Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“KONSEP DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu : Ahmad Yani,S.pd,M.pd.,MH

Oleh MHS : M Iqbal Arrasyid

Jl. Raya Industri Jl. Jababeka Raya, Pasirgombong, Kec. Cikarang Utara,
Bekasi, Jawa Barat 17530
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberika rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep dan Urgensi identitas nasional”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Ahmad
yani,S.pd,.Mpd.,MH pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Selain itu,oembuatan makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Konsep dan Urgensi identitas nasional” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad yani,S.pd,.Mpd.,MH , selaku dosen
mata kuliah Pendidkan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih terlampau jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Cikarang,21 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lambang Negara Garuda pancasila
2. Lagu kebangsaan Indonesia raya
3. Semboyan Negara Bhineka Tunggal ika
4. Dasar Falsafah Negara Pancasila
5. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap Negara yang merdeka dan  berdaulat berupaya memiliki identitas nasional agar
dikenal dan dibedakan dengan Negara lain. Identitas nasional dipercaya mampu menjaga
eksistensi dan kelangsungan hidup suatu Negara, dengan identitas nasional suatu
negaramemiliki kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa
lain serta untuk menyatukan suatu bangsa. Bangsa Indonesia sebagai Negara yang
menyatakan dirinya berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945 secara de facto juga
memiliki identitas nasional yang mencerminkan Indonesia berbeda dengan  Negara lain.
Dalam makalah ini penyusun mencoba menjelaskan bagaimana konsep, urgensi, dan
esensi identitas nasional, alasan diperlukan identitas nasional, sumber – sumber yang
mendasari identitas nasional Indonesia, serta dinamika dan tantangan identitas nasional
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penyusun membahas beberapa persoalan dalam makalah ini,
yaitu :
1. Lambang Negara Garuda pancasila
2. Lagu kebangsaan Indonesia raya
3. Semboyan Negara Bhineka Tunggal ika
4. Dasar Falsafah Negara Pancasila
5. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia

C. Tujuan Penulisan
Dari penyusunan makalah ini diharapkan pembaca dan penyusun mampu memahami identitas
nasional Indonesia yang terdiri dari konsep dan urgensi identitas nasional, perlunya identitas
nasional, dasar sumber identitas nasional, dinamika dan tantangan identitas nasional, serta esensi 
dan urgensi identitas nasional. Sekaligus, makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah
peyusun dalam Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Pendidikan Kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Lambang Negara Garuda Pancasila

A. Makna Garuda sebagai lambang negara


Makna Garuda sebagai lambang negara yaitu untuk menggambarkan bahwa
Indonesia adalah bangsa uang besar dan negara yang kuat.
Garuda muncul dalam berbagai kisah terutama di Jawa dan Bali. Dalam banyak
kisah, Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian,
kesetiaan, dan kedisiplinan.

B. Arti warna pada lambang Garuda Pancasila


Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.

C. Jumlah bulu Garuda Pancasila


Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945, yakni sebagai berikut:
- 17 helai bulu pada masing-masing sayap
- 8 helai bulu pada ekor
- 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
- 45 helai bulu di leher.

2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya

Dalam buku tersebut tertulis "Alangkah baiknya jika ada seorang pemuda Indonesia yang
dapat menciptakan lagu kebangsaan, karena bangsa-bangsa lain sudah memiliki lagu
kebangsaan mereka sendiri."

Membaca tulisan tersebut, W.R Soepratman termotivasi dan mulai menulis teks lagu
Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya lahir pada pertengahan tahun 1928 dan pertama kali
diperdengarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya di Kongres Pemuda Indonesia II.
Karena makna mendalam yang seakan menyihir semangat bangsa Indonesia, saat itu
diputuskan lagu Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan Indonesia dan merupakan lagu
resmi Indonesia yang wajib dinyanyikan saat upacara penting.

Pada 1944, dibentuk Panitia Lagu Kebangsaan Indonesia yang diketuai oleh Soekarno dan
anggotanya Ki Hajar Dewantara, Achiar, Sudibyo, Darmawidjaja hingga Mr. Oetojo. Pada
8 September 1944 diputusan beberapa hal yaitu:

1. Apabila lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan satu kuplet saja, maka
ulangannya dinyanyikan dua kali. Jika dinyanyikan tiga kuplet maka ulangannya
dinyanyikan satu kali, tetapi kuplet yang ketiga ulangannya dilagukan dua kali.
2. Saat mengibarkan bendera Merah Putih, lagu Kebangsaan Indonesia Raya harus
diperdengarkan dengan ukuran cepat 104. Ketika sedang berbaris, dipakailah menurut
keperluan cepat 1-2-120.
3. Perkataan "semua" diganti dengan "sem'wanya". Not ditambah "do".
4. Perkataan "refein" diganti dengan "ulangan".

Saking populernya, Belanda khawatir lagu Indonesia Raya akan meningkatkan semangat
bangsa Indonesia untuk merdeka. Oleh karenanya pemerintahan Hindia Belanda melarang
rakyat Indonesia untuk menyanyikan lagu tersebut.

Setelah Jepang menduduki Indonesia, lagu ini diizinkan kembali dinyanyikan pada rapat
dan upacara-upacara resmi. Bahkan diperdengarkan usai Presiden Soekarno membacakan
teks proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

3. Semboyan Negara Bhineka Tunggal ika

Kata Bhinneka Tunggal Ika diambil dari kutipan kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Semboyan negara ini diambil dari bahasa Jawa kuno. Kata "Bhinneka" artinya beraneka
ragam atau berbeda-beda, kata "Tunggal" artinya satu. Sedangkan "Ika" artinya itu. Secara
harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan menjadi “Beraneka Satu Itu”, yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu
kesatuan.

Semboyan ini dipakai sebagai gambaran persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia sendiri terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Fungsi mendasar Bhinneka Tunggal Ika adalah landasan persatuan dan kesatuan. Pada
dasarnya setiap kelompok memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing. Peran
semboyan negara untuk membentuk dan menamkan pada masyarakat tentang keberagaman
sehingga tidak memicu konflik.

4. Dasar Falsafah Dasar Pancasila

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan,
karena itu semua merupakan dasar dari negara Indonesia yang tercantum dalam lima sila
Pancasila.
Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi nasional, falsafah negara,
pandangan hidup bangsa, way of life, dan banyak lagi fungsi Pancasila. Rakyat Indonesia
menganggap bahwa Pancasila sangat penting karena keberadaannya dapat menjadi perekat
bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas nasional.

5. Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia

Tantangan dan masalah yang dihadapi terkait dengan Pancasila telah banyak mendapat
tanggapan dan analisis sejumlah pakar. Seperti Azyumardi Azra (Tilaar, 2007),
menyatakan bahwa saat ini Pancasila sulit dan dimarginalkan di dalam semua kehidupan
masyarakat Indonesia karena:
1). Pancasila dijadikan sebagai kendaraan politik,
2). Adanya liberalisme politik, dan
3). Lahirnya desentralisasi atau otonomi daerah.

Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara


dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya pada era reformasi bangsa Indonesia bagaikan
berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Padahal bangsa Indonesia telah memiliki nilainilai luhur yang dapat dijadikan
pegangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yakni Pancasila.
Warisan agung yang tak ternilai harganya dari para the founding fathers adalah Pancasila.
BAB III
KESIMPULAN

Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan “nasional”.
identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang secara harfiah berarti jati diri, ciri-ciri,
atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasar ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya.

Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan arti
jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Esensi suatu identitas nasional
adalah budaya yang telah menjadi ciri khas dari bangsa tersebut. Suatu budaya dapat
berproses menjadi ciri khas dimaksud tentunya harus memenuhi kriteria tertentu dan
disepakati bersama oleh semua unsure masyarakat yang heterogen sifatnya. Sumber-
sumber pembentuk budaya dan pada gilirannya menjadi identitas nasional dimaksud.
Dalam kategori ini termasuk sejarah, kebudayaan,suku bangsa, agama dan Bahasa

 Sebagai bangsa yang memiliki identitas nasional seharusnya kita bisa ikut serta dalam
menjaga dan melestarikan identitas negara Indonesia juga tetap menjaga karakteristik
yang menjadi landasan identitas nasional. Hal itu dikarenakan identitas negara
merupakan aset yang berharga yang menjadi pembeda sekaligus tanda pengenal dengan
bangsa lain dan identitas nasional merupakan ciri khas yang kita miliki selain itu identitas
nasional juga bisa menjadi tumpuan dalam menjaga budaya, sejarah dan lain-lain yang
tentunya juga merupakan pembeda bangsa Indonesia dari bangsa yang lainnya.kita tau
bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang sangat besar apalagi tentang kebudayaan yang
tentunya juga menjadi identitas bangsa Indonesia jadi, Jangan biarkan bangsa lain
mengakui apa yang menjadi identitas negara kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://ika-wita-ersalina-fisip17.web.unair.ac.id/artikel_detail-
221119-Semester%202-Makalah%20Kewarganegaraan
%20Kelompok%201.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5696559/mengenal-
lambang-negara-republik-indonesia-dan-maknanya

https://news.detik.com/berita/d-5683901/lagu-indonesia-raya-
sejarah-singkat-dan-lirik-lengkap

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61654a061ae92/makna-fungsi-
dan-contoh-bhinneka-tunggal-ika

file:///C:/Users/USER/Downloads/Paper%20Pancasila%20Upload
%20(2).pdf

https://zdocs.tips/doc/makalah-pkn-7p4mqlom22pj

Anda mungkin juga menyukai