Pengumpulan Data
Validitas dan Reliabilitas
A. VALIDITAS
1. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari bahasa inggris ‘validity’ yang berarti
keabsahan. Dalam penelitian, keabsahan sering dikaitkan dengan
instrumen atau alat ukur. Suatu instrumen atau alat ukur penelitian
dikatakan valid jika alat tersebut memang dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Bisa juga dikatakan bahwa suatu pengukuran tersebut
berhasil mengukur konsep atau variabel yang hendak diukur, bukan
mengukur variabel lain.
Pendefinisian konsep ke dalam variabel yang lebih operasional,
kemudian variabel tersebut diukur dengan alat ukur yang valid, itulah
cara yang dipakai untuk meneliti objek penelitian ilmu sosial.
2. Jenis - jenis Validitas
Ada beberapa jenis validitas, yaitu :
a) Validitas permukaan (face validity)
Validitas ini merupakan jenis validitas yang paling mudah karena
tingkat konsep yang hendak diukur kurang bastrak dan sederhana,
sehingga tidak memerlukan penjabaran yang rumit untuk
diopersionalkan.
b) Validitas kriteria (criterium validity)
Sesuai namanya, valid - tidaknya alat ukur ini terletak pada
penggunaan kriteria sebagai landasan penilaian.
c) Validitas konstruk (construct validity)
Validitas ini paling tinggi tingkatannya karena diperlukan indikator
dan penilaiannya lebih rumit.
3. Menilai Validitas Alat Ukur
Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian adalah
dengan mencari variabel utama penelitian tersebut, kemudian mengamati
definisi operasionalnya.
4. Menilai Validitas Alat Ukur
Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian
adalah dengan mencari variabel utama penelitian tersebut, kemudian
mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat abstraksi
konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sederhana, tidak rumit, maka
penilaian validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi
konsepnya lebih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika
abstraksi konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas
konstruk.
B. RELIABILITAS
1. Pengertian Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari bahasa Inggris ‘reliability’ yang
berarti kemantapan atau keajegan. Secara sederhana pengertian
reliabilitas merujuk pada masalah ke keajegan (tetap) atau kemantapan
alat ukur yang dipakai.
Jadi, ada tiga aspek penting dalam reliabilitas, yaitu : dapat
diandalkan (dependability), dapat diramalkan (predictability), dan
menunjukkan ketetapan. Jadi suatu alat ukur yang reliabel adalah alat
ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi atau meramalkan karena
hasilnya selalu konstan (tetap) dari pengukuran satu ke pengukuran
berikutnya.
2. Hubungan Validitas dengan Reliabilitas
Validitas adalah alat ukur untuk menilai apakah suatu konsep telah
dijabarkan secara benar ke dalam indikator-indikator pada tingkat
empirik. Reliabilitas, akan muncul jika alat ukur tersebut menunjukkan
hasil pengukuran yang tepat dan tetap.
Jadi, validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara
konsep dengan kenyataan empirik, sedangkan reliabilitas
mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran pada tingkat
empirik. Jika penilaian validitas cenderung bersifat kualitatif karena
abstrak, penilaian reliabilitas lebih bersifat nyata karena karena dapat
menggunakan perhitungan kuantitatif.
3. Menilai Reliabilitas Alat Ukur
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menilai reliabilitas, yaitu :
a. Metode ulang
Penilaian reliabilitas dengan menggunakan metode ulang dilakukan
dengan cara alat ukur yang sama diberikan kepada responden yang sama
tetapi dalam situasi yang berbeda.
Metode ulang ini meskipun mudah, tetapi sebenarnya memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu :
1. Menyamakan kondisi pengukuran I dengan pengukuran II sehingga
sama persis bukanlah hal yang mudah.
2. Gejala konsep yang diukur bisa jadi berubah karena adanya tenggang
waktu antara pengukuran I dengan pengukuran II.
3. Kecepatan responden dalam memahami pertanyaan yang diajukan
bisa jadi berubah dari pengukuran I ke pengukuran II sehingga respon
mereka juga akan berubah.
b. Metode paralel
Dalam metode ini pengujian reliabilitas dilakukan melalui 2 cara :
Cara pertama :
Pengukuran dilakukan oleh 2 orang peneliti dengan menggunakan satu
alat ukur yang sama.
Cara kedua :
Pengukuran dilakukan oleh 1 orang peneliti, tetapi menggunakan alat
ukur yang berbeda.
c. Metode belah dua
Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi dua bagian. Masing-
masing bagian mengukur satu konsep yang sama, artinya setiap bagian
harus terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang homogen.
Hasil pengukuran dari ke dua bagian alat ukur tersebut kemudian
dikorelasikan. Jika hasil pengukuran ke dua bagian alat ukur tersebut
memiliki korelasi yang tinggi, maka alat tersebut dapat dikatakan reliabel,
begitu pun sebaliknya.
Pembelahan alat ukur menjadi dua bagian merupakan titik rawan
yang harus diperhatikan dalam metode ini. Ada beragam cara dalam
membelah alat ukur, yaitu :
1) Dibelah menjadi dua secara random
2) Dibelah menjadi dua : bagian atas dan bagian bawah
3) Dikelompokkan menjadi kelompok nomor genap dan nomor gaji.
4. Catatan analitis
Catatan ini berisi analisis peneliti mengenai kejadian yang dialami
saat wawancara atau pengamatan berlangsung.
5. Catatan pribadi
Catatan ini berisi tentang kejadian-kejadian personal dan perasaan
yang dialami oleh peneliti pada saat wawancara atau pengamatan
sedang berlangsung.
Sumber ringkasan :
- BUKU MATERI POKOK ISIP4216/3sks/MODUL 1-9
- Berdasarkan pemikiran sendiri