1
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua
Jl. Gunung Salju amban, Manokwari 98314.
*Email : ana_iner@yahoo.com
Abstract
Stirring method is one of several ways to make Virgin Coconut Oil (VCO) without heating process.
The amount of VCO generated from the process can be influenced by several factors such as variety of
coconut, stirring speed, amount of baffle and impeller type. To improve the efficiency of the VCO
separator, it is necessary to develop regarding the modification of the functional part of baffle and
impeller. From the result of this study, it has been developed a VCO- stirred separator with simple
construction. The results showed that best performance of VCO- stirred separator was obtained when
the stirring time was 4 minutes where a sufficient working capacity of 72.50 liters of coconut milk/hour
and yield 17,78% were achieved.
Abstrak
Metode pengadukan/stirring adalah salah satu cara dalam membuat minyak kelapa murni/Virgin
Coconut Oil (VCO) tanpa melewati proses pemanasan. Banyaknya VCO yang dihasilkan dari proses
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis kelapa, kecepatan pengadukan, jumlah baffle
dan jenis impeller. Untuk meningkatkan efisiensi kinerjanya maka perlu dilakukan pengembangan
dalam hal modifikasi bagian fungsional berupa baffle dan impeller. Dari hasil penelitian, telah
dihasilkan alat pemisah VCO berpengaduk dengan kinerja dan kontruksi yang sederhana dimana
kinerja terbaik diperoleh pada waktu pengadukan 4 menit dengan kapasitas kerja efektif 72,50 liter
santan/jam dan rendemen hasil 17,78 %.
Pengembangan Alat … 34
Agritechnology 1(1) 2018
ISSN: 2615-885X (cetak), 2620-4738 (online) DOI: https://doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.9
Ada banyak cara yang bisa digunakan putaran pengaduk yang diberikan (rpm)
untuk membuat VCO berkualitas tinggi salah memberikan pengaruh kepada rendemen VCO
satu cara terbaik adalah dengan tanpa melewati yang dihasilkan. Hasil tersebut juga sejalan
proses pemanasan, karena pemanasan dapat dengan hasil penelitian Welasih dan
mengurangi kandungan penting didalamnya. Nurhapsari (2009), dengan metode
Metode pengadukan atau stirring adalah salah sentrifugasi, semakin tinggi putaran (rpm),
satu cara dalam membuat VCO tanpa melewati VCO yang dihasilkan semakin banyak. Faktor
proses pemanasan. Duryanto dkk. (2005), lain dari desain alat pengaduk VCO yang
menuliskan bahwa pemanasan pada suhu 35oC mempengaruhi rendemen minyak kelapa
menyebabkan terurainya asam kaprat, 60oC adalah jumlah baffle dan impeller. Baffle
hilangnya asam kaproat dan 80oC asam kaprilat adalah sirip dalam tabung pengaduk yang
menguap. Sedangkan asam laurat hilang saat mempunyai fungsi untuk menghasilkan aliran
pemanasan pada suhu 300oC dengan suhu turbulen bahan. Prinsip kerjanya adalah
mendidih minyak kelapa adalah 240oC. menahan atau menghalangi aliran cairan bahan
Purwanto (2006) menambahkan bahwa dengan yang dihasilkan oleh putaran impeller
pemanasan, menghasilkan minyak berbau pengaduk sehingga pola aliran dapat berbelok
menyengat (gosong) dan warnanya kurang atau bergejolak (aliran turbulen). Semakin
bening (kekuningan). Untuk memperoleh bergejolak aliran bahan maka minyak akan
kualitas VCO yang baik penggunaan panas cepat terpisah dari protein dan air (santan).
diminimalkan atau sama sekali dihilangkan. Menurut Darma (2014), untuk menghasilkan
Berdasarkan SNI (2008) tentang VCO, aliran bahan yang turbulen sejalan dengan
menyatakan bahwa pembuatan VCO tanpa besarnya putaran (rpm) pengaduk dan jumlah
pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60 baffle dalam tabung pengaduk yang digunakan.
o
C. Bahkan, pola aliran fluida dalam suatu alat
Prinsip metode pengadukan adalah atau sistem dapat digambarkan dengan
putaran atau gerakan sentrifugasi dari simulasi menggunakan Computational Fluid
pengaduk dengan kecepatan optimal 1.500 rpm Dynamic (CFD) (Reniana, 2017). Hasil
menyebabkan emulsi terdispersi atau pecah. penelitian Purwanto (2006), dengan mengaduk
Saat itulah udara sekitar bertindak sebagai santan kelapa dalam tabung tanpa baffle,
koagulan atau untuk menarik protein dari minyak kelapa yang dihasilkan lebih sedikit.
minyak dan air (Cahyana, 2005). Pemisahan Dia juga menambahkan dari dua jenis impeller
secara mekanik ini bisa dikembangkan dengan yang digunakan, impeller jenis baling-baling
peralatan tangki pengaduk biasa atau alat (propeller) menghasilkan rendemen minyak
sentrifugal. Namun secara teknis desain dan kelapa yang lebih tinggi. Hasil ini sejalan
operasional, peralatan pengadukan lebih dengan penggunaan perbandingan ukuran
sederhana daripada sentrifugal. Selain itu, baffle dan diameter tabung yang semakin
banyaknya VCO yang dihasilkan dari proses tinggi.
pengadukan dipengaruhi oleh beberapa faktor Dari penjelasan tersebut maka diperlukan
antara lain yaitu jenis kelapa, kecepatan modifikasi dalam hal rancangan fungsional
pengadukan, jumlah baffle dan jenis impeler (proses sistem) dari alat pengaduk (pemisah)
(Purwanto, 2006). VCO. Bagian fungsional dari alat ini adalah
Salah satu alternatif metode pemisahan impeller pengaduk dan baffle. Modifikasi
minyak dari santannya adalah proses dilakukan dengan menambah jumlah baffle
pengadukan. Gerakan terinduksi dengan pola dalam tabung pengaduk dan menggunakan dua
sirkulasi tertentu akan memberikan efek buah impeller jenis propeller dengan posisi
sentrifugal sehingga minyak, air dan protein menyilang dan berlawanan. Oleh karena itu,
akan terpisah setelah didiamkan beberapa saat. diharapkan akan dihasilkan aliran bahan yang
Pola sirkulasi ini diciptakan perputaran lebih bergejolak atau turbulen yang berdampak
impeller didalam cairan yang teraduk. dapat mempecepat proses pemecahan protein
Banyaknya VCO yang dihasilkan dari proses sehingga minyak lebih cepat terpisah. Menurut
pengadukan dipengaruhi oleh beberapa faktor Purwanto (2006), pemasangan dua buah
antara lain yaitu jenis kelapa, kecepatan impeller dengan arah yang berlawanan akan
pengadukan, jumlah baffle dan jenis impeller menciptakan zona fluida yang sangat turbulen
(Purwanto, 2006). Bregas dkk. (2010), diantara kedua impeller tersebut.
melaporkan bahwa pada perlakuan berbagai
Pengembangan Alat … 35
Agritechnology 1(1) 2018
ISSN: 2615-885X (cetak), 2620-4738 (online) DOI: https://doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.9
Gambar 1. Rancangan prototipe alat pemisah VCO tipe pengadukan (1. Motor penggerak, 2.
Poros pengaduk, 3. Tabung pengaduk, 4. Baffle, 5. Impeller 6. Saluran
pengeluran, dan 7. Rangka)
Pengembangan Alat … 36
Agritechnology 1(1) 2018
ISSN: 2615-885X (cetak), 2620-4738 (online) DOI: https://doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.9
2
3
Gambar 2. Kontruksi Alat Pemisah VCO Tipe Pengadukan (1. Motor penggerak, 2. Poros pengaduk,
3. Baffle, 4. Tabung pengaduk dan 5. Rangka)
Pengembangan Alat … 37
Agritechnology 1(1) 2018
ISSN: 2615-885X (cetak), 2620-4738 (online) DOI: https://doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.9
yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan kapasitas kerja efektif dan rendemen VCO dari
yang dilakukan. Tabel 1. menunjukkan hasil berbagai perlakuan waktu pengadukan.
pengujian alat pemisah VCO untuk variabel
Tabel 1. Rata-rata kapasitas kerja efektif dan rendemen VCO yang dihasilkan dari berbagai perlakuan
waktu pengadukan.
Kapasitas kerja efektif
Waktu Pengadukan (menit) Rendemen VCO (%)
(liter/jam)
4 72,50 17,78%
8 36,25 15,33%
12 24,17 16,00%
16 18,13 15,11%
20 14,50 16,22%
Tampak terlihat bahwa kapasitas kerja efektif setelah diinkubasi. Prinsip kerjanya adalah
tertinggi diperoleh pada waktu pengadukan 4 putaran pengaduk akan menghasilkan
menit, dan disusul dengan waktu pengadukan aliran/gerakan setrifugal pada bahan, dan
8, 12, 16, dan 20 menit. Tinggi rendahnya dengan adanya baffle maka bahan akan
kapasitas kerja efektif sangat dipengaruhi oleh terbentur atau menabraknya sehingga aliran
waktu proses pengadukan, semakin cepat akan berbelok atau bergejolak. Dengan adanya
pengadukan maka kapasitas kerjanya semakin gerakan tersebut secara terus menerus maka
besar, demikian pula sebaliknya. Pada emulsi santan akan pecah dan protein akan
penelitian ini, rata-rata volume santan yang mengalami koagulasi sehingga minyak akan
digunakan dalam sekali proses adalah 4,83 terpisah. Sedangkan pengaruh waktu
liter. Sedangkan volume tabung pengaduk pengadukan terhadap rendemen VCO
adalah 7,85 liter dengan daya tampung menunjukkan bahwa semakin lama waktu
optimum adalah 5 liter santan. Dari kelima pengadukan, rendemen VCO yang dihasilkan
perlakuan waktu pengadukan, diperoleh cenderung lebih rendah. Hal ini disebabkan
rendemen tertinggi pada waktu 4 menit dengan adanya waktu pengadukan semakin
pengadukan. Beberapa faktor yang lama diduga terjadi proses pencampuran
mempengaruhi tinggi rendahnya rendemen kembali atau terjadi proses homogenisasi dari
selain dari jenis kelapa itu sendiri adalah koagulasi protein dan minyak sehingga
kecepatan putaran pengaduk, jumlah baffle dan diperlukan waktu yang relatif lama pada proses
lamanya proses pengadukan. Dalam penelitian pengendapannya. Menurut Purwanto (2006),
ini, rata-rata kecepatan putaran pengaduk yang pada proses pengadukan, kecepatan
digunakan adalah 1873,5 rpm. Berdasarkan pengadukan pada umumnya akan
hasil penelitian, dengan kecepatan tersebut mempercepat proses homogenisasi campuran.
menunjukkan bahwa semakin cepat waktu Berdasarkan hasil pengamatan, pada waktu
pengadukan maka rendemen VCO yang pengadukan 4 menit, minyak lebih cepat
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini menunjukan terpisah dibandingkan perlakuan lain. Hasil
bahwa pengembangan alat pemisah VCO pada tersebut sejalan dengan hasil penelitian Bregas
penelitian ini dapat bekerja dengan baik dalam dkk. (2010), semakin meningkat kecepatan
memisahkan/merusak emulsi protein santan putar pengaduk dan waktu pengadukan yang
dengan waktu yang relatif singkat. Dalam lama justru semakin menurunkan jumlah fraksi
pengembangan, alat ini dirancang VCO yang dihasilkan. Sedangkan Aprilasani
menggunakan 6 buah baffle dan pengaduk dan Adiwarna (2014) melaporkan, pada lama
dirancang menyilang dan berlawanan arah. pengadukan diatas 10 menit terjadi penurunan
Rancangan baffle dan pengaduk tersebut rendemen VCO karena VCO menguap. Hal
ditujukan untuk menghasilkan aliran bahan tersebut dikarenakan semakin lama waktu
yang bergejolak (turbulen) sehingga dapat pengadukan maka semakin besar daya tumbuk
menyebabkan emulsi pada santan atau protein dan gaya gesek antar molekul yang
akan mengalami koagulasi sehingga minyak menyebabkan terjadinya penguapan dan pada
dapat terlepas dari protein dan akan terpisah waktu pengadukan dibawah 10 menit
Pengembangan Alat … 38
Agritechnology 1(1) 2018
ISSN: 2615-885X (cetak), 2620-4738 (online) DOI: https://doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.9
tumbukan dan gesekan antar molekul Khasiat VCO edisi 427 Juni 2005
dikawatirkan belum sempurna sehingga XXXVI.
memperlambat proses denaturasi. Hasil Darma, X. Wang, dan K. Kito. 2014.
penelitian Maradesa dkk. (2014), pembuatan Development of Sago Starch Extractor
VCO dengan pengadukan menggunakan mixer with Stirrer Rotary Blade for
komersial menghasilkan rendemen sebesar Improving Extraction Performance.
10,44%. International Journal of Engineering
and Technology (IJET), Vol 6 No 5
KESIMPULAN Oct-Nov 2014.
Duryanto S., D. Cahyana, O. S. Pandana, dan
Hasil pengembangan alat, telah dihasilkan alat R. N. Apriyanti. 2005. Singkat Khasiat
pemisah VCO berpengaduk dengan kinerja dan VCO. Trubus : Singkat Khasiat VCO
kontruksi yang sederhana. Dari hasil pengujian edisi 427 Juni 2005 XXXVI.
alat, kinerja terbaik diperoleh pada waktu Maradesa R. P., F. Fatimah, dan M. S. Sangi.
pengadukan 4 menit dengan kapasitas kerja 2014. Kualitas Virgin Coconut Oil
efektif 72,50 liter santan/jam dan rendemen (VCO) Sebagai Minyak Goreng yang
hasil 17,78 %. Dibuat dengan Metode Pengadukan
dengan Adanya Penambahan Kemangi
UCAPAN TERIMA KASIH (Ocimum sanctum L.). Jurnal Mipa
Unsrat Online 3 (1) pp. 44-48.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Purwanto D. 2006. Aplikasi Metode
Kemenristekdikti atas dana Hibah Penelitian Pengadukan Pada Proses Pembuatan
Dosen Pemula Tahun Anggaran 2017 Nomor Virgin Coconut Oil. Seminar Nasional
Kontrak 089/SP2H/LT/DPRM/ Teknik Kimia Teknologi Oleo Dan
IV/2017. Petrokimia Indonesia. Pekanbaru, 7-8
Desember 2006.
REFERENSI Reniana, Nursigit Bintoro, dan Joko Nugroho.
2017. Analisis Sistem Aerasi Pada
Aditiya, R., H. Rusmarilin, dan L. N. Limbong. Penyimpanan Gabah dalam Silo
2014. Optimasi Pembuatan Virgin Menggunakan Computatitonal Fluid
Coconut Oil (VCO) Dengan Dynamic (CFD). Jurnal Keteknikan
Penambahan Ragi Roti Pertanian Vol. 5, No. 2. Agustus 2017.
(Saccharomyces cerevisiae) dan Lama pp. 187-194.
Fermentasi Dengan VCO Pancingan. SNI. 2008. Minyak Kelapa Virgin (VCO).
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Standart Nasional Indonesia, SNI 738-
Volume 02. No. 02. pp. 51 – 57. 2008. Badan Standarisasi Nasional
Anonim. 2014. Coconut Oil and Health. Fact (BSN).
Sheet, International Food Information Welasih T., dan Nurhapsari. 2009. Pembuatan
Council Foundation. Virgin Coconut Oil (VCO) dengan
www.foodinsight.org. (diakses tanggal Menggunakan Metode Sentrifugasi.
18 April 2016). Seminar Nasional Implementasi
Aprilisani,Z. dan Adiwarna. 2014. Pengaruh Teknologi Informasi dalam
Lama Waktu Pengadukan dengan Pengembangan Industri Pangan,
Variasi Penambahan Asam Asetat Kimia dan Manufaktur. Surabaya,
dalam Pembuatan Virgin Coconut Oil 25 Nopember 2009.
(VCO) dari Kelapa. Konversi Vol. 3
No. 1. April 2014.
Bregas, S. T., Sembodo, A. Noorlyta dan N. E.
Laila M. 2010. Pengaruh Kecepatan
Putar Pengaduk Proses Pemecahan
Emulsi Santan Buah Kelapa Menjadi
Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal
Ekuilibrium Vol. 9. No. 1. pp. 17 – 22.
Cahyana D. 2005. Virgin Coconut Oil Putaran
Pemecah VCO. Trubus: Singkat
Pengembangan Alat … 39