Anda di halaman 1dari 17

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Khisma Ayu Aryani

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857590282

Tanggal Lahir : 9 Februari 1997

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD – S1

Kode/Nama UPBJJ : 41/Purwokerto

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 22 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Khisma Ayu Aryani


NIM : 857590282
Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam
Fakultas : FKIP
Program Studi : 118/PGSD – S1
UPBJJ-UT : 41/Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Purwokerto, 22 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Khisma Ayu Aryani


1. Konsep kebebasan (al-hurriyyah atau liberty) dalam Islam, asal mulanya adalah konsep ikhtiar dan takdir, yang
berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya manusia dalam melakukan perbuatannya, dalam term teologi atau agama.
Kemudian setelah terjadinya kontak dengan dunia barat konsep tersebut berkembang menjadi lebih luas cakupannya.
Seperti kebebasan berekspresi atau mengemukakan pendapat, berfikir, kebebasan berpolitik atau kebebasan ekonomi.
Dalam tulisan ini akan membahas kebebasan berfikir dan mengemukakan pendapat; kebebasan beragama; kebebasan
berpolitik, meliputi hak memilih pemimpin, hak mengawasi dan mengontrol pemerintah; dan kebebasan ekonomi.
Kebebasan dalam Islam lebih terbatas dan terarah, atau dengan kata lain bebas tapi terikat. Berbeda dengan demokrasi
liberal menekankan kemampuan berbuat tanpa batas.

۟ ‫اس َحتَّ ٰى يَكُون‬


َ‫ُوا ُمؤْ ِمنِين‬ َ َّ‫ض كُلُّ ُه ْم َجمِيعًا ۚ أَفَأَنتَ تُ ْك ِرهُ ٱلن‬
ِ ْ‫شآ َء َربُّكَ َل َءا َمنَ َمن فِى ْٱْلَر‬
َ ‫َولَ ْو‬

Artinya: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (Surat Yunus
Ayat 99)

ٰ ‫آ إ ْكراه فِى ٱلدِين ۖ قَد تَّبيَّنَ ٱلر ْشدُ مِنَ ٱلْغَى ۚ فَمن ي ْكفُ ب‬
‫علِي ٌم‬
َ ‫سمِي ٌع‬ ُ َّ ‫ام لَ َها ۗ َو‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ص‬َ ‫سكَ بِٱلْعُرْ َوةِ ٱلْ ُوثْق َٰى ََل ٱن ِف‬ ِ ‫ٱلطَّغُو‬
ِ َّ ِ‫ت َويُؤْ م ِۢن ب‬
َ ‫ٱَّلل فَقَ ِد ٱ ْستَ ْم‬ ِ ْ‫ِ َ َ ر‬ ُّ َ ِ َ َ ِ

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Surat Al-Baqarah Ayat 256)

‫علَ ٰى كُ ِل َجبَل‬ ْ َ‫ْى ٱلْ َم ْوتَ ٰى ۖ قَا َل أَ َولَ ْم تُؤْ مِن ۖ قَا َل بَلَ ٰى َو ٰلَكِن ِلي‬
َ ْ‫ط َمئِنَّ قَلْ ِبى ۖ قَا َل فَ ُخذْ أَرْ بَ َع ًة مِنَ ٱلطَّي ِْر فَصُرْ هُنَّ ِإ َليْكَ ثُ َّم ٱ ْج َعل‬ ِ ‫ْف تُح‬ َ ‫ب أَ ِرنِى َكي‬ ِ ‫َو ِإذْ قَا َل ِإب ٰ َْرِۦه ُم َر‬
ٌ ‫ع ِز‬
‫يز َحكِي ٌم‬ َ ‫ٱَّلل‬ َ َ‫ِم ْن ُهنَّ ج ُْز ًءا ثُ َّم ٱدْعُ ُهنَّ يَأْتِينَك‬
َ َّ َّ‫سعْيًا ۚ َوٱ ْع َل ْم أَن‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu
bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surat Al-Baqarah Ayat 260)

َ ‫س ُن أَ ْكثَ َر‬
‫ش ْىء َجد ًََل‬ ِ ْ َ‫اس مِن كُ ِل َمثَل ۚ َوكَان‬
َ ٰ ‫ٱْلن‬ ِ ‫ص َّرفْنَا فِى ٰهَذَا ٱلْقُرْ َء‬
ِ َّ‫ان لِلن‬ َ ْ‫َولَقَد‬

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam
perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Surat Al-Kahfi Ayat 54)

۟ ‫ٱَّلل ََل يُغ َِي ُر َما ِبق َْوم َحتَّ ٰى يُغ َِي ُر‬
ُ َّ ‫وا َما ِبأَنفُ ِس ِه ْم ۗ َو ِإذَآ أَ َرا َد‬
‫ٱَّلل ِبق َْوم س ُٓو ًءا ف َََل َم َردَّ لَهُۥ ۚ َو َما لَ ُهم ِمن‬ ِ َّ ‫لَهُۥ ُم َع ِق ٰ َبتٌ م ِۢن َبي ِْن َي َديْ ِه َوم ِْن خَلْ ِفِۦه َي ْحفَظُونَهُۥ م ِْن أَ ْم ِر‬
َ َّ َّ‫ٱَّلل ۗ ِإن‬
‫دُونِِۦه مِن َوال‬

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Surat Ar-Ra'd Ayat 11)

2. Berikut ini adalah penjelasan tentang fungsi Ilmu terhadap Iman dan amal yaitu:

llmu adalah pemimpin Amal, sebagaimana disebutkan oleh Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu (di dalam kitab Al Amru
bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)

ُ‫العِلْ ُم ِإ َما ُم ال َع َم ِل َوال َع َم ُل تَا ِب ُعه‬

“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”

Kemudian Imam Bukhori rahimahullah mengatakan "Bab Ilmu sebelum beramal dan berkata" sebagaimana firman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surat Muhammad ayat 19 yang berbunyi:

ُ َّ ‫فَا ْعلَ ْم أَنَّهُ ََل ِإلَ َه ِإ ََّل‬


َ‫َّللا َوا ْستَ ْغفِرْ ِلذَنْ ِبك‬

“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan
bagi dosamu”

Selain itu jika kita melakukan sebuah amalan tanpa ilmunya (tidak ada dalilnya) maka akan tertolak sebagaimana hadits
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yaitu:

‫علَيْ ِه أَ ْم ُرنَا فَ ُه َو َرد‬ َ ‫ع َمَلً لَي‬


َ ‫ْس‬ َ ‫ْن‬
َ ‫ع ِم َل‬

“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)

Sehingga jelas dari beberapa dalil tersebut baik Al Quran, Hadits dan perkataan sahabat bahwasanya Ilmu dulu baru amal.
Dengan beramal sesuai ilmunya maka akan menambah keimanan seseorang.

Aqidah disamakan dengan istilah iman, yaitu sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan anggota tubuh yang pada akhirnya akan melahirkan ketentraman jiwa. Ada juga pengertian lain, yakni iman atau
kepercayaan adalah keadaan mental dari pendirian buat seorang muslim mengesahkan pengalaman dari apa yang
dipercayainya. Kepercayaan ini memberinya rasa aman dan rasa puas karena jalan menuju keselaman telah
ditemukannya.
Salah satu fungsi iman yaitu sebagai pendorong dari amal perbuatan. Dengan aqidah sebagai landasan, maka perbuatan
kita akan semakin baik, mendorong manusia untuk berakhlak mulia serta memberikan corak kehidupan dalam
hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia. Dorongan keyakinan ini, akan sanggup meniadakan
pamrih duniawi dan balas jasa dari kebaikan, sehingga muncullah perbuatan ikhlas yang merupakan ciri seorang muslim
yang taat. Salah satu iman yaitu iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Allah swt mengharuskan umat mengikuti ajaran Al-Quran dan hadis. Meski Al-Quran sudah diturunkan secara sempurna
dan lengkap, tidak berarti semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detail oleh Al-Quran maupun hadis. Selain
itu ada perbedaan keadaan pada saat turunnya Al-Quran dengan kehidupan modern. Tidak semua orang bisa memahami
dalil-dalil, sebab manusia memiliki keterbatasan dalam berfikir dan memahami sebuah nas. Hanya orang yang
mempunyai bakat dan kemampuan untuk menggali hukum dari sumber aslinya. Al-Quran dan hadis dalam sejumlah
redaksi menyuruh umat manusia untuk menuntut ilmu termasuk menggali hukum dan hikmah yang terkandung di
dalamnya. Namun bagi yang tidak mampu berijtihad, Allah Swt. perintahkan untuk bertanya kepada orang alim dan
mengikutinya.

Taqlid secara bahasa merupakan asal kata dari bahasa Arab "Qallada-Yuqallidu-qilâdan-Taqlîdan" yaitu meletakkan
kalung di leher. menurut istilah, Taqlid adalah:
1. Mengikut pendapat orang lain tanpa mengetahui hujjah/dalil kebenaran pendapat tersebut.
2. Suatu ungkapan yang mencerminkan sikap seseorang yang mengikuti orang lain, baik dalam pendapatnya
maupun perbuatannya dengan meyakini realitasnya tanpa melakukan penyelidikan dan pemikiran terhadap
dalilnya.
3. Beramal berdasarkan pendapat orang lain tanpa mengetahui dalil-dalilnya.

Taqlid sebagai sebuah disiplin ilmu dalam Ushul Fiqh mempunyai rukun yang menjadi komponen pokoknya. Yakni,
Pertama, al-Muqallad fih, yaitu sebuah pendapat atau topik tertentu yang dijadikan sebagai objek seseorang untuk
melakukan taqlid. Kemudian, pendapat atau topik yang dapat menjadi objek taqlid dapat dijelaskan dengan ketentuan
hukum sebagai berikut:
1. Taqlid dalam akidah, yakni taqlid terhadap hal-hal yang terkait erat dengan keyakinan terhadap hal-hal yang
termasuk dalam pengetahuan dasar dan fundamental dalam agama Islam. Dalam hal ini ulama berbeda pendapat,
mayoritas ulama berpendapat bahwa taqlid dalam akidah termasuk dalam hal yang diharamkan, bahkan bagi
seorang mukallaf diwajibkan untuk menggunakan nalar dan pemikiran yang mapan. Adapun mazhab Zahiri
justru berpendapat wajib hukumnya bertaqlid dalam akidah, dan bahkan diharamkan menggunakan penalaran.
2. Taqlid dalam ushul al-din yang meliputi pemahaman terhadap sifat wajib, muhal dan jaiz bagi Allah SWT. Ulama
berbeda pendapat dalam konteks ini, sebagian dari ulama menetapkan larangan taqlid dalam ushul al-din,
sementara mayoritas ulama justru memperbolehkan dengan pertimbangan bahwa ushul al-din dapat dimasukkan
dalam kategori furu'.
3. Taqlid dalam al-Furu', yakni taqlid dalam hal-hal yang terkait amaliah ibadah seseorang. Mayoritas ulama
memperbolehkan taqlid dalam hal tersebut. Dengan pertimbangan bahwa Allah Swt telah memerintah dalam
surat an-Nahl [16]: 43 bagi orang yang tidak mempunyai ilmu untuk bertanya kepada orang yang mempunyai
ilmu. Tiada lain maksud dari perintah bertanya adalah menjalankan pendapat dari orang yang ditanya, sehingga
dapat dijadikan dasar diperbolehkannya taqlid dalam hal yang terkait dengan al-furu'. Berbeda halnya dengan
sebagian ulama tertentu yang tidak memperbolehkannya kecuali memang terkait dengan hukum yang valid
argumentasinya.

ِ ‫ى إِلَيْ ِه ْم ۚ فَس َْٔـلُ ٓو ۟ا أَ ْه َل‬


َ‫ٱلذ ْك ِر إِن كُنتُ ْم ََل تَعْلَ ُمون‬ ٓ ِ‫سلْنَا مِن قَبْلِكَ إِ ََّل ِر َج ًاَل نُّوح‬
َ ْ‫َو َمآ أَر‬

Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (Surat An-Nahl 16 : 43)

Tetapi hal ini justru mengalami kesalahan pahaman dimana banyak orang yang mengikuti tanpa berfikir dan mendalami
hanya dengan ikut-ikutan saja. Tentu saja hal ini di larang oleh Allah SWT. Agama ini tidak memperkenankan seorang
untuk bertaklid pada suatu pendapat tanpa memperhatikan dalilnya. Adapun penyebabnya yaitu :
• Allah ta'alla memerintahkan para hamba-Nya untuk memikirkan (bertafakkur) dan merenungi (bertadabbur) ayat-
ayat-Nya. Allah ta'alla berfirman,

‫ب‬ ِ ‫ض َوٱ ْخ ِت ٰلَفِ ٱلَّيْ ِل َوٱلنَّ َه‬


ِ ‫ار َل َءا ٰ َيت ِْل ُ ۟ولِى ْٱْلَلْ ٰ َب‬ ِ ْ‫ت َو ْٱْلَر‬ ِ ْ‫ِإنَّ فِى خَل‬
ِ ‫ق ٱلسَّ ٰ َم ٰ َو‬

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal (Surat Ali Imran 190)

َ ‫ض َربَّنَا َما َخلَقْتَ ٰهَذَا ٰ َبطِ ًَل سُبْ ٰ َحنَكَ فَ ِقنَا‬


َ َ‫عذ‬
ِ ‫اب ٱل َّن‬
‫ار‬ ِ ْ‫ت َو ْٱْلَر‬ ِ ْ‫علَ ٰى ُجنُو ِب ِه ْم َو َيتَفَكَّ ُرونَ فِى خَل‬
ِ ‫ق ٱلسَّ ٰ َم ٰ َو‬ َ َّ َ‫ٱلَّذِينَ َيذْكُ ُرون‬
َ ‫ٱَّلل قِ ٰ َي ًما َوقُ ُعودًا َو‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Surat Ali Imran 191)

• Allah ta'alla mencela taklid dan kaum musyrikin jahiliyah yang mengekor perbuatan nenek moyang mereka tanpa
didasari ilmu. Allah ta'alla berfirman,

َ‫علَ ٰ ٓى َءا ٰثَ ِرهِم ُّم ْهتَدُون‬


َ ‫علَ ٰ ٓى أُ َّمة َو ِإنَّا‬
َ ‫َبلْ قَالُ ٓو ۟ا ِإنَّا َو َجدْنَآ َءا َبآ َءنَا‬

Artinya: Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan
sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka". (Surat Az-Zukhruf Ayat
22)
Allah ta'alla juga berfirman,
ُ ۚ ‫َل ِإ ٰلَ َه ِإ ََّل ه َُو‬
َ ‫سبْ ٰ َحنَهُۥ‬
َ‫ع َّما ُي ْش ِركُون‬ ٓ َّ ۖ ‫ٱَّلل َوٱلْ َمسِي َح ٱبْنَ َمرْ َي َم َو َمآ أُ ِم ُر ٓو ۟ا ِإ ََّل ِل َي ْع ُبد ُٓو ۟ا ِإ ٰلَ ًها ٰ َوحِ دًا‬ َ ‫ٱتَّ َخذُ ٓو ۟ا أَ ْح َب‬
ِ ‫ارهُ ْم َو ُر ْه ٰ َبنَ ُه ْم أَرْ َبابًا مِن د‬
ِ َّ ‫ُون‬

Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. ( Surat At Taubah Ayat
31)

Ayat ini turun terkait dengan orang-orang Yahudi yang mempertuhankan para ulama dan rahib mereka dalam hal ketaatan
dan ketundukan. Hal ini dikarenakan mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan rahib tersebut dengan membabi buta,
walaupun para ulama dan rahib tersebut memerintahkan kemaksiatan dengan mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.

• Taklid hanya menghasilkan zhan (prasangka) semata dan Allah telah melarang untuk mengikuti prasangka.
Allah ta'alla berfirman,

ُ ‫ٱَّلل ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِ ََّل ٱلظَّنَّ َوإِ ْن هُ ْم إِ ََّل يَ ْخ ُر‬


َ‫صون‬ ِ َّ ‫سبِي ِل‬ َ َ‫ُضلُّوك‬
َ ‫عن‬ ِ ْ‫َوإِن تُطِ ْع أَ ْكثَ َر َمن فِى ْٱْلَر‬
ِ ‫ضي‬

Artinya: Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah). (Surat Al-An'am Ayat 116)

Inilah beberapa ayat al-Quran yang menerangkan bahwa taklid buta tidak semestinya dilakukan oleh seorang muslim dan
kewajiban yang mesti dilakukan oleh seorang muslim adalah mengikuti dalil. Dapat disimpulkan bahwa Taqlid
merupakan salah satu problem dalam lapangan hukum Islam. Boleh dan tidaknya taqlid senantiasa menjadi pro dan kontra
yang tidak berkesudahan hingga hari ini. Taqlid muncul pasca Imam mazhab, dimana pengikut imam mazhab ketika
menemukan suatu peristiwa yang memerlukan jawaban hukum, mereka tidak lagi melakukan Ijtihad, tetapi cukup
mengikuti apa yang telah ditetapkan imam mazhab sebelumnya. Masa setelah imam mazhab sering disebut dengan masa
taqlid, yakni mengikuti dan mentarjih pendapat ulama sebelumnya tanpa ada usaha kreatif untuk melakukan
pembaharuan hukum Islam.

3. Dalam hal ini peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah
menerapkan studi agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme dan menjaga perdamaian, bermusyawarah, dan bersikap
adil. menumbuhkannya sikap saling pengertian antara sesama umat beragama agar bisa terwujud masyarakat yang
beradab dan sejahtera. Serta melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada
umat beragama sejak dini melalui pendidikan Islam mewajibkan umatnya untuk berdakwah, akan tetapi dakwah tersebut
juga harus disampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi. Mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-
cita bersama membangun masyarakat madani.

4. Prinsip-prinsip kebebasan menurut Islam


1.) Kebebasan berekspresi
Kebebasan berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak batin mengenai hal apa saja baik melalui
pertanyaan maupun perbuatan. Piagam Madinah ayat 23 menyatakan: "Bila kami sekalian berbeda pendapat dalam suatu
hal, hendaklah perkaranya di serahkan kepada ketentuan Allah dan Rasulullah".
Perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari setiap orang yang berbeda satu sama lain.
Akan tetapi perbedaan itu harus di sikapi secara positif jangan sampai menimbulkan perpecahan. Untuk menghindari hal
tersebut yang merugikan , maka perbedaan itu di kembalikan kepada ketentuan Allah dan Rasulullah. Ketentuan Allah
dan Rasulullah itu merupakan pagar agar kebebasan tidak merugikan kepentingan manusia itu sendiri.

2.) Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat


Ketika Islam menolerir perbedaan pendapat yang di lembagakan dalam bentuk musyawarah, itu berarti Islam
memberikan keleluasaan kepada manusia untuk menyatakan pemikirannya dan pendapatnya. Kebebasan berpendapat
dan kebebasan menyatakan pendapat di jamin oleh Islam baik secara individual maupun kolektif. Dengan sendirinya,
Islam juga menjamin hak untuk berorganisasi.

َ ‫عذَاب‬
‫شدِيد‬ ْ َ‫ِير لَّكُم بَيْنَ يَد‬
َ ‫ى‬ ٌ ‫صاحِ بِكُم ِمن ِجنَّة ۚ إِ ْن ه َُو إِ ََّل نَذ‬ ۟ ‫َّلل َمثْن َٰى َوفُ ٰ َرد َٰى ثُ َّم تَتَفَكَّ ُر‬
َ ِ‫وا ۚ َما ب‬ ۟ ‫قُلْ إِنَّ َمآ أَ ِعظُكُم بِ ٰ َوحِ دَة ۖ أَن تَقُو ُم‬
ِ َّ ِ ‫وا‬

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu
menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak
ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum
(menghadapi) azab yang keras. (Q.S. Saba' Ayat 46)

3.) Kebebasan beragama


Islam adalah agama yang benar yang di bawa oleh Rasulullah. Islam mewajibkan umatnya untuk berdakwah kepada umat
manusia u tuk menerima ajaran Allah. Akan tetapi dakwah harus di sampaikan dengan cara yang baik dan manusiawi.
Keyakinan yang berbeda harus di hormati. Karena itu pemaksaan dan penindasan manusia bukanlah hal yang baik.
Kebebasan beragama sangat di jamin oleh Islam.

ٰ ‫آ إ ْكراه فِى ٱلدِين ۖ قَد تَّبيَّنَ ٱلر ْشدُ مِنَ ٱلْغَى ۚ فَمن ي ْكفُ ب‬
‫علِي ٌم‬
َ ‫سمِي ٌع‬ ُ َّ ‫ام لَ َها ۗ َو‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ص‬َ ‫سكَ بِٱلْعُرْ َوةِ ٱلْ ُوثْق َٰى ََل ٱن ِف‬ ِ ‫ٱلطَّغُو‬
ِ َّ ِ‫ت َويُؤْ م ِۢن ب‬
َ ‫ٱَّلل فَقَ ِد ٱ ْستَ ْم‬ ِ ْ‫ِ َ َ ر‬ ُّ َ ِ َ َ ِ

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. Al-Baqarah Ayat 256)

۟ ‫اس َحتَّ ٰى َيكُون‬


َ‫ُوا ُمؤْ ِمنِين‬ َ َّ‫ض كُلُّ ُه ْم َجمِي ًعا ۚ أَفَأَنتَ تُ ْك ِر ُه ٱلن‬
ِ ْ‫شآ َء َربُّكَ َل َءا َمنَ َمن فِى ْٱْلَر‬
َ ‫َولَ ْو‬

Artinya: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (Q.S. Yunus
Ayat 99)

4.) Kebebasan Bermusyawarah


Musyawarah merupakan upaya memecahkan bersama untuk menghindari penyimpangan dan meletakan langkah-langkah
bersama yang telah di sepakati.

ِ َّ ‫علَى‬
َّ‫ٱَّلل ۚ ِإن‬ َ ‫عنْ ُه ْم َوٱ ْستَغْفِرْ لَ ُه ْم َوشَا ِورْ هُ ْم فِى ْٱْل َ ْم ِر ۖ فَإِذَا‬
َ ْ‫عزَ مْتَ فَت ََوكَّل‬ ۟ ‫ب َلَنفَض‬
ُ ‫ُّوا م ِْن َح ْولِكَ ۖ فَٱع‬
َ ‫ْف‬ ِ ْ‫ظ ٱلْقَل‬ َ ‫ٱَّلل لِنتَ لَ ُه ْم ۖ َولَ ْو كُنتَ فَظًّا‬
َ ‫غلِي‬ ِ َّ َ‫فَ ِب َما َر ْح َمة مِن‬
َ‫ٱَّلل يُحِ بُّ ْٱل ُمت ََو ِكلِين‬
َ َّ

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imran Ayat 159)

5.) Kebebasan berpindah tempat


Tidak ada larangan dalam Islam untuk berpindah tempat dan mencari kehidupan. Ini berarti Islam memberikan kebebasan
untuk menentukan hidupnya sendiri. Bahkan berpindah tempat di anjurkan jika akan meningkatkan kualitas hidup.

‫ض ُم ْستَقَر َو َم ٰتَ ٌع إِلَ ٰى حِ ين‬


ِ ْ‫عدُو ۖ َولَكُ ْم فِى ْٱْلَر‬
َ ‫ضكُ ْم ِلبَعْض‬ ۟ ُ‫عنْ َها فَأ َ ْخ َر َج ُه َما ِم َّما كَانَا فِي ِه ۖ َوقُلْنَا ٱ ْهبِط‬
ُ ْ‫وا بَع‬ َ ٰ ْ‫فَأَزَ لَّ ُه َما ٱلشَّي‬
َ ‫ط ُن‬

Artinya: Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami
berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi,
dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (Q.S. Al-Baqarah Ayat 36).

Anda mungkin juga menyukai