b. Temperatur oli
Operasional gerbox reducer dipengaruhi oleh temperature dan tekanan oli.
Temperature oli yang tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan pada gear reducer yang
beroperasi. Bila temperature rendah gear akan mengalami keausan dan dapat mengakibatkan
kemungkinan terjadinya fraktur pada material gear. Bila temperature terlalu tinggi,
kemungkinan akan terjadi over heating pada material gear reducer dan kemingkinan terburuk
adalah terjadinya flaming pada oli di dalam gear box reducer.
Gear yang mengalami gangguan akan mengakibatkan gear tidak bekerja secara
optimal. Reducing putaran poros tidak akan mencapai putaran yang optimal sehingga tenaga
yang dihasilkan memiliki kemungkinan tidak mencukupi untuk pemakainan daya pada PKS.
d. Pengaman Pembangkit
Turbin merupakan pembangkit tenaga listrik yang sangat rentan terhadap gangguan
seperti arus balik, droop tegangan dan frekuensi, over current, dan gangguan pentanahan.
Oleh sebab itu, turbin harus dilengkapi dengan komponen pengaman yang dapat mencegah
kerusakan yang lebih lanjut.
1. OCR ( Over Current Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
arus lebih dengan memutus hubungan ke beban melalui ACB.
2. EFR ( Earth Fault Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
adanya gangguan hubungan pentanahan.
3. RPR ( Reverse Power Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
adanya arus balik akibat turunnya tegangan / frekwensi dari pembangkit.
b. Engine Temperature
Suhu mesin selama beroperasi berada pada 80 – 90 0C / 175 – 195 o F. Apabila suhu
mesin berada di atas normal, akan terjadi over heating yang akan menyebabkan kerusakan
pada mesin. Kemingkinan terburuk akan terjadi flaming pada body mesin dan akan
membakar sirkuit mesin.
c. Perawatan
Selain pengoperasian operator harus memahami dan dapat melakukan perawatan
diesel / mesin seperti pengukuran / batas permukaan oli mesin tidak boleh dibawah tanda L
(rendah/low) atau diatas tanda H (tinggi/high) pada stick pengukur. Permukaan air pendingin
pada radiator harus penuh. (Jangan pernah membuka tutup radiator pada posisi sangat panas
atau mesin beroperasi). Kondisi batteray, air batteray harus posisi normal.
Kelainan suara mesin, apabila ada kelainan pada suara mesin operator harus segera
melaporkan kepada atasan dan apabila suara tersebut sangat berbahaya segera stop mesin.
Kebersihan pada mesin & periksa kebocoran air,solar dan oli. Operator harus membersihkan
body mesin setiap hari. Pemakaian bahan bakar harus tetap di control dan di catat serta
dihitung pemakaian bahan bakar dan dilaporkan setiap hari kepada atasan.
Tabel Perawatan Diesel Generator Set
PERIODE ITEM PEKERJAAN PERAWATAN
20 jam pertama Mounting bolts Check dan kencangkan
Cooling circuit Check
250 jam pertama Fuel filter Ganti cartridge
Engine oil pan and filter Ganti oli dan cartridge
Setiap 50 jam Fuel tanks Drain air dan endapan
Setiap 250 jam Battery electrolyte Check
Fan belt Check dan atur ketegangan
Alternator bolt Check dan kencangkan
Installation resistance Check
Engine oil pan and filter Ganti oli dan cartridge
Setiap 500 jam Fuel filter Ganti cartridge
Setiap 1000 jam Mounting bolts turbo charger Check dan kencangkan
Corrotion resistor Ganti cartridge
Actuator linkage Grease
Setiap 2000 jam Rotor play of turbo charger Check
Turbo charger Check dan bersihkan
Engine breather Bersihkan
Alternator and starting motor Check
Engine valve clearance Check dan atur
Setiap 4000 jam Water pump Bersihkan
Engine vibration damper Bersihkan
(Sumber: Diesel Generator Set PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya)
3. Paralel Operasi/Sinkronisasi
Tujuan sinkronisasi adalah menampung beban operasi yang lebih besar dari
kapasitas masing – masing pembangkit dan pada waktu penggantian pengoperasian
pembangkit, beban operasi tidak terputus
Parameter yang harus dipenuhi untuk proses sinkronisasi adalah:
a. Tegangan kerja masing-masing pembangkit harus sama (380 V).
b. Frekwensi masing-masing pembangkit harus sama (50 Hz).
c. Urutan phase maing-masing pembangkit harus sama (R-S-T).
c. Make Up steam
Apabila tekanan di BPV turun dan tekanan pada pipa induk tinggi maka reducer
valve akan membuka untuk menambah tekanan di BPV sampai maksimal. Penambahan ini
dilakukan agar kebutuhan steam untuk proses produksi terpenuhi. Oleh Karen aitu, harus
dilakukan control operasional dan perawatan yang intensive untuk menjaga kondisi dari make
up steam valve.
Contoh perhitungan kebutuhan make up steam untuk pabrik berkapasitas 60 TPH:
Throughput 60 ton/jam akan menghasilkan
Fiber = 13% x 60ton = 7,8ton
Shell = 7% x 60ton = 4,2ton
Heating Value (N.O) Fiber
Komposisi Water = 36% x 7800kg = 2808kg
NOS = 58,4% x 7800kg = 4555,2kg
Oil = 5,65% x 7800kg= 440,7kg
Heating Value NOS = 3850 Kcal/kg
Oil = 8800 Kcal/kg
Heat Evaporation Water 600 Kcal/kg
N.O. Fiber = (4555,2x3850)+(440,7x8800)-(2808x600)
7800
= 2529,6 Kcal/kg
d. Pengaman BPV
Sebagai bejana bertekanan, tentunya BPV harus memiliki alat-alat pengaman karena
dampak dan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi sangat riskan. Oleh karena itu, BPV
dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve) untuk menjaga tekanan kerja BPV.