Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TRAINNING CALON STAFF PMKS, PT.

CISADANE SAWIT RAYA

TRAINEE : ANGGI NUGROHO


UNIT/STASIUN : POWER HOUSE

A. Faktor Yang Mempengaruhi Stasiun Power House


Power house atau stasiun kamar mesin merupakan terminal dari kebutuhan daya dan
steam pada proses pengolahan kelapa sawit untuk menghasilkan CPO dan palm kernel.
Stasiun ini merupakan stasiun penyedia daya listrik yang dibutuhkan pabrik. Prinsip dasar
pembangkitan tenaga listrik adalah dengan memutar generator sinkron sehingga didapat
tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga fasa. Mesin penggerak generator melakukan
konversi energi primer menjadi energi mekanik menggunakan penggerak alternator.

1. Back Pressure Turbine


Turbin yang digunakan di PKS Negeri Lama adalah tipe back pressure turbin.
Turbin jenis ini memperoleh uap dari boiler dan uap buang dialirkan ke dalam tangki
penampung (Back Pressure Vessel-BPV). Proses yang terjadi adalah energi potensial (Uap)
diubah menjadi energi kinetik dan energi kinetik diubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros turbin. Dihubungkan dengan pereduksi (gear box reducer), poros turbin
dapat menggerakkan alternator.
Tujuan penggunaan steam turbin pada pabrik pengolahan buah kelapa sawit adalah
penekanan biaya operasi, karena turbin digerakan oleh steam dari boiler dimana steam
tersebut merupakan hasil dari pembakaran dengan pemanfaatan ampas buah kelapa sawit
( fibre dan cangkang ) yang cukup tersedia.
Parameter operasi yang mempengaruhi operasional turbin adalah:
a. Tekanan steam inlet mencukupi
Turbin uap adalah sebuah prime mover (penggerak mula) yang mengubah energy
potensial uap menjadi energy kinetic dan energy kinetic ini selanjutnya diubah menjadi
energy mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Langsung dengan bantuan roda gigi
pereduksi, putaran poros turbin dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan.
Hampir semua turbin uap di PKS beroperasi pada tekanan uap masuk 18 barg (uap
jenuh-saturated). Turbin tidak boleh dioperasikan pada tekanan dan temperatur yang lebih
tinggi sepanjang ketel mampu menyediakan. Operasional tekanan inlet yang tidak mencukupi
akan mengakibatkan putaran poros turbin tidak mencapai limit minimal untuk memutar
alternator pembangkit tenaga listrik. Hal ini akan enimbulkan gangguan akibat dari daya yang
dibangkitkan tidak akan mencukupi untuk kebutuhan operasional. Bila hal ini dipaksakan
akan terjadi pemutusan hubungan (trip) oleh komponen pengaman akibat kelebihan beban
pada pembangkit.

b. Temperatur oli
Operasional gerbox reducer dipengaruhi oleh temperature dan tekanan oli.
Temperature oli yang tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan pada gear reducer yang
beroperasi. Bila temperature rendah gear akan mengalami keausan dan dapat mengakibatkan
kemungkinan terjadinya fraktur pada material gear. Bila temperature terlalu tinggi,
kemungkinan akan terjadi over heating pada material gear reducer dan kemingkinan terburuk
adalah terjadinya flaming pada oli di dalam gear box reducer.
Gear yang mengalami gangguan akan mengakibatkan gear tidak bekerja secara
optimal. Reducing putaran poros tidak akan mencapai putaran yang optimal sehingga tenaga
yang dihasilkan memiliki kemungkinan tidak mencukupi untuk pemakainan daya pada PKS.

c. RPM meter out put


System pembangkitan tenaga akan lebih efektif, efisien atau lebih bida diandalkan
ketika mesin pembangkit berputar pada kecepatan optimum tertentu. Oleh karena itu, putaran
pembangkit alternator ditentukan pada 1500 rpm. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan uap
masuk pada penggerak awal. Semakin tinggi tekanan uap masuk, semakin tinggi efisiensi
turbin. Sebaliknya semakin rendah tekanan uap keluar, semakin tinggi pula efisiensi turbin.
Efisiensi dari turbin dipengaruhi oleh perbandingan faktor Kecepatan Peripheral
rotor (U) dan kecepatan uap (Co). Semakin tinggi faktor ini, semakin tinggi pula efisiensi.
Akan tetapi, tentu saja ada limitasinya seperti kecepatan rotor dibatasi pula oleh kecepatan
putar kritis dari poros-poros dan beban yang digunakan. Faktor lain yaitu gradient adiabatic
atau perubahan entalpi (Δh).

d. Pengaman Pembangkit
Turbin merupakan pembangkit tenaga listrik yang sangat rentan terhadap gangguan
seperti arus balik, droop tegangan dan frekuensi, over current, dan gangguan pentanahan.
Oleh sebab itu, turbin harus dilengkapi dengan komponen pengaman yang dapat mencegah
kerusakan yang lebih lanjut.
1. OCR ( Over Current Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
arus lebih dengan memutus hubungan ke beban melalui ACB.
2. EFR ( Earth Fault Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
adanya gangguan hubungan pentanahan.
3. RPR ( Reverse Power Relay ) dan indikator lamp untuk mengamankan pembangkit dari
adanya arus balik akibat turunnya tegangan / frekwensi dari pembangkit.

2. Dieset Generator Set


Diesel Generator adalah suatu alat pembangkit tenaga lstrik yang merubah energy
mekanik menjadi energi listrik dan terdiri dari mesin generator dan sistem kontrol. Fungsi
diesel generator dalam PMKS adalah:
1. Stand by engine dan untuk memulai pengolahan
2. Membantu meringankan kerja steam turbin saat tekanan steam turun.
3. Menampung sebagian beban mesin saat akhir pengolahan.
Parameter operasi yang mempengaruhi operasional diesel generator adalah:
a. Ketersediaan bahan bakar
Ketersediaan bahan bakar akan mempengaruhi kinerja operasional. Bahan bakar
diesel harus mencukupi, karena selama operasional diesel generator berjalan, bahan bakar
akan terus menerus digunakan. Oleh karena itu, bahan bakar harus mencukupi selama diesel
generator beroperasi.
Bahan bakar yang dibakar akan menggerakkan generator pembangkit. Generator
akan dihubungkan dengan alternator untuk menghasilkan tenaga listrik. Apabila bahan bakar
tidak mencukupi, putaran generator terhadap alternator tidak akan membangkitkan cukup
daya untuk operasional pabrik. Hal ini akan mempengaruhi operasional produksi.

b. Engine Temperature
Suhu mesin selama beroperasi berada pada 80 – 90 0C / 175 – 195 o F. Apabila suhu
mesin berada di atas normal, akan terjadi over heating yang akan menyebabkan kerusakan
pada mesin. Kemingkinan terburuk akan terjadi flaming pada body mesin dan akan
membakar sirkuit mesin.

c. Perawatan
Selain pengoperasian operator harus memahami dan dapat melakukan perawatan
diesel / mesin seperti pengukuran / batas permukaan oli mesin tidak boleh dibawah tanda L
(rendah/low) atau diatas tanda H (tinggi/high) pada stick pengukur. Permukaan air pendingin
pada radiator harus penuh. (Jangan pernah membuka tutup radiator pada posisi sangat panas
atau mesin beroperasi). Kondisi batteray, air batteray harus posisi normal.
Kelainan suara mesin, apabila ada kelainan pada suara mesin operator harus segera
melaporkan kepada atasan dan apabila suara tersebut sangat berbahaya segera stop mesin.
Kebersihan pada mesin & periksa kebocoran air,solar dan oli. Operator harus membersihkan
body mesin setiap hari. Pemakaian bahan bakar harus tetap di control dan di catat serta
dihitung pemakaian bahan bakar dan dilaporkan setiap hari kepada atasan.
Tabel Perawatan Diesel Generator Set
PERIODE ITEM PEKERJAAN PERAWATAN
20 jam pertama Mounting bolts Check dan kencangkan
Cooling circuit Check
250 jam pertama Fuel filter Ganti cartridge
Engine oil pan and filter Ganti oli dan cartridge
Setiap 50 jam Fuel tanks Drain air dan endapan
Setiap 250 jam Battery electrolyte Check
Fan belt Check dan atur ketegangan
Alternator bolt Check dan kencangkan
Installation resistance Check
Engine oil pan and filter Ganti oli dan cartridge
Setiap 500 jam Fuel filter Ganti cartridge
Setiap 1000 jam Mounting bolts turbo charger Check dan kencangkan
Corrotion resistor Ganti cartridge
Actuator linkage Grease
Setiap 2000 jam Rotor play of turbo charger Check
Turbo charger Check dan bersihkan
Engine breather Bersihkan
Alternator and starting motor Check
Engine valve clearance Check dan atur
Setiap 4000 jam Water pump Bersihkan
Engine vibration damper Bersihkan

(Sumber: Diesel Generator Set PMKS Negeri Lama, PT. Cisadane Sawit Raya)

3. Paralel Operasi/Sinkronisasi
Tujuan sinkronisasi adalah menampung beban operasi yang lebih besar dari
kapasitas masing – masing pembangkit dan pada waktu penggantian pengoperasian
pembangkit, beban operasi tidak terputus
Parameter yang harus dipenuhi untuk proses sinkronisasi adalah:
a. Tegangan kerja masing-masing pembangkit harus sama (380 V).
b. Frekwensi masing-masing pembangkit harus sama (50 Hz).
c. Urutan phase maing-masing pembangkit harus sama (R-S-T).

4. Back Pressure Vessel (BPV)


Merupakan suatu bejana bertekanan yang berfungsi menampung uap bekas (Exhaust
Steam) dari Turbine yang kemudian mendistribusikannya ke Stasiun – stasiun pengolahan.
Parameter yang mempengaruhi operasional back pressure vessel adalah:
a. Tekanan steam inlet BPV
Steam yang masuk ke dalam BPV adalah exhaust steam yang berasal dari sisa
pemakaian turbin. Tekanan exhaust steam yang menuju BPV berkisar 3 – 3.2 Kg/cm² dengan
temperatur steam 135 – 140 °C. steam yang berada di dalam BPV akan digunakan untuk
kebutuhan proses produksi PKS. Steam akan didistribusikan ke sterilizer, digester, tangki-
tangki klarifikasi, pemanasan air, dan pemanasan storage tank untuk menjaga suhu CPO
produksi.

b. Kandungan air BPV


Selama berada di dalam BPV steam yang terkurung akan mengalami kondensasi.
Oleh karena itu, control terhadap kandungan air di dalam BPV harus sering dilakukan.
Apabila air di dalam BPV terus dibiarkan, akan terjadi penurunan tekanan steam di dalam
BPV akibat dari kondensasi yang berlebihan karena kondisi air terlalu banyak di dalam BPV.
Sehingga supply steam meunuju proses produksi dapat berkurang. Hal ini akan mengganggu
kelancaran proses produksi.

c. Make Up steam
Apabila tekanan di BPV turun dan tekanan pada pipa induk tinggi maka reducer
valve akan membuka untuk menambah tekanan di BPV sampai maksimal. Penambahan ini
dilakukan agar kebutuhan steam untuk proses produksi terpenuhi. Oleh Karen aitu, harus
dilakukan control operasional dan perawatan yang intensive untuk menjaga kondisi dari make
up steam valve.
Contoh perhitungan kebutuhan make up steam untuk pabrik berkapasitas 60 TPH:
Throughput 60 ton/jam akan menghasilkan
Fiber = 13% x 60ton = 7,8ton
Shell = 7% x 60ton = 4,2ton
Heating Value (N.O) Fiber
Komposisi  Water = 36% x 7800kg = 2808kg
NOS = 58,4% x 7800kg = 4555,2kg
Oil = 5,65% x 7800kg= 440,7kg
Heating Value  NOS = 3850 Kcal/kg
Oil = 8800 Kcal/kg
Heat Evaporation Water  600 Kcal/kg
N.O. Fiber = (4555,2x3850)+(440,7x8800)-(2808x600)
7800
= 2529,6 Kcal/kg

Heating Value (N.O) Shell


Komposisi  Water = 17% x 4200kg = 714kg
NOS = 82,4% x 4200kg = 3460,8kg
Oil = 0,6% x 4200kg = 252kg
Heating Value  NOS = 4700 Kcal/kg
Oil = 8800 Kcal/kg
Heat Evaporation Water 600 Kcal/kg
N.O. Shell = (3460,8x4700)+(252x8800)-(714x600)
4200
= 4502,8 Kcal/kg

Total nilai kalori :


Fiber = 7800 x 2529,6 = 19.730.880 Kcal
Shell = 4200 x 4502,8 = 18.911.760 Kcal
38.642.640 Kcal
Bila panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1kg uap (20 kg/cm2; 212,4 oC) adalah 2797
kJ/kg = 669 kKal/kg.
Sehingga, uap yang dapat dibangkitkan = 38.642.640 = 57.762 kg uap/jam
669
Dengan asumsi efisiensi boiler 78% maka nilai uap yang dapat dibangkitkan adalah:
42.116,26 kg uap/jam.
Bahan bakar boiler cukup untuk mengoperasikan 2 unit boiler.
Dengan kebutuhan uap proses sebanyak 550 kg uap/ton TBS
Sehingga kebutuhan total untuk proses kapasitas 60 TPH adalah 33.000 kg uap/ jam
Dengan kebutuhan daya listrik : 900 kW – 1200 kW
SSC Turbin : 21 kg uap/kW
Kebutuhan uap untuk pembangkit adalah : 21 x 1200 = 25.200 kg uap/jam
Sisa uap dari turbin adalah : 16.916,26 kg uap/jam
Oleh karena itu, dibutuhkan make up steam untuk memenuhi kebutuhan proses produksi.
Make up steam yang dibutuhkan adalah : 33.000 – 16.916,26 = 16.083,74 kg uap/jam

d. Pengaman BPV
Sebagai bejana bertekanan, tentunya BPV harus memiliki alat-alat pengaman karena
dampak dan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi sangat riskan. Oleh karena itu, BPV
dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve) untuk menjaga tekanan kerja BPV.

Anda mungkin juga menyukai