Anda di halaman 1dari 19

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa ILHAM SALASA:


………………………………………………………………………………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 856778459:
………………………………………………………………………………………..
Tanggal Lahir 06 APRIL 1999:
………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah ): ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Program Studi PGSD (PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR):


………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama UPBJJ PALEMBANG:
………………………………………………………………………………………..
Hari/Tanggal UAS THE 27 JUNI 2022:
…………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa ILHAM SALASA:


……………………………………………………………………………………..
NIM 856778459:
……………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah ): ……………………………………………………………………………………..
Fakultas FKIP(FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN):
……………………………………………………………………………………..
Program Studi PGSD(PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR):
……………………………………………………………………………………..
UPBJJ-UT PALEMBANG:
………………………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

RABU, 22 JUNI 2022


Yang Membuat Pernyataan
ILHAM SALASA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. kebebasan untuk memilih agama/ keyakinan dengan konsekuensi surga / neraka.


Q.s Al kahfi ayat 29 :
ٰ ‫ق م ْن َّربِّ ُك ۗم فَم ْن َش ۤاء فَ ْليُْؤ م ْن َّوم ْن َش ۤاء فَ ْلي ْكفُ ۚرْ انَّٓا اَ ْعتَ ْدنَا ل‬
‫لظّلِ ِم ْينَ نَار ًۙا اَ َحاطَ بِ ِه ْم س َُرا ِدقُهَۗ(ا َواِ ْن يَّ ْست َِغ ْيثُوْ ا يُغَاثُوْ ا‬ِ ِ َ َ َ ِ َ َ ْ ِ ُّ ‫َوقُ ِل ْال َح‬
‫ت ُمرْ تَفَقًا‬ْ ‫ابُ َو َس ۤا َء‬ ۗ ‫س ال َّش َر‬ َ ‫بِ َم ۤا ٍء َك ْال ُمه ِْل يَ ْش ِوى ْال ُوجُوْ ۗهَ بِْئ‬
Terjemahan
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki
(beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya
Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka
meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
b. Kebebasan Akal dan Berpendapat
Al-Baqarah: 260 :

‫ال فَ ُخ ْذ اَرْ بَ َعةً ِّمنَ الطَّي ِْر فَصُرْ ه َُّن‬ ْ َ‫ال بَ ٰلى َو ٰل ِك ْن لِّي‬
َ َ‫ط َم ِٕى َّن قَ ْلبِ ْي ۗق‬ َ َ‫َواِ ْذ قَا َل اِب ْٰر ٖه ُم َربِّ اَ ِرنِ ْي َك ْيفَ تُحْ ِي ْال َموْ ٰتىۗ ق‬
َ َ‫ال اَ َولَ ْم تُْؤ ِم ْن ۗق‬
‫هّٰللا‬ ‫ْأ‬ ٰ
ِ ‫ك ثُ َّم اجْ َعلْ عَلى ُك ِّل َجبَ ٍل ِّم ْنه َُّن ج ُْز ًءا ثُ َّم ا ْد ُعه َُّن يَ تِ ْينَكَ َس ْعيًا َۗوا ْعلَ ْم اَ َّن َ ع‬
‫َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬ َ ‫ࣖ اِلَ ْي‬
Terjemahan
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku
percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor
burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa,
Mahabijaksana.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

c. Kebebasan bermusyawarah
Musyawarah merupakan upaya memecahkan bersamauntuk menghindari penyimpangan.
Qs. Ali imran : 159 :
‫هّٰللا‬
‫اورْ هُْ(م فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَاِ َذا‬ ِ ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َحوْ ل‬
َ‫َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْ(ل َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
Terjemahan
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.
d. Kebebasan dari rasa takut
Kebebasan dari  ketakutan sangat diperhatikan oleh Alquran. hal yang dapat dilihat dalam Alquran bahwa
diperbolehkan untuk berkomentar dengan perkataan yang buruk kepada orang yang zalim(para despotik).
Qs. An-Nisa' :148
‫اَل يُ ِحبُّ هّٰللا ُ ْال َجه َْر بِالس ُّۤوْ ِء ِمنَ ْالقَوْ ِل اِاَّل َم ْن ظُلِ َم ۗ َو َكانَ هّٰللا ُ َس ِم ْيعًا َعلِ ْي ًما‬
Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang
dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
e. Kebebasan untuk berusaha dan memilih pekerjaan
Berusaha dan bekerja bukan hanya sekedar hak atau kewenangan seseorang tetapi ia merupakan perintah
agama atau kewajiban manusia diperintahkan untuk mengelola bumi dan sumber-sumber alam untuk
kemakmuran manusia sendiri
َ ْ‫هُ َو الَّ ِذيْ َج َع َل لَ ُك ُم ااْل َر‬
ْ ‫ض َذلُوْ اًل فَا ْم ُشوْ ا فِ ْي َمنَا ِكبِهَا َو ُكلُوْ ا ِم ْن‬
‫رِّزقِ ٖ ۗه َواِلَ ْي ِه النُّ ُشوْ ُر‬
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan
makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Sumber : MKDU4221 dan https://owntalk.co.id/2021/01/16/prinsip-prinsip-kebebasan-manusia-menurut-
alquran dan https://digilib.uinsgd.ac.id/18682/1/bebas.pdf
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Kesimpulan :
Konsep kebebasan (al-hurriyyah atau liberty) dalam Islam, asal mulanya adalah konsep ikhtiyar dan taqdir,
yang berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya manusia dalam melakukan perbuatannya. Maka semangat
saling menghormati dan saling menghargai yang sejati, dalam konteks kebebasan beragama, berpendapat,
berpikir atau politik, adalah pangkal adanya pergaulan kemanusiaan dalam system sosial dan politik yang
demokratis. Dan semangat dimaksud menuntut adanya sikap toleransi, tenggang rasa, dan keserasian
hubungan sosial.Sehingga dapat dinyatakan di sini, bahwa kebebasan dalam Islam lebih terbatas dan terarah,
atau dengan kata lain bebas tapi terikat. Hal ini setidaknya bisa dilihat pada demokrasi liberal dan Islam.
Dimana demokrasi liberal menekankan kemampuan berbuat tanpa batas; sedang dalam Islam, kebebasan
menekankan kemampuan untuk bereksis. Karena standar hukumnya berbeda. Jika hukum dalam demokrasi
liberal dengan mudah diubah atau diganti dengan hukum baru yang lebih akomodatif terhadap aspirasi
rakyat, untuk mendapatklan kebebasan yang lebih besar. Sementara hukum Islam tidak bisa berubah
seenaknya. Hanya produk hukum Islam dari hasil ijtihad saja yang dapat diubah, sedangkan hukumhukum
dari nash-nash qath‘i tidak boleh dirubah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Ilmu, iman, dan amal di dalam islam memiliki keterkaitan dan harmoni satu sama lain. Ibaratnya, apabila
salah satu darinya tidak dipunya, maka tidak sempurna bagian yang lainnya. Contohnya peran dan fungsi
ilmu yang akan memengaruhi iman dan amal seseorang. Apabila seseorang memiliki ilmu, maka akan
bertambah amal dan imannya. Sebaliknya jika seseorang tidak berilmu, maka imannya akan goyah dan amal
perbuatannya tidak banyak sebab ia bingung dan tidak tahu tentang kewajiban, tata cara, serta manfaat dari
ibadah yang dia lakukan. Oleh karena itu, iman dan amal baru akan bernilai apabila dilandasi oleh ilmu.
 Hubungan Amal dan Ilmu dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing
amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan
manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua
jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi
dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal.
Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam
kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
- llmu adalah pemimpin Amal, sebagaima disebutkan oleh Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu (di dalam
kitab Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
ُ‫الع ْل ُم ِإ َما ُم ال َع َم ِل َوال َع َم ُل تَابِ ُعه‬
ِ
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”
Kemudian Imam Bukhori rahimahullah mengatakan "Bab Ilmu sebelum beramakl dan berkata" sebagaimana
firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surat Muhammad ayat 19 yang berbunyi:
َ ِ‫فَا ْعلَ ْم َأنَّهُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوا ْستَ ْغفِ ْ(ر لِ َذ ْنب‬
‫ك‬
“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu”
Selain itu jika kita melakukan sebuah amalan tanpa ilmunya (tidak ada dalilnya) maka akan tertolak
sebagaimana hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yaitu:
‫ْس َعلَ ْي ِه َأ ْم ُرنَا فَه َُو َر ٌّد‬
َ ‫ْن َع ِم َل َع َمالً لَي‬
“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)
Sehingga jelas dari beberapa dalil tersebut baik Al Quran, Hadits dan perkataan sahabat bahwasanya Ilmu
dulu baru amal. Dengan beramal sesuai ilmunya maka akan menambah keimanan seseorang.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Taklid atau mengikuti suatu hal dari orang tua maupun orang lain adalah sesuatu yang wajar, bahkan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari seorang manusia, khususnya ketika ia masih kecil. Saat itu
boleh jadi ia mengikuti atau meniru sebagian dari apa yang dilakukan ayah, atau ibunya, atau bahkan kakek
dan neneknya tanpa mengetahui hakikat perbuatan itu sendiri (Tafsir Al-Misbah [1]:  382).
Seiring perkembangan fisik dan mental menuju kedewasaan (baligh), seseorang sedikit demi sedikit akan
mulai memahami perkataan dan tindakan apa saja yang ia lakukan. Pada titik ini ia dituntut untuk
mempertimbangkan berbagai hal yang akan dilakukan. Ia akan mempertanggungjawabkan akibat dari semua
perkataan maupun perbuatannya. Pada tahap ini hukum dan norma telah berlaku baginya. Ketika seorang
manusia memasuki fase dewasa, ia harus cermat dalam mengikuti dan mengamalkan tradisi. Karena para orang tua
sebagai agen pembawa tradisi tidak mustahil keliru dalam tindakannya, baik akibat kelengahan, kebodohan, atau
keteperdayaan oleh setan. Di sinilah akal – anugerah terbesar Allah Swt setelah wahyu – berfungsi sebagai tolak ukur
dan barometer kehidupan manusia.
Selain melalui perantara akal, manusia juga dibimbing oleh wahyu untuk menentukan kebenaran. Akal
berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan wahyu dan pada saat itu pula akal dipandu wahyu agar tidak
terpengaruh berbagai kecenderungan negatif. Mereka yang tidak menggunakan akalnya – terutama
yang bertaklid buta – akan mendapat kritik oleh Allah Swt.
Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 170
Berkenaan dengan taklid buta, Allah Swt berfirman:
١٧٠ َ‫َواِ َذا قِ ْي َل لَهُ ُم اتَّبِعُوْ ا َمٓا اَ ْنزَ َل هّٰللا ُ قَالُوْ ا( بَلْ نَتَّبِ ُع َمٓا اَ ْلفَ ْينَا َعلَ ْي ِه ٰابَ ۤا َءنَا ۗ اَ َولَوْ َكانَ ٰابَ ۤاُؤ هُْ(م اَل يَ ْعقِلُوْ نَ َش ْيـًٔا َّواَل يَ ْهتَ ُدوْ ن‬
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.” Mereka menjawab,
“(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 170)
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Secara umum, ayat di atas berisi isyarat larangan taklid buta kepada leluhur maupun orang lain dalam
melakukan suatu perbuatan. Dalam ayat ini seakan-akan Allah berfirman, “dan apabila dikatakan kepada
mereka yang melakukan taklid buta, “ikutilah apa yang telah diturunkan Allah berupa Al-Qur’an dan
sunah,” mereka menjawab, “(tidak), kami tidak mengikutinya, kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati
pada nenek moyang kami (melakukannya).”
Mereka juga beralasan bahwa apa yang dilakukan nenek moyang mereka tersebut adalah suatu tradisi yang
harus dipertahankan dengan segala cara. Lalu Allah Swt mengkritik pendapat mereka itu, “mereka mengikuti
tradisi nenek mereka, padahal nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat
petunjuk. Mereka semua sama-sama sesat dan menyesatkan serta mengabaikan anugerah akal dan wahyu
yang Aku berikan. Menurut Al-Maraghi makna ayat ini adalah, “ketika dikatakan kepada sekelompok orang
musyrik yang mengikuti langkah-langkah setan, “ikutilah apa yang telah Allah Swt turunkan kepada
rasulullah”, mereka menjawab, “kami tidak mengetahui apapun kecuali apa yang dilakukan oleh pemimpin,
pemuka dan orang-orang tua diantara kami yang merupakan tradisi turun menurun yang harus dilakukan”
(Tafsir Al-Maraghi [1]: 56). Kemudian Allah Swt menolak argumentasi bodoh mereka tersebut, “Apakah
kalian tetap mengikuti tradisi nenek moyang kalian sekalipun mereka sama sekali tidak berfikir dan tidak
pula mendapatkan hidayah.” Jika diperhatikan dengan seksama, jawaban Allah Swt ini merupakan isyarat
larangan taklid buta. Seakan-akan dinyatakan bahwa mereka yang mengikuti nenek moyang tanpa kritis
(taklid buta) maka mereka sama bodohnya dengan nenek moyang mereka. Menurut Quraish Shihab, ayat ini
menunjukkan isyarat larangan taklid buta, bahwa tradisi orang tua sekalipun, tidak dapat diikuti secara membabi-buta
kalau tradisi tersebut tidak memiliki dasar-dasar yang dibenarkan oleh agama Islam melalui Al-Qur’an, dan sunah –
dua  panduan yang telah Allah Swt turunkan kepada sekalian manusia – atau pertimbangan akal yang sehat. Di sisi
lain, ayat ini juga merupakan kecaman terhadap mereka yang mengikuti tradisi tanpa dasar (taklid buta),
bukan kepada mereka yang mengikutinya berdasarkan pertimbangan nalar atau berdasarkan ilmu yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagaimana diisyaratkan dalam QS. al-Maidah [5]; ayat 104 atau berdasarkan
petunjuk Ilahi melalui Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw sebagaimana ditegaskan dalam QS. Ali Imran
[3]: ayat 31. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Al-Qur’an mengisyaratkan larangan
taklid buta. Ini dikarenakan taklid buta dapat berpotensi sesat dan menyesatkan orang lain. Taklid buta juga
secara tidak langsung membuat seseorang mengabaikan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

anugerah Allah Swt kepada manusia, yakni wahyu dan akal. Keduanya adalah piranti yang harus
dimaksimalkan manusia demi kebaikan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam

Sumber : https://zdocs.hu/doc/sia-2-wp9m2v7r3465 dan https://tafsiralquran.id/isyarat-


larangan-taklid-buta-tafsir-al-baqarah-ayat-170

Kesimpulan :
Agama Islam memerintahkan para pemeluknya untuk mengikuti dalil dan tidak memperkenankan seorang
untuk bertaklid, kecuali dalam keadaan darurat (mendesak), yaitu tatkala seorang tidak mampu mengetahui
dan mengenal dalil dengan pasti. Hal ini berlaku dalam seluruh permasalahan agama, baik yang terkait
dengan akidah maupun hukum (fikih).
Oleh karena itu, seorang yang mampu berijtihad dalam permasalahan fikih, misalnya, tidak diperkenankan
untuk bertaklid. Demikian pula seorang yang mampu untuk meneliti berbagai nash-nash syari’at yang terkait
dengan permasalahan akidah, tidak diperbolehkan untuk bertaklid.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. 1. Menumbuhkan saling pengertian antara sesama umat beragama. peran ini bisa dilakukan melalui dialog
intensif. dialog tersebut dilakukan sebagaimana dikemukakan oleh Mukti Ali dengan cara:
 mempertemukan antara orang-orang atau kelompok dari agama atau ideologi yang berbeda untuk sampai
pada pengertian bersama tentang berbagai isu tertentu untuk setuju yang tidak setuju dengan sikap yang yang
penuh apresiasi dan karena itu untuk bekerjasama menemukan rahasia makna kehidupan ini.
dengan dialog tersebut maka perdamaian antara umat beragama akan tercapai. perdamaian adalah salah satu
prasyarat untuk membangun cita-cita bersama menuju masyarakat madani. handskun yang gencar
mempromosikan keharusan dialog mengatakan:
 “tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa adanya dialog antar agama; tidak ada perdamaian di
antara agama-agama tanpa adanya dialog antar umat beragama; tidak ada dialog antara umat beragama tanpa
ada investigasi dasar(fondasi) agama-agama”.
2. Melakukan studi studi Agama dengan tujuan
1.  menghayati ajaran agama masing-masing
2.  membangun suasana iman yang dialogis
3.  menumbuhkan etika pergaulan antara umat beragama
4.  kesadaran untuk menghilangkan bias-bias dari satu umat beragama terhadap umat agama lain
5.  menghancurkan rintangan-rintangan budaya yang ada pada masing-masing umat  beragama seperti
eksklusivisme
6.  menumbuhkan kesadaran pluralisme
7.  menumbuhkan kesadaran akan perlunya  solidaritas dan kerjasama untuk menyelesaikan masalah
masalah kemiskinan, keterbelakangan, ketidakadilan dan lain-lain
3.  Melakukan usaha-usaha penyembuhan sikap-sikap demokratis,pluralis dan toleran kepada umat beragama sejak
dini melalui pendidikan.
4.  mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama membangun masyarakat madani 
Sumber: MKDU4221/MODUL 3 : 3.20-3.21
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Kesimpulan :

Dalam proses mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan perjuangan yang gigih secara terus-menerus. Ia
juga membutuhkan unsur-unsur sosial yang menjadi prasarat terwujudnya masyarakat madani, seperti
kerjasama yang baik antara pemerintah, dengan lembaga kemasyarakatan, serta dengan masyarakat. Alasan
dan tujuan masyarakat agar terciptanya masyakat madani di kelurahan mutiara adalah agar segala macam
bentuk kemajuan dan pembangunan masyarakat dapat sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.
Konsep Masyarakat Madani menurut Islam adalah bangunan politik yang:
demokratis, partisipatoris, menghormati dan menghargai publik seperti: kebebasan hak asasi,
partisipasi,keadilan dan sosial, menjunjung tinggi etika dan moralitas. Ciri utama Masyarakat Madani
Indonesia adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat yang
mempunyai faham keagamaan yang berbeda-beda, penuh toleransi, menegakkan hukum dan peraturan yang
berlaku secara konsisten dan berbudaya.Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya Masyarakat Madani
ialah terciptanya tatanan masyarakat yang lebih terbuka.Di samping itu, dengan terwujudnya Masyarakat
Madani, maka persoalan-persoalan besar bangsa Indonesia seperti: konflik konflik suku, agama, ras, etnik,
golongan, kesenjangan sosial, kemiskinan, kebodohan,ketidakadilan pembagian "kue bangsa" antara
pusat dan daerah, diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi seluruh rakyat, sehingga
kekhawatiran akan terjadinya disintegrasi bangsa dapat dicegah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. a. Kebebasan berekspresi
 kebebasan berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin mengenai hal apa saja baik
melalui pernyataan maupun perbuatan. Piagam Madinah 23 menyatakan:” Bila kami sekalian berbeda
pendapat dalam suatu hal, Perkaranya diserahkan kepada ketentuan Allah dan  Rasulullah.
 perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari setiap orang yang berbeda satu
sama lain akan tetapi perbedaan itu harus disikapi secara positif jangan sampai menimbulkan perpecahan
untuk menghindari hal tersebut yang akan merugikan maka perbedaan itu dikembalikan kepada ketentuan
Allah dan Rasulullah. ketentuan Allah dan Rasulullah itu merupakan pagar agar kebebasan tidak merugikan
kepentingan manusia itu sendiri.
b. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
 ketika Islam menolerir perbedaan pendapat yang dilembagakan dalam bentuk musyawarah, itu berarti Islam
memberikan keleluasaan Kepada manusia untuk menyatakan pemikirannya dan pendapatnya.
 Qs. saba’:46 :
‫هّٰلِل‬
َ ِ‫قُلْ اِنَّ َمٓا اَ ِعظُ ُك ْم بِ َوا ِح َد ۚ ٍة اَ ْن تَقُوْ ُموْ ا ِ َم ْث ٰنى َوفُ َر ٰادى ثُ َّم تَتَفَ َّكرُوْ ۗا َما ب‬
ٍ ‫صا ِحبِ ُك ْ(م ِّم ْن ِجنَّ ۗ ٍة اِ ْن ه َُو اِاَّل نَ ِذ ْي ٌر لَّ ُك ْم بَ ْينَ يَ َديْ َع َذا‬
۞ ‫ب‬
‫َش ِد ْي ٍد‬
Terjemahan
Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah
(dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad).
Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) azab yang keras.”
c. Kebebasan beragama
Islam adalah agama yang benar yang dibawa oleh Rasulullah. Islam mewajibkan umatnya untuk berdakwah
kepada umat manusia untuk menerima ajaran Allah yang dibawa oleh utusan terakhir itu akan tetapi dakwah
harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi. keyakinan yang berbeda harus dihormati.
Qs. al baqarah : 256 dan Qs. yunus : 99
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

ُ ‫صا َم لَهَا َۗوهّٰللا‬ (َ ‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬


َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬ ِ ْ‫ٓا اِ ْك َراهَ فِى ال ِّد ْي ۗ ِن قَ ْد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
Terjemahan
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang
benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh,
dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.

َ‫اس َح ٰتّى يَ ُكوْ نُوْ ا( ُمْؤ ِمنِ ْين‬


َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِم ْيع ًۗا اَفَا َ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬ ۤ
ِ ْ‫َولَوْ َشا َء َربُّكَ اَل ٰ َمنَ َم ْن فِى ااْل َر‬
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu
(hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?
d. Kebebasan bermusyawarah
Musyawarah merupakan upaya meemecahkan bersama untuk menghindari penyimpangan dan meletakkan
langkah-langkah yang secara bulat disepakati.
Qs. Ali imran : 159 :

‫هّٰللا‬
‫اورْ هُْ(م فِى ااْل َ ْم ۚ ِر فَاِ َذا‬ ِ ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا( َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َحوْ ل‬
َ‫َعزَ ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
Terjemahan
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

e. Kebebasan berpindah tempat


Tidak ada larangan dalam islam untuk berpindah tempat dan mencari kehidupan. Ini berarti islam
memberikan kebebasan untuk menentukan hidupnya sendiri.
Qs. Al-baqarah : 36
َ‫ع اِ ٰلى ِحي ٍْن‬ ِ ْ‫ْض َعد ٌُّو ۚ َولَ ُك ْم فِى ااْل َر‬
ٌ ‫ض ُم ْستَقَرٌّ َّو َمتَا‬ ُ ‫اَ َزلَّهُ َما ال َّشي ْٰطنُ َع ْنهَا فَا َ ْخ َر َجهُ َما ِم َّما َكانَا فِ ْي ِه ۖ َوقُ ْلنَا ا ْهبِطُوْ ا بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم لِبَع‬
Terjemahan
Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan)
ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi
yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.
Sumber : MKDU4221/MODUL 3 : 3.35-3.36-3.37-3.38-3.38
Kesimpulan :
Islam merupakan agama yang menjunjung kebebasan manusia. Islam memberikan kebebasan hidup,
kebebasan beramal, kebebasan mencintai dan dicintai, kebebasan bekerja, bahkan kebebasan berpendapat.
Namun, kebebasan yang diajarkan Islam bukanlah kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang
bertanggung jawab, yaitu suatu kebebasan yang dipertimbangkan secara matang dan komprehensif, yang
diatur guna keselamatan dan kemuliaan manusia. 

Anda mungkin juga menyukai