Anda di halaman 1dari 3

KRISIS DAN KONFLIK KEMANUSIAAN YANG BERKEMBANG

Pada tahun 2022, 274 juta orang diperkirakan membutuhkan bantuan


kemanusiaan, meningkat hampir 20% dari rekor angka tertinggi pada tahun
2021. Menggali data mengungkapkan sejumlah tren yang meresahkan:
peningkatan pemindahan paksa, lebih banyak orang di ambang kelaparan akut,
konsentrasi realitas ketidakadilan vaksin, peningkatan persinggungan antara isu-
isu seperti iklim dan kelaparan dengan konflik, peningkatan otoritarianisme, dan
lonjakan konflik dan kekerasan. 
Pada tahun 2022 akan menjadi tahun yang penting bagi PBB dan komunitas
global yang lebih luas untuk menggalang sumber daya dan kebijakan seputar
pengurangan ketidakamanan dan menghentikan tren yang mengganggu seputar
kelaparan dan konflik. Misi penjaga perdamaian di Sudan Selatan, Kongo,
Republik Afrika Tengah, dan Mali akan terus mendominasi perhatian, dan
ketidakpastian di sekitar Afghanistan dan Ethiopia akan tetap menjadi perhatian
utama. PBB juga akan terlibat dalam berbagai diskusi yang ditujukan untuk
menanggapi kebutuhan saat ini dan masa depan. Pertemuan tingkat tinggi
tentang pembiayaan berkelanjutan untuk pembangunan perdamaian akan
berlangsung, mengidentifikasi pendekatan dan metode baru untuk memastikan
bahwa alat dan instrumen penting ini memiliki pendanaan yang diperlukan.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) DAN PENGENTASAN


KEMISKINAN

Sampai dengan akhir abad 20 kemiskinan masih menjadi beban dunia. Nampaknya isu
kemiskinan akan terus menjadi persoalan yang tidak akan pernah hilang di dunia ini. Dunia
meresponnya dengan menyepakati suatu pertemuan pada September 2000 yang diikuti oleh
189 negara dengan mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan The Millenium
Development Goals (MDG’s). Salah satu targetnya adalah mengurangi jumlah penduduk
miskin hingga 50% pada tahun 2015. Deklarasi ini memberikan indikasi bahwa masalah
kemiskinan masih menjadi

masalah besar dunia yang harus ditanggulangi bersama. Dengan berakhirnya era MDGs
yang berhasil mengurangi penduduk miskin dunia hampir setengahnya. Selanjutnya saat
ini memasuki era SDGs (sustainable development goals), yang dimulai dengan pertemuan
yang dilaksanakan pada tanggal 25-27 September 2015 di markas besar PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa), New York, Amerika Serikat. Acara tersebut merupakan
kegiatan seremoni pengesahan dokumen SDGs (Sustainable Development Goals) yang
dihadiri perwakilan dari 193 negara. Seremoni ini merupakan lanjutan dari kesepakatan
dokumen SDGs yang terjadi pada tanggal 2 Agustus 2015 yang juga berlokasi di New
York. Saat itu sebanyak 193 negara anggota PBB mengadopsi secara aklamasi dokumen
berjudul ”Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” atau
”Mengalihrupakan Dunia Kita: Agenda Tahun 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”.
Dokumen SDGs pun dicetuskan untuk meneruskan dan memantapkan capaian-capaian
MDGs sebelumnya agar langgeng dan berlanjut seterusnya

Pada tahun 2022 juga merupakan kesempatan untuk memperdalam basis


dukungan untuk prinsip-prinsip dasar dan pendekatan SDGs — untuk manusia
dan planet, dan berlaku untuk negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.
Ini juga akan memberikan kesempatan untuk menghubungkan solusi dan alat
lokal dengan agenda global ini dan untuk mendorong fokus yang lebih besar
dalam memastikan bahwa kita pulih dengan lebih baik dan lebih berkelanjutan
untuk semua.

"2022 juga menandai titik tengah menuju tenggat waktu 2030 untuk mencapai
SDGs. Itu berarti jalan ke depan membutuhkan pemanfaatan dan bekerja
dengan yang terbaik dari apa yang ditawarkan oleh berbagai aktor, dari
pemerintah daerah hingga CEO, universitas, dan yayasan masyarakat." Kaysie
Brown (Wakil Presiden untuk Inisiatif Kebijakan dan Strategis, Yayasan
PBB)

MONKEY FOX
Monkeypox adalah penyakit virus zoonosis (virus ditularkan dari hewan ke manusia) yang
dapat sembuh sendiri. Penyakit itu disebabkan oleh virus monkeypox (anggota genus
Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae) yang umumnya terjadi di Afrika Tengah dan
Afrika Barat. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu,
DHSM, MARS mengatakan ppenyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang
berlangsung 2 – 4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian
(tingkat kematian 3 – 6 %). 

“Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan
yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut,” katanya di
Jakarta, Jumat (27/5).

Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang
berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas ke 3 regional WHO yaitu regional
Eropa, Amerika dan Western Pacific. Negara non endemis yang telah melaporkan kasus
berdasarkan laporan WHO per tanggal 21 Mei 2022 meliputi Australia, Belgia, Kanada,
Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika. 

Sejumlah negara endemis monkeypox antara lain Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah,
Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya diidentifikasi pada hewan), Pantai
Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone. Di luar negara itu menjadi
negara non endemis.

Anda mungkin juga menyukai