Anda di halaman 1dari 31

Medan Makna Dan Komponen Makna

Di susun Oleh :

Kelompok IV

1. Sarah Rofiqa M. Hala


2. Rusmin Thalib
3. Isran Djamaludin

Universitas Muhamadiyyah Gorontalo

Jl Prof Dr Mansoer Pateda Desa Pentadio Timur

Kec. Telaga Biru - Kab. Gorontalo - Prov. Gorontalo


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan

limpahan-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul “Medan Makna dan Komponen

Makna” ini dapat kami selesaikan.

Di dalam malakalah ini membahas tentang medan makna melengkapi tugas kelompok

dilalah, sebagai bahan kuliah khusus membahas medan makna dan komponen makna juga

untuk menambah pengetahuan khususnya penulis.

Terlepas dari hal tersebut diatas kami menyadari makalah ini masih mempunyai

banyak kekurangan.Untuk itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun untuk

memperbaiki makalah selanjutanya. Kami menyadari bahwa bagaimanapun kami berusaha

menyempurnakanya tidak akan tercapai karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT

semata.

Gorontalo, 24 maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Medan Makna..................................................................................................4

B. Komponen Makna...........................................................................................8

BAB III..................................................................................................................20

PENUTUP.............................................................................................................20

A. Kesimpulan.................................................................................................20

B. Saran............................................................................................................21

Daftar pustaka......................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tak jarang diantara kita memaknai sebuah kata tampa mengetahui apa medan makna
dan komponen maknanya. Sebenarnya setiap kata mempunyai komponen makna yang
berbeda meskipun kata tersebut nerupakan kata yang bersinonimi.

Untuk mengetahui lebih jelas masalah diatas akan di bahas lebih lanjut pada bab
berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penyelesaian masalah diatas kami membuat beberapa rumusan


masalah.

a. Apa yang dimaksud dengan medan makna

b. Apa yang dimaksud dengan komponen makna

C. Tujuan

Adapun hal-hal yang ingin di capai dalam makalah ini adalah :

a. Mengetahui yang dimaksud dengan medan makna

b. Mengetahui yang dimaksud dengan komponen makna


BAB II

PEMBAHASAN

A. Istilah Makna

Pengertian makna (sense - bahasa inggris) dibedakan dalam arti (meaning- bahasa

inggris) di dalam semantik.Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu

sendiri (terutama kata-kata).Makna menurut Palmer, hanya menyangkut intra bahasa. Sejalan

dengan pendapat tersebut, Lyons menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna

suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan

makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Arti dalam hal ini

menyangkut makna alex ikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat dalam kamus

sebagai leksem.

Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para

pemakainya sehingga dapat saling mengerti.

makna memiliki tingkat keberadaan, yakni :

(1) pada tingkat pertama makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan

(2) pada tingkat kedua makna menjadi isi dari suatu kebilahasaan

(3) cara tingkat ketiga makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan

informasi tertentu.

Para tingkat pertama dan kedua dilihat dari segi hubungannya dengan penutur sedangkan

yang ketiga lebih ditekankan pada makna di dalam komunikasi. Sehubungan dengan tiga

tingkat keberadaan makna, samsuri mengungkapkan adanya garis hubungan antara

Makna ---------- ungkapan ----------- makna.


Berpikir tentang bahasa sebenarnya, sekaligus melibatkan makna.1

Mempelajari makna pada hakikatnya nya berarti mempelajari bagaimana setiap

memakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti, sebagian pemakai bahasa

dituntut agar menaati kaidah g h i j k sebagian lagi itu untuk pada kaki dan pilihan kata

menurut sistem seleksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa. Di dalam bahasa indonesia

selain ada kata arti ada pula kata erti di samping makna. Di dalam studi semantik bahasa

indonesia kata erti pemakaiannya terbatas dan secara paradigmatis ditemukan kata

mengerti(verba). Dimengerti (perba pasif, pengertian (nominal) dan ketiganya memiliki

makna dasar 'paham'.Makna sebuah kalimat sering kita bergantung pada sistem gramatikal

dan leksikal saja, tetapi juga bergantung pada kaidah wacana.

Makna sebuah kalimat yang baik pilihan katanya dan susunan gramatikalnya, sering

tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya dengan kalimat lain dalam sebuah

wacana. Contoh pemahaman ekspresi terima kasih (dank- bahasa belanda) bermakna 'tidak

mau' dalam situasi jaman makan atau minum, bila kita tawari sesuatu pada jamuan itu.

B. Hakikat Makna

Kalau kita ditanya mengenai makna sebuah kata biasanya kita jawab dengan kata

pula. Misalnya, kalau ditanya apa makna kata tirta makaakan dijawab makna kata tirta adalah

air. Kalau kebetulan kita sudah mengerti kata air maka persoalan sudah selesai, dan kita

sudah mengerti apa makna kata tirta. Sering juga kalau makna kata yang ditanyakan tidak

bisa dijelaskan dengan sebuah kata, akan dijelaskan dengan sebuah definisi yang sederhana.

Misalnya, pertanyaan, apa makna kata ekonom akan dijawab dengan definisi ekonom adalah

ahli ekonomi. Di sini kalau kita sudah mengerti makna kata ahli dan makna kata ekonomi

maka persoalannya juga sudah selesai.Namun, apabila belum tahu makna kata ahli dan

1
Wallace L Chafe (1973)
makna kata ekonomi, persoalan menjadi belum selesai, sebab kita terlebih dahulu harus

memahami dulu makna kata ahli dan makna kata ekonomi.Kalau tidak, makna kata ekonom

di atas tetap tidak bisa dipahami. Contoh lain, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

susunan Poerwadarminta, kata kucing diberi makna binatang, sebangsa harimau kecil.Kata

harimau diberi makna binatang buas, sebangsa kucing besar. Dari kedua makna yang

diberikan terhadap kata kucing dan kata harimau makabagi orang yang belum mengenal

makna kata harimau dan kucing, kedua definisi itu tetap tidak bisa membantu

menjelaskan.Kiranya, Anda sendiri tentu telah tahu makna kata kucing dan harimau karena

masih merupakankata umum.Coba Anda simak kasus berikut.Dari sebuah naskah kamus

istilah ada kata antara yang diberi makna bagian dari stamen yang mengandung pollen.

Kiranya definisi yang diberikan itu belum bisa menjelaskan makna kata antera bagi kita,

sebab ada dua kata lain, yaitu stamen dan pollen yang maknanya juga belum kita ketahui.Dari

uraian di atas tampak jelas kalau kita menerangkan makna kata dengan menggunakan kata

lain belum tentu makna kata yang ditanyakan menjadi jelas. Begitu pula apabila dijelaskan

dengan memberikan definisinya, sebab tidak mustahil kata-kata yang digunakan dalam

definisi itu juga belum dipahami.

C. Medan Makna
Medan makna adalah salah satu kajian utama dalam semantik.Medan makna

merupakan bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang

kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat

unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Di dalam medan makna, suatu kata terbentuk

oleh relasi makna kata tersebut dengan kata lain yang terdapat dalam medan makna itu.

Medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian dari sistem semantik

bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam

semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya
berhubungan. Misalnya, nama-nama warna, perabot rumah tangga, istilah pelayaran, istilah

olahraga, istilah perkerabatan, istilah alat pertukangan membentuk medan makna tertentu.2

Medan makna adalah kumpulan butir leksikal Yang maknanya saling berhubung kait

di sebabkan masing-masing dalam konteks yang serupa.3

Harimurti (menyatakan bahwa medan makna (semantik field, semantic domain)

adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang

kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh

seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Misalnya, nama-nama warna

membentuk medan makna tertentu. Begitu juga dengan nama perabot rumah tangga, istilah

pelayaran, istilah perkerabatan, istilah alat pertukangan, dan sebagainya.4

Medan makna adalah sekelompok atau sejumlah leksem yang berelasi secara semantis

yang dicakupi atau dipayungi leksem yang menjadi superordinatnya. 5 Nida (1979)

menggunakan istilah semantic domain dalam menyebutkan medan makna. Cruse (2004)

menggunakan istilah ranah kata (worlds field) dalam bukuny Meaning in Language;An

Introduction to Semantic and Pragmatics. Cruse (2004:175) mengatakan bahwa “the

vocabulary of a language is not just a collection of words scattered at random throughout the

mental dalam benak secara acak, tetapi kosakata juga tertata dalam berbagai kelompok atau

tataran istilah.6

Menurut pandangan linguistik struktural, analisis medan makna dipengaruhi oleh

psikolog asosianitik mereka dalam menyimpulkan hubungan kata tersebut, misalnya pada

kata satu dapat menjadi satuan, penyatu, persatuan, pemersatu, bersatu, dan lain-lain.

Simpulan Ferdinand de Saussure adalah sebuah medan makna merupakan jaringan asosiasi

berdasarkan kesamaan atau similiaritas, hubungan-hubungan asosiasi kata tersebut. Sebuah


2
Harimurti (dalam Chaer, 2013:110)
3
Kamus (KL: 1997)
4
Kridalaksana (2008)
5
(Lehrer, 1974)
6
(Cruse, 2004)
medan makna, Trier mengibaratkannya seperti mosaik. Jika makna satu kata bergeser, makna

kata lain dalam medan makna tersebut juga akan berubah (Lehrer, 1974). Buah pikir Saussure

dan muridnya Bally, juga buah pikir dari Humboldt, Weisgerber, dan Meyer telah menjadi

inspirasi utama bagi Trier dalam pengembangan Teori Medan Makna. Dalam bukunya

tentang istilah-istilah ilmiah bahasa Jerman, Der Deutsche Wortschatz im Sinnbezirk des

Verstandes , Trier melukiskan Vokabulari sebuah bahasa tersususn rapi dalam medan-medan

dan dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas

sehingga tidak ada tumpah tindih antarsesama makna. Misalnya pada kata pandai, terdapat

pemakaian medan makna yang berbeda.

Setiap kata dapat dikelompokkan sesuai dengan medan maknanya, akan tetapi, perlu

diketahui pula bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Perlu

diketahui bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Misalnya, bahasa

Indonesia membedakan medan makna melihat atas: melirik, mengintip, memandang,

meninjau, menatap, melotot, dan sebagainya.7Medan makna adalah seperangkat unsur

leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang

kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna, perabot

rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-masing merupakan medan makna.

Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal warna merah, coklat, biru, kuning, abu-abu,

putih dan hitam. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi

keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah jambu dan merah bata.8

Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum (2012:315-316), mengatakan bahwa

yang dimaksud medan makna (semantic domain, semantic field), atau medan leksikal adalah

seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan

bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semsta tertentu. Misalnya: nama-

7
(Parera, 2004)
8
(Chaer, 2012).
nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-

masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna

antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut

berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Medan warna dalam

bahasa Indonesia mengenal nama-nama merah, coklat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih,

dan hitam; dengan catatan, menurut fisika, putih adalah campuran berbagai warna, sedangkan

hitam adalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia

memberi keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah jambu, dan merah bata.

Bahasa Inggris mengenal sebelas nama warna dasar, yaitu white, red, green, yellow, blue,

brown, purple, pink, orange, dan grey. Sedangkan dalam bahasa Huanco, salah satu bahasa di

daerah Filipina, hanya terdapat empat warna, yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna

gelap lainnya; (ma) langit, yakni warna putih dan warna cerah lainnya; (ma) rarar, yakni

kelompok warna merah; dan (ma) latuy, yakni warna kuning, hijau muda, dan coklat muda.

Sebelum mengklasifikasi secara semantis kata warna dalam bahasa Indonesia salah

satu yang menjadi hal penting ialah menetapkan ranah semantisnya (semantic domain).

Semantic Domain merupakan istilah yang digunakan oleh Nida dalam menyebutkan medan

makna. Menurut Nida (1979:6), mengatakan sebuah ranah warna terdiri dari sekelompok arti

dari satuan leksikal yang memiliki komponen makna yang sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa

ranah makna adalah sekumpulan atau kelompok satuan leksikal yang memiliki komponen

makna yang sama. Dalam beberapa hal medan makna dapat diasosiasikan dengan kelas

gramatikal yang sama. Dengan kata lain makna yang sama dapat dilambangkan dalam bentuk

kelas gramatikal yang berbeda. Pengantar Semantik (Abdul Chaer:110), menyatakan bahwa

kata-kata atau leksemleksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam kelompok-

kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau berdekatan karena sama-sama berada

dalam suatu bidang keilmuan. Umpamanya, kata-kata menyalin, menghapal, menyontek,


belajar, ujian, tes, guru, murid, catatan, dan buku dapat dikelompokkan menjadi satu karena

semuanya berada dalam suatu bidang kegiatan, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran.

Tetapi, di samping itu setiap kata atau leksem dapat juga dianalisis maknanya atas

komponen-komponen makna tertentu sehingga akan tampak perbedaan dan persamaan

makna antara kata yang satu dengan yang lain.

Dalam pembicaraan tentang jenis makna ada juga istilah kolokasi yaitu jenis makna

kolokasi. Yang dimaksud disini adalah makna kata yang 16 tertentu berkenaan dengan

keterikatan kata tersebut dengan kata lain yang merupakan kolokasinya. Kalau kolokasi

menunjuk pada hubungan sintagmatik karena sifatnya yang linear, maka set menunjuk pada

hubungan paradigmatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang berada dalam suatu set dapat

saling menggantikan. Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur leksikal dari kelas yang

sama yang tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap unsur leksikal dalam suatu set

dibatasi oleh tempatnya dalam suatu hubungan dengan anggota-anggota dalam set tersebut.9

Medan makna adalah seperangkat makna yang mengandung komponen makna umum

yang sama. Pengertian di atas sesuai dengan pendapat Kridalaksana (2008:151), yakni medan

makna adalah bagian dari sistem kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan

yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Memang

terdapat kata yang maknanya hampir memiliki kesamaan namun tidak dikatakan sama,

karena dalam medan makna tidakada kata yang maknanya sama, makna tersebut masih dapat

dibedakan walaupun sedikit.Menurut Chaer (2007:315),

medan makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah

seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan

bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-

nama warna, perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-masing

merupakan medan makna. Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal warna merah,
9
,(Pengantar Semantik, Abdul chaer).
coklat, biru, kuning, abu-abu, putih dan hitam. Untuk menyatakan nuansa warna yang

berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah

jambu dan merah bata.

Teori medan makna menurut Trier (dalam Parera, 2004:139), merupakan salah satu

patokan utama lingusitik abad dua puluh. Teori medan makna ialah asumsi bahwa bahasa

terdiri dari sistem atau satu rangkaian subsistem yang berhubungan. Oleh karena itu, analisis

bahasa dipecah-pecah atas subsistem fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.Hubungan

antar unsur dalam subsistem-subsistem itu menentukan nilai dan fungsi masing-masing

unsur. J. Trier melukiskan kosakata sebuah bahasa tersusun rapi dalam medan-medan dan

dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas sehingga

tidak ada tumpang tindih antarsesama makna. Sebagai contoh, pandai: cerdik, terpelajar,

terdidik, bijak, berpengalaman, cendekiawan.

Pateda (2010:254-258), juga berpendapat bahwa medan makna ialah benda, kegiatan,

peristiwa, dan proses. Semuanya diberi label yang disebut lambang. Setiap lambang dibebani

unsur yang disebut makna.Kadang-kadang meskipun lambang itu berbeda-beda, tapi lambang

itu memperlihatkan hubungan antar maknanya. Contoh:membawa, memikul, menggendong,

menjinjing, dan menjujung. Pertalian maknanya yaitu seorang yang menggunakan tangan,

kepala dan bahunya memindahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dengan

kata lain, ada aktivitas. Aktivitas itu dilaksanakan oleh manusia.Pada waktu melakukan

kegiatan digunakan anggota badan berupa tangan, atau bahu.

D. Komponen Makna

Komponen makna atau komponen semantik (semantic feature, semantic property,atau

semantic marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau

beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal
tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu

ciri yang membedakannya dengan unsur lain.10

Dalam studi antropologi, para antropologi pun berusaha melakukan satu analisis

komponen kata-kata yang menyatakan nasabah keluarga. Wallace dan Atkins

mendeskripsikan tiga komponen semantik tentang nasabah keluarga Amerika Serikat: seks,

generasi, dan garis hubungan.komponen seks dibedakan atas “jantan” dan “betina” atau

“pria” dan “wanita”. Jika bagian seks pria adalah father, son, grandson, uncle, brother, dan

newpew”; seks betina/wanita adalah “gransmother, mother, daughter, granddaughter, aunt,

sister, dan niece”.11

Jika dalam analisis komponen fonem kita dapat mencirikan unsur

pemroduksiannya,maka dalam analisis komponen makna kata kita pun ingin menemukan

kandungan makna kata atau komposisi makna kata. Prosedur menemukan komposisi makna

kata disebut pula dekomposisi kata. Untuk menemukan komposisi unsur-unsur kandungan

makna kata, kita perlu mengikuti proses sebagai berikut:

1) Pilihlah seperangkat kata yang secara intuitif kita perkirakan berhubungan.

2) Temukanlah analogi-analogi di antara kata-kata yang seperangkat itu.

3) Cirikanlah komponen semantik atau komposisi semantik atas dasar analogi-analogi

tadi.

Adapun manfaat analisis kompoenensial dapat dirinci berikut ini.

1) Analisis komponen semantik makna kata dapat memberi jawaban mengapa beberap

kalimat dinyatakan benar, mengapa beberapa kalimat lain tidak benar dan mengapa beberapa

kalimat bersifat anomali?

10
(Chaer, 2009)
11
(Parera, 2004)
2) Dengan analisis komponen makna kata, kita meramal hubungan antara makna. Hubungan

antara makna dapat dilihat berdasarkan empat tipe yakni (1) kesinoniman (2) keantoniman

(komtradiktoris dan kontrer) (3) keberbalikan (4) kehiponiman.

3) Pakar semantik seperti Bierwisch, Katz, dan Leech telah mendesain satu sistemlogika yang

memungkinkan komponen semantik dipakai sebagai alat uji bahwa kalimat-kalimat bersifat

analistis, bersifat kontradiktoris in terminis, dan bersifat anomali.

Berlompatan

berlompat-lompatan

dilompati

dilompatkan

lompat

lompatan

lompatannya

lompatkan

lompat jauh

lompat tinggi

melompat

melompat-lompat

melompatkan

pelompat

Apakah yang terlihat pada deretan bentuk-bentuk tersebut? Pasti orang akan

mengatakan bahwa kata lompat! (dengan suara naik) tidak sama maknanya dengan kata

melompat; kata lompat kan dan tidak sama maknanya dengan kata berlompatan; kata lompat

tidak sama maknanya dengan kata melompat-lompat; kata lompatan tidak sama maknanya

dengan kata lompatannya. Mengapa timbul perbedaan makna seperti itu?Berdasarkan deretan
bentuk tersebut, orang melihat dan pasti mengatakan bahwa perubahan makna diakibatkan

oleh perubahan bentuk.Jadi, setiap kali terjadi perubahan bentuk, terjadi pula perubahan

makna.

Meskipun terjadi perubahan makna, tetap terlihat adanya makna inti.Misalnya kata

melompat yang makna intinya adalah orang, orangnya, orang yang melompat. Orang belum

perlu membayangkan bahwa orang yang melompat itu, tinggi, berkumis,berumur 16 tahun,

berasal dari Gorontalo. Hal-hal itu untuk sementara belum perlu.Lama-kelamaan orang

memerlukan pelengkap makna yang telah diketahui sehingga sempurnalah makna kata

tersebut.

Kalau orang ingin mengetahui tentang kata pelompat, muncul sederetan pertanyaan

di otak, misalnya: Siapakah pelompat itu? dari mana asalnya? Bagaimana bentuk badannya?

Apakah ia mempunyai kumis? berapa meter tingginya? Berapa tahun umurnya?Kalau kita

memperoleh informasi tentang hal-hal yang dipertanyakan, lengkaplah makna kata

pelompat.Hati kkta lega.Tentu banyak usaha agar orang mengetahui makna inti dan makna

pelengkap suatu kata.Jalan yang paling mudah, yakni Mencari makna kata tersebut dalam

kamus.

Untuk mengetahui makna inti dan makna pelengkap, bukan itu saja usaha yang

diperlukan.Orang perlu mengetahui hubungan-hubungan makna yang ada di dalam kata-

kata.Misalnya, kata melompat dan melompat-lompat, mempunyai hubungan makna dan

perbedaan makna, diperlukan komponen pembeda. Komponen pembeda makna akan jelas

apabila orang mengetahui komponen makna. Palmer (1976: 85) berakata " Components the

total meaning of a word being seeni in terms of a number of distinct elements or components

of meaning."

Telah dijelaskan di depan bahwa kata-kata saling berhubungan dalam jalinan

disebut medan makna. Kata-kata, ada yang berdekatan makna, ada yang berjauhan, ada yang
mirip, ada yang sama, bahkan ada yang bertentangan. Untuk mengetahui seberapa jauh

kedekatan,kemiripan, kesamaan, dan ketidaksamaan makna, orang perlu mengetahui

komponen makna. Untuk mengetahui makna sampai sekecil-kecilnya, perlu

analisis.karenayang dianalisis adalah makna yang tercermin dari komponen-komponennya,

dibutuhkan analisis komponen makna. Analisis komponen makna dapat dilakukan terhadap

kata-kata dengan menguraikannya sampai komponen makna yang sekecil-kecilnya.

Teori Komponen Makna Jika dalam medan makna membahas kata-kata, ada yang

berdekatan makna, adayang berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk

mengetahui seberapa jauhkedekatan, kemiripan, kesamaan, dan ketidaksamaan makna, perlu

diketahui komponenmaknanya.Palmer dalam Pateda (2010:260) berkata,”Components: the

total meaning of aword being seen in terms of a number of distinct elements or components

of meaning”artinya : komponen adalah total arti dari sebuah kata yang dilihat dari segi

jumlahelemen atau komponen makna yang berbeda. Selanjutnya menurut Chaer (2013:114),

komponen makna atau komponensemantik(semantic feature, semantic property, atau

semantic marker) mengajarkanbahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau

beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal

tersebut.

Komponen makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau

unsur leksikal terdiri dari satu ataubeberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna

kata atau makna unsur leksikal tersebut (Chaer, 2009:114). Analisis komponen makna dapat

dilakukan terhadap kata-kata dengan menguraikan komponen makna sampai komponen

makna yang sekecil-kecilnya.Mencari perbedaan komponen makna dapat menggunakan

tanda plus (+) yang artinya memiliki komponen makna dan tanda minus (-) yang artinya tidak

memiliki komponen makna. Misalnya kata ayah mengandung komponen makna : +insan,
+dewasa, +jantan, dan +kawin; dan kata ibu mengandung komponen makna : +insan,

+dewasa, -jantan, dan +kawin (Chaer, 2009:114).

Perbedaanmakna antara ayah dan ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen

makna : ayahmemiliki makna ‘jantan’, sedangkan kata ibu tidak memiliki makna ‘jantan’.

Analisis komponen makna dapat dibantu menggunakan konteks kalimat.Contoh kata ayah

dan bapak.Kata ayahmengandung komponen makna +manusia, +dewasa, +laki-laki, -sapaan

orang yang dihormati; dan kata bapak mengandung komponen makna +manusia, +dewasa,

+laki-laki, +sapaan orang yang dihormati.Perbedaan makna antara ayah dan bapakhanyalah

pada ciri makna ayah tidak memiliki makna ‘sapaan orang yang dihormati’.Penggunaan

dalam konteks kalimat dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.

(9)Kami menghadap bapak ayah* Gubernur di kantornya.

Sekilas kata ayah dan bapakmemiliki makna yang sama. Tapi, pada contoh kalimat di

atas, kata bapak tidak dapat ditukar dengan kata ayah.Dengan demikian jelas terlihat

perbedaan makna yang diketahui melalui analisis komponen makna.

Contoh Kajian Medan dan Komponen Makna

Berikut contoh penelitian semantik yang menggunakan analisis medan dan komponen

makna pada sinonim bahasa Indonesia (Utami, 2010). Kata ide termasuk dalam kelompok

nomina tak bernyawa (abstrak). Kata ide bersinonim dengan kata pikiran, cita, gagasan,

rencana, rancangan, konsep, tanggapan, pendapat, dan niat (Kridalaksana, 2008), dan (Kamus

Besar Bahasa Indonesia IV, 2007).

Apakah sinonim tersebut merupakan sinonim mutlak atau dekat? Hal ini dapat diuji

atau diteliti dengan komponen makna. Komponen makna disusun berdasarkan ciri-ciri yang
membedakan atau menyamakan makna dari deskripsi makna kata-kata yang bersinonim

tersebut. Deskripsi makna suatu kata dapat dilihat pada definisi kata dalam kamus berikut ini.

1) ide n rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita

2) pikiran n 1 hasil berpikir (memikirkan); 2 akal; ingatan; 3 akal (dalam arti daya

upaya); 4 angan-angan; gagasan; niat; maksud

3) cita n ide; gagasan

4) gagasan n hasil pemikiran; ide

5) rencana 1 kl cerita; 2 rancangan; buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan); 3

konsep; naskah (surat dsb.); buram (surat); 4 laporan pemberitaan; catatan mengenai

pembicaraan dalam rapat dsb.; 5 acara (pembicaraan); program; 6 artikel; makalah;

kertas kerja; 7 cak maksud; niat;

6) rancangan n sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program konsep

7) konsep n 1 rancangan atau buram surat dsb.; 2 ide atau pengertian yang diabstrakkan

dari peristiwa yang konkret; 3 gambaran mentah dari objek, proses, atau apa pun yang

ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

8) tanggapan n 1 sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dsb.); 2 apa yang diterima

oleh pancaindra; bayangan dalam angan-angan

9) pendapat n 1 gambaran atau pengetahuan tentang sesuatu di dalam pikiran;

pemahaman; 2 kesanggupan intelegensi untuk menangkap makna suatu situasi atau


perbuatan

10) niat n 1 maksud atau tujuan suatu perbuatan; 2 kehendak (keinginan dalam hati) akan

melakukan sesuatu jika cita-cita atau harapan terkabul; kaul; nazar

11) pengertian n 1 gambaran atau pengetahuan tentang sesuatu di dalam pikiran;

pemahaman; 2 Psi kesanggupan intelegensi untuk menangkap makna sutau situasi atau

perbuatan

Dari definisi kata-kata tersebut terlihat bahwa komponen-komponen yang

membedakan setiap kata tersebut adalah:

1) hasil berpikir

2) proses berpikir

3) kerangka pikiran

4) kerangka tindakan

5) gambaran pikiran Kata-kata tersebut serta komponen-komponen yang membedakan satu

sama lain

6) benda tak berwujud (abstrak)

7) tak terjangkau pancaindra

8) melibatkan aktivitas otak

Hakekat Analisis Komponen Makna


Komponen makna atau komponen semantik (semantic feature, semantic property,

atau semantic marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu

atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal

tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu

ciri yang membedakannya dengan unsur lain.12 Pengertian komponen menurut Palmer ialah

keseluruhan makna dari suatu kata, terdiri atas sejumlah elemen, yang antara elemen yang

satu dengan yang lain memiliki ciri yang berbeda-beda.13

Analisis dengan cara seperti ini sebenarnya bukan hal baru, R. Jacobson dan Morris

Halle dalam laporan penelitian mereka tentang bunyi bahasa yang berjudul Preliminaries to

Speech Analysis: The Distinctive Features and Their Correlates telah menggunakan cara

analisis seperti itu. Dalam laporan itu mereka mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa dengan

menyebutkan ciri-ciri pembeda di antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Bunyi-

bunyi yang memiliki sesuatu ciri diberi tanda plus (+) dan yang tidak memiliki ciri itu diberi

tanda minus (-). Konsep analisis dua-dua ini lazim disebut analisis biner oleh para ahli

kemudian diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata yang lain.

Analisis Komponen Makna Kata

Berkaitan dengan analisis komponen makna terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yakni:

(1) Pembeda makna dan hubungan antarkomponen makna

(2) Langkah analisis komponen makna

(3) Hambatan analisis komponen makna

(4) Prosedur analisis komponen makna


12
(Chaer, 2009:115)
13
(Aminuddin, 2008:128)
Pembeda Makna dan Hubungan antarkomponen Makna

Untuk dapat menganalisi komponen makna seseorang perlu mengetahui hubungan-

hubungan makna yang ada di dalam kata-kata.Misalnya kata melompat dan melompat-lompat

mempunyai hubungan makna dan perbedaan makna, sehingga diperlukan komponen

pembeda.Lain halnya jika kata melompat dibandingkan dengan kata melihat, terdapat

kenyataan bahwa kedua kata itu tidak memperlihatkan hubungan makna. Komponen

pembeda makna akan jelas apabila diketahui komponen makna. Komponen makna

diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh kedekatan, kemiripan, kesamaan, dan

ketidaksamaan suatu makna kata.

Berdasarkan hal tersebut di atas pembeda makna akan terjadi karena beberapa hal

berikut ini.

(1) Perbedaan bentuk akan melahirkan perbedaan makna; dan

(2) Perubahan bentuk akan melahirkan hubungan makna.

Langkah Analisi Komponen Makna

Menganalisis komponen makna memerlukan langkah-langkah tertentu.Nida


14
menyebutkan enam langkah untuk menganalisis komponen makna.

1) Menyeleksi sementara makna yang muncul dari sejumlah komponen yang umum

dengan pengertian makna yang dipilih masih berada di dalam makna tersebut. Misalnya,

dalam kriteria marah terdapat leksem ‘mendongkol’, ‘menggerutu’, ‘mencaci maki’, dan

’mengoceh’.

2) Mendaftar semua ciri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya. Misalnya, untuk kata

ayah terdapat cirri spesifik antara: [+insan], [+jantan], [+kawin], dan [+anak].

14
(dalam Sudaryat, 2009:57)
3) Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain. Misalnya, ciri

‘kelamin perempuan’ dapat digunakan untuk kata ibu, kakak perempuan, adik perempuan,

bibi dan nenek.

4) Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata. Misalnya

untuk kata ayah terdapat komponen diagnostik ‘jantan’, satu turunan di atas ego.

5) Mengecek data yang dilakukan pada langkah pertama.

6) Mendeskripsikan komponen diagnostiknya, misalnya dalam bentuk matriks.

Hambatan Analisis Komponen Makna

Dalam menganalisis komponen makna, terdapat beberapa kesulitan atau hambatan

sebagai berikut (Pateda, 2001:274).

1) Lambang yang didengar atau dibaca tidak diikuti dengan unsur-unsur suprasegmental dan

juga unsur-unsur ekstra linguistik.

2) Tiap kata atau leksem berbeda pengertiannya untuk setiap disiplin ilmu. Kata seperti ini

disebut istilah.Misalnya istilah kompetensi ada pada bidang linguistik, psikologi, dan

pendidikan. Meskipun istilah itu memiliki medan yang sama, tetapi pasti ada perbedaan

sesuai dengan disiplin ilmu tersebut.

3) Tiap kata atau leksem memiliki pemakaian yang berbeda-beda.

4) Leksem yang bersifat abstrak sulit untuk di deskripsikan. Misalnya: liberal, sistem.

5) Leksem yang bersifat dieksis dan fungsional sulit untuk dideskripsikan. Misalnya: ini, itu,

dan, di.

6) Leksem-leksem yang bersifat umum sulit untuk dideskripsikan. Misalnya: binatang,

burung, ikan, manusia.


Abdul Chaer (2009:118) menambahkan bahwa dari pengamatan terhadap data unsur-

unsur leksikal ada tiga hal yang perlu dikemukakan berkenaan dengan analisis komponen

makna.

1). Ada pasangan kata yang salah satu daripadanya lebih bersifat netral atau umum sedangkan

yang lain lebih bersifat khusus. Misalnya pasangan kata mahasiswa dan mahasiswi.Kata

mahasiswa lebih bersifat umum dan netral karena dapat termasuk pria dan wanita sedangkan

kata mahasiswi lebih bersifat khusus karena hanya mengenai wanita.Unsur leksikal yang

bersifat umum seperti kata tersebut dikenal sebagai amggota yang tidak bertanda dari

pasangan itu. Dalam diagram anggota yang tidak bertanda ini diberi tanda 0 atau ±.

2). Ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasangannya karena memang mungkin

tidak ada, tetapi ada juga yang mempunyai pasangan lebih dari satu. Contoh yang sukar dicari

pasangannya antara lain kata-kata yang berkenaan dengan warna.

3) Seringkali kita sukar mengatur ciri-ciri semantik itu secara bertingkat, mana yang lebih

bersifat umum dan mana yang lebih bersifat khusus. Umpamanya ciri [jantan] dan [dewasa]

mana yang lebih bersifat umum. Keduanya dapat ditempatkan sebagai unsur yang lebih tinggi

dalam diagram yang berlainan. Ciri-ciri semantik ini dikenal sebagai ciri-ciri penggolongan

silang.

Pengertian Komponen Makna

Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang

disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu.Komponen makna

ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan “pengertian-

pengertian” yang dimilikinya. Umpamanya, kata ayah memiliki komponen makna/ +

manusia/, /+ dewasa/, /+ jantan/, /+ kawin/, dan /+ punya anak. Perbedaan makna antara kata
ayah dan ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen makna; ayah memiliki makna jantan,

sedangkan ibu tidak memiliki kata jantan.

Komponen Makna Ayah Ibu


Insane + +
dewasa + +
Jantan + -
Kawin + +
Keterangan : tanda + mempunyai komponen makna tersebut, dan tanda – tidak

mempunyai komponen makna tersebut.

Konsep analisis dua-dua ini (lazim disebut anlisis biner) oleh para ahli kemudian

diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata lain. Denga juga dapat

analisis biner ini kita juga dapat menggolong-golongkan kata atau unsur leksikal sesuai

dengan medan makna.

Ada tiga hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan analisis biner tersebut.

Pertama, ada pasangan kata yang satu diantaranya lebih bersifat netrl atau umum

sedangkan yang lain bersift khusus. Misalnya, pasangan kata siswa dan siswi.Kata siswa

lebih bersifat umum dan netral karena dapat termasuk “pria” dan “wanita”.Sebaliknya kata

siswi lebih bersift khusus karena hanya mengenai “wanita” saja.

Kedua, ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasanganya karena memang

mungkin tidak ada, tetapi ada juga yang memiliki pasangan lebih dari satu. Contoh yang

sukar dicari pasanganya adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama warna. Contoh kedua

yaitu contoh yang pasanganya lebih dari satu, yaitu berdiri misalnya. Kata berdiri bukan

hanya bias dipertentangkan dengan kata tidur, tetapi bisa saja dengan kata tiarap, rebah,

duduk, jongkok dan berbaring.


Ketiga, kita sering kali sukar mengatur ciri-ciri semantic itu secara bertingkat, mana

yang lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat khusus.Contohnya, ciri jantan dan

dewasa, mana yang lebih bersifat umum antara jantan dan dewasa. Bisa jantan, tetapi bisa

juga dewasa sebab tidak ada alas an bagi kita untuk menyebutkan cirri jantan lebih bersifat

umum daripada dewasa, begitu juga sebaliknya, karena ciri yang satu tidak menyiratkan

makna yang lain.

Sama halnya dengan medan makna, setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu

mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir leksikal itu

terdiri dari sejumlah komponen yang dinamakan komponen makna, yang membentuk

keseluruhan makna kata, leksem, atau butir leksekal tersebut.Komponen makna ini dapat

dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu berdasarkan “pengertian-pengertian” yang

dimilikinya.15

Analisis komponen makna dapat dimanfaatkan sebagai berikut. Pertama, untuk

mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim, misalnya, kata ayah dan bapak

adalah dua kata yang bersinonim, dua buah kata yang bersinonim maknanya tidak persis

sama, tentu ada perbedaan makna. Kalau dianalisi kata ayah dan bapak dari segi komponen

makna, maka kata ayah dan bapak sama-sama memiliki komponen makna manusia, dewasa,

dan sapaan kepada orang tua laki-laki, bedanya, kata ayah tidak memiliki komponen sapaan

kepada orang yang dihormati, sedangkan kata bapak memiliki komponen makna sapaan

kepada orang yang dihormati. Sehingga antara kata ayah dan bapak memiliki beda makna

yang hakiki yang menyebabkan keduanya tidak dapat dipertukarkan.

Kedua, berguna untuk membuat prediksi makna-makna gramatikal afiksasi,

reduplikasi, dan komposisi. Misalnya, dalam proses afiksasi dengan prefiks me- pada nomina

15
(Chaer, 1994: 318)
yang memiliki komponen makna ‘alat’ akan mempunyai makna gramatikal ‘melakukan

tindakan dengan alat dalam kata dasarnya’, seperti pada kata menggergaji, memahat,

menombak, mengail, dan sebagainya. Proses afiksasi dengan prefiks me terhadap nomina

yang memiliki komponen makna ‘sifat atau ciri khas’ akan mempunyai makna gramatikal

‘menjadi atau berbuat seperti yang disebut pada kata dasarnya’, seperti pada kata membeo,

mematung, membaja, membatu, dan sebagainya.Proses afiksasi dengan prefiks me- pada

nomina yang memiliki komponen makna ‘hasil olahan’ akan mempunyai makna gramatikal

‘membuat yang disebut kata dasarnya’, seperti pada kata menyate, menggulai, menyambal,

dan sebagainya. Dalam proses komposisi, atau proses penggabungan leksem dengan leksem,

terlihat bahwa komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses

itu menentukan makna gramatikal yang dihasilkannya. Misalnya, makna gramatikal ‘milik’

hanya dapat terjadi apabila konstituen kedua dari komposisi itu memiliki komponen makna

manusia atau dianggap manusia.

Ketiga, bermanfaat untuk meramalkan makna gramatikal, dapat juga dilihat pada

proses reduplikasi dan proses komposisi. Dalam proses reduplikasi, yang terjadi pada dasar

verba yang memiliki komponen makna ‘sesaat’ dapat memberi makna gramatikal ‘berulang-

ulang’, seperti pada kata memotong-motong, memukul-mukul, menendangnendang, dan

sebagainya. Pada verba yang memiliki komponen makna ‘bersaat’ akan memberi makna

gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan’, seperti pada kata membaca-baca, mandi-mandi, duduk-

duduk, dan sebagainya.

Komponen makna yang berakumulasi membentuk satuan makna leksem dalam

sebuah medan leksikal digolongkan menjadi tiga tipe (Nida, 1975: 32-67): (1) komponen

bersama (common component), (2) komponen diagnostik (diagnostic component), dan (3)

komponen suplemen (supplement component). Komponen bersama adalah komponen makna

yang terkandung bersama dalam semua satuan leksikal dan berfungsi membentuk medan
leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk, lenggut, geleng dapat ditetapkan sebagai sebuah

medan leksikal berdasarkan komponen bersamanya: TINDAKAN, KEPALA, dan

MANUSIA.Komponen diagnostik adalah komponen makna yang membedakan medan

leksikal satu dari medan leksikal yang lain. Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai

komponen diagnostik untuk membedakan medan leksikal yang berkomponen makna

(+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA +MITRA):geleng dan temungkul

dengan medan leksikal yang berkomponen makna (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA

+SENGAJA *MITRA): jerungkung dan sundul.

Komplemen suplemen adalah komponen makna yang keberadaannya disebabkan oleh

perluasan makna leksem.Komponen suplemen dikelompokkan dalam dua tipe. (1) Komponen

yang diturunkan dari sifat atau ciri referen yang bersangkutan. Misalnya, komponen CERDIK

dalam kancil.Komponen ini bersumber dari mitos dalam cerita kancil yang selalu ditampilkan

sebagai sosok binatang yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih dibandingkan binatang

lainnya.Jadi, arti kata kancil dapatlah ditambahi dengan komponen mistisnya, yaitu CERDIK.

(2) Komponen yang diturunkan dari ciri pemakaian leksem. Komponen tambahan kedua ini

berkenaan dengan ciri leksikal yang diklasifikasi dalam komponen FORMAL, INFORMAL,

TEKNIS, PERCAKAPAN, INTIM, SLANG, ARKAIS, dsb.Misalnya, kata buat

mengandungikomponen makna FORMAL yang berbeda dengan kata bikin yang

mengandungi komponen makna NONFORMAL.Subroto (1991: 61; 2011: 103) memberikan

satu jenis komponen makna yang dinamakannya komponen makna unik. Jenis komponen

makna ini dicontohkannya dalam medan leksikal (+BENDA +KARYA MANUSIA

+TRANSPORTASI). Dalam pada itu, dibandingkanlah leksem kereta apidengan leksem-

leksem mobil, taksi, dan truk. Leksem kereta api mengandungi komponen makna unik

(+JALUR KHUSUS) yang tidak dimiliki leksem mobil, taksi,Komponen makna yang

berakumulasi membentuk satuan maknaleksem dalam sebuah medan leksikal digolongkan


menjadi tiga tipe (Nida, 1975: 32-67): (1) komponen bersama (common component), (2)

komponen diagnostik (diagnostic component), dan (3) komponen suplemen (supplement

component).

Komponen bersama adalah komponen makna yang terkandung bersama dalam semua

satuan leksikal dan berfungsi membentuk medan leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk,

lenggut, geleng dapat ditetapkan sebagai sebuah medan leksikal berdasarkan komponen

bersamanya: TINDAKAN, KEPALA, dan MANUSIA. Komponen diagnostik adalah

komponen makna yang membedakan medan leksikal satu dari medan leksikal yang lain.

Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai komponen diagnostik untuk membedakan medan

leksikal yang berkomponen makna (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA

+MITRA):geleng dan temungkul dengan medanleksikal yang berkomponen makna

(+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA *MITRA): jerungkung dan sundul.

Komplemen suplemen adalah komponen makna yang keberadaannya disebabkan oleh

perluasan makna leksem.Komponen suplemen dikelompokkan dalam dua tipe.

(1) Komponen yang diturunkan dari sifat atau ciri referen yang bersangkutan.

Misalnya, komponen CERDIK dalam kancil. Komponen ini bersumber dari mitosdalam

cerita kancil yang selalu ditampilkan sebagai sosok binatang yang memiliki tingkat

kecerdasan yang lebih dibandingkan binatang lainnya. Jadi, arti kata kancil dapatlah

ditambahi dengan komponen mistisnya, yaitu CERDIK.

(2) Komponen yang diturunkan dari ciri pemakaian leksem. Komponen tambahan

kedua ini berkenaan dengan ciri leksikal yang diklasifikasi dalam komponen FORMAL,

INFORMAL, TEKNIS, PERCAKAPAN, INTIM, SLANG, ARKAIS, dsb.Misalnya, kata

buat mengandungi komponen makna FORMAL yang berbeda dengan kata bikin yang

mengandungi komponen makna NONFORMAL.Subroto (1991: 61; 2011: 103) memberikan


satu jenis komponen makna yang dinamakannya komponen makna unik. Jenis komponen

makna ini dicontohkannya dalam medan leksikal (+BENDA +KARYA MANUSIA

+TRANSPORTASI).

Dalam pada itu, dibandingkanlah leksem kereta apidengan leksem-leksem mobil,

taksi, dan truk. Leksem kereta api mengandungi komponen makna unik (+JALUR KHUSUS)

yang tidak dimiliki leksem mobil, taksi,Komponen makna yang berakumulasi membentuk

satuan makna leksem dalam sebuah medan leksikal digolongkan menjadi tiga tipe (Nida,

1975: 32-67): (1) komponen bersama (common component), (2) komponen diagnostik

(diagnostic component), dan (3) komponen suplemen (supplement component). Komponen

bersama adalah komponen makna yang terkandung bersama dalam semua satuan leksikal dan

berfungsi membentuk medan leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk, lenggut, geleng

dapat ditetapkan sebagai sebuah medan leksikal berdasarkan komponen bersamanya:

TINDAKAN, KEPALA, dan MANUSIA.

Komponen diagnostik adalah komponen makna yang membedakan medan leksikal

satu dari medan leksikal yang lain. Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai komponen

diagnostik untuk membedakan medan leksikal yang berkomponen makna (+TINDAKAN

+KEPALA +MANUSIA +SENGAJA +MITRA):geleng dan temungkul dengan medan

leksikal yang berkomponen makna (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA

*MITRA): jerungkung dan sundul.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Makna memiliki tingkat keberadaan, yakni : pada tingkat pertama makna menjadi isi

dari suatu bentuk kebahasaan pada tingkat kedua makna menjadi isi dari suatu kebilahasaan

cara tingkat ketiga makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi

tertentuNamun, apabila tahu makna kata ahli dan makna kata ekonomi, persoalan menjadi

Belum selesai, sebab kita terlebih dahulu harus memahami dulu makna kata ahli dan makna

kata ekonomi.

Teori Komponen Makna Jika dalam medan makna membahas katakata, ada yang

berdekatan makna, adayang berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk

mengetahui seberapa jauhkedekatan, kemiripan, kesamaan, dan ketidaksamaan makna, perlu

diketahui komponenmaknanya. .Makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir

leksikal itu terdiri dari sejumlah komponen yang dinamakan komponen makna, yang

membentuk keseluruhan makna kata, leksem, atau butir leksekal tersebut.

Jika dalam medan makna membahas katakata, ada yang berdekatan makna, ada yang

berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk mengetahui seberapa jauhkedekatan,

kemiripan, kesamaan, dan ketidaksamaan makna, perlu diketahui komponenmaknanya.

B. Saran

Sebelum penyaji mempresentasikan makalahnya, sebaiknya teman-teman

mempelajari materi yang akan dibahas.

Daftar pustaka
http://info-makalah.blogspot.com/2010/06/makalah-medan-makna-dan-komponen-
makna.html?m=1

(Buku linguistik umum penerbit Erlangga, PROF.DR.ACHMAD HP.DR. ALEK


ABDULLAH, halaman 90) 6

(Modul MAKNA DAN SEMANTIK, Abdul Chaer dan liliana Muliastuti, halaman 1.11) 7

(http://tugas-rianti.blogspot.com/2015/11/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=)7
Buku SEMANTIK konsep dan contoh Analisis, Fitri Amalia,Astri widyaruli Anggraeni,
penerbit MEDANI 2017, Halaman 141

https://journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/download/387/213https://
journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/download/387/213

http://repository.ump.ac.id

(Buku Semantik Leksikal penerbit "VILADAN" GORONTALO, Prof..Dr.H. Mansoer


Pateda, Halaman 260-261.)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2014100633JPBab2001/body.html

http://eprints.undip.ac.id/58068/1/ARTIKEL_SKRIPSI_WAHYU_(1).pdf

https://pusatbahasaalazhar.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/metode-analisis-komponen-
makna/

https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=

https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=

https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2014100633JPBab2001/body.html

Buku semantik konsep dan Contoh Analisis, penerbit MADANI 2017, Fitri Amelia,Astri
Widyaruli Anggraeni,

Halaman 147,150,152,153

Anda mungkin juga menyukai