Anda di halaman 1dari 8

ASKEP ANAK DENGAN DEFEK SEPTUM ATRIUM

Diposkan oleh CONTOH ASKEP di 06:31

A. TEORI

Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan
pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah
hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena
kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di dekat
muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan
setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan septum
sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum yang
letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat
ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah
melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrome Eisenmenger.
Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan.
Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau
dengan menambal defek dengan sepotong dakron.

Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD, yaitu

1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum, mungkin disertai
kelainan katup mitral.
2. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium
Kanan.

Etiologi

Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :

4. Faktor Prenatal

a. Ibu menderita infeksi Rubella


b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

5. Faktor genetik

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB


b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain

Gangguan hemodinamik

Tekanan di Atrium kiri lebih tinggi daripada tekanan di Atrium Kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari Atrium Kiri ke Atrium Kanan.

Patofisiologi

Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung
oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang
melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari atrium
tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar
daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang.
Hal ini juga berakibatvolume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.
Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt
dari kiri kekanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi
akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah
menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah
yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.

Manifestasi klinis

1. Bising sistolik tipe ejeksi di daerah sela iga dua/tiga pinggir sternum kiri.
2. Dyspnea
3. Aritmia

Pemeriksaan penunjang

6. Laboratorium
7. Foto thorax
8. EKG ; deviasi aksis ke kiri pada ASD primum dan deviasi aksis ke kanan pada
ASD Secundum; RBBB,RVH
9. Echo
10. Kateterisasi jantung ; prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan
kedalam serambi jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan
fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample
darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.
11. TEE (Trans Esophageal Echocardiography)

Terapi medis/pemeriksaan penunjang

12. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.
13. Amplazer Septal Ocluder
14. Sadap jantung (bila diperlukan).

Komplikasi

1. Gagal Jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia

B. PATHWAYS

Pathways dapat dilihat disini

C. ANALISA DATA

TGL /
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
JAM
masalah yang sedang Etiologi
Berisi data subjektif
Diisi pada dialami pasien seperti berisi
dan data objektif
saat gangguan pola nafas, tentang
1 yang didapat dari
tanggal gangguan keseimbangan penyakit
pengkajian
pengkajian suhu tubuh, gangguan pola yang diderita
keperawatan
aktiviatas,dll pasien

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
o
o Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek
struktur.
o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
oksigen
o Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
o Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah.
o Risiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung
dan terapi
o Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan
penyakit jantung (ASD)
o
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO KEPERAWAT TUJUAN PERENCANAAN
AN
Klien akan
menunjukkan
perbaikan curah
jantung. Dengan
Kriteria Hasil :
3. Beri digoksin sesuai
o Frekwensi
program, dengan
jantung,
Risiko tinggi menggunakan
tekanan darah,
penurunan curah kewaspadaan yang dibuat
dan perfusi
jantung untuk mencegah toxisitas.
1 perifer berada
berhubungan 4. Beri obat penurun
pada batas
dengan defek afterload sesuai program
normal sesuai
struktur. 5. Beri diuretik sesuai
usia.
program
o Keluaran urine
adekuat (antara
0,5 – 2
ml/kgbb,
bergantung
pada usia )
Klien 8. Berikan periode istirahat
mempertahankan yang sering dan periode
tingkat energi yang tidur tanpa gangguan.
adekuat tanpa stress 9. Anjurkan permainan dan
tambahan. aktivitas yang tenang.
10. Bantu anak memilih
Kriteria Hasil : aktivitas yang sesuai
dengan usia, kondisi, dan
Intoleransi
kemampuan.
aktivitas o Anak
11. Hindari suhu lingkungan
berhubungan menentukan
2 yang ekstrem karena
dengan gangguan dan melakukan
hipertermia atau
sistem transport aktivitas yang
hipotermia meningkatkan
oksigen sesuai dengan
kebutuhan oksigen.
kemampuan.
12. Implementasikan tindakan
o Anak
untuk menurunkan
mendapatkan ansietas.
waktu 13. Berespons dengan segera
istirahat/tidur terhadap tangisan atau
yang tepat. ekspresi lain dari distress.

3 Perubahan Pasien mengikuti 17. Beri diet tinggi nutrisi


pertumbuhan dan kurva pertumbuhan yang seimbang untuk
perkembangan berat badan dan tinggi mencapai pertumbuhan
berhubungan badan. yang adekuat.
dengan Anak mempunyai 18. Pantau tinggi dan berat
ketidakadekuatan kesempatan untuk badan; gambarkan pada
oksigen dan berpartisipasi dalam grafik pertumbuhan untuk
nutrien pada aktivitas yang sesuai menentukan
jaringan; isolasi dengan usia kecenderungan
sosial. pertumbuhan.
Kriteria Hasil : 19. Dapat memberikan
suplemen besi untuk
o Anak mengatasi anemia, bila
mencapai dianjurkan.
pertumbuhan 20. Dorong aktivitas yang
yang adekuat. sesuai usia.
o Anak 21. Tekankan bahwa anak
melakukan mempunyai kebutuhan
aktivitas sesuai yang sama terhadap
usia sosialisasi seperti anak
o Anak tidak yang lain.
mengalami 22. Izinkan anak untuk
isolasi sosial menata ruangnya sendiri
dan batasan aktivitas
karena anak akan
beristirahat bila lelah.

Klien tidak 23. Hindari kontak dengan


Risiko tinggi menunjukkan tanda- individu yang terinfeksi
infeksi tanda infeksi Kriteria 24. Beri istirahat yang adekuat
4 berhubungan hasil : 25. Beri nutrisi optimal untuk
dengan status mendukung pertahanan
fisik yang lemah. Anak bebas dari tubuh alami.
infeksi.
5 Risiko tinggi Klien/keluarga 28. Ajari keluarga untuk
cedera mengenali tanda-tanda mengenali tanda-tanda
(komplikasi) komplikasi secara komplikasi,Gagal jantung
berhubungan dini. kongestif :
dengan kondisi  Takikardi,
jantung dan Kriteria hasil : khususnya selama
terapi istirahat dan
o Keluarga aktivitas ringan.
mengenali  Takipnea
tanda-tanda  Keringat banyak di
komplikasi dan kulit kepala,
melakukan khususnya pada
tindakan yang bayi.
tepat.  Keletihan
o Klien/keluarga  Penambahan berat
menunjukkan badan yang tiba-
pemahaman tiba
tentang tes  Distress
diagnostik dan pernapasan
pembedahan.  Toksisitas digoksin
 Muntah (tanda
paling dini)
 Mual
 Anoreksia
 Bradikardi.
 Disritmia
 Peningkatan upaya
pernapasan –
retraksi,
mengorok, batuk,
sianosis.
 Hipoksemia –
sianosis, gelisah.
 Kolaps
kardiovaskular –
pucat, sianosis,
hipotonia.
29. Ajari keluarga untuk
melakukan intervensi
selama serangan
hipersianotik
 Tempatkan anak
pada posisi lutut-
dada dengan
kepala dan dada
ditinggikan.
 Tetap tenang.
 Beri oksigen 100%
dengan masker
wajah bila ada.
 Hubungi praktisi
30. Jelaskan atau klarifikasi
informasi yang diberikan
oleh praktisi dan ahli
bedah pada keluarga.
31. Siapkan anak dan orang
tua untuk prosedur.
32. Bantu membuat keputusan
keluarga berkaitan dengan
pembedahan.
33. Gali perasaan mengenai
pilihan pembedahan.

6 Perubahan proses Klien/keluarga 36. Diskusikan dengan orang


keluarga mengalami penurunan tua dan anak (bila tepat)
berhubungan rasa takut dan ansietas tentang ketakutan mereka
dengan Klien menunjukkan dan masalah defek jantung
mempunyai anak perilaku koping yang dan gejala fisiknya pada
dengan penyakit positif anak karena hal ini sering
jantung (ASD) menyebabkan
Kriteria hasil : ansietas/rasa takut.
37. Dorong keluarga untuk
o Keluarga berpartisipasi dalam
mendiskusikan perawatan anak selama
rasa takut dan hospitalisasi untuk
ansietasnya memudahkan koping yang
o Keluarga lebih baik di rumah.
menghadapi 38. Dorong keluarga untuk
gejala anak memasukkan orang lain
dengan cara dalam perawatan anak
yang positif untuk mencegah kelelahan
pada diri mereka sendiri.
39. Bantu keluarga dalam
menentukan aktivitas fisik
dan metode disiplin yang
tepat untuk anak.

Anda mungkin juga menyukai