Pengaruh Elistor Biotik Dan Abiotik Pada Produksi Flavonoid Melalui Kultur Jaringan Tanaman
Pengaruh Elistor Biotik Dan Abiotik Pada Produksi Flavonoid Melalui Kultur Jaringan Tanaman
ABSTRAK
Kata kunci: kultur jaringan tanaman, flavonoid, elisitor biotik, elisitor abiotik.
ABSTRACT
Key words: plant tissue culture, flavonoids, biotic elicitors, abiotic elicitors.
1
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
118
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
maksimal yang sesuai untuk produksi menurunkan tanaman baru yang sama
secara komersial, berbagai upaya telah seperti induknya, atau setiap sel
biosintesis dari sel yang dikultur, yang lengkap jika ditumbuhkan pada media
119
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
120
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
121
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
122
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
123
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
124
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
akumulasi katekin pada kultur suspensi elisitor chitosan dan A. niger digunakan
daun meningkat secara signifikan ketika sebagai elisitor kimia dan jamur untuk
ekstrak A. niger ditambahkan pada meningkatkan akumulasi flavonoid total
semua kadar. Produksi rutin, hipersoid, secara in vitro pada kultur suspensi sel
dan kuersetin pada kultur suspensi Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees
batang meningkat secara signifikan dalam media MS 50 mL yang ditambah
ketika terpapar elisitor jamur A. niger, F. 2,4-D : BAP (1,0 : 0,5 mg/L). Analisis
oxysporum, dan ekstrak ragi (Azeez & kuantitatif dari akumulasi flavonoid
Ibrahim, 2013). total dilakukan dengan metode
Gadzovska-Simic et al. (2012) kalorimetri aluminium klorida. Hasil
menginvestigasi produksi fenil penelitian menunjukkan bahwa paparan
propanoid (senyawa fenolik, flavanol, chitosan 20 mg selama 24 jam
flavonol, dan antosianin) pada suspensi menimbulkan efek elisitasi tertinggi dari
sel Hypericum perforatum L. terelisitasi. flavonoid yaitu 3,51 mg/g (2,72 kali
Untuk menentukan apakah produksi lipat) dibandingkan dengan kontrol. A.
metabolit sekunder dapat ditingkatkan, niger 2 mL selama 4 hari dapat
suspensi sel H. perforatum dipapar menginduksi peningkatan kandungan
ekstrak miselia dari jamur A. flavus. flavonoid 1,39 kali lipat (3,37 mg/g)
Kultur suspensi sel H. perforatum dibandingkan kontrol.
terelisitasi menunjukkan adanya Baque et al. (2012)
penurunan pertumbuhan dan viabilitas, menginvestigasi pengaruh chitosan dan
serta modifikasi produksi metabolit pektin dengan berbagai kombinasi pada
sekunder. Ekstrak miselia jamur A. akumulasi flavonoid pada kultur
flavus (50 mg/mL) menyebabkan suspensi akar adventif dari Morinda
penurunan kandungan senyawa fenolik citrifolia. Kadar optimum elisitor untuk
2 kali lipat setelah 4-21 hari elisitasi meningkatkan biosintesis metabolit
dibandingkan dengan kontrol. terjadi pada kadar 0,2 mg/mL chitosan
Sedangkan sel H. perforatum terelisitasi dengan diperolehnya 75,32 mg/g DW
memiliki kandungan flavanol dan flavonoid atau meningkat sebesar 12%
flavonol yang lebih tinggi pada hari ke- dibandingkan dengan kultur tanpa
7. elisitor. Elisitor tersebut diberikan pada
Pada penelitian yang dilakukan hari ke-28 dan dipanen setelah 2 hari
a
oleh Mendhulkar & Vakil (2013), elisitasi.
125
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
126
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
127
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
128
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
129
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
130
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
131
PHARMACY, Vol.11 No. 02 Desember 2014 ISSN 1693-3591
132