Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MTs NW Puyung

1. Sejarah Berdirinya MTs NW Puyung

MTs NW Puyung didirikan pada tanggal 20 mei tahun 1981 yang

dipelopori oleh 3 orang sesepuh masyarakat. Para pendiri waktu itu

memberikan nama MTs NW Puyung yang lokasinya berada di Desa

Puyung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Dalam

perkembangannya sampai saat ini telah mengelola dua lembaga yaitu

madrasah Tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA). MTs NW

Puyung dalam masa perkembangannya terus mengalami peningkatan,

baik dari segi kualitas maupun kuantias.

Madrasah Tsanawiyah NW Puyung Dalam masa perkembangannya,

Madrasah ini terus mengalami peningkatan, baik dari segi kualitas maupun

kuantitas. Hal ini terindikasi dari keberhasilan madrasah ini sebagai madrasah

yang berstatus diakui pada tahun 199452

2. Visi dan Misi MTs NW Puyung

Secara khusus dapat dilihat tujuan dan target yang akan dicapai oleh

MTs NW Puyung dalam mencetak anak didik yang maju dan religius dan

yang pastinya menjadi anak yang berakhlak mulia dengan visi dan misi

sebagai berikut:

52
Dokumentasi fail profil Sejarah Berdirinya MTs NW Puyung , 23 maret 2022

34
35

Visi: Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang agamis, berkualitas

berdasarkan iman, berilmu, dan berakhlak mulia yang berjiwa

Qur’ani.

Misi:

a. Melaksanakan pembelajaran agama Islam dan ilmu

pengetahuan umum.

b. Meningkatatkan kualitaas pembelajaran untuk meningkatkan

generasai yang tampil dan mampu memecahkan masalah yang

dihadapi.

c. Menanamkan dasar keilmuan berbagai disiplin ilmu.

d. Meningkatakan kualitas proses pendidikan untuk mengopti

malakan pembentuka kepribadian yang bermoral.

e. Mengembangkan kecakapan hidup yang bersandar pada iman,

ilmu, dan aklakul karimah

f. Meningkatkan kualitas pembelajarandan bimbingan secara

efektif53

3. Struktur Organisasi MTs NW Puyung

Sebagai suatu lembaga atau organisasi, maka struktur lembaga atau

organisasi tersebut harus ada sebagai pedoman atau gambaran dari

koordinasi dan terorganisasikannya pembagian tugas dan wewenang

dalam lembaga tersebut. Dimana struktur lembaga pendidikan mutlak

dibutuhkan guna untuk mengaktifkan dan mengefisienkan kinerja serta

mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.

53
Dokumentasi, visi dan misi, MTs NW Puyung, dikutip tanggal 23 maret 2022
36

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi MTs NW Puyung dapat

dilihat pada bagian di bawah ini.

STRUKTUR ORGANISASI
MTS NW PUYUNG
Tahun Pelajaran 2021/2022

Kepala Madrasah Komite Sekolah


Sumatre,S.Ag H.Nahwan

Wakil Kepala Ka. TU


Agus Supriadi S.pd Samsul, S.Pd

Wk. Kurikulum Wk. Kesiswaan Wk. Ur. Wk. Ur. Sarpras

Wardi, S.Pd.I Numal Hakim,S.Ag Nurhijayati Nurman,S.Ag

Wali Wali Kelas VII B Wali kelas VII C


5 Kelas VII A
Murniati, S.Pd Khairurrozi, S.Pd Nurmala, S.Pd.i

Wali Kelas VIII A Wali kelas VIII B Wali kelas VIII C


Fitri handayani S.pd Pebriana ariyanti, Safinatun N,
S.Pd S.Pd

Wali kelas IX A Wali kelas IX B Wali kelas IX C


Syahri, S.Pd Yuliana , S.Pd Ida pitriana, S.Pd

GURU

SISWA

Tabel 2.1 Bagan Struktur Organisasi MTs NW Puyung54

54
Dokumentasi, Struktur Organisasi, MTs NW Puyung 23 Maret 2022.
37

4. Data Guru MTs NW Puyung

Dalam suatu lembaga pendidikan guru merupakan komponen yang

paling utama dalam pendidikan karena guru sangat berupaya penting

dalam menjalankan proses pembelajaran dan pembinaan kepada peserta

didik. Begitu pula dengan para staf atau pegawai Madrasah sangat

dibutuhkan dalam mengatur dan mempersiapkan perlengkapan dalam

proses belajar mengajar.

Dengan melihat pendidikan terakhir para guru menunjukan bahwa

dari segi kualitas maupun kuantitas para guru akan mampu

mengoptimalkan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran karena tiap-

tiap guru ditempatkan menurut keahlian dan pendidikan yang

ditekuninya.

Sebagian besar guru di MTs NW Puyung sudah Sarjana (S1) bahkan

ada yang S2. Guru-guru di MTs NW Desa Puyung terdiri dari guru tetap

dan honorer. Mengenai keadaan guru di MTs NW Puyung Tahun

Pelajaran 2021/2022 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2
Daftar Nama Guru MTs NW Puyung
Tahun Pelajaran 2021/2022
Pendidikan
No Nama L/P Jabatan
Terakhir

1 Sumatre, S.Ag L Kepala Madrasah S1


2 Agus Supriadi M.Pd L Wakil Kepala Madrasah S2
3 Nurman, S.Ag L Wk. Ur. Sarpras S1
4 Numal Hakim, S.Ag L Wk. Ur. Kesiswaan S1
5 Yuliana, S.Pd P Wali Kelas IX B S1
6 Ida Fitriana ,S.Pd P Wali Kelas IX C S1
38

7 Rohani, S.Ag P Guru IPS Terpadu S1


8 Khairurrozi S.Pd L Wali Kelas VII B S1
9 Syahri, S.Pd L Wali Kelas IX A S1
10 Pebriyana Ariyanti, S.Pd P Wali Kelas VIII B S1
11 BQ. Safinatun N, S.Pd P Wali Kelas VIII C S1
12 Samsul Rizalihadi L Ka. TU S1
13 Fitri Handayani, S.Pd P Wali Kelas VIII A S1
14 Murniati, S.Pd P Wali Kelas VII A S1
15 Siti Roksikhah, S.Pd.i P Wali Kelas VII C S1
16 Nurhayati, S.Pd.i P Guru Akidah Akhlak S1
17 Muhamad Nasir S.Pd.i L Guru Qur’an Hadis S1
18 Agus Setiawan, S.Pd L Guru Mtk S1
19 Nurul Aini, S.Pd P Guru Bahasa Indonesia S1
20 Badrun S.Pd L Guru Bahasa Inggris S1
21 Laohil Mahpuz, S. Pd.I L Guru Seni Budaya S1
22 Huri'ah, S.Pd P Guru PKN S1

5. Data Siswa MTs NW Puyung

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

Tanpa adanya kerjasama dengan siswa seorang guru tidak dapat mengajar

secara optimal dan maksimal sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa di MTs NW Puyung dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3
Data Siswa Kelas VIII MTs NW Puyung
Tahun Pelajaran 2021/2022
Kelas Jumlah Siswa Kelas VIII MTs NW Puyung
L P Jumlah
VIII A 30 23 53
VIII B 19 28 47
VIII C 19 22 41
Jumlah 141
39

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa di MTs NW

Puyung sebanyak 141 orang yang terdiri dari 68 orang laki-laki dan 73

perempuan.

6. Sarana dan Prasarana MTs NW Puyung

Dalam mempermudah berlangsungnya aktivitas belajar mengajar,

tidak terlepas dari perlengkapan sarana dan prasarana belajar mengajar,

karena sarana dan prasarana ini sangat penting dalam proses belajar

mengajar untuk membantu para pendidik dan peserta didik dalam

mempermudah proses belajar mengajar yang tujuannya untuk

mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs NW Puyung

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4
Sarana dan Prasarana MTs MTs NW Puyung
Tahun Pelajaran 2021/2022

Kondisi
NO Nama Ruangan Jumlah
Baik Rusak

1 Ruang Kepala Sekolah 1 1

2 Ruang Guru 1 1
3 Ruang Belajar 8 1 10
4 Ruang Perpustakaan 1 1
5 Tata Usaha (TU) 1 1
6 Lapangan Olahraga 1 1
7 Ruang Osis 1 1
8 Mushalla 1 1
9 Laboratorium Komputer 1 1
40

Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa perlengkapan kelas MTs NW

Puyung sebagian besar dalam keadaan lumayan baik. Hal ini tentunya

dapat mendukung terhadap kelancaran proses belajar mangajar.

B. Upaya Guru Akhlak dalam Membina Akhlak Siswa Kelas VIII MTs NW

Puyung

1. Guru berupaya sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab,

wibawa, mandiri dan disiplin. Tanggung jawab seorang guru meliputi guru

harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral, dan sosial.

Tentunya guru harus memahami tanggung jawabnya dalam tindakannya

baik di sekolah maupun kehidupan masyarakat.

Guru sebagai pendidik harus memiliki pemahaman ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang

dikembangkan. Ia harus mampu mengambil keputusan secara mandiri

tanpa menunggu perintah atasan. Seperti keadaan dalam pembelajaran di

sekolah berikut ini;

Kebiasaan buruk yang dilakukan oleh siswa ketika bosan menyimak

dan mendengarkan apa yang guru terangkan tidak lain adalah mengobrol

dengan teman – temannya. Hal ini membuat siswa tidak menghargai

gurunya yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Peneliti

menemukan siswa kelas VIII asik mengobrol pada saat guru menerangkan
41

dan biasanya dilakukan oleh siswa-siswa yang duduk di belakang atau

kedua terakhir. Karena siswa yang duduk paling belakang ini tidak terlalu

jelas mendengarkan penjelasan guru apalagi mereka sering terlepas dari

pengawasan guru. Hal ini menjadi pemicu siswa tidak memperhatikan

penjelasan guru.

Peneliti juga melihat guru hanya berdiri di depan bangku siswa yang

paling depan dan berjalan ke papan tulis kemudian langsung duduk di

meja guru, sangat jarang guru mau berjalan mendekati siswa-siswa yang

duduk di belakang. Maka kesempatan inilah yang digunakan oleh siswa

untuk mengobrol dengan teman-temannya.55

Hasil observasi di atas juga dibenarkan oleh guru akidah akhlak

kelas VIII. Dalam wawancaranya beliau menyatakan bahwa hal ini yang

menyebabkan siswa menjadi lemah dalam kecerdasan karena saat guru

menjelaskan pelajaran ada yang diskusi sendiri. Dengan demikian siswa

tidak memahami pelajaran yang diajarkan.”56

Adapun alasan yang dikemukakan oleh siswa yang bersangkutan

mengenai perilakunya di dalam kelas selama mengikuti proses

pembelajaran menyatakan “kami memang sering mengobrol ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran, karena guru hanya berdiri di depan papan

tulis kemudian duduk ke mejanya, beberapa guru tidak pernah

menjelaskan sambil berjalan masuk ke tiap deret bangku kami”.57

55
Kegiatan pembelajaran (MTs NW Puyung Kelas VIII), Observasi, Desa Puyung, 23 Maret
2022.
56
Nur hayati (Guru Akidah Akhlak Kelas VIII) Wawancara, MTs NW Puyung 23 Maret 2022
57 Muhammad Ilham (Siswa MTs NW Puyung kelas VIII), Wawancara, 23 Maret 2022.
42

Dari beberapa paparan dan hasil diskusi peneliti dengan guru dan

siswa tersebut selanjutnya peneliti meminta penjelasan dari guru akidah di

sekolah tersebut tentang bagaimana sikap dan cara guru tersebut mengatasi

keadaan yang terjadi di kelas ketika para siswa kurang memperhatikan

penjelasan gurunya tentang materi yang disampaikan. Guru tersebut

menjelaskan kepada peneliti:

“Ketika kami melihat keadaan tersebut ketika para siswa


tidak mau memperhatikan penjelasan materi yang kami
sampaikan kami langsung memanggilnya dan bertanya
kepadanya tentang apa yang sudah kami sampaikan tadi,
dengan tujuan supaya perhatian mereka kembali lagi kepada
materi yang kami sampaikan dan tidak melakukan hal – hal
yang membuat mereka tidak memperhatikan materi yang
kami sampaikan dan jelaskan”58

2. Guru berupaya sebagai penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang

tua meskipun mereka tidak memiliki keahlian khusus sebagai penasehat.

Menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasehat dan

menjadi orang kepercayaan. Agar guru menyadari akan upayanya sebagai

orang kepercayaan, maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan

ilmu kesehatan mental.

Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk

membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari pada gurunya.

Semakin efektif guru menangani setiap permasalahan, maka semakin

antusias peserta didik untuk mendapatkan nasehat dari sang guru, Seperti

keadaan dalam pembelajaran di sekolah sebagai berikut.

58 Hasil wawancara dengan guru akidah akhlak di MTs NW Puyung


43

Mengganggu temannya yang sedang fokus belajar. Berdasarkan hasil

Observasi tentang akhlak siswa di dalam kelas VIII, peneliti melihat

bahwa menggaggu teman yang sedang focus memperhatikan penjelasan

guru adalah perilaku yang cukup familiar di kelas VIII, 50 % siswa

pengganggu ini adalah siswa laki – laki. Mereka mengganggu siswi lain

saat guru masih menjelaskan materi sedangkan bel tanda jam pelajaran

berakhir telah berbunyi. Siswa laki – laki ketika merasa jenuh, mereka

menganggu teman perempuannya dengan melemparkan kertas yang dibuat

dengan bentuk kapal dan mengambil pulpen temannya secara paksa

dengan alasan meminjam karena tidak membawa pulpen.59

Memang benar siswa laki-laki selalu memulai mengganggu


temannya selama pelajaran berlangsung di kelas VIII. Bahkan
siswi yang diganggu mengancam siswa yang mengganggu
bahwa akan dilaporkan ke wali kelas untuk diadukan kepada
orang tuanya. Namun hal ini tidak sedikitpun membuat siswa
jera. Dalam proses pembelajaran memang sering ditemukan
hal seperti siswa yang mengganggu temannya apalagi siswa
laki-laki yang mengganggu siswa perempuan.60

Salah satu siswa kelas VIII yang peneliti wawancarai menyatakan

sebagai berikut:

Saya hanya senang mengganggu teman-teman perempuan pada


saat belajar karena hanya siswa perempuan yang tetap focus
memperhatikan guru walaupun guru tersebut membosankan.
Apalagi ketika guru melebihkan jam pelajarannya, saya sangat
kesal. Kesempatan inilah yang saya gunakan untuk
mengganggu teman perempuan dengan mengambil pulpen
yang sedang dipakainya walaupun saya juga mempunyai
pulpen, melemparkan kertas kepada siswi lain dengan tulisan
“jangan terlalu serius belajar”. Saya berbuat begitu untuk
menyadarkan guru kalau waktunya sudah habis. Saya dan

59
Kegiatan pembelajaran (MTs NW Puyung kelas VIII), 0bservasi, 25 Maret 2022.
60
Nur hayati ( Guru akidah akhlak kelas VIII), Wawancara, 26 Maret 2022.
44

teman laki-laki yang lain menganggu para siswi dengan


mengacaukan perhatian mereka yang terlalu fokus dengan
penjelasan guru.61

Satu-satunya alasan siswa kelas VIII melakukan perilaku buruk

tersebut adalah untuk mengingatkan guru yang bersangkutan bahwa jam

mengajarnya telah berakhir. Siswa yang bosan merasa teman yang lain pun

memiliki pandangan yang sama terhadap guru yang mengajar, sehingga

mereka saling mengganggu satu sama lain.

Sama halnya dengan permasalahan – permasalahan di atas bahwa

sikap siswa yang suka mengganggu temannya yang sedang fokus belajar

merupakan salah satu sikap atau akhlak yang kurang baik dalam proses

belajar. Hal tersebut rata – rata dilakukan oleh siswa yang laki – laki

sebagaimana hasil wawancara peneliti sebelumnya dengan guru di MTs

NW Puyung tersebut.

Sehingga pada observasi berikutnya peneliti mewawancarai guru

yang mengampu mata pelajaran akidah akhlak yang merupakan sumber

informasi kami dalam penelitian ini untuk memberikan pemaparan tentang

bagaimana sikap dan tindakan guru ketika siswa di kelasnya suka

mengganggu konsentrasi temannya yang sedang focus memperhatikan

pelajaran, dan guru tersebut memaparkan:

“Ketika kami temukan di kelas ada siswa yang suka


mengganggu konsentrasi temannya yang sedang focus
belajar maka kami memberikan tindakan dengan memanggil
siswa yang bersangkutan untuk maju kedepan dan meminta
mereka untuk mengulangi materi kami sampaikan dan
meminta mereka untuk meminta maaf dan tidak

61
Sopian hadi ( Siswa MTs NW Puyung), Wawancara, 26 Maret 2022.
45

mengulanginya lagi serta menjelaskan bahwa jika memang


alasannya karena jam pelajaran sudah habis maka bisa
langsung disampaikan kepada guru yang sedang mengajar
dengan cara yang sopan dan santun”62

3. Guru berupaya sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang

berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya bertanggung jawab atas

kelancaran perjalanan itu. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan

tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, jalan yang harus

ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya

sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta didik,seperti dalammenghadapi

keadaan pemelajaran peserta didik sebagai berikut;

Seringkali beberapa siswa terlihat murung dan tidak bersemangat

mengikuti pelajaran di kelas. Berperilaku tidak seperti biasanya

menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mengganjal pada pikiran seseorang.

Sama halnya dengan apa yang dialami oleh seorang siswa kelas VIII MTs

NW Puyung bernama Muhammad Helmi.

Peneliti melihat siswa tersebut terlihat murung di kelas seperti orang

yang sedang kelelahan dan memiliki kecemasan besar. Setelah pelajaran

selesai, peneliti menghampiri siswa tersebut dan meminta siswa

menceritakan apa yang menyebabkan dia tidak semangat belajar.63

Adapun hasil wawancara dengan siswa yang bersangkutan tentang

sikap yang tidak seperti biasanya di kelas, dia menyatakan:

62
Hasil wawancara dengan guru akidah akhlak MTs NW Puyung
63
Kegiatan pembelajaran ( kelas VIII MTs NW Puyung), Observasi, 12 April 2022.
46

Saya biasa tidur larut malam karena harus menyelesaikan


tugas yang tidak bisa diselesaikan siang hari karena sibuk
berkumpul dan bermain dengan teman-teman. Duduk di
bangku MTs adalah waktu yang menyenangkan bagi saya,
tetapi juga bisa menjadi waktu stress. Sudah menjadi
kebiasaan berkumpul dan bermain dengan teman-teman
bahkan teman yang putus sekolah yang tidak memiliki tugas
sekolah seperti saya. Tetapi hubungan pertemana saya akan
rusak dan berujung pada pertengkaran jika kebiasaan ini saya
lewatkan sehari saja.64

Sikap yang ditunjukkan oleh siswa kelas VIII (Muhammad Helmi)

ini tidak seperti biasanya ribut di kelas, tertawa ketika guru menjelaskan

bahwa siswa tersebut yang paling sering mengganggu teman yang sedang

fokus belajar ketika dia bosan. Namun sering terlihat di kelas siswa

tersebut murung, pikirannya tidak fokus pada pelajaran, bahkan dipanggil

satu atau dua kali oleh guru dia tidak mendengar. Hal ini karena siswa

tersebut memiliki masalah yang cukup membebankan pikirannya.”65

Setelah mewawancarai beberapa siswa yang mengalami keadaan

tersebut, selanjutnya peneliti meminta pemaparan dari guru akidahnya

bagaimana guru – guru di MTs NW Puyung menyikapi dan menyelesaikan

permasalahan yang dialami siswa tersebut. Guru tersebut menjelaskan:

“Ketika ada siswa yang terlihat murung atau terlihat kurang


bersemangat dalam kelas atau barangkali terlihat seperti ada
yang mengganjal di benak fikiran mereka, maka kami selaku
guru meminta siswa untuk menceritakan permasalahan yang
sedang mereka alami atau kondisi yang sedang mereka
rasakan sehingga membuat mereka tampak murung atau
kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
dan bisa saja kami meminta siswa tersebut untuk menghadap
guru BP apabila permasalahan yang mereka alami dirasa perlu
untuk dirahasikan”.66
64
Muhammad helmi ( Siswa MTs NW Puyung K elas VIII), Wawancara, 12 April 2022.
65
Nur hayati ( Guru akidah akhlak kelas VIII MTs NW Puyung), Wawancara, 12 April 2022.
66
Hasil wawancara dengan guru akidah akhlak MTs NW Puyung.
47

C. Kendala - Kendala dan Solusi yang Dilakukan oleh Guru Akidah Akhlak

dalam Membina Akhlak Siswa Kelas VIII MTs NW Puyung

Dalam proses pembinaan terhadap para siswa sebagaimana diuraikan di

atas, tampak bahwa hal tersebut tidak terlepas dari adanya hambatan atau

kendala – kendala yang dihadapi oleh para guru terutama guru Aqidah Akhlak

pada khususnya. Kendala – kendala yang dihadapi guru bersifat internal dan

eksternal. Problematika itu merupakan tanggung jawab yang harus dihadapi

dan dipecahkan oleh guru.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku guru Akidah

Akhlak kelas VIII, ia mengatakan bahwa kendala – kendala yang dihadapi

dalam membina akhlak siswa di MTs NW Puyung, antara lain:

a. Kurang menguasai metode

Dari hasil wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku guru Akidah

Akhlak kelas VIII mengatakan, kendala yang dia hadapi dalam membina

akhlak siswa adalah bahwa dia belum menguasai metode pada saat

proses pembelajaran sehingga mereka bosan, jadi belum berhasil

mengontrol siswa – siswi dalam proses pembelajaran berlangsung, dan

berdampak pada tingkah laku mereka yakni susah diatur dalam kelas.67

Menurut hasil wawancara dengan Hardianto salah satu siswa kelas

VIII, ia mengatakan:

“ketika Ibu Nurhayati mengajar, jarang membuat kita


semangat dalam belajar, yang digunakan hanya metode
ceramah, tanya jawab, kalau praktek pernah, tapi jarang saat

67
Nurhayati ( Guru akidah akhlak kelas VIII MTs NW Puyung), Wawancara , 14 April 2022.
48

belajar.68Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti


dengan siswa-siswi kelas VIII yang lainnya mengatakan: “Ibu
guru kebanyakan ceramahnya di kelas, kita dikasih tugas
sendiri-sendiri, jadi bosan, jarang dikasih tugas
berkelompok.69

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam kelas, anak –

anak dibiarkan sendiri mengerjakan tugasnya masing – masing tidak

adanya kontrol yang dilakukan, sehingga mereka merasa bebas untuk

ribut, mengganggu temannya yang lain.70

Peneliti menyimpulkan bahwa adanya kesesuaian antara apa yang

dikatakan oleh Ibu Nurhayati dan apa yang dirasakan oleh siswanya,

bahwa salah satu kendalanya adalah kurang menguasai metode, sehingga

suasana belajar kurang menyenangkan.

b. Lingkungan yang kurang kondusif

Dari hasil wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku guru Akidah

Akhlak kelas VIII, ia mengatakan:

Salah satu kendala saya dalam membina akhlak siswa, karena


faktor lingkungan anak itu sendiri, baik dari keluarga maupun
lingkungan mayarakat, saya sedikit mengalami kesulitan,
karena menghadapi watak siswa yang berbeda-beda, ada anak
yang susah diatur, cenderung tertutup, dari fakta yang saya
ketahui bahwa faktor lingkungan disini kurang baik.71

Dari hasil wawancara dengan Elisa salah satu siswa kelas VIII

MTs NW Puyung, ia mengatakan:

“saya jarang belajar, kalau sudah di rumah, saya biasanya


keluar dan banyak bermain, menghabiskan waktu bersama

68
Hardianto, Wawancara, Siswa MTs NW Puyung, 14 April 2022.
69
Lindayani, Wawancara, MTs NW Puyung, 14April 2022.
70
Observasi, MTs NW Puyung, 15 April 2022.
71
Nurhayati, Wawancara, MTs NW Puyung, 15 April 2022.
49

teman-teman saya, saya dan teman saya pergi ke warung


internet, membuka permainan, jarang saya belajar.72

Berdasarkan hasil observasi peneliti, bahwa lingkungan tempat

tinggal siswa-siswi MTs NW Puyung kurang kondusif dan kurang

terkontrol.73

c. Kurangnya waktu bagi guru

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap peserta

didiknya selama berada di lingkungan sekolah terutama mengenai

pembinaan akhlak siswa, untuk itu tidak banyak waktu yang dimiliki

oleh semua guru terutama dalam membina akahlak siswa. Karena

pembinaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, dan butuh waktu

yang panjang dalam menanganinya.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku guru Akidah

Akhlak kelas VIII, ia mengatakan:

Kendala-kendala yang saya alami dalam pembinaan akhlak


siswa yaitu kurangnya perhatian dari orang tua siswa. Untuk
membina akhlak siswa, tidak bisa terlepas dari faktor orang
tua, karena orang tua adalah pendidikan pertama terhadap
anaknya, terutama dalam membina akhlaknya, agar bisa
menjadi anak yang berakhlakul karimah sesuai dengan
ajaran Islam. Oleh karena itu, solusinya adalah baik guru
maupun orang tua siswa harus lebih dalam memberikan
perhatian, memberikan kasih sayang terhadap anak, agar
anak tidak merasa ditelantarkan.74

Berdasarka hasil observasi peneliti, dalam pembinaan akhlak siswa

kelas VIII MTs NW Puyung, bahwa kendala yang dialami guru Akidah

72
Elisa, Wawancara, MTs NW Puyung, 16 April 2022.
73
Observasi, Lingkungan MTs NW Puyung, 16 April 2022.
74
Nurhayati, Wawancara, MTs NW Puyung, 18 April 2022.
50

Akhlak dalam membina akhlak siswa adalah kurangnya waktu bagi guru

dalam melakukan pembinaan terhadap siswa.75

D. Solusi yang Dilakukan Oleh Guru Akidah Akhlak Dalam Menghadapi

Kendala – Kendala Membina Akhlak Siswa Kelas VIII MTs NW Puyung

Berdasarkan paparan tentang kendala – kendala yang dihadapi guru

akidah akhlak dalam membina akhlak siswa di MTs NW Puyung di atas maka

selanjutnya peneliti melakukan penelitian lanjutan dengan mencari solusi –

solusi yang guru tersebut lakukan dalam menyikapi kendala – kendala

tersebut.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku guru Akidah

Akhlak kelas VIII, ia mengatakan bahwa solusi- solusi yang dilakukan untuk

menyikapi kendala-kendala yang dihadapi dalam membina akhlak siswa

adalah sebagai berikut:

a. Kurang menguasai metode

Sebagaimana paparan di atas tentang kendala – kendala yang

dihadapi guru, peneliti selanjutnya menanyakan langsung kepada guru

yang mengajar di MTs NW Puyung dalam hal ini guru akidah akhlak yang

menjadi informan dalam penelitian ini, tentang bagaimana solusi yang dia

terapkan ketika para dewan guru masih belum terlalu menguasai metode

pembelajaran di kelas. Guru tersebut memaparkan kepada peneliti:

“Dalam hal ini sebenarnya solusi yang paling efektif adalah


kami meminta kepada pihak sekolah untuk mengadakan
pelatihan guru supaya bapak ibu guru disini bisa
memperoleh ilmu yang cukup terkait dengan metode dan

75
Observasi, MTs NW Puyung, 18 April 2022.
51

strategi mengajar yang lebih menarik dan tidak monoton


dengan metode – metode konvensional yang berakibat pada
kejenuhan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar”76

b. Lingkungan yang kurang kondusif

Sementara itu, dalam menanggapi kendala atau permasalahan

tersebut peneliti mewawancarai guru akidah akhlak di MTs NW Puyung

yang selaku sumber informasi penelitian ini terkait bagaimana solusi dari

sekolah atau dari dewan guru yang mengampu mapel di kelas yang

menjadi objek penelitian ini. Guru tersebut memberikan paparan kepada

peneliti sebagai berikut:

“Dalam menyikapi kendala terkait masalah kurang


kondusifnya lingkungan belajar siswa baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, kami bekerjasama dengan pihak
BP/BK dan semua pihak di sekolah untuk menjaga
kenyamanan, ketertiban dan keindahan sekolah sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman
untuk siswa dan semua warga sekolah, sehingga akan
menjadikan siswa lebih nyaman belajar dan nyeman dalam
mengerjakan segala bentuk tugas yang diberikan oleh
gurunya, sehingga dengan sendirinya akan bisa membentuk
pribadi dan akhlak siswa yang lebih baik, rajin, sopan dan
santun dalam menghadapi dan mengikuti semua mata
pelajaran di sekolah”77

c. Kurangnya waktu bagi guru

Menanggapi permasalahan waktu dalam mendidik siswa – siswi di

sekolah, hal tersebut merupakan kendala yang lumrah bagi para pendidik

di manapun mereka mengajar karena waktu sekolah yang hanya beberapa

jam saja dan para siswa – siswi lebih banyak waktunya bergaul dengan

76
Hasil wawancara dengan guru akidah akhlak MTs NW Puyung,15 April 2022.
77
Hasil wawancara dengan guru akidah akhlak MTs NW Puyung, 16 April 2022.
52

teman – teman di luar sekolah, dengan keluarga mereka. Sehingga dalam

menata atau membina akhlak seorang siswa merupakan tugas yang sangat

kompleks karena factor waktu yang sangat singkat bagi seorang guru

untuk mengawasi sikap dan perilaku peserta didiknya.

Oleh karena itu, peneliti menemui guru akidah akhlak yang ada di

MTs NW Puyung selaku informan dalam penelitian ini untuk mencari

informasi tentang solusi sekolah khusunya solusi dari guru akidah akhlak

dalam menanggapi permasalahan waktu yang sedikit dalam membina

akhlak siswa siswinya. Guru tersebut menjelaskan kepada peneliti:

“Dalam menyikapi waktu yang sangat sedikit atau singkat


di sekolah untuk membina dan mengawasi perilaki dan
akhlak siswa kami melakuakan komunikasi dengan para wali
murid untuk menjalin kerjasama dalam mengawasi tingkah
dan akhlak siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah, di
samping itu kami sebagai gurunya secara terjadwal
melakukan kunjungan ke rumah – rumah siswa untuk melihat
secara langsung bagaimana sikap dan perilaku siswa – siswi
ketika berada di luar lingkungan sekolah”78

78
Guru akidah akhlak MTs NW Puyung, Wawancara, 18 April 2022

Anda mungkin juga menyukai