan
dan melaksanakan indikator-indikator mutu pelayanan.
Sehubungan dengan tersebut, Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada melaporkan hasil
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sebagaimana dokumen terlampir.
Demikian menjadikan periksa dan atas kerjasamanya disampaikan terima kasih.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA
HUSADA

dr. I. Komang Gede Arnawa

62
LAMPIRAN
Hasil Indikator Mutu Area Klinis
N Klasifikasi Indikator Mutu Nama Indikator Standar Periode Waktu Capaian Capaian Capaian Keterangan
o Area Klinis Pelaporan Februari Maret April
1 Asesmen Pasien 1. Kelengkapan asesmen awal medis kurang dari 1x24 100 % Bulanan 96,03 % 87,78 % 85,71 %
jam
2. Kelengkapan asesmen awal perawat kurang dari 100 % Bulanan 97,97 % 100 % 99,12 %
1x24 jam
2 Pelayanan Laboratorium 1. Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium / ≤1% Bulanan 0,26 % 1,05 % 0,78 %
APL
2. Waktu lapor hasil tes Kritis laboratorium < 30 menit 100 % Bulanan 88,89 % 75 % 100 %
3. TAT/Turn Around Time pemeriksaan laboratorium 100 % Bulanan 28,72 % 26,56 % 29,08 %
emergensi/cito Darah Lengkap (Tanpa LED)
3 Pelayanan Radiologi dan 1. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax ≤ 3 jam Bulanan 14,82 menit 12,88 menit 11 menit
Diagnostic Imaging 2. Waktu Lapor hasil tes kritis radiologi < 60 menit 100 % Bulanan 0 0 0 Tidak ada pasien dengan
dilakukan pemeriksaan
kritis radiologi
4 Prosedur Bedah 1. Waktu Tunggu Operasi Elektif / WTE ≤ 48 jam Bulanan 10,10 jam 10,06 jam 8,12 jam WTE dalam jam per
pasien
2. Kepatuhan pengisian Surgical Checklist 100 % Bulanan 94,73 % 98 % 100 %
3. Perbedaan Diagnosa Pre-Operasi dan Post-Operasi 0% Bulanan 0% 0% 0%
5 Penggunaan Antibiotika dan Penggunaan Antibiotik Profilaksis dalam waktu 30 100 % Bulanan 100 % 100 % 100 %
obat lainnya menit – 1 jam sebelum insisi bedah
6 Kesalahan Medikasi 1. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) peresepan 0% Bulanan 0% 0% 0% Tidak ada kejadian
(medication error) dan obat /medication error
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 0% Bulanan 0% 0% 0% Tidak ada kejadian
7 Penggunaan Anestesi dan 1. Pengkajian pra-anestesi dilaksanakan untuk pasien 100 % Bulanan 75 % 100 % 100 %
Sedasi pre-operasi elektif
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) selama 0% Bulanan 0% 0% 0% Tidak ada kejadian
pemberian sedasi moderat atau dalam dan anestesi
8 Penggunaan darah dan produk Kejadian reaksi transfusi ≤ 0,01 % Bulanan 0% 05 0% Tidak ada kejadian
darah
9 Ketersediaan, isi dan Pengembalian BRM Lengkap dalam 1 x 24 jam / PRM > 80 % Bulanan 42,55 % 52,12 % 48,14 %
penggunaan rekam medis
pasien
10 Pencegahan dan pengendalian 1. Angka Phlebitis < 15 ‰ Bulanan 3,5 ‰ 0 0
infeksi, surveilans dan 2. Infeksi Daerah Operasi / IDO ≤ 1,5 % Bulanan 0 0 0
pelaporan 3. Infeksi Saluran Kemih / ISK 15 ‰ Bulanan 0 0 0

63
LAMPIRAN
Hasil Indikator Mutu Area Manajemen

N Klasifikasi Indikator Mutu Nama Indikator Standar Periode Waktu Capaian Capaian Capaian Keterangan
o Area Manajemen Pelaporan Februari Maret April
1 Pengadaan rutin peralatan 1. Ketersediaan obat dan Alkes 100 % Bulanan 100 % 100 % 100 %
kesehatan dan obat penting emergensi di ruang resusitasi
untuk memenuhi kebutuhan IGD
pasien 2. Ketepatan waktu penyediaan 100 % Bulanan 100 % 100 % 100 %
linen bersih di ruang perawatan
2 Pelaporan aktivitas yang 1. BOR, LOS, TOI, BTO BOR = 75%-85% Bulanan BOR = 45,90% BOR = 37,65 % BOR = 28,17 %
diwajibkan oleh peraturan LOS = 3-12 hari LOS = 3,58 hari LOS = 3,21 hari LOS = 2,80 hari
perundang-undangan TOI = 1-3 hari TOI = 4,30 hari TOI = 6,63 hari TOI = 6,61 hari
BTO = minimal 30 kali BTO = 3,77 BTO = 3,38 BTO = 3,28
dalam periode setahun
2. Angka Kematian Ibu di Rumah ≤1% Bulanan 0% 0% 0%
Sakit (AKI)
3. Pertolongan persalinan melalui ≤ 20 % Bulanan 60 % 80 % 90 %
Sectio Caesarea
3 Manajemen Resiko Kejadian tertusuk jarum suntik 0% Bulanan 0% 0% 0%
4 Manajemen penggunaan Persentase ketepatan kalibrasi alat 100 % Bulanan 100 % 100 % 100 %
sumber daya sesuai jadwal
5 Harapan dan kepuasan pasien Tingkat kepuasan pelanggan/pasien ≥ 85 % Bulanan 82,92 % 82,92 % 85,07 %
dan keluarga
6 Harapan dan kepuasan staf Tingkat kepuasan pegawai > 90 % 3 Bulan 87 %

7 Demografi pasien dan Laporan 10 Penyakit Terbesar - 6 Bulan - - - Data ada di


diagnosis klinis Rawat Jalan dan Rawat Inap Laporan
8 Manajemen Keuangan Cost Recovery Rate ≥ 40 % Bulanan 123,37 % 102,40 % 110,33 %
9 Pencegahan dan pengendalian 1. Persentase parameter limbah Suhu = 30 °C 3 Bulan Suhu = 27,4 °C Hasil Uji
dari kejadian yang dapat cair sesuai dengan baku mutu TSS = £ 30 mg/liter TSS = 5,40 mg/liter NH3-N Bebas
menimbulkan masalah bagi pH = 6-9 PH = 7,95 MELEBIHI
Baku Mutu
keselamatan pasien, keluarga BOD5 = £ 30 mg/liter BOD5 = 4,13 mg/liter
pasien dan staf COD = £ 80 mg/liter COD = 10,0 mg/liter
NH3-N Bebas = 0,1 NH3-N Bebas = 1,03 mg/liter
PO4 (Ortho) = 2 PO4 (Ortho) = 1,42 mg/liter

64
2. Pengelolaan limbah padat 100 % Bulanan - - - Data ada di
infeksius sesuai dengan aturan Laporan
3. Persentase limbah B3 yang 100 % 3 Bulan 53,33 %
dilengkapi dengan MSDS
LAMPIRAN
Hasil Indikator Mutu Area Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

N Klasifikasi Indikator Mutu Nama Indikator Standar Periode Waktu Capaian Capaian Capaian Keterangan
o Area Manajemen Pelaporan FEBRUARI MARET APRIL
1 SKP 1  Ketepatan Pasien baru Rawat Inap yang TIDAK terpasang 0% Bulanan 0% 6,86 % 3,48 %
Identifikasi Pasien Gelang Identitas
2 SKP 2  Peningkatan Pelaksanaan TBaK ditandatangani oleh Pemberi 100 % Bulanan 15,23 % 26,08 % 68,83 %
Komunikasi yang Efektif Instruksi via Telepon
3 SKP 3  Peningkatan Ketidakpatuhan petugas dalam pemberian Label 0% Bulanan 0% 3,34 % 1,36 %
Keamanan Obat yang perlu Obat yang perlu Diwaspadai/High Alert
diwaspadai
4 SKP 4  Kepastian Tepat 1. Kejadian Operasi Salah Sisi 0% Bulanan 0% 0% 0%
Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat
Pasien Operasi 2. Kejadian Tertinggalnya benda asing/lain pada 0% Bulanan 0% 0% 0%
tubuh pasien setelah operasi
5 SKP 5  Pengurangan Resiko Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene 100 % Bulanan 75,44 % 70,98 % 67,85 %
Infeksi
6 SKP 6  Pengurangan Resiko Persentase Kejadian Pasien Jatuh 0% Bulanan 0% 0% 0%
Pasien Jatuh

65
66

Anda mungkin juga menyukai