Anda di halaman 1dari 20

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

04 PLG
RUMAH SAKIT TK. IV o2.07.02 LAHAT
Jl. LetjendHarunSohar No. 26 Lahat
Tlp.081377951551 Fax. (0731) 326195
Email: rumkit4lahat@gmail.com

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.02 LAHAT


NOMOR : 361 / I / 2019
KEBIJAKAN PEDOMAN PELAYANAN TENTANG BAGIAN LAUNDRY
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.02 LAHAT

KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.02 LAHAT

MENIMBANG : a. Bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan di


rumahsakit adalah melalui pelayanan penunjang medis yang
profesional,bermutu, dan aman;
b. Bahwa kebutuhan linen di setiap ruangan sangat bervariasi,
baikjenis, jumlah dan kondisinya sehingga membutuhkan
pengelolaankhusus serta melibatkan banyak tenaga kesehatan;
c. Bahwa berdasarkan pertibangan a dan b maka perlu
diterbitkanketetapan Direktur tentang Pedoman Pelayanan
Bagian Laundry di Rumah Sakit TK IV 02.07.02 Lahat

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Kepmenkes nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit
4. Kepmenkes Nomor 270/Menkes/SK/ /2007 Tentang
PedomanPengendalian Infeksi
MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN :
KESATU : Pedoman Pelayanan Bagian Laundry Rumah Sakit TK IV 02.07.02
Lahat sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan


dilakukanevaluasi setiap tahunnya.

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka


akandiadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 10 Januari 2019
Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.02 Lahat,

dr. Fauzi Mustakman, SpB


Mayor Ckm NRP 11040000290974
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.04 PLG
RUMAH SAKIT TK. IV o2.07.02 LAHAT
Jl. LetjendHarunSohar No. 26 Lahat
Tlp.081377951551 Fax. (0731) 326195
Email: rumkit4lahat@gmail.com

LAMPIRAN PERATURAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.02 LAHAT


NOMOR :
TANGGAL : Januari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
melalui pelayanan bagian umum, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah
sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di
setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur
pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak
melibatkan tenaga kesehatan dengan berbagai klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri
dari ahli manajemen, tehnisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli
sanitasi, serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja.
Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai,
diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan – bahan kimia, maka bagian laundry sebagai salah
satu pelayanan wajib mengantisipasi dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun peralatan non
medis sesuai perkembangan bidang teknologi di bidang laundry.
Pelayanan laundry harus dikelola dengan system yang baik dan benar melalui
penerapan managemen yang baik dan benar serta koordinasi antar bagian dan
upaya untuk terus memberikan pelayanan yang berkaitan dengan pelanggan, maka
perlu disusun Buku Pedoman Pelayanan Laundry. Adapun buku Pedoman
Pelayanan Laundry Rumah Sakit ini akanTK IV 02.07.02 Lahat menjadi acuan kerja
seluruh petugas yang bekerja di bagian Laundry, serta sebagai landasan pelayanan
laundry Rumah SakitTK IV 02.07.02 Lahat.

B. Tujuan Pedoman
Adapun tujuan dari Pedoman Pelayanan Laundry di Rumah Sakit TK IV
02.07.02 Lahat adalah :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Laundry yang berkualitas dan berperan aktif
dalam pengendalian infeksidi Rumah SakitTK IV 02.07.02 Lahat.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi,
utuh dan siap pakai.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya
infeksi.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor mewujudkan
pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit melalui legiatan Laundry.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan Laundry meliputi:
1. Pengambilan linen
2. Pemilahan linen
3. Penimbangan linen
4. Pencucian linen
5. Penyetrikaan linen
6. Pelipatan linen
7. Pendistribusian linen
8. Perbaikan linen
9. Pencatatan dan pelaporan

D. Batasan Operasional
1. Pengambilan Linen
Pengambilan linen kotor dilakukan oleh petugas laundry ke ruangan dengan
menggunakan APD dan menggunakan troli tertutup. Linen yang infeksius
ditempatkan dalam tempat/ ember yang dilapisi plastic warna kuning, sedangkan
linen non infeksius ditempatkan dalam wadah/ember tersendiri yang tertutup.

2. Pemilahan Linen
Linen dipilah dan dihitung di laundry sesuai tingkat kekotoran, warna dan
infeksius,
kemudian linen dimasukkan ke dalam troli untuk non infeksius dan ember tertutup
untuk linen infeksius.

3. Penimbangan Linen
Linen ditimbang 30 kg kemudian linen dimasukkan ke dalam troli untuk non
infeksius dan ember tertutup untuk linen infeksius.

4. Pencucian linen
Pencucian linen dilakukan dengan memasukkan linen infeksius ke mesin cuci
dengan kapasitas 35 kg, dengan memprogram ”berat“, untuk linen non infeksius di
mesin cuci non infeksius dengan program “sedang“ untuk tingkat kotoran sedang
dan linen jenis tebal atau “ ringan “ untuk tingkat kekotoran ringan dan linen jenis
tipis dan ukuran kecil.

5. Penyeterikaan dan pelipatan


Linen yang telah dikeringkan di bawa ke ruang pelipatan kemudian dilipat dan
di setrika kemudian di sendirikan di rak penyimpanan linen bersih berdasar ruang
masing-masing.

6. Distribusi
Petugas ruangan mengambil linen bersih ke ruang laundry dengan membawa
buku pengambilan linen. Linen dihitung dan di cocokkan dengan jumlah linen pagi
oleh petugas laundry dan ruangan kemudian linen dimasukkan dalam plastik dan di
bawa ke ruangan.

7. Perbaikan Linen
Ruangan mengirim linen yang rusak ke laundry dan petugas laundry bertugas
memperbaiki linen yang rusak, jika linen tidak bisa diperbaiki, laundry memberitahu
ke ruangan, linen di masukkan inventaris rusak.

8. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan yang dilakukan di laundry antara lain: pencatatan linen yang di
setorkan ke laundry, pencatatan linen yang di distribusikan, dan linen rusak,
pelaporan chemical, plastik, linen rusak.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penelolaan lingkungn
Hidup
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/2005 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
7. Permenkes no 1204 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
Tahun 2004
8. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2002 tentang
Pengelolaan Linen
9. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tahun 2008di Rumah
Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya
10. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan
tahun 2010
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Dalam upaya mempersiapkan tenaga Laundry yang handal, perlu kiranya


kelakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang
tepat bagi Organisasi. Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi. Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Laundry
Rumah Sakit TK IV 02.07.02 Lahat adalah sebagai berikut

Tabel Kualifikasi SDM Laundry Rumah SakitTK IV 02.07.02 Lahat

No Nama Pendidikan
1 PNS Ngadia

NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL TENAGA YANG DIBUTUHKAN


Kabag Sanitasi & Laundry S1 Kesehatan Masyarakat 1
Koordinator SLTA ( pengalaman minimal 5 tahun ) 1
Staff Pengambilan dan penghitungan Minimal SMP 5
Staff Pencucian Minimal SMP 2
Staff Pelipatan dan Penyetrikaan Minimal SMP 6
Staff Distribusi dan Penyimpanan Minimal SMP 1
Staff Penjahitan Minimal SMP 1
Jumlah 17
B. Distribusi Ketenagaan
Rumah Sakit Tk IV 02.07.02 Lahat di baian Laundry terdiri atas 17 tenaga Laundry,
yang terdiri atas:
1. Kepala Bagian 1 orang
2. Koordinator 1 orang

64
BAB III
STANDAR FASILITAS

Standar Fasilitas
Daftar Inventaris Peralatan di Laundry
No Nama Alat Jumlah Keterangan

Mesin cuci kapasitas 35 kg 1 buah


Mesin pengering kapasitas 35 kg 1 buah
Setrika manual 1 Buah
Trolley 2 buah
Meja kerja 1 buah
Kursi plastik 2 buah
Jam Dinding 1 buah
Pel Lantai 1 buah

65
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Kebijakan yang berkaitan dengan falsafah dan tujuan

1. Bagian Laundry Rumah Sakit Tk. IV 02.07.02 Lahat mulai penanganan linen
kotor sampai dengan bersih ke bagian ruangan.
2. Bagian Laundry Rumah Sakit TK IV 04.07.02 Lahat menyelenggarakan
pelayanan laundry pada pukul 07.00 – 16 .00 WIB.
3. Bagian Laundry melakukan kegiatan secara koordinatif dengan semua bagian
pengguna linen.
4. Dalam upaya menjaga kualitas dan profesionalisme, Laundry memberikan
pelayanan dengan mengutamakan kepuasan pengguna dan didukung sarana
dan prasarana yang ada.
5. Bagian Laundry melaksanakan evaluasi dan meningkatkan fungsi dan kualitas
sesuai tuntutancustomer.

B. Kebijakan yang berkaitan dengan administrasi dan pengelolaan


1. Pelayanan Laundry di RS Tk. IV 02.07.02 Lahat hanya melakukan proses
penanganan linen kotor sampai dengan siap pakai.
2. Pelayanan Laundry menyimpan linen bersih sebelum di distribusikan ke asing
masing bagian.
3. Petugas yang bekerja di pelayanan Laundry bertugas sesuai jadwal dan SPO
yang ditetapkan.
4. Selain melaksanakan penanganan linen dari kotor sampai bersih pelayanan
Laundry juga melaksanakan penjahitan linen yang robek.
5. Ketentuan tentang pelabelan linen untuk membedakan ruangan terlampir
6. Ketentuan warna linen putih di seluruh rumah sakit

C. Kebijakan yang berkaitan dengan staf dan pimpinan.


1. Pelayanan Laundry dilengkapi dengan pimpinan dan Staf yang ditetapkan sesuai
dengan struktur Organisasi RUMAH SAKITTK IV 02.07.02 LAHAT dan dipimpin
oleh seorang KepalaBagian.

66
2. Sesuai dengan Struktur Organisasi RUMAH SAKITTK IV 02.07.02 LAHAT Unit
Laundry berada dibawah Kepala Rumah Sakit, dibantu Manager Umum dan
Kepala Bagian Sanitasi & Laundry dalam pengelolaan pelayanan laundry.
3. Kepala Bagian Laundry membawahi Petugas Mesin Cuci, Petugas Setrika dan
Petugas Pencatatan dan Penyortiran yang masing-masing dilengkapi dengan
uraian tugas, kewenangan dan tanggung jawab.
4. Pertemuan rutin diadakan sedikitnya sebulan sekali untuk mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan evaluasi peningkatan mutu pelayanan Laundry.
5. Pertemuan lintas jalur dilaksanakan secara koordinatif dengan bidang lain
sesuai ketentuan dan kebutuhan.

D. Kebijakan yang berkaitan dengan fasilitas dan peralatan


1. Pemisahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan di ruangan dengan
pembedaan tempat.
2. Linen dihitung dan dimasukkan ke dalam ember tertutup untuk yang infeksius
dan ke troli untuk linen non infeksius
3. Linen inkfeksius yang sudah ditimbang sebanyak 30 kg langung dimasukkan ke
dalam mesin cuci.
4. Ruang penanganan linen kotor harus terpisah dengan linen bersih.
5. Tersedia jadwal pembersihan lantai Laundry maksimal 2x sehari.
6. Untuk menghindari kontaminasi, dalam melaksanakan tugas petugas
menggunakan Alat Pelindung Diri.
7. Kegiatan perencanaan kebutuhan, penyediaan, permintaan dan penyimpan linen
dilakukan oleh bagian pengguna sesuai ketentuan.
8. Tersedia tempat cuci tangan dan antiseptic bagi petugas.
9. Semua kegiatan dilakukan sesuai prosedur.
10. Penanggung jawab kelancaran peralatan diataur sebagai berikut:
a. Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab atas pengadaan peralatan dan
bahan pembersih.
b. Kepala Bagian bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan
peralatan, gedung dan sarana yang lain.
c. Kepala Bagian Laundry bertanggung jawab atas pengelolaan fasilitas.
11. Sistem komunikasi diatur melalui telphon intern-ekstern
12. Pengaturan tentang pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan
dilaksanakan secara berkala dan dilengkapi dengan jadwal pemeliharaan,
kalibrasi serta adanya prosedur perbaikan dan penggantian peralatan yang
rusak.
13. Pengelolaan pengadaan dan penyediaan bahan pembersih sesuai prosedur
yang berlaku di RUMAH SAKITTK IV 02.07.02 LAHAT dilengakapi dengan Surat
Permintaan Barang ke Pengadaan dan Bukti Penerimaan Barang apabila
barang telah diterima.
14. Chemical yang dipergunakan di bagian Laundry RUMAH SAKIT TK IV
02.07.02 LAHAT
a. Flufi
b. Boost
c. Woost
d. Oxibrite

E. Kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan dan prosedur


1. Pelayanan laundry di RUMAH SAKITTK IV 02.07.02 LAHAT dilaksanakan
berdasarkan:
a. Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia
b. Buku Pedoman Laundry tahun 2004
c. Keputusan Dirjen PPM dan PLP Depkes RI
2. Pelayanan laundry di RUMAH SAKITTK IV 04.07.02 LAHAT dilakukan oleh
intern (oleh SDM bagian Laundry )
3. Pelayanan laundry (pencucian) oleh internal SDM bagian Laundry dilakukan
pada jam kerja 07.00 – 16.00 WIB (dua shift)
4. Pelayanan laundry dalam pengelolaannya selalu memperhatikan hygiene dari
sanitasi
5. Pemakaian bahan dan prasarana untuk proses laundry memperhatikan bahan
yang efektif, aman bagi pemakai, tidak merusak kain dan lingkungan.
6. Adanya pemisahan ruang linen/ cucian kotor dan bersih.
7. Adanya evaluasi dan monitoring hasil cucian dari aspek fisik (kebersihan,
kelembutan, warna)
8. Adanya evaluasi proses laundry dan bahan pencuci.

68
9. Adanya koordinasi antara bagian Laundry dan bagian sanitasi dalam hal
pengawasan pengelolaan Laundry yang terkait hyegiene sanitasi, monitoring
kualitas air bersih untuk laundry, monitoring sanitasi orang banyak (penerangan,
kebisingan, penghawaan)

F. Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan staf dan program


pendidikan

1. Adanya program peningkatan keterampilan/ pendidikan yang berkelanjutan tiap


tahun sesuai kebutuhan perorangan dan organisasi.
2. Adanya program pelatihan pengelolaan pencucian bagi tenaga pencucian.

G. Kebijakan yang berkaitan dengan evaluasi dan pengendalian mutu


1. Penilaian mutu pelayanan laundry melalui kuisioner yang ditujukan bagi pasien
rawat inap dan masukan dari bagian pengguna dari ruangan masing-masing.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan SPO oleh Kepala Bagian Laundry melalui
supervise kegiatan sehari-hari.
BAB V
PENGADAAN

Permintaan Barang (Stock) ke Logistik


Logistik merupakan segala sesuatu baik sarana, prasarana dan semua barang yang
diperlukan untuk Laundry dalam rangka pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses permintaan barang (stock)
kelogistik yaitu :
1. Petugas Administrasi /koordinator menulis bon permintaan barang (stock)
secara tertulis di form permintaan barang.
2. Bon permintaan dicek dan ditanda tangani oleh Kabag Sanitasi dan Laundry
3. Petugas Administrasi /koordinator menyerahkan bon permintaan kepada
Petugas Pengadaan.
4. Petugas Pengadaan menerima bon permintaan barang.
5. Pada hari berikutnya Petugas Administrasi /koordinator mengambil barang yang
telah diminta ke Pengadaan.
6. Petugas Administrasi /koordinator melakukan pengecekan antara Bon
permintaan dengan barang yang diserahkan
7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan permintaan, administrasi
/coordinator menandatangani penerimaan pada Bon permintaan.
8. Barang yang telah diterima dicatat oleh Petugas Administrasi /koordinator ke
dalam kartu inventaris barang pengadaan.
9. Petugas Administrasi /koordinator menempatkan Barang ke dalam lemari stok
barang.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di Rumah Sakit
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya di ambil.

B. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety) :


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

C. Keselamatan Umum
1. Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah penyebaran
infeksi, langkah – langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan Cairan anti septik/ sabun ke telapak tangan secukupnya.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
e. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tanagn kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
2. Dengan memperhatikan 5 momen mencuci tanagn sebagai berikut :
a. Sebelum Menyentuh Pasien.
b. Sesudah Menyentuh Pasien.
c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.
d. Apabila Terkontaminasi (Cairan, Tertusuk Jarum, dll ).
e. Setelah menyentuh Lingkungan Pasien

3. Alat Pelindung Diri


Jenis-jenis Alat Pelindung Diri:
a. SARUNG TANGAN melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasieen dari mikroorganisme yang berada di tangan
petugas kesehatan.Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas
sarung tangan lakukan kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau
handrub berbahan dasar alkohol.Satu pasang sarung tangan harus digunakan
untuk setiap pasien, sebagai upaya untuk menghindari kontaminasi silang.
Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan yang masih
bersarung tangan, ketika melakukan perawatan di bagian tubuh yang kotor
kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan merupakan praktek
yang aman.
b. MASKER harus cukup besar untuk melindungi hidung, mulut, bagian bawah
dagu, dan rambut pada wajah(jenggot).Masker dipakai untuk menahan cipratan
yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk
atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya
memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari
bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua
hal tersebut.
c. ALAT PELINDUNG MATA melindungi petugas dari percikan darah atau cairan
tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata
(goggles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor.
Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau
pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan
cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah,
petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata serta
masker.
d. TOPI digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak tercampur ke linen.Topi harus cukup besar untuk menutup
semua rambut.Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada
petugas, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah
atau cairan tubuh yang terpercik dari linen kotor infeksius.
e. APRON yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan
harus mengenakan apron ketika melakukan penghitungan dan pemilahan linen
kotori. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien yang ada di linen mengenai
baju dan kulit petugas kesehatan.
f. PELINDUNG KAKI digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia
diLaundry.

Pemakaian APD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Cara Mengenakan APD di Ruang Pemilahan :
a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung.
b. Kenakan pelindung kaki.
c. Kenakan sepasang sarung tangan.
d. Kenakan celemek plastik..
e. Kenakan masker.
f. Kenakan penutup kepala.
g. Kenakan pelindung mata.

Cara Melepas APD :


a. Disinfeksi sepasang sarung tangan..
b. Lepaskan celemek..
c. Lepaskan pelindung mata.
d. Lepaskan penutup kepala.
e. Lepaskan masker.
f. Lepaskan pelindung kaki.
g. Lepas sarung tangan
h. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
4. Prosedur Penanganan Kecelakaan di laundry
a. Tertusuk Jarum
1) Segera keluarkan darah.
2) Siram dengan air mengalir selama 10 – 15 menit.
3) Cuci dengan air sabun/ desinfektan. (Jika perlu bilas dengan alkohol 70 %)
4) Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur di bawah ini.

b. Terpajan Cairan Tubuh ( Kulit, Mata, Hidung dan Mulut )


1) Cuci dengan air mengalir selama 10 – 15 menit.
2) Untuk mata cuci dengan air mengalir dari pangkal ujung mata dekat hidung
dengan memiringkan kepala.
3) Untuk kulit cuci dengan air mengalir dan air sabun / desinfektan (Jika perlu, bilas
menggunakan alkohol 70 %) dan keringkan dengan handuk bersih.
4) Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit.

Definisi Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator
yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.

Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator.

Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:

1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan


a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan petugas
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada
untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung
untuk dapat menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan
antara mutu baik dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan.
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan

Anda mungkin juga menyukai