Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELAINAN KONGENITAL SISTEM

KARDIOVASKULER DENGAN VENTRICULAR sEPTAL dEFECT

DisusunGunaMemenuhiTugas Mata KuliahKeperawatanAnak II

DosenPembimbing : Aida Rusmariana, MAN.

Disusun Oleh Kelompok1 :

Nama : Okvadwinanda Kusumawardani

NIM : 17.1369.S

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2019/2020

1
BAB I

KONSEP TEORI

A. Pengertian
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya
penutupan dinding pemisah anntar ventrikel. Kelainan ini sering ditemukan
pada anak-anak dan bayi dan dapat terjadi secara kongenital dan traumatic.
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah
suatu keadaan abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel
kiri dan ventrikel kanan. (Rita & Suriadi, 2001)
Defek septum ventrikel (ventricular septal defect) adalah lubang antara
ruang ventrikel kanan dan kiri jantung.

B. Etiologi
Penyebabnya sampai sekarang sulit diketahui dengan pasti diduga
sama seperti ASD yaitu adanya kegagalan penutupan septum antara ventrikel
kanan dan kiri pada masa embrional. Penyebab kegagalan ini juga belum
diketahui factor predisposisinya mungkin karena factor biokimiawi pada ibu,
trauma, atau juga konsumsi obat-obatan dengan toksik yang tinggi seperti
kloramifenikol atau obat-obatan antivirus yang semuanya dapat mengganggu
prmbrntukan sel pada janin.

C. Patofisiologi
Patofisiologi dan hemodinamika yang terjadi sangat tergantung pada
besar kecilnya shunt yang ditemukan. Pada VSD kecil (1-10 mm) shunt yang
terjadi tidak besar serta gejala amat minimal, dan biasanya shunt tersebut
dapat menutup secara spontan. Sedangkan pada shunt besar (lebih >10 mm)
maka darah akan mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan akibatnya
jumlah aliran darah sistemik relative lebih sedikit dari aliran darah pulmoner.

2
Sedangkan darah yang melalui ventrikel kanan akan relative lebih banyak
sehingga terjadi stenosis katup pulmoner secara sekunder. Akibatnya
resistensi vaskuler paru meningkat akhirnya mengakibatkan shunt dari kanan
ke kiri dengan menimbulkan sianosis. Adanya aliran darah pulmoner yang
bertambah menyebabkan penderita lebih sering terkena infeksi saluuran
pernafasan dan gagal pertumbuhan karena aliran darah sistemik yang
berkurang.

D. Manifestasi Klinis
1. Keringat yang berlebihan
2. Berat badan tidak bertambah
3. Tanda yang khas adanya murmur pansistolik keras dan kasar, paling jelas
pada kiri bawah sternum
4. Dispnea dan infeksi paru karena meningkatnya resistensi vaskular paru
5. Mungkin terdapat sianosis jika jongkok dan pengurangan aliran balik vena
6. Defek kecil sampai sedang: murmur, intoleransi aktivitas ringan,
keletihan, dispnea selama aktivitas, infeksi salura nafas yang dapat
berulang dan berat. Keseriusan tergantung dari ukuran dan derajat
hipertensi pulmoner.
7. Diameter dada bertambah terlihat adanya benjolan dada kiri
8. Pada palpasi dan auskultasi : adanya VSD besar : Penutupan katub
pulmonal teraba jelas pada sela iga 3 kiri dekat sternum, Kemungkinan
teraba getaran bising pada dada.
9. Adanya tanda-tanda gagal jantung : sesak, terdapat murmur, distensi vena
jugularis, udema tungkai, hepatomagali.
10. Tachypnea

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen dada
2. Elektrokardiografi (EKG)

3
3. Ekokardiografi; untuk menentukan posisi dan ukuran defek
4. Kateterisasi jantung; menunjukkan hubungan abnormal antar ventrikel
5. Angiografi jantung
6. Darah lengkap : Uji Prabedah Rutin

F. Penatalaksanaan
1. Degetalis dan deuretika
2. Pembedahan
3. Antibiotik
4. Pada VSD yang besar disertai kelainan jantung yang lain seperti
Transportation of the Great Arteries (TGA) dilakukan banding A.
Pulmonalis melalui insisi thoraxotomi kiri anterolateral.

G. Komplikasi
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis kronik
3. Insufisiensi aorta atau stenosis pulmoner
4. Penyakit vaskuler paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel

4
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian umum
1. Riwayat kesehatan
Pada VSD dengan shubt yang kecil kemungkinan anak tidak
mengalami keluhan apa-apa. Yang sering dirawat di rumah sakkit
adalah anak yang mengalami VSDa dengan shunt yang besar. Pada
shunt yang besar yang cukup menonjol pada keluhan anak adalah
sesak nafas terutama saat untuk melakukan kegiatan
2. Pengkajian fungsional
Pengkajian fungsional focus yang memungkinkan terjadi gangguan
pada anak dengan VSD shunt yang besar (karena dengan shunt yang
kecil jarang menimbulkan gejala secara klinis) antara lain :
a. Pola pernafasan
b. Sirkulasi
c. Aktivitas dan bermain
d. Pertumbuhan dan perkembangan
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang mengalami gangguan terlihat pada
a. Tingkat kesadaran
b. Paru-paru
c. Jantung
d. Otot dan kulit
4. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
b. Radiologi

5
B. Diagnosa
1. Resiko penurunan cardiacoutput berhubungan dengan penurunan
volume ventrikel kiri.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan
pembuluh kapiler paru.
3. Kelemahan fisik kemungkinan penyebab penurunan produksi energy
metabolic melalui respirasi aerobic.

C. Focus Intervensi
1. Resiko penurunan cardiacoutput berhubungan dengan penurunan volume
ventrikel kiri
Intervensi
a. Kaji dan pantau suara jantung, denyut nadi dan aliran darah
(muncul bising pada sistolik)
Rasional : bising terjadi karena derasnya aliran darah dari ventrikel
iri menuju ventrikel kanan.
b. Buat jadwal yang profesuonal antara bermail dan istirahat bersama
orang tua dan anak (istirahat total sekitar 10 jam dalam sehari.
Yang terbaik dapat memakai dampak bermain terhadap nadi, kalau
nadi terlalu cepat dengan frekuensi lebih dari 110 dan lemah anak
harus segera istirahat)
Rasional : bermain dan aktivitas dapat merangsang kekuatan
kontraksi jantung. Istirahat dapat mengurangi tingkat kebutuhan
metabolic dan beban jantung.
c. Batasi intake cairan dan natrium sesuai dengan kebutuhan rata-rata
harian anak (natrium 20 mg/hari, kebutuhan cairan anak tiap
harinya dapat memakai patokan 20-30CC/kgBB/hari
Rasional : natrium akan mengikat air sehingga meningkatkan
jumlah volume darah yang masuk ke jantung. Natrium yang
berlebihan juga meningkatkan aktivitas saraf simpatik jantung

6
d. Kolaborasi pemberian digitalis (dosis yang dapat dipakai seperti
asuhan ASD)
Rasional : digitalis membantu meningkatkan kemampuan
kontraksi jantung sehingga darah yang tertimbun dijantung
menjadi berkurang
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan
pembuluh kapiler paru.
Intervensi
a. Kaji frekuensi dan irama ernafasan, suara paaru dan waktu,
capillary refill
Rasional : suara ronkhi basah dapat sebagai indikasi terdapat
timbunan cairan paru, sesak nafas saat aktivitas sebagai tanda awal
ketidakmampuan paru mengambil oksigen secaara maksimal.
Pengisian capillary refill yang lama sebagai tanda penurunan
oksigen jaringan.
b. Atur berbaring anak pada posisi semifowler.
Rasional : mengurangi tahanan pengembangan paru secara
maksimal oleh diafragma dan memperkuat tarikan oleh otot-otot
pernafasan
c. Latih anak nafas dalam kalau memungkinkan
Rasional : meningkatkan pengambilan oksigen dari luar
d. Kolaborasi pemantauan : analisa gas darah (nilai gas darah normal
seperti pada meningitis)
Rasional : mengurangi beban pad akapiler paru sehingga
memudahkan pertukaran oksigen pada kapiler alveolus
e. Pemberian oksigenasi. Pemberian ini tergantung pada tingkat
kebutuhan oksigen, kalau kebutuhan tinggi dianjurkan memakai
tenda atau headbox(gamabara tingkat konsentrasi seperti pada
askep meningitis)

7
Rasional : oksigen murni mempunyai tekanan yang relative lebih
tinggi sehingga akan mengalir ke dalam saluran pernafasan.
3. Kelemahan fisik kemungkinan penyebab penurunan produksi energy
metabolic melalui respirasi aerobic.
Intervensi
a. Kaji tingkat kemampuan aktivitas anak dengan cara memantau
kekuatan otot ektrmitas dan aktivitas
Rasional : semakin kecil kekuatan otot akan berdampak semakin
berkurangnya tingkat aktivitas
b. Latih anak aktivitas secara bertahap melalui pendekatan permainan
Rasional : latihan bertahap akan meningkatkan kekuatan kontraksi
jantung dan mrningkatkan kemampuan otot jantung.
c. Support dan bantu anak untuk konsumsi makanan yang cukup.
Tingkat kebutuhan energy anak berkisar antara 1000-2000kkal
tergantung usia.
Rasional : makan sebagai sumber utama pembentukkan energy
pada sel tubuh.

8
BAB II

RESUME JURNAL

A. Judul Jurnal
Hasil Jangka Panjang Pasien Dengan Ventricular Septal Defek
Dianggap Tidak Membutuhkan Penutupan Operasi Selama Masa Kecil

B. Penulis
Herald M. Gabriel, M. Maria Heger, MD. Petra Innerhofer, MD,
,amdred zehetgruber, MD. Helmut Baumgartner, MD. FACC.

C. Tujuan
untuk menilai hasil jangka panjang pasien dengan kecil defek septum
ventrikel (VSD) dianggap tidak memerlukan penutupan bedah selama masa
kanak-kanak.

D. Latar Belakang
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya
penutupan dinding pemisah anntar ventrikel. Kelainan ini sering ditemukan
pada anak-anak dan bayi dan dapat terjadi secara kongenital dan traumatic.
Meskipun pasien dengan VSD kecil umumnya dianggap tidak
memerlukan operasi, data yang lebih baru menunjukkan bahwa persentase
yang signifikan dari pasien ini berkembang serius masalah selama kehidupan
dewasa.

E. Metodologi
Sebanyak 229 pasien berturut-turut (115 perempuan) dengan VSD
dianggap terlalu kecil untuk diminta operasi selama masa kanak-kanak
sebagaimana didefinisikan oleh tekanan arteri pulmonalis normal, kurang dari

9
50% pirau, resistensi pembuluh darah paru 200 dynes cm 5 , tidak ada
regurgita aorta terkait VSD tion (AR), dan tidak ada gejala dan yang tidak
memiliki jantung yang relevan secara hemodinamik tambahan Cacat diikuti
dalam program penyakit jantung bawaan dewasa. Pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi, dan ekokardiografi dilakukan pada semua pasien secara
satu-ke-satu interval tiga tahun; tes latihan dan pemantauan Holter dilakukan
di 140 dan 127 pasien masing-masing

F. Hasil.
Tindak lanjut selesai pada 222 pasien (97%). Usia rata-rata pada
kunjungan terakhir adalah 30 - 10 tahun. Penutupan VSD spontan diamati
pada 14 pasien (6%). Tidak ada pasien yang meninggal, empat pasien (1,8%)
mengalami episode endokarditis, di antaranya dua memerlukan penggantian
katup aorta, dan satu pasien tambahan (0,4%) memiliki penutupan bedah
karena alasan hemodinamik. Untuk 118 pasien yang memasuki studi antara
tahun 1993 dan 1996 dan diikuti secara prospektif selama 7,4 - 1.2 tahun,
kelangsungan hidup bebas acara dengan titik akhir didefinisikan sebagai
kematian, endokarditis atau operasi jantung 99.1 - 0,8% pada tiga tahun, 96,5
- 1,7% pada enam tahun dan 95,5 - 1,9% pada delapan tahun. Akhirnya
kunjungan, 94,6% dari semua pasien yang diteliti bebas gejala. Ukuran
ventrikel kiri (LV) oleh ekokardiografi normal pada 198 (89%) pasien, batas
pada 23 pasien dan pasti diperbesar hanya pada satu pasien. Tidak ada yang
memiliki disfungsi LV sistolik, dan arteri paru Tekanan (PAP) normal pada
semua pasien. Kapasitas latihan rata-rata adalah 92 - 21% dari yang
diharapkan, dan 87% pasien tidak memiliki aritmia pada pemantauan Holter,
dengan sisanya menunjukkan gangguan irama jinak.

10
G. Simpulan

Hasil pada pasien yang dipilih dengan baik dengan VSD kecil adalah
baik. Penutupan bedah tidak muncul diperlukan selama masa kanak-kanak
selama shunt kiri-ke-kanan adalah 50% dan tanda-tanda LV volume overload
tidak ada, ketika PAP tidak meningkat, dan tidak ada AR atau gejala terkait
VSD hadir (J Am Coll Cardiol 2002; 39: 1066–71) © 2002 oleh American
College of Yayasan Kardiologi

11
DAFTAR PUSTAKA

Kyle Terri & Susan C. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2 Volume 3.
Jakarta : EGC.

Mardanche J Karen, Dkk. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Essensial Edisi 6. Singapura:
Saunder Elsender.

Sudarta I wayan. 2013. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Yogyakarta : Pustaka Baru.

https://www.academia.edu/39399613/Referat_Dextrocardia, diunduh pada tanggal 4


september 2019-09-05.

https://www.webmd.com/baby/ectopia-cordis-overview, diunduh pada tanggal 5


september 2019.

Nasution, Akhyar H. 2008. Anestesi pada Ventrikel Septal Defek. Majalah


Kedokteran Nusantara Volume 41. No 2. Juni 2008

12

Anda mungkin juga menyukai