PELAYANAN MAKANAN
TAHUN 2019
Tentang
PELAYANAN MAKANAN
RUMAH SAKIT MITRA ANUGRAH LESTARI
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal 12 Mei 2019.
Ditetapkan di Cimahi
Pada tanggal 12 Mei 2019
RS Mitra Anugrah Lestari
PELAYANAN MAKANAN
RUMAH SAKIT MITRA ANUGRAH LESTARI
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan di Rumah Sakit yang
meliputi :
a. Pelayanan makanan di Rumah Sakit mulai dari pengolahan bahan makanan
(perencanaan bahan makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan,
pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan
untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang
b. Standar bangunan, fasilitas dapur dan pantry sesuai dengan peraturan perundang-
undangan termasuk bila makanan diambil dari sumber lain di luar Rumah Sakit.
2. Penyimpanan dan persiapan makanan dapat menimbulkan penyakit yang
berhubungan dapat sangat berbahaya bahkan mengancam jiwa pada pasien yang
kondisi tubuhnya sudah lemah karena penyakit atau cedera.
3. Rumah Sakit harus memberikan makanan dan produk nutrisi dengan aman dengan
melakukan penyimpanan dan penyiapan makanan pada suhu tertentu yang dapat
mencegah berkembangnya bakteri
4. Bangunan dapur harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
meliputi :
a. Alur bahan makanan masuk sampai makanan jadi keluar
b. Tempat penyimpanan bahan makanan kering dan basah dengan temperature yang
dipersyaratkan
c. Tempat persiapan pengolahan
d. Tempat pengolahan
e. Pembagian dan distribusi
f. Kebersihan lantai
Ditetapkan di Cimahi
Pada tanggal 12 Mei 2019
RS Mitra Anugrah Lestari
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan Pelayanan Makanan di Rumah Sakit
Mitra Anugrah Lestari ini berhasil disusun.
Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di
rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan rumah sakit serta memerlukan dukungan
dari para klinisi di rumah sakit. Infeksi nosokomial pada prinsipnya dapat dicegah,
walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun Panduan
Pelayanan Makanan di Rumah Sakit yang aplikatif sehingga diharapkan penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dapat dilakukan lebih optimal.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RS Mitra
Anugrah Lestari yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan
panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RS Mitra
Anugrah Lestari yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini,
serta seluruh staf di RS Mitra Anugrah Lestari yang telah dan akan berpartisipasi aktif
mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi
panduan ini.
Tim PPI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan merupakan proses yang terstruktur dan terorganisir
dalam memproduksi makanan dan haus dilakukan sesuai dengan ketentuan serta
persyaratan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap
kegiatan yang dilakukan pada proses produksi makanan harus dilakukan sesuai
peraturan perundang-undangan agar dapat menjamin keamanan makanan yang akan
dikonsumsi oleh konsumen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 78 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, penyelenggaraan makanan adalah proses
kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan meliputi perencanaan menu, anggaran
belanja, kebutuhan bahan makanan, pemesanan bahan makanan, penerimaan bahan
makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan,
penyajian dan distribusi makanan, pelaporan, serta evaluasi.
Penyimpanan dan persiapan makanan dapat menimbulkan penyakit, seperti
keracunan makanan atau infeksi makanan. Penyakit yang berhubungan dengan
makanan dapat sangat berbahaya bahkan mengancam jiwa pada pasien yang kondisi
tubuhnya sudah lemah karena penyakit atau cedera.
Rumah sakit harus memberikan makanan dan produk nutrisi dengan aman
dengan melakukan penyimpanan dan penyiapan makanan pada suhu tertentu yang
dapat mencegah berkembangnya bakteri.
Kontaminasi silang, terutama dari makanan mentah ke makanan yang sudah
dimasak, adalah salah satu sumber infeksi makanan. Kontaminasi silang dapat juga
disebabkan oleh tangan yang terkontaminasi, permukaan meja, papan alas untuk
memotong makanan, ataupun kain yang digunakan untuk mengelap permukaan meja
atau mengeringkan piring. Selain itu, permukaan yang digunakan untuk menyiapkan
makanan; alat makan, perlengkapan masak, panci, dan wajan yang digunakan untuk
menyiapkan makanan; alat makan, perlengkapan masak, panci dan wajan yang
digunakan untuk menyiapkan; dan juga nampan, piring, serta alat makan yang
digunakan untuk menyajikan makanan juga dapat menimbulkan risiko infeksi apabila
tidak dibersihkan dan disanitasi secara tepat.
Bangunan dapur harus sesuai dengan ketentuan yang meliputi alur mulai bahan
makanan masuk sampai makanan jadi keluar, tempat penyimpanan bahan makanan
kering dan basah sesuai dengan temperature yang dipersyaratkan, tempat persiapan
pengolahan, tempat pengolahan, pembagian dan distribusi sesuai peraturan dan
perundangan termasuk kebersihan lantai.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Sanitasi Dapur
1. Bangunan Dapur
a) Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum
dan wc.
b) Konstruksi bangunan dapur harus kokoh dan aman, bersih secara fisik dan
bebas dari barang-barang sisa
c) Lantai kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan
d) Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan dan
berwarna terang
e) Langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan terbuat dari bahan yang
permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air, dan berwarna
terang.
f) Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan
dapat mentup sendiri
g) Pencahayaan harus cukup
h) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan harus dilengkapi dengan ventilasi
sehingga terjadi sirkulasi/peredaran udara.
2. Fasilitas Sanitasi
a) Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan maupun
bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran
pembuangan tertutup
b) Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan dekat
dengan tempat kerja
c) Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
makanan.
d) Tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan
diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat
menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
e) Tempat pencucian peralatan terpisah dari tempat pencucian bahan makanan
B. Sanitasi Makanan
Merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala jenis
bahaya yang dapat menggangu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
di produksi, selama proses pengolahan, persiapan, distribusi sampai pad saat
makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi. Salah satu kegiatan dari
sanitasi makanan adalah penyehatan makanan dan minuman, merupakan upaya
untuk mengendalikan faktor-faktor (proses penanganan, lingkungan, dan orang) yang
mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman, sehingga makanan
dan minuman yang disajikan rumah sakit tidak menjadi mata rantai penularan
penyakit.
Kegiatan pelayanan makanan di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan pelayanan
makanan.
A. Standar Bangunan di Pelayanan Makanan Rumah Sakit
Kebutuhan Ruangan Di Unit Pelayanan Makanan
Sumber : Pusat Sarana dan Prasarana dan Peralatan Kesehatan Kemkes RI. 2010.
1. Fasilitas Ruang yang diperlukan di dapur Penyelenggaraan Makanan adalah :
a. Tempat penerimaan bahan makanan, digunakan untuk penerimaan bahan
makanan dan mengecek kualitas serta kuantitas bahan makanan.
b. Tempat/ruang penyimpanan bahan makanan. Ada dua jenis tempat
penyimpanan bahan makanan yaitu penyimpanan bahan makanan segar,
berupa lemari pendingin (chiller) dan lemari pembeku (freezer) dan tempat
penyimpanan bahan makanan kering.
c. Tempat persiapan bahan makanan. Tempat untuk mempersiapkan bahan
makanan dan bumbu meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,
menumbuk, menggiling, memotong, mengiris dan lain-lain sebelum makanan
dimasak.
d. Tempat pemasakan dan distribusi makanan. Syarat tempat pemasakan
makanan adalah dilengkapi dengan cerobong asap diatas kompor. Terdiri dari
dapur pengolahan makanan kelas III, II, I, dan VIP, makanan pokok dan dapur
susu. Syarat tempat distribusi makanan adalah dilengkapi dengan alat
pemanas.
e. Tempat pencucian dan penyimpanan alat. Pencucian alat masak dilengkapi
dengan sarana air panas, air dingin, bak-bak pencucian dan rak peralatan.
Terletak terpisah dengan tempat pencucian bahan makanan.
f. Tempat pembuangan sampah. Tempat-tempat sampah tertutup dan dibuang
serta dibersihkan setiap selesai proses kegiatan
g. Ruang fasilitas pegawai. Dilengkapi dengan tempat ganti pakaian, istirahat,
kamar mandi, WC dan loker.
h. Ruang Pengawas. Posisi strategis, sehingga pengawas dapat mengawasi
secara menyeluruh ke semua kegiatan dapur
2. Sarana Fisik :
a. Letak tempat penyelenggaraan makanan
1) Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan dapat
diberikan dengan baik dan merata untuk semua pasien.
2) Kebisingan dan keributan di pengolahan tidak mengganggu ruangan lain
disekitarnya.
3) Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, ruang
cuci (laundry) dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
4) Mendapat udara dan sinar yang cukup.
b. Bangunan
Hal yang perlu diperhatikan : tipe rumah sakit, macam pelayanan dan
macam menu, jumlah fasilitas yang diinginkan, kebutuhan biaya, arus kerja dan
susunan ruangan, serta macam dan jumlah tenaga yang digunakan.
c. Konstruksi Bangunan :
1) Lantai : harus kuat, mudah dibersihkan, tidak membahayakan/tidak licin,
tidak menyerap air, tahan terhadap asam dan tidak memberikan suara
keras.
2) Dinding : Mudah dibersihkan, dapat memantulkan cahaya yang
cukup bagi ruangan dan tahan terhadap cairan.
3) Langit-langit : harus bertutup, disediakan cerobong asap, jarak antara
langit-langit dengan lantai harus tinggi.
4) Penerangan dan ventilasi : penerangan cukup, ventilasi baik, terdapat
“exhause fan”
d. Alur Kerja
Area
Penerimaan e
Bahan Makanan
Gudang d
Bahan
a
Makanan b c
f
Pintu
Area Persiapan Bahan Makanan
Masuk
Keterangan : m l g
a: Meja Penerimaan Bahan w
Makanan
n
b: Meja Persiapan Bahan Makanan h
Area Pengolahan Bahan Makanan
c: Meja Persiapanan Snack
d: Freezer
e: Lemari penyimpanan alat
f: Lemari penyimpanan alat
g: Kotak P3k i
h: Penyimpanan Air Minum
Pintu
i: Bak Pencucian Bahan Makanan
Keluar
j: Bak Pencucian Alat
k: Rak Penyimpanan Alat j
Area Penyajian dan Distribusi Bahan
l: Oven
Makanan
m: Kompor
n: Lemari Penyimpanan Peralatan
Masak o p k
o: Meja Pemorsian Snack
p: Meja Pemorsian
q: Trolley Makanan q r
r: Trolley Makanan s t
s:Penyimpanan alat makan kotor
t:westafel
u: Meja Penyajian Makanan
Karyawan
v: Dispenser Air Minum u
w: Rak Penyimpanan Bumbu Area Kantin Makan Karyawan
v
BAB V
DOKUMENTASI
Proses dan seluruh kegiatan yang dilakukan di Unit Pelayanan Makanan harus
selalu didokumentasikan dan dilaporkan melalui laporan tahunan Instalasi Gizi serta
dievaluasi secara berkala.