LABORATORIUM FISIKA - 1
Disusun
Oleh :
Kelompok 1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan praktikum serta
laporan akhir Laboratorium Fisika I. Adapun isi dari laporan akhir ini adalah
kumpulan dari setiap laporan mingguan selama praktikum berlangsung.
Laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan
laporan akhir ini. Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan
ini, kami ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan
seperlunya.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
BAB I
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
PERCOBAAN BAB II
D. Prosedur Kerja.............................................................................................22
ii
G. Kesimpulan dan Saran ................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37
PERCOBAAN III
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................50
BAB IV
iii
H. Tugas dan Pertanyaan .................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................63
PERCOBAAN V
KECEPATAN RATA-RATA..............................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................75
iv
BAB I
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari- hari , sebenarnya kita sering melihat adanya
gelombang salah satu contoh gelombang adalah gelombang tali. Jika kita
menggoyangkan salah satu ujung tali dan yang ujung satunya tetap, suatu
gelombang yang kontinu akan merambat ke ujung yang tetap dan di
pantulakan kembali dengan terbalik. Sementara kita menggerakkan tali
tersebut, akan ada gelombang yang merambat dikedua arah dan gleombang
yang merambat ke ujung tetap akan berinterferensi dengan gelombang
pantulan yang kembali. Biasanya akan ada kekacauan,
1
B. Dasar Teori
Menurut Yohanes Surya (2009:19) menyatakan bahwa, gelombang
didefinisikan sebagai perambatan energy dari suatu tempat ke tempat yang lain
tanpa menyeret materi yang dilewatinya. Adapun beberapa jenis gelombang ialah:
gelombang air, gelombang air ,gelombang gempa, gelombang bunyi, gelombang
kejut yang disebabkan oleh pesawat supersonik, gelombang radio, gelombang
mikro dan gelombang cahaya.
Gelombang air, gelombang bunyi, gelombang tali dan gelombang gempa
merambat melalui suatu medium, dapat berupa zat padat, zat cair atau gas.
Gelombang yang seperti ini disebut gelombang mekanik. Gelombang cahaya,
gelombang radio dan gelombang mikro tidak membutuhkan medium untuk
perambatannya nya. Gelombang yang seperti ini disebut gelombang
elektromagnetik.
v=λ.f
2
Kecepatan gelombang tergantung pada sifat medium dimana ia merambat.
Kecepatan gelombang pada tali yang terentang, misalnya pada tali (F T) dan pada
massa tali amplitudo kecil, hubungan tersebut adalah
𝐹𝑇
𝑣 = √𝑚
𝑙
Rumus ini secara kualitatif masuk akal dengan dasr mekanika newton. Yaitu
kita mengharapkan tegangan di pembilang dan massa persatuan waktu
dipenyebut.
Menurut Haliday, Resnick & Walker (2005 : 434) pertimbangan string yang
sama dengan panjang L, tetapi kali ini hanyan ditetapkan pada x = 0. Pada x = L,
senar bebas bergerak kearah y. Misalnya, tali mungkin diikat pada X = L ke cincin
yang dapat meluncur bebas ke atas dan kebawah tiang. Senar meliki redaman
kecil dan digerakkan oleh gaya penggerak kecil pada x = 0.
2𝜋𝐿
sin ( )=1
λ
3
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Percobaan
4
mempunyai sebuah amplitudo besar sementara memberikan simpul
yang baik.
4) Dicatat frekuensi.
5) Diulangi langkah satu dan dua untuk suatu gelombang berdiri dengan
dua bagian. Tali harus bergetar dengan sebuah simpul pada tipe
ujungnya dan satu simpul ditengah.
6) Didalam dua bagian gelombang yang bergetar, panjang tali pada L
adalah sama dengan satu panjang gelombang (L=λ), ini terlihat seperti
sebuah gelombang sejak tali bergetar ke atas ke bawah sangat cepat,
susah untuk dilihat ketika sesuatu diatas dan lainnya ke bawah.
7) Dibeberapa panjang gelombang ketika tali bergetar dengan satu bagian,
digunakan persamaan V= λf untuk menghitung kecepatan dari suatu
bagian gelombang.
8) Disesuaikan frekuensi untuk getaran tali pada tiga bagian, empat
bagian, lima dan enam bagian.
9) Dicatat data dalam tabel.
5
8) Ditentukan dari persamaan 3 yaitu kemiringan dari f2 dengan m.
6
E. Data Pengamatan
Bagian
No L (m) λ (m) f (Hz) V (m/s)
Gelombang
1 1 7,4
2 2 11,6
3 3 19,2
4 4 24,8
5 5 32,2
m Ƞ
f V 2
f2
No λ (m) F (N) (N𝑚 / L (m)
(Hz) (m/s) (Hz)
(kg) 𝑠2)
7
F. Pengolahan Data
1. Untuk tabel pengamatan Panjang gelombang dan frekuensi (λ dan f)
a. Mencari Cepat Rambat (V)
λ1 = 2 . L
= 2. ( 1,2 m)
= 2,4 m
λ2 = L
= 1,2 m
2
λ3 = 3 . L
2
= 3 . 1,2
= 0,8 m
1
λ4 = . L
2
1
= . 1,2 m
2
= 0,6 m
2
λ5 = 5 . L
2
= 5 . 1,2 m
= 0,48 m
8
b. Mencari Panjang
1
L4= 2 . λ4
1
= 2 . 2,4 m
= 1,2 m
L2= λ2
= 1,2 m
3
L3= 2 . λ3
3
= 2 .0,8 m
= 1,2 m
L4= 2 . λ4
= 2. 0,6 m
= 1,2 m
5
L5 = 2 . λ5
5
= 2 . 0,48 m
= 1,2 m
C. Mencari kecepatan ( v )
V1 = λ1 . 𝑓1
= 2,4 m . 7,4 Hz
= 17,76 m/s
9
V2 = 𝜆2 . 𝑓2
= 1,2 m . 11,6 Hz
= 13,92 m/s
V3 = 𝜆3 . 𝑓3
= 0,8 m . 19,2 Hz
= 15,36 m/s
V4 = 𝜆4 .𝑓4
= 0,6 m . 24,8 Hz
=14,88 m/s
V5 = 𝜆5 . 𝑓5
= 0,48 m . 34,2 Hz
= 16,41 m/s
V1 = λ1 . 𝑓1
= 0,65 m .5,9 Hz
10
= 3,83 m/s
V2 = 𝜆2 . 𝑓2
= 0,65 m . 6,3 Hz
= 4,09 m/s
V3 = 𝜆3 . 𝑓3
= 0,65 m . 9,1 Hz
= 5,9 m/s
F1 = 𝑚1 . g
= 0,05 kg . 10 m/s2
= 0,5 N
F2 = 𝑚2 . g
= 0,1 kg . 10 m/s2
=1N
F3 = 𝑚3 . g
= 0,15 kg . 10 m/s2
11
= 1,5 N
𝑚1
Ƞ1= 𝐿1
0,5 𝐾𝑔
= 1,2 𝑚
= 0,04 kg/m
𝑚2
Ƞ2= 𝐿2
0,1 𝐾𝑔
=
1,2 𝑚
= 0,08 kg/m
𝑚3
Ƞ3= 𝐿3
0,15 𝐾𝑔
= 1,2 𝑚
= 0,12 kg/m
d. Mencari f2 ( Hz )
f12 = ( 3,9 )2
= 34,81 Hz
12
f22 = ( 6,3 )2
= 39,69 Hz
f32 = ( 9,1 )2
= 82,81 Hz
13
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
• Dari percobaan yang telah dilakukan pada frekuensi dan panjang
gelombang, dapat disimpulkan bahwa semakin besar frekuensi pada
suatu gelombang, panjang gelombangnya semakin kecil dan begitu
pula sebaliknya, semakin kecil frekuensi pada suatu gelombang maka
semakin besar pula panjang gelombang.
• Jika ditinjau dari kecepatan gelombang pada tali, apabila massa dan
frekuensinya besar, maka kecepatan gelombang pun akan
menghasilkan nilai yang lebih tinggi atau lebih besar.
• Hubungan antara frekuensi dengan massa beban dapat disimpulkan
bahwa frekuensi dan massa berbanding lurus, jika frekuensi besar,
maka massa beban juga akan semakin besar dan sebaliknya. Jika
massa beban yang diberikan kecil, maka akan menghasilkan nilai
frekuensi yang kecil pula dan gaya yang diberikan pada gelombang
akan semakin besar pula.
• Hubungan kemiringan f2 dengan m dapat dilihat pada grafik sebagai
berikut :
m (kg)
0,15
0,1
0,05
20 40 60 80 f2 (Hz2 )
14
b. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Haliday, David; Risnick, Robert; dan Walker, Jearls. 2005. Fisika Dasar. Jakarta:
Erlangga.
16
DATA GAMBAR
17
PERCOBAAN BAB II
A. Latar Belakang
Titik pusat massa pasti dimiliki oleh setiap benda, titik tersebut adalah titik
massa yang dimiliki benda yang bertumpu. Sehingga dapat dipastikan bahwa
setiap benda pasti mempunyai momen inersia dengan besaran nilai tergantung
pada kuadrat jarak benda dari massa benda ke sumbu putarnya, serta besarnya
massa benda. Suatu gerak dapat melakukan gerak melingkar jika pada benda
tersebut bekerja sebuah momen gaya. Akibatnya momen gaya ini timbul gerak
rotasi, dari gerak rotasi terjadi percepatan sudut, kecepatan sudut dan momen
inersia.
18
B. Dasar Teori
Menurut Rully ( 2012 : 206 ) menyatakan bahwa, momen inersia adalah
analog dengan massa tetapi untuk benda yang berputar. Secara sistematis
dituliskan :
I =∑ 𝑚 . 𝑟2
I = m .r
I = ∑𝑛1=1 𝑚i ri 2
I = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
19
Tanda integral mewakili penjumlahan terhadap bagian-bagian kecil massa benda.
Jadi, pada prinsipnya integrasi dan penjumlahan mewakili operasi matematika
yang setara.
Tinjau suatu kawat lingkaran datar dengan pusat mssa pada pusat bidang x
dan y. Momen inersia benda terhadap sumbu x dan y adalah.
𝐼𝑋 = 𝑚𝑦 2 , 𝐼𝑦 = 𝑚𝑥 2
Momen inersia dari m terhadap sumbu z yang tegak lurus bidang x, y adalah
𝐼𝑧 = 𝐼𝑋 + 𝐼𝑦 = 𝑚 (𝑥 2 + 𝑦 2 )
Jadi momen inersia sebarang lamina pada bidang x y merupakan jumlah momen
inersia partikel penyusunnya.
𝐼𝑧 = 𝑚𝑎2 = 𝐼𝑋 + 𝐼𝑦
1 1
𝐼𝑋 = 𝐼𝑦 = 2 𝐼𝑧 = 2
𝑚𝑎2
3
𝐼𝐴 = 𝐼𝑥 = 𝑚𝑎2 = 𝑚𝑎2
2
20
Untyuk benda berupa disk, maka momen inersia disk disekitar sumbu
tegak lurus dengannya dan melalui pusatnya bisa dicari dengan menganggap disk
tersebut terbuat dari susunan cincin- cincin
𝐼𝑧 = ∫ 𝑟 2 𝜌2𝜋𝑟𝑑𝑟
𝑟=0
𝜋 𝑎4
𝐼𝑧 = 2
1
𝐼𝑧 = 𝑚𝑎2
2
21
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
22
E. Data Pengamatan
a. Data mengenai rotasi inersia
No Alat/ Bahan Hasil Pengukuran
1. Massa cincin 1,4 kg
2. Massa disk 1,4 kg
3. Diameter disk
4. Diameter dalam cincin
5. Diameter luar cincin
6. Tebel disk
7. Tebal cincin
Pergeseran massa
3 dikurangi massa 1,3 kg 2,77 kg 1,37 kg
gantungan
4
Periode (T)
5 Kecepatan ( v)
6 Percepatan ( a )
23
F. Pengolahan Data
a. Data mengenai Rotasi Inersia
r = SU + ( SN x KT )
= 10,9 cm + 0,3 mm
= 10,9 cm + 0,03 cm
= 10,93 cm
= 0,109 m
D=2xr
= 2 x 0,109 m
= 0,218 m
D = SU + ( SN x KT )
= 9,1 cm + 0,2 mm
= 9,1 cm + 0,02 cm
= 9,12 cm
= 0,091 m
24
3. Mencari nilai Diameter dalam cincin
D = SU + ( SN x KT )
= 12,7 cm + 0,175 mm
= 12,7 cm + 0,0175 cm
= 12,717 cm
= 0,127 m
S = SU + ( SN X KT )
= 2 cm + ( 2,5 cm x 0,05 mm )
= 2 cm + 0,125 mm
= 2 cm + 0,0125 mm
= 2 cm + 0,0125 cm
= 2,0125 cm
= 0,020 m
S = SU + ( SN x KT)
= 1 cm + ( 2,5 cm x 0,05 mm )
= 1 cm + 0,125 mm
25
= 1 cm + 0,0125 cm
= 1, 0125 cm
= 0,010 m
= 0,127 m - 0,091 m
= 0,036 m
= 0,036 m + 0,218 m
= 0,254 m
• Untuk t1 = 4,58 s
𝑡1
T1 = 𝑛
4,58 s
= 3
= 1,526 s
26
• Untuk t2 = 4,89 s
𝑡2 s
T2 = 3
4,89 s
= 3
= 1,63 s
• Untuk t3 = 3,41 s
𝑡3
T3 =
𝑛
3,41 s
=
3
= 1,136 s
• Untuk T1 = 1,526 s
2𝜋𝑟
V1 = 𝑇1
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 1,526 𝑠
0,684 𝑚
= 1,526 𝑠
= 0,448 𝑚⁄𝑠
• Untuk T2 = 1,63 s
2𝜋𝑟
V2 = 𝑇2
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 1,63 𝑠
0,684 𝑚
=
1,63 𝑠
= 0,419 𝑚⁄𝑠
27
• Untuk T3 = 1,803 s
2𝜋𝑟
V3 = 𝑇3
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 1,803 𝑠
0,684 𝑚
=
1,803 𝑠
= 0,379 𝑚⁄𝑠
= 1,834 𝑚⁄𝑠 2
= 1,605 𝑚⁄𝑠 2
= 1,311 𝑚⁄𝑠 2
28
9. Mencari perioda, kecepatan dan percepatan pada disk vertical
• Untuk t1 = 3.16 s
𝑡𝑖
Ti = 𝑛
3,16 𝑠
= 3
= 1,0523 s
• Untuk t2 = 3,91 s
𝑡2
T2 = 𝑛
3,91 𝑠
=
3
= 1,303 s
• Untuk t3 = 4,15 s
𝑡3
T3 = 𝑛
4,15 𝑠
= 3
= 1,383 s
• Untuk T1 = 1,053 s
2𝜋𝑟
V1 = 𝑇1
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
=
1,053 𝑠
0,684 𝑚
= 1,053 𝑠
= 0,649 𝑚⁄𝑠
• Untuk T2 = 1,303 s
29
2𝜋𝑟
V2 = 𝑇2
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 1,303 𝑠
0,684 𝑚
= 1,303 𝑠
= 0,524 𝑚⁄𝑠
• Untuk T3 = 1,383 s
2𝜋𝑟
V3 = 𝑇3
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 1,383 𝑠
0,684 𝑚
= 1,383 𝑠
= 0,494 𝑚⁄𝑠
= 3,862 𝑚⁄𝑠 2
= 2,513 𝑚⁄𝑠 2
30
• Untuk V3 = 0,494 𝑚⁄𝑠
𝑉12
a1 = 𝑟
(0,494)2
= 0,109 𝑠
0,244 𝑚
=
0,109 𝑠
= 2,238 𝑚⁄𝑠 2
10. Mencari perioda,kecepatan dan percepatan pada gabungan disk dan cincin
• Untuk t1 = 6,52 s
𝑡𝑖
Ti = 𝑛
6,52 𝑠
= 3
= 2,173 s
• Untuk t2 = 7,02 s
𝑡2
T2 = 𝑛
7,02 𝑠
= 3
= 2, 34 s
• Untuk t3 = 6,47 s
𝑡3
T2 =
𝑛
6,47 𝑠
= 3
= 2,156 s
31
b. mencari kecepatan pada gabungan disk dan cincin
• Untuk T1 = 2,173 s
2𝜋𝑟
V1 = 𝑇1
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
=
2,173 𝑠
0,684 𝑚
= 2,173 𝑠
= 0,314 𝑚⁄𝑠
• Untuk T2 = 2,34 s
2𝜋𝑟
V2 = 𝑇2
2 𝑥 3,14 𝑥 0,109 𝑚
= 2,156 𝑠
0,684 𝑚
= 2,156 𝑠
= 0,317 𝑚⁄𝑠
= 0,899 𝑚⁄𝑠 2
= 0,779 𝑚⁄ 2
𝑠
32
• Untuk V3 = 0,317 𝑚⁄𝑠
𝑉32
a3 = 𝑟
(0,317)2
= 0,109 𝑠
0,100 𝑚
=
0,109 𝑠
= 0,917 𝑚⁄𝑠 2
33
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
• Untuk mengetahui rotasi Inersia disk dan cincin dapat dihtung dengan
menggunakan persamaan
I = m. r2
• Teori yang sesuai dengan reaksi inersia adalah salah satunya analog massa
sama dengan analog momen inersia ( rotasi). Dan rumus yang digunakan
pada pecobaan ini adalah :
2𝜋𝑟 𝑉2 𝑡
v= as = T=𝑛
𝑇 𝑟
b. Saran
Terima kasih kepada asisten meja yang telah menjelaskan materi.
Semoga hal tersebut dapat dipertahankan dan kalau bisa dapat
ditingkatkan.
34
H. Tugas dan Pertanyaan Akhir
1. Mengapa nilai waktu yang dibutuhkan untuk vertikal disk lebih sedikit
dari pada disk?
2. Nilai konstan momen inersial pada benda tegar?
Jawaban
1. Waktu yang dibutuhkan vertical disk lebih sedikit daripada disk ialah
karena letak titik poros atau titik tumpu pada disk dapat mempengaruhi
kecepatan waktu untuk disk berputar. Sebab ketika disk diletakkan secara
horizontal luas bidang atau luas permukaan nya berbeda dengan disk yang
di letakkan secara vertical.
Batang homogen 1 1
I = 12 𝑚. 𝑙 2
panjang l ( melalui 12
1.
pusat)
Batang homogen 1 1
I = 3 𝑚. 𝑙 2
2. panjang l (melalui 3
ujung)
Silinder tebal 1 1
I= 2 𝑚 (𝑅12 + 𝑅12 )
beronnga dengan jari-
4.
jari dalam R1 dan jari-
jari besar R2
35
sumbu )
Bola berongga 2 2
I = 3 𝑚. 𝑅2
dengan jari-jari R 3
9.
(melalui pusat )
Lempeng tipis 1 1
I = 12 𝑚. (𝑎2 + 𝑏2 )
dengan panjang a dan 12
10.
lebar b ( melalui
pusat )
Lempeng tipis 1 1
I = 12 𝑚. 𝑎2
12
11. dengan panjang a (
melalui sumbu )
36
DAFTAR PUSTAKA
Bayu. 2010. Contekan Rumus Fisika. Jakarta: PT Mizan Publika.
37
DATA GAMBAR
38
PERCOBAAN III
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat benda- benda
yang mengalami gerak jatuh bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari
pohonnya. Benda tersebut seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau dengan
kata lain benda tersebut tidak mengalami percepatan. kenyataan yang terjadi
setiap benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap tetap. Dalam hal ini
gerak jatuh bebas merupakan benda yang mengakibatkan benda melewati lintasan
berbentuk lurus karena pengaruh gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas juga
merupakan salah satu bentuk gerak lurus dalam satu dimensi yang hanya
dipengaruhi oleh adanya percepatan gravitasi bumi.
39
B. Dasar Teori
Pantur (1985 43-45) Mengatakan bahwa gerak jatuh jatuh bebas adalah
gerak yang mengakibatkan benda melewati lintasan berbentuk lurus karena
pengaru gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh bebas mengakibatkan gesekan dan
perubahan kecil percepatan terhadap ketinggian. Percepatan gerak jatuh bebas
disebabkan oleh gaya gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s2 dan berarah menuju
kepusat bumi. Gesekan yang dimaksud disini adalah gsekan antara benda dan
udara. Suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu dalam ruang terbuka
akan diperlambat akibat gaya gesekan dan laju udara, pada percepatan gerak jatuh
bebas seiring ditemukan bahwa haasil percepatan yang dialami benda tidak seuai
dengan hasil percepatan gravitasi bumi, hal tersebut terjadi karena sesungguhnya
benda tersebut telah mengalami pelambatan oleh gaya gesek udara. Percepatan
yang dialami benda pada gerak jatuh bebas akan sama dengan percepatan gravitasi
bila benda tersebut dijatuhkan pada ruang hampa udara
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis
lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur. Pada gerak lurus
berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau peralambatan.
Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan
dipercepat, sedangkan gerak lurus yang mengalami perlambatan disebut gerak
lurus berubah beraturan diperlambat. Suatu benda melakukan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan
besaran vektor (besran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan
berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat.
V. ( t ) = g . t
S . t = g . t2 h .t = h0 . g . t
40
Kuncoro Asih Nugroho (2010) mengatakan bahwa gerak jatuh bebas
merupakan salah satu contoh umum dari gerak lurus berubah beraturan. Jika amati
secara sepintas, benda yang mengalami gerak jatuh bebas seolah-olah memiliki
kecepatan yang tetap atau dengan kata lain benda tersebut tidak mengalami
percepatan. Kenyataan yang terjadi, setiap benda yang jatuh bebas mengalami
percepatan tetap.Galileo adalah orang pertama yang menurunkan hubungan
matematis sumbangan.
Pada suatu lokasi tertentu, dibumi dengan tidak adanya hambatan udara,
semua benda jatuh dengan percepatan konstan yang sama. Kita menyebut
percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh grafitasi pada bumi dan
memberinya symbol g. besarnya kira-kira 9,8 m/s2. Dalam satuan inggris alis
britsh besar g kira-kira 32 Ft/s2. Percepatan yang disebabkan oleh grafitasi adalah
percepatan sebuah vector dan arahnya menuju pusat bumi.
Gerak jatuh bebas adalah gerak suatu benda yang dijathkan dari suatu
ketinggian di atas tanah, tanpa kecepatan awal dalam geraknya gaya di pengaruhi
oleh gaya gravitasi ( gaya tarik bumi ) benda jatuh bebas memepunyai lintasan
yang berubah garis lurus jadi. Gerak jatuh bebas merupakan salah satu contoh
gerak lurus berubah beraturan percepatan awal dengan percepatan sembarang
bedasarkan persamaan karena :
𝑣𝑡 = 𝑔. 𝑡
Keterangan : v = Kecepatan m/s
g = Percepatan Gravitasi (𝑚/𝑠 2 )
t = Waktu (s)
41
C. Alat dan Bahan
1. Power Suply
2. Beban bermassa (50 gr, 100 gr, dan 150 gr)
3. Penjepit
4. Pita Kertas
5. Rel
6. Pewaktu Titik
7. Kertas Karbon
8. Gabus
9. Gunting
10. Kabel Penghubung
D. Prosedur percobaan
1. Dihubungkan pewaktu titik dengan power suply, kemudian hidupkan
power suply.
2. Dipotong pita kertas lalu jepit pada beban
3. Dirangkai perobaan sesuai gambar
4. Lepaskan pegangan pada pita dan amati proses GJB
5. Di hitung pada pita dimana setiap 5 titik bernilai 0,1 s
42
E. Data Pengamatan
43
F. Pengolahan Data
1. Mencari Kecepatan dan Percepatan Pada 50 gr (0,05 Kg)
S1: 3,5 cm
S2 : 12,1 cm
S3 : 20,9 cm
t : 0,15
3,5 𝑐𝑚
=
0,1𝑠
= 3,9 cm/s
𝑠
𝑣2 = 𝑡2
2
12,1 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 121 cm/s
𝑠
𝑣3 = 𝑡3
3
20,5𝑐𝑚
=
0,1𝑠
= 209 cm/s
b. Mencari percepatan
𝑣
𝑎1 = 𝑣1
1
0,39 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 3,9 m/s
44
𝑣
𝑎2 = 𝑣2
2
0,121𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 1,21 m/s
𝑣3
𝑎3 = 3
0,209 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 2,9 m/s.
= 2,67 𝑚/𝑠 2
𝑠
𝑣1 = 𝑡1
1
4,5 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 45 cm/s
45
𝑠
𝑣2 = 𝑡2
2
14,2 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 140 cm/s
𝑠
𝑣3 = 𝑡3
3
22,7 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 227 cm/s
b.Mencari percepatan
𝑣
𝑎1 = 𝑣1
1
0,45 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 4,5 m/s
𝑣2
𝑎2 =
𝑣2
1,4 𝑐𝑚
= 0,1 𝑠
= 14 m/s
𝑣3
𝑎3 = 3
2,27 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 22,7 m/s.
46
= 13,733 𝑚/𝑠 2
3.Mencari kecepatan dan percepatan pada saat 150 gram → 0,15 kg.
𝑠1 = 3,2 cm
𝑠2 = 12,2 cm
𝑠3 = 12,8 cm
𝑡 = 0,1 s
3,2 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 32 cm/s
𝑠
𝑣2 = 𝑡2
2
12,2 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 122 cm/s
𝑠
𝑣3 = 𝑡3
3
12,8 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 128 cm/s
b. Mencari percepatan
𝑣
𝑎1 = 𝑣1
1
0,32 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 3,2 m/s
𝑣2
𝑎2 =
𝑣2
47
1,22 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 12,2 m/s
𝑣3
𝑎3 = 3
1,28 𝑐𝑚
=
0,1 𝑠
= 12,8 m/s.
= 9,4 𝑚/𝑠 2 .
48
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2h
g= 𝑡2
2. Saran
Terima kasih untuk kakak asisten yang telah membibing kami dengan baik
dalam praktikum gerak jatuh bebas. Saran saya untuk alat-alat nya tolong
dilengkapi agar tidak menunggu saat pratikum.
49
DAFTAR PUSTAKA
Asih Nugroho , Kuncoro.2010. Gerak Lurus Berubah Beraturan. Jakarta
50
DATA GAMBAR
51
BAB IV
A. Latar Belakang
Ketika terjadi suatu kecelakaan di jalan tabrakan antara kedua buah kendaraan
yang berbeda kecepatan, dimana kendaraan yang berkecepatan tinggi mengalami
kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan kendaraan yang berkecepatan
rendah. Hal ini bisa terjadi karena semakin besar massa dan kecepatan yang
dimiliki benda bergerak maka semakin sulit untuk dihentikan dan makin besar
akibatnya. Kalau kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara
kedua kendaraan ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu
fisika terdapat dua jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum linier.
52
B. Dasar Teori
Menurut Puji Dwiyanto (2011 : 83) menyatakan bahwa, hokum kekelakan
menyatakan “ jika resultran gay yang bekerja pada beban sama dengan nol, maka
momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total sesudah
tumbukan” secara matematis di tulis :
P1 + P2 = P1’ + P2’
Jika energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan sama seperti sebelum
tumbukan, tumbukannya disebut tumbukan lenting sempurna. Sebaliknya, jika
energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan tidak sama seperti sebelum
tumbukan, tumbukannya disebut tumbukan tak lenting. Pada tumbukan energi
kinetik sebelum tumbukan diubah menjadi energi bentuk lain seperti energi termal
atau energi potensial sehingga energi kinetik total setelah tumbukan lebih kecil
daripada energi kinetik total sebelum tumbukan. Jika setelah tumbukan kedua
benda menjadi satu, tumbukannya disebut tumbukan tak lenting sempurna. Dua
bola dempul yang bertumbukan dan menjadi satu, peluru yang ditembakkan pada
balok dan bersarang di dalamnya, serta dua trem yang bergabung setelah
tumbukan merupakan contoh tumbukan tak lenting sempurna.
Perlu ditegaskan bahwa pada setiap peristiwa tumbukan yang gaya- gaya
luarnya dapat diabaikan selalu berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi,
hukum kekekalan energi kinetik hanya berlaku pada tumbukan lenting.
53
Menurut bayu (2010 : 28-29) menyatakan bahwa,
v1’ - v2’ = v1 - v2
v1’ = v2’= v’
Dari sini kita dapat mendefinisikan suatu koefisien yang disebut koefisien
restitusi. Koefisien restitusi (e) dirumuskan sebagai berikut:
54
− (𝑣2′ − 𝑣1′ )
𝑒=
(𝑣2 − 𝑣1 )
Koefisien restitusi memiliki nilai 0 < e <1 (nilai e berkisar antara 0 dan
1). Koefisien restitusi menyatakan derajat kelentingan suatu tumbukan.
55
C. Alat dan Bahan
1. Timer automatic (ME-8930)
2. Gagang kereta massa untuk tumbukan
3. Kereta Dinamika (ME-929)
4. Detektor sensor photo gate (ME-9498)
5. 2 Photo gate
6. Stopwatch
D. Prosedur Percobaan
1. Ditimbang massa tiap kereta
2. Diatur photo gate pada jarak 0,4 m pada masing-masing kereta seperti
gambar dibawah ini :
56
E. Data Pengamatan
Table 1
Table 2
57
F. Pengolahan Data
1. Mencari v’ (v sesudah) tumbukan
𝑠
• 𝑣1′ = 𝑡1
0,4 𝑚
=
0,53 𝑠
= 0,75 𝑚⁄𝑠
𝑠
• 𝑣2′ =
𝑡1
0,4 𝑚
=
0,57 𝑠
= 0,70 𝑚⁄𝑠
𝑠
• 𝑣3′ =
𝑡1
0,4 𝑚
=
0,41 𝑠
= 0,97 𝑚⁄𝑠
𝑠
• 𝑣4′ = 𝑡1
0,4 𝑚
=
0,39 𝑠
= 1,02 𝑚⁄𝑠
𝑠
• 𝑣5′ = 𝑡1
0,4 𝑚
=
0,59 𝑠
= 0,67 𝑚⁄𝑠
2. Mencari momentum ( P )
• P1 = m1 . v1
= 0,45 kg . 0, 9 𝑚⁄𝑠
= 0,405 kg 𝑚⁄𝑠
58
• P2 = m2 . v2
= 0,45 kg . 0, 9 𝑚⁄𝑠
= 0,405 kg 𝑚⁄𝑠
• P3 = m3 . v3
= 0,45 kg . 1,0 𝑚⁄𝑠
= 0,45 kg 𝑚⁄𝑠
• P4 = m4 . v4
= 0,45 kg . 1,0 𝑚⁄𝑠
= 0,45 kg 𝑚⁄𝑠
• P5 = m5 . v5
= 0,45 kg . 0,8 𝑚⁄𝑠
= 0,36 kg 𝑚⁄𝑠
• P2` = m2. v2
= 0,45 kg . 0,70 𝑚⁄𝑠
= 0,315 kg 𝑚⁄𝑠
• P3` = m3. v3
= 0,45 kg . 0,97 𝑚⁄𝑠
= 0,4365 kg 𝑚⁄𝑠
• P4` = m4 . v4
59
= 0,45 kg . 1,02 𝑚⁄𝑠
= 0, 459 kg 𝑚⁄𝑠
• P5` = m5. v5
= 0,45 kg . 0,67 𝑚⁄𝑠
= 0,3015 kg 𝑚⁄𝑠
60
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
b. Saran
Terimakasih kepada asisten laboratorium yang sudah membimbing
dan menjelaskan materi kepada kami. Untuk laboratorium semoga alat
dan bahannya semakin lengkap dan dapat dipergunakan.
61
H. Tugas dan Pertanyaan
1. Diketahui massa dua buah benda adalah 10 kg, benda satu bergerak
kekekanan dengan kecepatan 3 m/s dan benda kedua bergerak ke kiri
dengan kecepatan 6 m/s . Kedua benda mengalami tumbukan, benda
satu mengalami kecepatan setelah tumbukan adalah 3 m/s . Berapakah
kecepatan setelah mengalami tumbukan ?
Jawab :
Diketahui : m = 10 kg ( m1 = m2 )
v1 = 3 m/s
v2 = 6 m/s
v1` = 3 m/s
Ditanya : v2` = . . . ?
v2` = 6 m/s
62
DAFTAR PUSTAKA
Bayu. 2010. Contekan Rumus Fisika. Jakarta: PT Mizan Publika.
Dwiyantoro, Puji. 2011. Fisika Itu Mudah dan Menyenangkan. Depok: Cerdas
Interaktif.
Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas Fisika 2A. Bogor: PT Ghalia Indonesia.
63
DATA GAMBAR
64
PERCOBAAN V
KECEPATAN RATA-RATA
A. Latar Belakang
65
B. Dasar Teori
∆𝑥
V= ∆𝑡
𝑥₂−𝑥₁ ∆𝑥
V= 𝑡₂−𝑡₁ = ∆𝑡
66
A ∆𝑥 B
0 x x1
t t1
v v1
Gambar 2.
∆𝑥
Vrata-rata= ∆𝑡
Jika kecepatan rata-rata selama selang waktu tertentu sama dengan pergeseran
rata-rata persatuan waktu selama selang waktu itu. Berbeda lagi dengan kecepatan
sesaat.kecepatan rata-rata adalah perubahan posisi benda (∆𝑟) dibagi dengan
selang waktunya (∆𝑡), ditulis:
∆𝑟
V=
∆𝑡
Ketika saat awal benda berada diposisi ra pada waktu ta dan saat akhir di posisi rb
pada waktu tb. Berdasarkan definisi kecepatan rata itu:
diatas maka
𝑟𝑏−𝑟𝑎
V= 𝑡𝑏−𝑡𝑎
67
Arah kecepatan rerata adalah posisi akhir benda relatif dari posisi awalnya
dan selang waktunya diambil dari waktu ketika benda mencapai posisi akhir
dikurangi dengan waktu ketika benda diposisi akhir dikurangi dengan waktu
ketika benda diposisi awal.
∆t = t2-t2
68
C. Alat dan Bahan
1. Air supply
2. Photo gate
3. Lintasan
4. Detektor sensor
D. Prosedur Percobaan
1. Dihidupkan air supply dan diatur kapasitas udara yang akan ditransfer
kelintasan
2. Dihidupkan photo gate, dengan lintasan yang telah ditentukan jaraknya
yaitu 90 cm, 100 cm, 110 cm, 120 cm, 130 cm
3. Diletakkan benda seluncur pada lintasan pada titik nol, kemudian dihitung
dan dicatat waktu yang tertera pada photo gate
4. Diulangi percobaan1-3 kali sebanyak 25 kali
69
E. Data Pengamatan
S 𝑡1 𝑡2 𝑡3 𝑡4 𝑡5 𝑡𝑎𝑣𝑔 𝑣𝑎𝑣𝑔
(m) ( m/s ) ( m/s ) ( m/s ) ( m/s ) ( m/s ) ( m/s ) (m/s)
3,314 ×10-
0,9 0,313×10-3 0,313×10-3 0,309×10-3 0,307×10-3 0,0003112 s 2.892,030
4
70
F. Pengolahan Data
𝑡1+𝑡2+𝑡3+𝑡4+𝑡5
tavg = 5
1,556 𝑥 10−3 𝑠
= 5
= 0,3112 x 10-3 s
= 0,0003112 s
• Pada saat S = 1 m
𝑡1+𝑡2+𝑡3+𝑡4+𝑡5
tavg = 5
1,507𝑥10−3
= 5
= 0,3014 x 10-3s
= 0,0003014 s
𝑡1+𝑡2+𝑡3+𝑡4+𝑡5
tavg = 5
71
1,365𝑥10−3 𝑠
= 5
= 0,282 x 10-3 s
= 0,000282 s
𝑡1+𝑡2+𝑡3+𝑡4+𝑡5
tavg = 5
1,41 𝑥10−3
= 5
= 0,282 x10-3 s
= 0,000282 s
𝑡1+𝑡2+𝑡3+𝑡4+𝑡5
tavg = 5
1,339 𝑥10−3
= 5
= 0,2678 x10-3 s
= 0,0002678 s
72
0,9 𝑚
= 0,0003112 𝑠
= 2.892,030 m/s
• Pada saat S = 1 m
𝑆
Vavg = 𝑡
𝑎𝑣𝑔
1𝑚
=
0,0003014 𝑠
= 3.317,850 m/s
1,1 𝑚
= 0,000273 𝑠
= 4.029,304 m/s
1,2 𝑚
= 0,000282 𝑠
= 4.255,319 m/s
1,3 𝑚
= 0,0002678 𝑠
= 4.854,368 m/s
73
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kecepatan rata-tara adalah jarak perjalanan rata-rata yang ditempuh setiap
satuan waktu. Untuk menentukan kecepatan rata-rata perjalan atau pergerakan
suatu benda. Maka harus diketahui jarak tempuh dan waktu tempuh, kecepatan
rata-rata merupakan hasil bagi besaran jarak dan besran waktu tempuh.
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
2. Saran
Teimakasih saya ucapkan kepada asisten meja yang telah membimbing
kami pada praktikum ini. Saran saya semoga kedepannya pada saat ngajar bisa
menjelaskan dengan lebih rinci lagi.
74
DAFTAR PUSTAKA
Edward J. Finn dan Marcelo Alonso. 1980. Fisika Dasar. Yogyakarta: CV. Andi
Offsite.
75
DATA GAMBAR
76