Makalah Dilalah
Makalah Dilalah
Di susun Oleh :
Kelompok IV
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
limpahan-Nya jualah sehingga makalah yang berjudul “Medan Makna dan Komponen
Di dalam malakalah ini membahas tentang medan makna melengkapi tugas kelompok
dilalah, sebagai bahan kuliah khusus membahas medan makna dan komponen makna juga
Terlepas dari hal tersebut diatas kami menyadari makalah ini masih mempunyai
banyak kekurangan.Untuk itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakanya tidak akan tercapai karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata.
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Medan Makna..................................................................................................4
B. Komponen Makna...........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................21
Daftar pustaka......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak jarang diantara kita memaknai sebuah kata tampa mengetahui apa medan makna
dan komponen maknanya. Sebenarnya setiap kata mempunyai komponen makna yang
berbeda meskipun kata tersebut nerupakan kata yang bersinonimi.
Untuk mengetahui lebih jelas masalah diatas akan di bahas lebih lanjut pada bab
berikutnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Istilah Makna
Pengertian makna (sense - bahasa inggris) dibedakan dalam arti (meaning- bahasa
inggris) di dalam semantik.Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu
sendiri (terutama kata-kata).Makna menurut Palmer, hanya menyangkut intra bahasa. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Lyons menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna
suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan
makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Arti dalam hal ini
menyangkut makna alex ikal dari kata-kata itu sendiri yang cenderung terdapat dalam kamus
sebagai leksem.
Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para
(1) pada tingkat pertama makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan
(2) pada tingkat kedua makna menjadi isi dari suatu kebilahasaan
(3) cara tingkat ketiga makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan
informasi tertentu.
Para tingkat pertama dan kedua dilihat dari segi hubungannya dengan penutur sedangkan
yang ketiga lebih ditekankan pada makna di dalam komunikasi. Sehubungan dengan tiga
memakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti, sebagian pemakai bahasa
dituntut agar menaati kaidah g h i j k sebagian lagi itu untuk pada kaki dan pilihan kata
menurut sistem seleksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa. Di dalam bahasa indonesia
selain ada kata arti ada pula kata erti di samping makna. Di dalam studi semantik bahasa
indonesia kata erti pemakaiannya terbatas dan secara paradigmatis ditemukan kata
makna dasar 'paham'.Makna sebuah kalimat sering kita bergantung pada sistem gramatikal
Makna sebuah kalimat yang baik pilihan katanya dan susunan gramatikalnya, sering
tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya dengan kalimat lain dalam sebuah
wacana. Contoh pemahaman ekspresi terima kasih (dank- bahasa belanda) bermakna 'tidak
mau' dalam situasi jaman makan atau minum, bila kita tawari sesuatu pada jamuan itu.
B. Hakikat Makna
Kalau kita ditanya mengenai makna sebuah kata biasanya kita jawab dengan kata
pula. Misalnya, kalau ditanya apa makna kata tirta makaakan dijawab makna kata tirta adalah
air. Kalau kebetulan kita sudah mengerti kata air maka persoalan sudah selesai, dan kita
sudah mengerti apa makna kata tirta. Sering juga kalau makna kata yang ditanyakan tidak
bisa dijelaskan dengan sebuah kata, akan dijelaskan dengan sebuah definisi yang sederhana.
Misalnya, pertanyaan, apa makna kata ekonom akan dijawab dengan definisi ekonom adalah
ahli ekonomi. Di sini kalau kita sudah mengerti makna kata ahli dan makna kata ekonomi
maka persoalannya juga sudah selesai.Namun, apabila belum tahu makna kata ahli dan
1
Wallace L Chafe (1973)
makna kata ekonomi, persoalan menjadi belum selesai, sebab kita terlebih dahulu harus
memahami dulu makna kata ahli dan makna kata ekonomi.Kalau tidak, makna kata ekonom
di atas tetap tidak bisa dipahami. Contoh lain, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan Poerwadarminta, kata kucing diberi makna binatang, sebangsa harimau kecil.Kata
harimau diberi makna binatang buas, sebangsa kucing besar. Dari kedua makna yang
diberikan terhadap kata kucing dan kata harimau makabagi orang yang belum mengenal
makna kata harimau dan kucing, kedua definisi itu tetap tidak bisa membantu
menjelaskan.Kiranya, Anda sendiri tentu telah tahu makna kata kucing dan harimau karena
masih merupakankata umum.Coba Anda simak kasus berikut.Dari sebuah naskah kamus
istilah ada kata antara yang diberi makna bagian dari stamen yang mengandung pollen.
Kiranya definisi yang diberikan itu belum bisa menjelaskan makna kata antera bagi kita,
sebab ada dua kata lain, yaitu stamen dan pollen yang maknanya juga belum kita ketahui.Dari
uraian di atas tampak jelas kalau kita menerangkan makna kata dengan menggunakan kata
lain belum tentu makna kata yang ditanyakan menjadi jelas. Begitu pula apabila dijelaskan
dengan memberikan definisinya, sebab tidak mustahil kata-kata yang digunakan dalam
C. Medan Makna
Medan makna adalah salah satu kajian utama dalam semantik.Medan makna
merupakan bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu yang direalisasikan oleh seperangkat
unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Di dalam medan makna, suatu kata terbentuk
oleh relasi makna kata tersebut dengan kata lain yang terdapat dalam medan makna itu.
Medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian dari sistem semantik
bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam
semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya
berhubungan. Misalnya, nama-nama warna, perabot rumah tangga, istilah pelayaran, istilah
olahraga, istilah perkerabatan, istilah alat pertukangan membentuk medan makna tertentu.2
Medan makna adalah kumpulan butir leksikal Yang maknanya saling berhubung kait
adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh
membentuk medan makna tertentu. Begitu juga dengan nama perabot rumah tangga, istilah
Medan makna adalah sekelompok atau sejumlah leksem yang berelasi secara semantis
yang dicakupi atau dipayungi leksem yang menjadi superordinatnya. 5 Nida (1979)
menggunakan istilah semantic domain dalam menyebutkan medan makna. Cruse (2004)
menggunakan istilah ranah kata (worlds field) dalam bukuny Meaning in Language;An
vocabulary of a language is not just a collection of words scattered at random throughout the
mental dalam benak secara acak, tetapi kosakata juga tertata dalam berbagai kelompok atau
tataran istilah.6
psikolog asosianitik mereka dalam menyimpulkan hubungan kata tersebut, misalnya pada
kata satu dapat menjadi satuan, penyatu, persatuan, pemersatu, bersatu, dan lain-lain.
Simpulan Ferdinand de Saussure adalah sebuah medan makna merupakan jaringan asosiasi
kata lain dalam medan makna tersebut juga akan berubah (Lehrer, 1974). Buah pikir Saussure
dan muridnya Bally, juga buah pikir dari Humboldt, Weisgerber, dan Meyer telah menjadi
inspirasi utama bagi Trier dalam pengembangan Teori Medan Makna. Dalam bukunya
tentang istilah-istilah ilmiah bahasa Jerman, Der Deutsche Wortschatz im Sinnbezirk des
Verstandes , Trier melukiskan Vokabulari sebuah bahasa tersususn rapi dalam medan-medan
dan dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas
sehingga tidak ada tumpah tindih antarsesama makna. Misalnya pada kata pandai, terdapat
Setiap kata dapat dikelompokkan sesuai dengan medan maknanya, akan tetapi, perlu
diketahui pula bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Perlu
diketahui bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa. Misalnya, bahasa
leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna, perabot
rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-masing merupakan medan makna.
Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal warna merah, coklat, biru, kuning, abu-abu,
putih dan hitam. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi
keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah jambu dan merah bata.8
yang dimaksud medan makna (semantic domain, semantic field), atau medan leksikal adalah
bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semsta tertentu. Misalnya: nama-
7
(Parera, 2004)
8
(Chaer, 2012).
nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-
masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna
antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama besarnya, karena hal tersebut
berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Medan warna dalam
bahasa Indonesia mengenal nama-nama merah, coklat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih,
dan hitam; dengan catatan, menurut fisika, putih adalah campuran berbagai warna, sedangkan
hitam adalah tak berwarna. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia
memberi keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah jambu, dan merah bata.
Bahasa Inggris mengenal sebelas nama warna dasar, yaitu white, red, green, yellow, blue,
brown, purple, pink, orange, dan grey. Sedangkan dalam bahasa Huanco, salah satu bahasa di
daerah Filipina, hanya terdapat empat warna, yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna
gelap lainnya; (ma) langit, yakni warna putih dan warna cerah lainnya; (ma) rarar, yakni
kelompok warna merah; dan (ma) latuy, yakni warna kuning, hijau muda, dan coklat muda.
Sebelum mengklasifikasi secara semantis kata warna dalam bahasa Indonesia salah
satu yang menjadi hal penting ialah menetapkan ranah semantisnya (semantic domain).
Semantic Domain merupakan istilah yang digunakan oleh Nida dalam menyebutkan medan
makna. Menurut Nida (1979:6), mengatakan sebuah ranah warna terdiri dari sekelompok arti
dari satuan leksikal yang memiliki komponen makna yang sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa
ranah makna adalah sekumpulan atau kelompok satuan leksikal yang memiliki komponen
makna yang sama. Dalam beberapa hal medan makna dapat diasosiasikan dengan kelas
gramatikal yang sama. Dengan kata lain makna yang sama dapat dilambangkan dalam bentuk
kelas gramatikal yang berbeda. Pengantar Semantik (Abdul Chaer:110), menyatakan bahwa
kata-kata atau leksemleksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok tertentu yang maknanya saling berkaitan atau berdekatan karena sama-sama berada
semuanya berada dalam suatu bidang kegiatan, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran.
Tetapi, di samping itu setiap kata atau leksem dapat juga dianalisis maknanya atas
Dalam pembicaraan tentang jenis makna ada juga istilah kolokasi yaitu jenis makna
kolokasi. Yang dimaksud disini adalah makna kata yang 16 tertentu berkenaan dengan
keterikatan kata tersebut dengan kata lain yang merupakan kolokasinya. Kalau kolokasi
menunjuk pada hubungan sintagmatik karena sifatnya yang linear, maka set menunjuk pada
hubungan paradigmatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang berada dalam suatu set dapat
saling menggantikan. Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur leksikal dari kelas yang
sama yang tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap unsur leksikal dalam suatu set
dibatasi oleh tempatnya dalam suatu hubungan dengan anggota-anggota dalam set tersebut.9
Medan makna adalah seperangkat makna yang mengandung komponen makna umum
yang sama. Pengertian di atas sesuai dengan pendapat Kridalaksana (2008:151), yakni medan
makna adalah bagian dari sistem kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan
yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Memang
terdapat kata yang maknanya hampir memiliki kesamaan namun tidak dikatakan sama,
karena dalam medan makna tidakada kata yang maknanya sama, makna tersebut masih dapat
medan makna (semantic domain, semantic field) atau medan leksikal adalah
bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-
nama warna, perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan yang masing-masing
merupakan medan makna. Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal warna merah,
9
,(Pengantar Semantik, Abdul chaer).
coklat, biru, kuning, abu-abu, putih dan hitam. Untuk menyatakan nuansa warna yang
berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti merah darah, merah
Teori medan makna menurut Trier (dalam Parera, 2004:139), merupakan salah satu
patokan utama lingusitik abad dua puluh. Teori medan makna ialah asumsi bahwa bahasa
terdiri dari sistem atau satu rangkaian subsistem yang berhubungan. Oleh karena itu, analisis
antar unsur dalam subsistem-subsistem itu menentukan nilai dan fungsi masing-masing
unsur. J. Trier melukiskan kosakata sebuah bahasa tersusun rapi dalam medan-medan dan
dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas sehingga
tidak ada tumpang tindih antarsesama makna. Sebagai contoh, pandai: cerdik, terpelajar,
Pateda (2010:254-258), juga berpendapat bahwa medan makna ialah benda, kegiatan,
peristiwa, dan proses. Semuanya diberi label yang disebut lambang. Setiap lambang dibebani
unsur yang disebut makna.Kadang-kadang meskipun lambang itu berbeda-beda, tapi lambang
menjinjing, dan menjujung. Pertalian maknanya yaitu seorang yang menggunakan tangan,
kepala dan bahunya memindahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dengan
kata lain, ada aktivitas. Aktivitas itu dilaksanakan oleh manusia.Pada waktu melakukan
D. Komponen Makna
semantic marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal
tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu
Dalam studi antropologi, para antropologi pun berusaha melakukan satu analisis
mendeskripsikan tiga komponen semantik tentang nasabah keluarga Amerika Serikat: seks,
generasi, dan garis hubungan.komponen seks dibedakan atas “jantan” dan “betina” atau
“pria” dan “wanita”. Jika bagian seks pria adalah father, son, grandson, uncle, brother, dan
pemroduksiannya,maka dalam analisis komponen makna kata kita pun ingin menemukan
kandungan makna kata atau komposisi makna kata. Prosedur menemukan komposisi makna
kata disebut pula dekomposisi kata. Untuk menemukan komposisi unsur-unsur kandungan
tadi.
1) Analisis komponen semantik makna kata dapat memberi jawaban mengapa beberap
kalimat dinyatakan benar, mengapa beberapa kalimat lain tidak benar dan mengapa beberapa
10
(Chaer, 2009)
11
(Parera, 2004)
2) Dengan analisis komponen makna kata, kita meramal hubungan antara makna. Hubungan
antara makna dapat dilihat berdasarkan empat tipe yakni (1) kesinoniman (2) keantoniman
3) Pakar semantik seperti Bierwisch, Katz, dan Leech telah mendesain satu sistemlogika yang
memungkinkan komponen semantik dipakai sebagai alat uji bahwa kalimat-kalimat bersifat
Berlompatan
berlompat-lompatan
dilompati
dilompatkan
lompat
lompatan
lompatannya
lompatkan
lompat jauh
lompat tinggi
melompat
melompat-lompat
melompatkan
pelompat
Apakah yang terlihat pada deretan bentuk-bentuk tersebut? Pasti orang akan
mengatakan bahwa kata lompat! (dengan suara naik) tidak sama maknanya dengan kata
melompat; kata lompat kan dan tidak sama maknanya dengan kata berlompatan; kata lompat
tidak sama maknanya dengan kata melompat-lompat; kata lompatan tidak sama maknanya
dengan kata lompatannya. Mengapa timbul perbedaan makna seperti itu?Berdasarkan deretan
bentuk tersebut, orang melihat dan pasti mengatakan bahwa perubahan makna diakibatkan
oleh perubahan bentuk.Jadi, setiap kali terjadi perubahan bentuk, terjadi pula perubahan
makna.
Meskipun terjadi perubahan makna, tetap terlihat adanya makna inti.Misalnya kata
melompat yang makna intinya adalah orang, orangnya, orang yang melompat. Orang belum
perlu membayangkan bahwa orang yang melompat itu, tinggi, berkumis,berumur 16 tahun,
berasal dari Gorontalo. Hal-hal itu untuk sementara belum perlu.Lama-kelamaan orang
memerlukan pelengkap makna yang telah diketahui sehingga sempurnalah makna kata
tersebut.
Kalau orang ingin mengetahui tentang kata pelompat, muncul sederetan pertanyaan
di otak, misalnya: Siapakah pelompat itu? dari mana asalnya? Bagaimana bentuk badannya?
Apakah ia mempunyai kumis? berapa meter tingginya? Berapa tahun umurnya?Kalau kita
pelompat.Hati kkta lega.Tentu banyak usaha agar orang mengetahui makna inti dan makna
pelengkap suatu kata.Jalan yang paling mudah, yakni Mencari makna kata tersebut dalam
kamus.
Untuk mengetahui makna inti dan makna pelengkap, bukan itu saja usaha yang
perbedaan makna, diperlukan komponen pembeda. Komponen pembeda makna akan jelas
apabila orang mengetahui komponen makna. Palmer (1976: 85) berakata " Components the
total meaning of a word being seeni in terms of a number of distinct elements or components
of meaning."
disebut medan makna. Kata-kata, ada yang berdekatan makna, ada yang berjauhan, ada yang
mirip, ada yang sama, bahkan ada yang bertentangan. Untuk mengetahui seberapa jauh
dibutuhkan analisis komponen makna. Analisis komponen makna dapat dilakukan terhadap
Teori Komponen Makna Jika dalam medan makna membahas kata-kata, ada yang
berdekatan makna, adayang berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk
total meaning of aword being seen in terms of a number of distinct elements or components
of meaning”artinya : komponen adalah total arti dari sebuah kata yang dilihat dari segi
jumlahelemen atau komponen makna yang berbeda. Selanjutnya menurut Chaer (2013:114),
semantic marker) mengajarkanbahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal
tersebut.
Komponen makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau
unsur leksikal terdiri dari satu ataubeberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna
kata atau makna unsur leksikal tersebut (Chaer, 2009:114). Analisis komponen makna dapat
tanda plus (+) yang artinya memiliki komponen makna dan tanda minus (-) yang artinya tidak
memiliki komponen makna. Misalnya kata ayah mengandung komponen makna : +insan,
+dewasa, +jantan, dan +kawin; dan kata ibu mengandung komponen makna : +insan,
Perbedaanmakna antara ayah dan ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen
makna : ayahmemiliki makna ‘jantan’, sedangkan kata ibu tidak memiliki makna ‘jantan’.
Analisis komponen makna dapat dibantu menggunakan konteks kalimat.Contoh kata ayah
orang yang dihormati; dan kata bapak mengandung komponen makna +manusia, +dewasa,
+laki-laki, +sapaan orang yang dihormati.Perbedaan makna antara ayah dan bapakhanyalah
pada ciri makna ayah tidak memiliki makna ‘sapaan orang yang dihormati’.Penggunaan
Sekilas kata ayah dan bapakmemiliki makna yang sama. Tapi, pada contoh kalimat di
atas, kata bapak tidak dapat ditukar dengan kata ayah.Dengan demikian jelas terlihat
Berikut contoh penelitian semantik yang menggunakan analisis medan dan komponen
makna pada sinonim bahasa Indonesia (Utami, 2010). Kata ide termasuk dalam kelompok
nomina tak bernyawa (abstrak). Kata ide bersinonim dengan kata pikiran, cita, gagasan,
rencana, rancangan, konsep, tanggapan, pendapat, dan niat (Kridalaksana, 2008), dan (Kamus
Apakah sinonim tersebut merupakan sinonim mutlak atau dekat? Hal ini dapat diuji
atau diteliti dengan komponen makna. Komponen makna disusun berdasarkan ciri-ciri yang
membedakan atau menyamakan makna dari deskripsi makna kata-kata yang bersinonim
tersebut. Deskripsi makna suatu kata dapat dilihat pada definisi kata dalam kamus berikut ini.
2) pikiran n 1 hasil berpikir (memikirkan); 2 akal; ingatan; 3 akal (dalam arti daya
konsep; naskah (surat dsb.); buram (surat); 4 laporan pemberitaan; catatan mengenai
6) rancangan n sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program konsep
7) konsep n 1 rancangan atau buram surat dsb.; 2 ide atau pengertian yang diabstrakkan
dari peristiwa yang konkret; 3 gambaran mentah dari objek, proses, atau apa pun yang
ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
8) tanggapan n 1 sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dsb.); 2 apa yang diterima
10) niat n 1 maksud atau tujuan suatu perbuatan; 2 kehendak (keinginan dalam hati) akan
pemahaman; 2 Psi kesanggupan intelegensi untuk menangkap makna sutau situasi atau
perbuatan
1) hasil berpikir
2) proses berpikir
3) kerangka pikiran
4) kerangka tindakan
sama lain
atau semantic marker) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu
atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal
tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu
ciri yang membedakannya dengan unsur lain.12 Pengertian komponen menurut Palmer ialah
keseluruhan makna dari suatu kata, terdiri atas sejumlah elemen, yang antara elemen yang
Analisis dengan cara seperti ini sebenarnya bukan hal baru, R. Jacobson dan Morris
Halle dalam laporan penelitian mereka tentang bunyi bahasa yang berjudul Preliminaries to
Speech Analysis: The Distinctive Features and Their Correlates telah menggunakan cara
analisis seperti itu. Dalam laporan itu mereka mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa dengan
menyebutkan ciri-ciri pembeda di antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Bunyi-
bunyi yang memiliki sesuatu ciri diberi tanda plus (+) dan yang tidak memiliki ciri itu diberi
tanda minus (-). Konsep analisis dua-dua ini lazim disebut analisis biner oleh para ahli
kemudian diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata yang lain.
Berkaitan dengan analisis komponen makna terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni:
hubungan makna yang ada di dalam kata-kata.Misalnya kata melompat dan melompat-lompat
pembeda.Lain halnya jika kata melompat dibandingkan dengan kata melihat, terdapat
kenyataan bahwa kedua kata itu tidak memperlihatkan hubungan makna. Komponen
pembeda makna akan jelas apabila diketahui komponen makna. Komponen makna
Berdasarkan hal tersebut di atas pembeda makna akan terjadi karena beberapa hal
berikut ini.
1) Menyeleksi sementara makna yang muncul dari sejumlah komponen yang umum
dengan pengertian makna yang dipilih masih berada di dalam makna tersebut. Misalnya,
dalam kriteria marah terdapat leksem ‘mendongkol’, ‘menggerutu’, ‘mencaci maki’, dan
’mengoceh’.
2) Mendaftar semua ciri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya. Misalnya, untuk kata
ayah terdapat cirri spesifik antara: [+insan], [+jantan], [+kawin], dan [+anak].
14
(dalam Sudaryat, 2009:57)
3) Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain. Misalnya, ciri
‘kelamin perempuan’ dapat digunakan untuk kata ibu, kakak perempuan, adik perempuan,
4) Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata. Misalnya
untuk kata ayah terdapat komponen diagnostik ‘jantan’, satu turunan di atas ego.
1) Lambang yang didengar atau dibaca tidak diikuti dengan unsur-unsur suprasegmental dan
2) Tiap kata atau leksem berbeda pengertiannya untuk setiap disiplin ilmu. Kata seperti ini
disebut istilah.Misalnya istilah kompetensi ada pada bidang linguistik, psikologi, dan
pendidikan. Meskipun istilah itu memiliki medan yang sama, tetapi pasti ada perbedaan
4) Leksem yang bersifat abstrak sulit untuk di deskripsikan. Misalnya: liberal, sistem.
5) Leksem yang bersifat dieksis dan fungsional sulit untuk dideskripsikan. Misalnya: ini, itu,
dan, di.
unsur leksikal ada tiga hal yang perlu dikemukakan berkenaan dengan analisis komponen
makna.
1). Ada pasangan kata yang salah satu daripadanya lebih bersifat netral atau umum sedangkan
yang lain lebih bersifat khusus. Misalnya pasangan kata mahasiswa dan mahasiswi.Kata
mahasiswa lebih bersifat umum dan netral karena dapat termasuk pria dan wanita sedangkan
kata mahasiswi lebih bersifat khusus karena hanya mengenai wanita.Unsur leksikal yang
bersifat umum seperti kata tersebut dikenal sebagai amggota yang tidak bertanda dari
pasangan itu. Dalam diagram anggota yang tidak bertanda ini diberi tanda 0 atau ±.
2). Ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasangannya karena memang mungkin
tidak ada, tetapi ada juga yang mempunyai pasangan lebih dari satu. Contoh yang sukar dicari
3) Seringkali kita sukar mengatur ciri-ciri semantik itu secara bertingkat, mana yang lebih
bersifat umum dan mana yang lebih bersifat khusus. Umpamanya ciri [jantan] dan [dewasa]
mana yang lebih bersifat umum. Keduanya dapat ditempatkan sebagai unsur yang lebih tinggi
dalam diagram yang berlainan. Ciri-ciri semantik ini dikenal sebagai ciri-ciri penggolongan
silang.
Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang
disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu.Komponen makna
ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan “pengertian-
manusia/, /+ dewasa/, /+ jantan/, /+ kawin/, dan /+ punya anak. Perbedaan makna antara kata
ayah dan ibu hanyalah pada ciri makna atau komponen makna; ayah memiliki makna jantan,
Konsep analisis dua-dua ini (lazim disebut anlisis biner) oleh para ahli kemudian
diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata lain. Denga juga dapat
analisis biner ini kita juga dapat menggolong-golongkan kata atau unsur leksikal sesuai
Ada tiga hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan analisis biner tersebut.
Pertama, ada pasangan kata yang satu diantaranya lebih bersifat netrl atau umum
sedangkan yang lain bersift khusus. Misalnya, pasangan kata siswa dan siswi.Kata siswa
lebih bersifat umum dan netral karena dapat termasuk “pria” dan “wanita”.Sebaliknya kata
Kedua, ada kata atau unsur leksikal yang sukar dicari pasanganya karena memang
mungkin tidak ada, tetapi ada juga yang memiliki pasangan lebih dari satu. Contoh yang
sukar dicari pasanganya adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama warna. Contoh kedua
yaitu contoh yang pasanganya lebih dari satu, yaitu berdiri misalnya. Kata berdiri bukan
hanya bias dipertentangkan dengan kata tidur, tetapi bisa saja dengan kata tiarap, rebah,
yang lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat khusus.Contohnya, ciri jantan dan
dewasa, mana yang lebih bersifat umum antara jantan dan dewasa. Bisa jantan, tetapi bisa
juga dewasa sebab tidak ada alas an bagi kita untuk menyebutkan cirri jantan lebih bersifat
umum daripada dewasa, begitu juga sebaliknya, karena ciri yang satu tidak menyiratkan
Sama halnya dengan medan makna, setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu
mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir leksikal itu
terdiri dari sejumlah komponen yang dinamakan komponen makna, yang membentuk
keseluruhan makna kata, leksem, atau butir leksekal tersebut.Komponen makna ini dapat
dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu per satu berdasarkan “pengertian-pengertian” yang
dimilikinya.15
mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim, misalnya, kata ayah dan bapak
adalah dua kata yang bersinonim, dua buah kata yang bersinonim maknanya tidak persis
sama, tentu ada perbedaan makna. Kalau dianalisi kata ayah dan bapak dari segi komponen
makna, maka kata ayah dan bapak sama-sama memiliki komponen makna manusia, dewasa,
dan sapaan kepada orang tua laki-laki, bedanya, kata ayah tidak memiliki komponen sapaan
kepada orang yang dihormati, sedangkan kata bapak memiliki komponen makna sapaan
kepada orang yang dihormati. Sehingga antara kata ayah dan bapak memiliki beda makna
reduplikasi, dan komposisi. Misalnya, dalam proses afiksasi dengan prefiks me- pada nomina
15
(Chaer, 1994: 318)
yang memiliki komponen makna ‘alat’ akan mempunyai makna gramatikal ‘melakukan
tindakan dengan alat dalam kata dasarnya’, seperti pada kata menggergaji, memahat,
menombak, mengail, dan sebagainya. Proses afiksasi dengan prefiks me terhadap nomina
yang memiliki komponen makna ‘sifat atau ciri khas’ akan mempunyai makna gramatikal
‘menjadi atau berbuat seperti yang disebut pada kata dasarnya’, seperti pada kata membeo,
mematung, membaja, membatu, dan sebagainya.Proses afiksasi dengan prefiks me- pada
nomina yang memiliki komponen makna ‘hasil olahan’ akan mempunyai makna gramatikal
‘membuat yang disebut kata dasarnya’, seperti pada kata menyate, menggulai, menyambal,
dan sebagainya. Dalam proses komposisi, atau proses penggabungan leksem dengan leksem,
terlihat bahwa komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses
itu menentukan makna gramatikal yang dihasilkannya. Misalnya, makna gramatikal ‘milik’
hanya dapat terjadi apabila konstituen kedua dari komposisi itu memiliki komponen makna
Ketiga, bermanfaat untuk meramalkan makna gramatikal, dapat juga dilihat pada
proses reduplikasi dan proses komposisi. Dalam proses reduplikasi, yang terjadi pada dasar
verba yang memiliki komponen makna ‘sesaat’ dapat memberi makna gramatikal ‘berulang-
sebagainya. Pada verba yang memiliki komponen makna ‘bersaat’ akan memberi makna
gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan’, seperti pada kata membaca-baca, mandi-mandi, duduk-
sebuah medan leksikal digolongkan menjadi tiga tipe (Nida, 1975: 32-67): (1) komponen
bersama (common component), (2) komponen diagnostik (diagnostic component), dan (3)
yang terkandung bersama dalam semua satuan leksikal dan berfungsi membentuk medan
leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk, lenggut, geleng dapat ditetapkan sebagai sebuah
leksikal satu dari medan leksikal yang lain. Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai
perluasan makna leksem.Komponen suplemen dikelompokkan dalam dua tipe. (1) Komponen
yang diturunkan dari sifat atau ciri referen yang bersangkutan. Misalnya, komponen CERDIK
dalam kancil.Komponen ini bersumber dari mitos dalam cerita kancil yang selalu ditampilkan
sebagai sosok binatang yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih dibandingkan binatang
lainnya.Jadi, arti kata kancil dapatlah ditambahi dengan komponen mistisnya, yaitu CERDIK.
(2) Komponen yang diturunkan dari ciri pemakaian leksem. Komponen tambahan kedua ini
berkenaan dengan ciri leksikal yang diklasifikasi dalam komponen FORMAL, INFORMAL,
satu jenis komponen makna yang dinamakannya komponen makna unik. Jenis komponen
leksem mobil, taksi, dan truk. Leksem kereta api mengandungi komponen makna unik
(+JALUR KHUSUS) yang tidak dimiliki leksem mobil, taksi,Komponen makna yang
component).
Komponen bersama adalah komponen makna yang terkandung bersama dalam semua
satuan leksikal dan berfungsi membentuk medan leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk,
lenggut, geleng dapat ditetapkan sebagai sebuah medan leksikal berdasarkan komponen
komponen makna yang membedakan medan leksikal satu dari medan leksikal yang lain.
Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai komponen diagnostik untuk membedakan medan
(1) Komponen yang diturunkan dari sifat atau ciri referen yang bersangkutan.
Misalnya, komponen CERDIK dalam kancil. Komponen ini bersumber dari mitosdalam
cerita kancil yang selalu ditampilkan sebagai sosok binatang yang memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih dibandingkan binatang lainnya. Jadi, arti kata kancil dapatlah
(2) Komponen yang diturunkan dari ciri pemakaian leksem. Komponen tambahan
kedua ini berkenaan dengan ciri leksikal yang diklasifikasi dalam komponen FORMAL,
buat mengandungi komponen makna FORMAL yang berbeda dengan kata bikin yang
+TRANSPORTASI).
taksi, dan truk. Leksem kereta api mengandungi komponen makna unik (+JALUR KHUSUS)
yang tidak dimiliki leksem mobil, taksi,Komponen makna yang berakumulasi membentuk
satuan makna leksem dalam sebuah medan leksikal digolongkan menjadi tiga tipe (Nida,
1975: 32-67): (1) komponen bersama (common component), (2) komponen diagnostik
bersama adalah komponen makna yang terkandung bersama dalam semua satuan leksikal dan
berfungsi membentuk medan leksikal. Misalnya, satuan leksikal angguk, lenggut, geleng
satu dari medan leksikal yang lain. Komponen MITRA dapat berfungsi sebagai komponen
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna memiliki tingkat keberadaan, yakni : pada tingkat pertama makna menjadi isi
dari suatu bentuk kebahasaan pada tingkat kedua makna menjadi isi dari suatu kebilahasaan
cara tingkat ketiga makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi
tertentuNamun, apabila tahu makna kata ahli dan makna kata ekonomi, persoalan menjadi
Belum selesai, sebab kita terlebih dahulu harus memahami dulu makna kata ahli dan makna
kata ekonomi.
Teori Komponen Makna Jika dalam medan makna membahas katakata, ada yang
berdekatan makna, adayang berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk
diketahui komponenmaknanya. .Makna yang dimiliki oleh setiap kata, leksem, atau butir
leksikal itu terdiri dari sejumlah komponen yang dinamakan komponen makna, yang
Jika dalam medan makna membahas katakata, ada yang berdekatan makna, ada yang
berjauhan ada yang mirip atau bertentangan,maka untuk mengetahui seberapa jauhkedekatan,
B. Saran
Daftar pustaka
http://info-makalah.blogspot.com/2010/06/makalah-medan-makna-dan-komponen-
makna.html?m=1
(Modul MAKNA DAN SEMANTIK, Abdul Chaer dan liliana Muliastuti, halaman 1.11) 7
(http://tugas-rianti.blogspot.com/2015/11/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=)7
Buku SEMANTIK konsep dan contoh Analisis, Fitri Amalia,Astri widyaruli Anggraeni,
penerbit MEDANI 2017, Halaman 141
https://journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/download/387/213https://
journal.umgo.ac.id/index.php/AJamiy/article/download/387/213
http://repository.ump.ac.id
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2014100633JPBab2001/body.html
http://eprints.undip.ac.id/58068/1/ARTIKEL_SKRIPSI_WAHYU_(1).pdf
https://pusatbahasaalazhar.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/metode-analisis-komponen-
makna/
https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=
https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=
https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/medan-makna-dan-komponen-makna.html?m=
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2014100633JPBab2001/body.html
Buku semantik konsep dan Contoh Analisis, penerbit MADANI 2017, Fitri Amelia,Astri
Widyaruli Anggraeni,
Halaman 147,150,152,153