Anda di halaman 1dari 4

Tanya Jawab Kolom Chat

Visiting Professor Penelitian Kualitatif dalam Bidang Etiko


Medikolegal

From Raditya Bagas Wicaksono to Everyone 01:07 PM


Pertanyaan kepada Prof Uut:
Terima kasih atas penjelasannya, Prof... Saya ingin bertanya tentang penelitian kualitatif
pendekatan etnografi. Terkait durasi observasi tadi disebutkan selama 6 bulan s.d. 1 tahun. Apa
saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan durasi tersebut Prof? Apakah observasi
perlu dilakukan secara intensif misalnya menginap di rumah partisipan yg diobservasi?
Maturnuwun Prof, sehat selalu
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 01:19 PM
Halo mas Raditya…. Etnografi tujuannya adalah menggali budaya, bisa budaya
masyarakat, budaya organisasi, budaya profesi dll.
Dan budaya itu tidak hanya yang terlihat di permukaan, tetapi banyak unspoken
worldnya… sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai saturasi data
Budaya juga mengandalkan participant observation sebagai gold standardnya. It takes
time bagi masyarakat untuk bisa menganggap kita sebagai bagian dari "mereka"
Mas Raditya coba baca paper mbak Martina Sinta Kristanti, yang papernya ada di slide
saya tadi. Menurut saya itu bukan etnografi, tetapi cenderung ke fenomenologi (lived
experiences) atau grounded theory

From Ma'rifatul Ula to Everyone 01:21 PM

Pertanyaan kepada Prof. Utarini: Mohon ijin bertanya Prof, apakah metode pengumpulan data
dengan kuisioner masih dapat digunakan dan valid? mengingat partisipan sering tidak obyektif
dan tidak membaca pertanyaan kuisioner (tidak fokus). Maturnuwun Prof, sehat selalu

From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 01:30 PM


KAlau kuesioner berisi pertanyaan tertutup, berarti ini bukan penelitian kualitatif ya...
Artinya validitasnya menggunakan kaidah penelitian kuantitatif untuk menetapkannya.
Termasuk wording pertanyaan menjadi sangat penting, begitu juga prosedur penelitian-
pengisian kuesioner perlu cermat dipikirkan supaya responden memang mengisi dengan
sungguh2
From dyah woro dwi lestari to Everyone 01:24 PM
matur nuwun atas penjelasan dari Prof Uut, nuwun sewu prof, terkait dengan penelitian
kualitatif, apakah memungkinkan juga metode narratives/life story digunakan dalam penelitian
di bidang etika dan kesehatan? . Maturnuwun Prof
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 01:30 PM

Life stories sangat boleh...

From Lucia Pudyastuti Retnaningtyas to Everyone 01:55 PM

Bgmn cara meyakinkan dosen lain yg blm 'terbuka' akan penelitian kualitatif, bahwa penelitian
kualitatif itu juga bs berkualitas?
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 01:59 PM

Bu Lucia, dibelikan bukunya hahaha, ditunjukkan paper kualitatif apalagi yang di Q1 di


bidangnya, lalu reporting guide itu juga membantu menunjukkan bahwa ada beragam
jenis penelitian. Selama digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tepat, semoga
beliau lama-lama bisa mengapresiasi pula jenis penelitian kualitatif ini

From Uni w to Everyone 01:59 PM

Prof..ijin brtanya.
.1.apakh dlm penelitian kualitatif. Menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

2.seberapa bnyk data subjek penelitian dikatakan valid pada penelitian kualitatif
Matur nuwun sanget….
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 02:09 PM

Uni W: Bisa saja menggunakan inklusi eksklusi. Seberapa banyak sampelnya, mohon
dibaca dulu tentang konsep saturasi data ya...
From desy andari to Everyone 02:00 PM
Assalamu'alaikum. Ijin bertanya Prof. Utari/ Prof. Tri.
Tadi sempat disebutkan bahwa metode bisa fleksibel, lama penelitian tergantung kejenuhan
data, bisa ada penambahan data bila diperlukan. Bagaimana proposal/protocol harus disusun?
Karena salah satunya menetapkan berapa lama waktu penelitian, berapa lama untuk mengisi
kuesioner/wawancara pada satu responden. Bila dilakukan berkali-kali, apakah diperlukan
perubahan metode penelitian? Bagaimana dengan ethical clearance untuk penelitian kualitatif
ini? Mohon ma’af karena saya masih sangat awam dengan penelitian kualitatif ini.

From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 02:09 PM


Desy: Proposal dalam penelitian kualitatif tidak bersifat harga mati hehehe, tetapi
tentatif, karena memang sifatnya eksploratif. Apalagi kalau menyangkut jumlah
informan, panduan pertanyaan ini memang sangat mungkin berkembang ketika
penelitiannya berjalan. Sehingga nanti ketika melaporkan hasilnya, kita tuliskan semula
direncanakan begini, tetapi karena ini itu, kemudian dilakukan begitu…

From Putri DIM to Everyone 02:43 PM


To Prof. Willems: How can we ensure that the perspective of the researcher doesn’t influence
the interpretation of qualitative results (too much)? Is writing a reflective journal enough? Also,
because ethics depends so much on a specific context, how can we generalize the results of a
qualitative study to another setting? Especially if we want to learn from other countries with
different cultures. Thank you!
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 02:50 PM

Putri: Sambil menunggu respons Prof DIck, saya ikut sharing ya. Researcher bias harus
dideclare di awal (silakan melihat dimensi 1 dari CoREQ), apa siapa dan latar belakang,
familiaritas kita harus dituliskan disitu. Bias diapproach dengan cara dideclare,
sehingga pembaca lah yang dapat menilai apakah ini researcher bias ataukah memang
datanya mengatakan demikian.
Misalnya kalau saya meneliti ttg Tuberculosis, maka saya akan mendeclare bahwa saya
cukup lama meneliti aspek ttt dari program TB. Dengan mendeclare, peneliti menjadi
aware terhadap biasnya sendiri, dan bagaimana hal tersebut digunakan secara positif
untuk menggali lebih lanjut

Reflective journal, peer debriefing juga bisa digunakan


Generalisasi dalamkualitatif adalah melakukan generalisasi makna. Tugas penelitinya
adalah membuat thick description, bercerita banyak ttg setting penelitiannya. Biarlah
pembaca (yang mungkin ingin melakukan generalisasi ke setting dia) yang kemudian
menyimpulkan ini bisa digeneralisasi maknanya ataukah tidak
From dyah woro dwi lestari to Everyone 02:52 PM
prof uut, maaf menyambung bertanya untuk kredibilitas penelitian kualitatif, kapankah peneliti
menggunakan "analisa kasus negatif"? Apakah digunakan pada metode tertentu, misalnya case
study atau bisa digunakan utk semua metode nggih prof? maturnuwun
From Pembicara 1 _ Prof.dr. Adi Utarini to Everyone 02:56 PM

Dyah Woro: A very good question. Case study, grounded theory atau penelitian kualitatif
untuk evaluasi program misalnya, sambil berpikir bahwa tidak tertutup kemungkinan
diterapkan dalam tradisi kualitatif yang lain.

Dyah Woro: Kalau pendapat bu Dyah sendiri bagaimana?


From dyah woro dwi lestari to Everyone 03:00 PM
maturnuwun penjelasannya prof uut...nggih prof, sepemahaman saya utk
kredibiltas dalam penelitian kualitatif bisa menggunakan berbagai cara, namun jika
karakteristik metode lebih ke arah pengalaman seperti pada fenomenologi atau
narratives masih membuat saya bingung prof, apakah cara untuk melihat
kredibilitas penelitian bisa menggunakan analisa kasus negatif atau cukup dengan
memastikan pemahaman kita sama dengan apa yg dimaksud oleh partisipan
(member checking) misalnya...mekaten prof, nuwun sewu

Anda mungkin juga menyukai