Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI SESI 6

Pengumpulan Data
Validitas dan Reliabilitas
A. VALIDITAS
1. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari bahasa inggris ‘validity’ yang berarti
keabsahan. Dalam penelitian, keabsahan sering dikaitkan dengan
instrumen atau alat ukur. Suatu instrumen atau alat ukur penelitian
dikatakan valid jika alat tersebut memang dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Bisa juga dikatakan bahwa suatu pengukuran tersebut
berhasil mengukur konsep atau variabel yang hendak diukur, bukan
mengukur variabel lain.
Pendefinisian konsep ke dalam variabel yang lebih operasional,
kemudian variabel tersebut diukur dengan alat ukur yang valid, itulah
cara yang dipakai untuk meneliti objek penelitian ilmu sosial.
2. Jenis - jenis Validitas
Ada beberapa jenis validitas, yaitu :
a) Validitas permukaan (face validity)
Validitas ini merupakan jenis validitas yang paling mudah karena
tingkat konsep yang hendak diukur kurang bastrak dan sederhana,
sehingga tidak memerlukan penjabaran yang rumit untuk
diopersionalkan.
b) Validitas kriteria (criterium validity)
Sesuai namanya, valid - tidaknya alat ukur ini terletak pada
penggunaan kriteria sebagai landasan penilaian.
c) Validitas konstruk (construct validity)
Validitas ini paling tinggi tingkatannya karena diperlukan indikator
dan penilaiannya lebih rumit.
3. Menilai Validitas Alat Ukur
Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian adalah
dengan mencari variabel utama penelitian tersebut, kemudian mengamati
definisi operasionalnya.
4. Menilai Validitas Alat Ukur
Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian
adalah dengan mencari variabel utama penelitian tersebut, kemudian
mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat abstraksi
konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana, tidak rumit, maka
penilaian validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi
konsepnya lebih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika
abstraksi konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas
konstruk.
B. RELIABILITAS
1. Pengertian Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari bahasa Inggris ‘reliability’ yang
berarti kemantapan atau keajegan. Secara sederhana pengertian
reliabilitas merujuk pada masalah ke keajegan (tetap) atau kemantapan
alat ukur yang dipakai.
Jadi, ada tiga aspek penting dalam reliabilitas, yaitu : dapat
diandalkan (dependability), dapat diramalkan (predictability), dan
menunjukkan ketetapan. Jadi suatu alat ukur yang reliabel adalah alat
ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi atau meramalkan karena
hasilnya selalu konstan (tetap) dari pengukuran satu ke pengukuran
berikutnya.
2. Hubungan Validitas dengan Reliabilitas
Validitas adalah alat ukur untuk menilai apakah suatu konsep telah
dijabarkan secara benar ke dalam indikator-indikator pada tingkat
empirik. Reliabilitas, akan muncul jika alat ukur tersebut menunjukkan
hasil pengukuran yang tepat dan tetap.
Jadi, validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara
konsep dengan kenyataan empirik, sedangkan reliabilitas
mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran pada tingkat
empirik. Jika penilaian validitas cenderung bersifat kualitatif karena
abstrak, penilaian reliabilitas lebih bersifat nyata karena karena dapat
menggunakan perhitungan kuantitatif.
3. Menilai Reliabilitas Alat Ukur
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menilai reliabilitas, yaitu :
a. Metode ulang
Penilaian reliabilitas dengan menggunakan metode ulang dilakukan
dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang sama
tetapi dalam situasi yang berbeda.
Metode ulang ini meskipun mudah, tetapi sebenarnya memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Menyamakan kondisi pengukuran I dengan pengukuran II sehingga
sama persis bukanlah hal yang mudah.
2. Gejala konsep yang diukur bisa jadi berubah karena adanya tenggang
waktu antara pengukuran I dengan pengukuran II.
3. Kecepatan responden dalam memahami pertanyaan yang diajukan
bisa jadi berubah dari pengukuran I ke pengukuran II sehingga respon
mereka juga akan berubah.
b. Metode paralel
Dalam metode ini pengujian reliabilitas dilakukan melalui 2 cara :
Cara pertama :
Pengukuran dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan menggunakan satu
alat ukur yang sama.
Cara kedua :
Pengukuran dilakukan oleh 1 orang peneliti, tetapi menggunakan alat
ukur yang berbeda.
c. Metode belah dua
Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian. Masing-
masing bagian mengukur satu konsep yang sama, artinya setiap bagian
harus terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang homogen.
Hasil pengukuran dari ke dua bagian alat ukur tersebut kemudian
dikorelasikan. Jika hasil pengukuran ke dua bagian alat ukur tersebut
memiliki korelasi yang tinggi, maka alat tersebut dapat dikatakan reliabel,
begitu pun sebaliknya.
Pembelahan alat ukur menjadi dua bagian merupakan titik rawan
yang harus diperhatikan dalam metode ini. Ada beragam cara dalam
membelah alat ukur, yaitu :
1) Dibelah menjadi dua secara random
2) Dibelah menjadi dua : bagian atas dan bagian bawah
3) Dikelompokkan menjadi kelompok nomor genap dan nomor gaji.

Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif


A. PENELITIAN SURVAI
Penelitian survei merupakan suatu ragam penelitian di dalam
penelitian kuantitatif yang mengandalkan pada jawaban responden atas
pertanyaan yang sudah disusun berdasarkan kerangka teori yang
digunakan oleh peneliti. Penelitian survei umumnya dilakukan untuk
menguji hipotesis yang sudah dibuat, berdasarkan pengukuran variabel
yang akan diteliti. Dalam penelitian survei dapat dilakukan pengujian
terhadap satu variabel, dua variabel, atau lebih dari dua variabel.
Instrumen penelitian menjadi sesuatu yang krusial di dalam tahap
pengumpulan data. Jika instrumen yang dibuat tidak baik, maka akan sia-
sialah pengumpulan data yang sudah dilakukan. Dalam menyusun
instrumen penelitian, maka perlu diperhatikan tingkat validitas dan
tingkat reliabilitas dari instrumen yang ada.
1. Operasionalisasi Konsep
Dengan dibuatnya operasionalisasi konsep tentang kesejahteraan,
maka peneliti dengan mudah menyusun instrumen penelitian. Peneliti
tinggal memindahkan indikator yang sudah dibuatnya menjadi pertanyaan
yang ada dalam kuesioner.
Untuk menyusun instrumen penelitian, ada hal-hal yang harus
diperhatikan oleh peneliti :
1. Dalam merumuskan pertanyaan, peneliti harus mempertimbangkan
adanya pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sensitif.
2. Sedapat mungkin pertanyaan yang diajukan berbentuk pertanyaan
tertutup dan pertanyaan setengah terbuka/tertutup.
3. Dalam membuat pertanyaan yang ada dalam instrumen
penelitian,sebaiknya hindari penggunaan jargon.
4. Hindari membuat pertanyaan yang bersifat ambigu atau pertanyaan
yang membingungkan.
5. Hindari penggunaan bahasa yang sifatnya emosional.
6. Hindari pertanyaan yang mengandung bias prestise.
7. Hindari membuat pertanyaan yang mengandung dua pertanyaan
sekaligus.
8. Hindari membuat pertanyaan yang berada di luar kemampuan
responden untuk menjawabnya.
9. Hindari membuat pertanyaan mengenai masa depan, atau kejadian
yang belum terjadi saat ini.
10. Hindari membuat pertanyaan yang berbentuk negatif.
11. Hindari membuat pertanyaan yang kategori jawabannya tumpang
tindih.
12. Hindari membuat pertanyaan yang kategori jawabannya tidak tuntas
atau mencakup seluruh kemungkinan atau variasi jawaban responden.
2. Jenis - jenis Instrumen Penelitian Survai
Dalam penelitian survei, terdapat beberapa jenis instrumen penelitian,
yaitu :
a. Mail and self-administered questionnaire
Dalam jenis instrumen penelitian ini, responden diminta untuk
mengisi kuesioner sendiri, tanpa kehadiran peneliti atau pewawancara.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan cara ini, yaitu :
1) Biaya yang dikeluarkan relatif murah
2) Jangkauan geografis yang bisa diraih luas
3) Bias pewawancara bisa dikurangi.
Selain keuntungan yang bisa didapat oleh peneliti, ada juga
kelemahannya, yaitu :
1. Response rate rendah
2. Peneliti tidak dapat mengontrol kondisi pengisian kuesioner.
3. Ada kemungkinan kuesioner diisi oleh orang lain yang bukan
termasuk dalam kriteria responden yang kita rencanakan.
4. Peneliti tidak dapat mengamati reaksi responden dan karakteristik
responden.
b. Telephone interviews
Dalam jenis instrumen penelitian ini, peneliti mengandalkan alat
komunikasi berupa telepon untuk melakukan wawancara terhadap
responden.
Keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan telephone
interviews, yaitu :
1) Response rate nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan
menggunakan surat
2) Jangkauan geografis yang bisa diraih cukup luas
3) Waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat dibandingkan dengan
menggunakan surat.
4) Peneliti dapat mengontrol proses wawancara
5) Peneliti dapat melakukan probing.
c. Seperti halnya dalam mail and self-administered questionnaire,
dengan menggunakan telepon pun terdapat beberapa kelemahan
yaitu :
1) Biaya yang dibutuhkan relatif tinggi
2) Lamanya waktu wawancara terbatas
3) Ada kemungkinan terjadi bias pewawancara
4) Sulit bagi pewawancara untuk mengajukan pertanyaan yang
membutuhkan bantuan visual.
d. Face-to-face-interview
Dalam jenis instrumen penelitian ini, peneliti secara langsung
bertemu dengan responden, dan menanyakan secara langsung pertanyaan
yang ada dalam kuesioner.
Keuntungan dari wawancara yang dilakukan secara langsung antara lain :
1) Response rate tinggi
2) Peneliti dapat melihat secara langsung reaksi yang diberikan
responden terhadap pertanyaan yang kita ajukan
3) Peneliti bisa menggunakan komunikasi yang non verbal dan bantuan
visual
4) Peneliti dapat melakukan probing.
Kerugian dari instrumen penelitian face-to-face-interview adalah :
1. Biaya yang dibutuhkan relatif tinggi
2. Ada kemungkinan terjadi bias pewawancara.
3. Teknik Melakukan Wawancara
Untuk mencegah terjadinya perbedaan persepsi maka peneliti perlu
memberikan pelatihan kepada pewawancara tersebut. Isi pelatihan
setidaknya mencakup hal-hal berikut :
a. Penjelasan mengenai maksud penelitian
b. Penjelasan tentang peran pewawancara
c. Penjelasan tentang maksud pertanyaan serta tujuan dari pertanyaan
yang ada
d. Penjelasan tentang bias-bias yang mungkin saja dilakukan
pewawancara.
Wawancara adalah sebuah proses di mana peneliti menanyakan
pertanyaan yang ada di dalam daftar pertanyaan kepada responden.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti, antara lain :
a. Peranan dari pewawancara
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Pewawancara harus bisa bekerja sama dan membangun hubungan
baik dengan responden (rapport)
2) Pewawancara harus bisa mengurangi rasa malu, takut, dan curiga
yang mungkin saja dialami responden
3) Pewawancara harus bisa mengamati reaksi yang diberikan oleh
responden pada saat menjawab pertanyaan
4) Tidak memberikan penilaian benar atau salah terhadap jawaban yang
diberikan oleh responden.
b. Tahapan yang harus dilalui pewawancara
Untuk menjalin hubungan yang baik dengan responden, tahapan yang
harus dilalui pewawancara adalah :
1) Mengawali wawancara dengan perkenalan
2) Menunjukkan tanda identitas kita
3) Mengajukan pertanyaan dengan memberikan kesempatan bagi
responden untuk menjawab.
4) Mencatat berbagai informasi yang penting
5) Memberikan probing jika responden kesulitan untuk memahami
maksud pertanyaan yang ada.
3. PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Dalam penelitian eksperimental, peneliti dapat melakukan
manipulasi kondisi dengan memberikan treatment atau menciptakan
suatu kondisi yang mampu merangsang subjek yang diteliti. Penelitian
eksperimen di dalam ilmu sosial bisa dilakukan di dalam suatu situasi dan
kondisi yang diciptakan sedemikian rupa, sehingga peneliti bisa meyakini
bahwa variabel independen yang digunakan benar-benar merupakan satu-
satunya faktor yang berpengaruh terhadap subjek penelitian.
Ada beberapa konsep yang harus kita ketahui sebelum kita
melakukan penelitian eskperimen, yaitu :
a. Subjek penelitian
b. Random asignment
c. Matching
d. Treatment
e. Respon
f. Pre-test
g. Post-test
h. Kelompok eksperimen
i. Kelompok pembanding.
Langkah-langkah yang harus dilakukan di dalam penelitian eksperimen :
a) Membagi subjek ke dalam dua kelompok atau lebih
b) Kepada kelompok eksperimen diberikan treatment atau perlakuan,
dan kelompok pembanding tidak diberikan treatment
c) Dilakukan pengujian atau observasi terhadap kedua kelompok.
4. PENELITIAN ANALISIS ISI
Pengertian isi di sini bisa berbentuk teks, gambar, ide, pesan, arti, dan
sebagainya. Kita bisa melakukan analisis isi terhadap berbagai hal,
misalnya tentang surat kabar.

Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif


A. MELAKUKAN PERSIAPAN
Mengingat instrumen di dalam penelitian kualitatif adalah peneliti
(manusia), maka faktor manusia ini menjadi faktor yang krusial. Dalam
mengumpulkan data di lapangan, peneliti harus bisa menggunakan
keterampilan untuk memperhatikan, mendengarkan, mengingat, dan
menulis secara cepat.
Defocusing dapat diartikan sebagai tindakan peneliti untuk
memperhatikan keseluruhan situasi, masyarakat dan setting, sebelum
memutuskan mana yang akan masuk ke dalam wilayah penelitiaannya
dan mana yang bukan. Tidak jarang peneliti akan menghadapi berbagai
hambatan, tantangan, serta gangguan di lapangan. Untuk itu peneliti harus
sudah siap secara mental sehingga peneliti tidak akan terkejut dan bahkan
mungkin menjadi setres di lapangan.
B. MEMILIH SITE
Site merupakan daerah yang memiliki batas sosial. Dalam memilih
site tentunya tidak bisa disamakan dengan saat membuat fokus penelitian,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa penentuan site yang tepat dapat
membantu peneliti untuk mempertajam masalah penelitian.
Faktor yang harus diperhitungkan pada saat peneliti akan
menentukan site adalah kekayaan data, peneliti tidak terbiasa dengan
setting yang ada,serta kesesuaian site dengan masalah. Site yang memiliki
banyak hubungan sosial, keragaman aktivitas dan kejadian, akan
menghasilkan data yang kaya dan menarik.
C. MENENTUKAN STRATEGI UNTUK MASUK KE DALAM
SITE
Untuk bisa masuk ke dalam site yang dipilih dan kemudian bisa
diterima di dalam site penelitian, peneliti harus menentukan sebuah
strategi yang tepat, negosiasi dengan gate keepers, serta hubungan
personal dengan masyarakat. Gate keepers adalah seorang atau kelompok
orang yang memiliki akses terhadap subjek penelitian.
Keterlibatan peneliti sangat bergantung pada hasil negosiasi yang
dilakukan, setting sosial yang ada, serta tingkat keterbukaan subjek
penelitian. Bentuk keterlibatan peneliti antara lain :
1. Partisipasi total/terlibat
2. Peneliti sebagai partisipan
3. Peneliti total.
D. MENDAPATKAN AKSES
Pengertian akses tidak terbatas pada kehadiran peneliti secara fisik,
namun juga meliputi izin yang dimiliki peneliti untuk melakukan
penelitian. Semakin baik hubungan antara peneliti dengan subjek
penelitian, akan semakin luas akses yang dimilikinya. Tingkat
kemudahan untuk mendapatkan akses tergantung pada site yang
dipilihnya.
Terkait dengan kemampuan peneliti untuk memperluas akses,
maka peneliti kualitatif juga menghadapi kondisi yang disebut disclosure.
Keterbukaan peneliti dapat membangun kepercayaan sehingga membuat
ia mudah diterima.
E.MEMBANGUN RAPPORT
Peneliti dapat membangun rapport dengan menjalin hubungan baik
dengan masyarakat yang sedang diteliti. Rapport dibangun peneliti
dengan membentuk kepribadian dan kepercayaan, serta empati. Proses
membangun rapport tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu yang
singkat.
F.MENGUMPULKAN DATA
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti saat
mengumpulkan data, yaitu :
1. Membuat catatan hasil pengamatan berdasarkan observasi yang
dilakukan
2. Membuat catatan atas wawancara yang dilakukan
3. Mengumpulkan surat-surat yang berkaitan
4. Membuat dokumentasi berupa gambar
5. Merekam berbagai suara yang mungkin saja berpengaruh terhadap
analisis data.
Untuk memperoleh informasi yang lengkap, peneliti harus mampu
mengamati secara detail. Ia harus tahu segala hal yang ada di sekitar
subjek penelitian, apa yang harus dilakukan subjek, bagaimana subjek
biasa berperilaku dan sebagainya.
Dalam melakukan pencatatan, ada beberapa bentuk catatan lapangan
yang bisa dibuat peneliti, yaitu :
1. Jotted notes
Catatan yang ringkas, dan dibuat pada saat wawancara
berlangsung.
2. Catatan pengamatan langsung
Catatan yang langsung dibuat peneliti pada saat ia menyelesaikan
wawancara
3. Catatan interpretasi peneliti
Berisi tentang interpretasi peneliti tentang jalannya wawancara,
dan juga berbagai kejadian yang terjadi selama wawancara
berlangsung.

4. Catatan analitis
Catatan ini berisi analisis peneliti mengenai kejadian yang dialami
saat wawancara atau pengamatan berlangsung.
5. Catatan pribadi
Catatan ini berisi tentang kejadian-kejadian personal dan perasaan
yang dialami oleh peneliti pada saat wawancara atau pengamatan
sedang berlangsung.

Sumber ringkasan :
- BUKU MATERI POKOK ISIP4216/3sks/MODUL 1-9
- Berdasarkan pemikiran sendiri

Anda mungkin juga menyukai