Anda di halaman 1dari 16

ECONOMIC RESEARCH PAPER KOMPEK 24

Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi untuk Membangkitkan Kembali


Perekonomian Indonesia “Perkembangan Ekonomi Indonesia melalui E-commerce dan
Digital Finance”

Dibuat sebagai makalah penelitian cabang lomba ERP KOMPeK 24

DISUSUN OLEH:

1. Davin Aubade (NISN 0069172050)


2. Nathania Angelica Kristiawan (NISN 0051165821)
3. Jessica Gracia Harris (NISN 0075214803)

Nama Tim: SPK Saint Peter School Research

SPK Saint Peter School

Jakarta

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Perkembangan Ekonomi Indonesia Melalui E-commerce dan


Digital Finance
2. Subtema : Menghadapi Tantangan Perkembangan Teknologi untuk
Membangkitkan Kembali Perekonomian Indonesia
3. Sekolah Asal : SPK Saint Peter School
4. Ketua
a. Nama Lengkap : Davin Aubade
b. NISN : 0069172050
c. Alamat Rumah: Kondominium Menara Gading Jl. Terusan Gading Timur
Boulevard No. 88, Kota Administrasi Jakarta Utara, DKI Jakarta, 14240.
d. No. Telp/HP : 081380801729
5. Anggota
Nama anggota : Nathania Angelica Kristiawan dan Jessica Gracia Harris
6. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Adiel Gunawan
b. NUPTK : 2142756658200033

Menyetujui, Jakarta, 22 Desember 2021


Guru Pembimbing Ketua Tim

Adiel Gunawan Davin Aubade


(NUPTK: 2142756658200033) (NISN. 0069172050)
Mengetahui,
Kepala Sekolah SPK Saint Peter

Vici Veranie, S.Pd, M.M

NUPTK: - ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul Karya Tulis : Perkembangan Ekonomi Indonesia Melalui E-commerce dan Digital
Finance

Nama Ketua : Davin Aubade

Nama anggota 1 : Nathania Angelica Kristiawan

Nama anggota 2 : Jessica Gracia Harris

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis adalah benar-
benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan
dan/atau dilombakan di luar KOMPeK 24 FEB UI. Demikian pernyataan ini kami buat
dengan sebenar-benarnya, dan apabila terbukti terdapat unsur plagiarisme dan pelanggaran
lain yang tidak sesuai dengan pernyataan ini, maka kami siap untuk menerima konsekuensi
yaitu didiskualifikasi dari kompetisi sebagai bentuk tanggung jawab kami.

Jakarta, 28 November 2021

Ketua Tim

Davin Aubade

(NISN. 0069172050)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami
mampu merampungkan sebuah karya ilmiah yang berjudul “Perkembangan Ekonomi
Indonesia Melalui E-commerce dan Digital Finance”. Adapun tujuan pembuatan karya
tulis ini adalah sebagai karya tulis dalam KOMPeK 24 FEB UI cabang lomba Economic
Research Paper (ERP). Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru, sanak saudara,
kerabat, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan karya tulis
ilmiah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Bank Dunia, Indonesia merupakan negara yang tergolong berkembang


dengan populasi keempat terbesar di dunia dengan populasi 273 juta. Indonesia memiliki
banyak potensi untuk lebih berkembang, dan kita bisa membantu perkembangan ekonomi
Indonesia dengan teknologi e-commerce dan digital finance. Terutama pada waktu pandemi
ini, sektor-sektor pada industri lainnya melambat secara signifikan. Namun di sisi lain, sektor
e-commerce dan digital finance justru semakin berkembang. Maka dari itu, karya tulis ini
bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah dan dinas-dinas
terkait agar dapat membantu meningkatkan ekonomi, serta memajukan kualitas hidup rakyat
Indonesia dengan memajukan sektor e-commerce dan digital finance.

Akhir kata, penulis mengetahui bahwa karya tulis ini masih belum sempurna, baik
dari segi isi maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangatlah diharapkan untuk karya tulis yang lebih baik kedepannya.

Jakarta, 28 November 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………….....…………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………….. ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………………...…….. iii

KATA PENGANTAR…………………………….……………...……………………..…… iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……….. v

ABSTRAK…………………………………………………….……………………………. vi

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………... 3

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………. 3

1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………... 4

1.5 Metodologi Penelitian…………………………………………………….…...…. 4

BAB 2: ISI DAN PEMBAHASAAN

2.1 Permasalahan sektor e-commerce dan digital finance…………………………… 5

2.2 Apa yang dilakukan di negara lain…………………………………………….… 6

2.2.1 Amerika Serikat…………………………………………….………..… 6

2.2.2 Republik Rakyat Tiongkok…………………………………………….. 7

BAB 3: PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….. 8

3.2 Saran……………...………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 10

v
ABSTRAK

Kita telah masuk ke dalam era digital. Dan selama pandemi Covid-19, peningkatan
penggunaan aplikasi digital termasuk e-commerce (perdagangan melalui internet) dan digital
finance turut dirasakan oleh masyarakat dan perusahaan-perusahaan besar serta mikro. Kami
percaya bahwa penggunaannya akan mengalami peningkatan yang lebih signifikan pada
beberapa waktu kedepan, serta menjadi bagian besar dalam ekonomi negara dan hidup kami.
Dengan adanya peningkatan dalam penggunaannya, tentu ada masalah-masalah yang harus
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dan pemerintah kedepannya. Tingkat keamanan dan
infrastruktur digital telah menjadi salah satu kelemahan negara Indonesia. Keamanan
berkontribusi besar dalam menjamin berjalannya sistem e-commerce dan digital finance,
dimana hal tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.

Sektor e-commerce dan digital finance memiliki potensi untuk meningkatkan


perputaran roda ekonomi, mendiversifikasi ekonomi serta membangkitkan kembali roda
perekonomian Indonesia, sehingga berjalannya e-commerce dan digital finance adalah sebuah
hal krusial dalam menstabilisasikan perekonomian negara. Maka dari itu, penelitian ini
bertujuan untuk memberi rekomendasi pada aturan dan kebijakan pemerintah, serta
menunjukkan potensi e-commerce dan digital finance agar dapat mengembangkan ekonomi
Indonesia dengan mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Sehingga, perkembangan sektor
yang aman dan berkelanjutan dapat tercipta. Penelitian ini berpedoman pada beberapa
literatur yang tersedia sebagai bentuk data sekunder dan informasi lainnya.

Kata Kunci: Electronic Commerce, Digital Finance, Financial Technology

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Bank Dunia[1], Indonesia merupakan negara berkembang yang menduduki


posisi keempat terbesar di dunia dengan populasi sebesar 273 juta, setelah Republik Rakyat
Tiongkok, India, dan Amerika Serikat (Gambar 1). Dan berdasarkan penelitian dari Modal
Rakyat, dinyatakan bahwa kini populasi rakyat kalangan menengah atau middle class
memiliki peningkatan sebesar 100 juta anggota[2].

Electronic commerce dan digital finance memainkan peran penting dalam memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, papan, hingga kegiatan bayar-membayar antar perusahaan dan
individu. Dengan ketersediaan pelayanan yang cukup lengkap, hal ini menarik perhatian
masyarakat terutama masyarakat kelas menengah dan atas. Dengan kehadiran kelas
menengah yang memadai di Indonesia, hal ini mengakibatkan kenaikan pada penggunaan
e-commerce dan digital finance. Selain dari memenuhi kebutuhan sehari-hari, e-commerce
dan digital finance dapat membuka peluang untuk para pemilik usaha dan
perusahaan-perusahaan besar, maupun mikro, serta meningkatkan peluang kepada
masyarakat untuk terus berinovasi. E-commerce dan digital finance berkontribusi besar
dalam menjaga kestabilan perputaran roda perekonomian nasional. Selain itu, diharapkan
kedepannya dapat membantu meningkatkan perkembangan ekonomi di Indonesia. Maka dari
itu, e-commerce dan digital finance merupakan komponen krusial untuk menjaga kestabilan
ekonomi sebuah negara.

Akan tetapi, ada beberapa masalah tertentu yang harus dihadapi para pemilik dan
pengguna e-commerce dan digital finance. Diantaranya adalah kelemahan sistem digital dan
infrastruktur internet di Indonesia yang dapat mempengaruhi keamanan bertransaksi melalui
aplikasi digital, ketersediaan logistik yang sulit diandalkan, serta perlindungan kepada
pengguna baru. Keamanan bertransaksi dan pihak logistik yang dapat diandalkan dapat
memicu tingkat kepercayaan konsumen untuk memakai jasa pelayanan tersebut, sehingga
mempengaruhi populasi pengguna e-commerce dan digital finance.
1
Menurut data yang diperoleh dari Databoks, Indonesia saat ini merupakan negara dengan
penggunaan e-commerce tertinggi di seluruh dunia (Gambar 2), sebanyak 88.1% dari semua
pengguna internet di Indonesia[3]. Pandemi covid-19 bekerja sebagai katalis perkembangan
e-commerce dan digital finance di Indonesia. Dan menurut Bank Indonesia, transaksi dalam
e-commerce bisa mencapai 530 triliun rupiah, dimana penggunaan uang elektronik sebesar
337 triliun rupiah dan digital banking sebesar 48.000 triliun rupiah untuk tahun fiskal 2022
mendatang.

Pemerintah perlu mengelola sektor ini dengan baik dan sungguh-sungguh agar dapat
berkembang dengan berkelanjutan dan aman. Hal ini sangat penting untuk kemajuan sebuah
negara agar negara bisa meningkat menjadi negara yang maju.

Gambar 1

Sumber: We Are Social

2
Gambar 2

Sumber: Katadata

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut kami pun menulis berapa rumusan masalah, yaitu:

1) Apa saja permasalahan sektor dalam sektor fintech dan e-commerce, dan solusi yang
bisa diberikan oleh pemerintah?
2) Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor fintech dan
e-commerce?
3) Apa yang telah dilakukan negara lain untuk mengembangkan sektor fintech dan
e-commerce mereka? Dan apakah dapat dilakukan di negara ini?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut kami pun menulis tujuan dari penulisan karya tulis ini, yaitu:

1) Memberi analisa tentang kondisi dan permasalahan e-commerce di Indonesia


2) Memberi saran dan ide kepada pemerintah tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan sektor fintech dan e-commerce
3) Mengeksplorasi potensi masalah dan lain-lain yang telah dialami fintech dan
e-commerce di negara maju
3
4) Melihat perkembangan dan kebijakan tentang fintech dan e-commerce di negara lain
dan membandingkannya dengan Indonesia
5) Mendapatkan ide bagaimana sektor e-commerce dan fintech dapat memperkuat dan
membangkitkan ekonomi Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan memberi rekomendasi kepada pemerintah, sehingga dapat membantu
pemerintah dalam penyusunan aturan dan kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia.
Selain itu, karya tulis ini juga diharapkan dapat membantu mengedukasi serta memberi
informasi kepada masyarakat luas.

1.5 Metodologi Penelitian

Untuk karya tulis ini, metode penelitian yang digunakan adalah Studi Pustaka (Study
Research). Studi ini dilakukan dengan cara melihat, mencari dan menelusuri buku-buku,
artikel serta video yang disediakan di sekitar atau internet. Yang disertakan dengan metode
kualitatif dan data sekunder. Dengan metode ini, dapat memperoleh data yang diperlukan
untuk analisis dan penyelesaian penelitian, serta mendukung ide dan konklusi yang kita
dapatkan.

4
BAB 2

ISI DAN PEMBAHASAAN

2.1 Permasalahan sektor e-commerce dan digital finance

Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) mengacu pada model bisnis yang


memungkinkan perusahaan dan individu untuk membeli dan menjual barang serta jasa
melalui Internet. Electronic Commerce dan Digital Finance adalah sektor industri yang
berkembang sangat pesat di seluruh dunia. Perkembangan sektor e-commerce dan digital
finance adalah hal yang positif bagi ekonomi negara ini karena dapat membantu memutar
roda ekonomi, memberi insentif untuk inovasi, serta memberikan tempat dimana para pelaku
usaha dan hal-hal penunjang lainnya dapat mencoba memamerkan hasil karya mereka,
memajukan ekonomi, serta membangkitkan ekonomi Indonesia. Banyak investor baik dari
dalam maupun luar negeri berinvestasi dan memulai perusahaan e-commerce dan fintech di
Indonesia karena potensi jumlah penduduk Indonesia dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Sektor e-commerce dan digital finance sangatlah penting untuk perkembangan


ekonomi Indonesia dan saat ini menyumbang hanya 4% dari PDB Indonesia. Menurut
Mendag atau Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, ada potensi tinggi bahwa
e-commerce dapat bertumbuh hingga mencakupi 18% dari PDB dan mencapai Rp 1.908
triliun pada tahun 2030[4]. Selain dari berpotensi untuk meningkatkan perekonomian
Indonesia, sektor e-commerce dapat menjadi platform untuk ratusan ribu hingga jutaan orang
untuk dipekerjakan dan mendapatkan nafkah dari e-commerce dan digital finance. Salah satu
contohnya adalah ojek online. Menurut data dan survei dari Badan Pusat Statistik, sekitar
572.202 orang di Indonesia bekerja sebagai pengendara ojek online pada tahun 2018[4].
Sektor industri lain seperti jasa logistik, juga meningkat dengan adanya perkembangan
e-commerce dan digital finance.

Pada umumnya, salah satu masalah di Indonesia ialah banyaknya regulasi dan
rumitnya birokrasi, sehingga membuat seluruh sistem rentan terhadap nepotisme dan korupsi.
Salah satu contohnya adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses regulatory
sandbox dimana prosesnya bisa mencapai satu hingga satu setengah tahun di Indonesia
menurut Cekindo. Dan hanya sekitar tiga hingga enam bulan untuk memproses izin di Uni
Eropa menurut Haines Watts[5]. 5
Kurangnya infrastruktur dan edukasi tentang internet merupakan salah satu
penghambat perkembangan. Menurut Statisa, hanya 72,8% dari populasi masyarakat
Indonesia yang memiliki akses internet sampai dengan saat ini[6]. Sekarang, beberapa agensi
pemerintah juga menutup mata pada maraknya pinjaman online ilegal yang memangsa
konsumen tanpa pengetahuan yang memadai. Dan hal tersebut dapat menjadi risiko dalam
penggunaan digital finance yang luas, karena konsumen dapat mengasosiasikan pinjaman
online dengan digital finance dan perusahaan fintech yang aman dan legal.
Ada beberapa solusi untuk e-commerce dan digital finance agar dapat mempercepat
dan meningkatkan ekonomi Indonesia, diantaranya adalah dengan meningkatkan penegakan
hukum untuk mengurangi penipuan dan skema-skema ilegal yang beredar di internet,
memberi keringanan pajak untuk pelaku usaha start-up dan bisnis e-commerce berskala kecil,
meningkatkan jangkauan dan ketersediaan internet yang murah dan bisa diandalkan, serta
memudahkan perizinan bagi para pelaku usaha.

2.2 Apa yang dilakukan di negara lain

Negara-negara yang lebih maju dari Indonesia hanya memberikan aturan yang jelas dan
sederhana untuk diikuti. Karena e-commerce dan keuangan digital memiliki banyak
keunggulan, konsumen tentunya akan memilih dan meningkatkan penggunaan e-commerce
secara organik tanpa banyak keterlibatan pemerintah. Namun, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan pemerintah agar dapat mempercepat dan meningkatkan perkembangan
e-commerce dan digital finance.

2.2.1 Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah salah satu negara maju yang pertama kali menggunakan
sistem e-commerce dan digital finance, dan hingga saat ini banyak perusahaan dalam sektor
berasal dari Amerika Serikat. Karena adanya kecenderungan negara menggunakan sistem free
market atau pasar bebas dan pemerintah tidak terlalu melibatkan diri pada ekonomi, sehingga
sektor e-commerce dan digital finance dibiarkan untuk berkembang secara organik.

Walaupun, di sisi lain ada beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah negara
tersebut dalam perkembangannya, seperti: meningkatkan konektivitas internet, mengenalkan
6
pelajaran IT di sekolah-sekolah untuk meningkatkan literasi komputer, memberikan insentif
pajak untuk perusahaan yang berinovasi, serta membuat aturan dan hukum untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen seperti aturan melegalkan tanda tangan digital, dan hal
terkait lainnya. Inovasi dan dukungan yang dilakukan Amerika Serikat pada ekonomi
rakyatnya menjadikan negara adidaya tersebut sebagai salah satu negara terkemuka dalam
sektor e-commerce dan digital finance.

2.2.2 Republik Rakyat Tiongkok

Republik Rakyat Tiongkok memiliki sistem ekonomi dan ideologi yang sangat
menarik, dimana Tiongkok merupakan negara komunis namun di sisi lain menggunakan
sistem ekonomi pasar bebas. Secara ekonomi, negara ini berkembang sangat pesat dan saat
ini sudah bisa disebut sebagai negara berkembang yang sangat maju. Sektor e-commerce dan
digital finance juga berkembang sangat cepat, dan sekarang Republik Rakyat Tiongkok
merupakan salah satu pasar e-commerce terbesar di dunia. Menurut HSBC pada tahun 2018,
40% dari semua transaksi e-commerce di dunia berasal dari negara ini, namun hanya 1% saja
pada 2008[7]. Banyaknya perusahaan yang akhirnya bergabung dan secara aktif
menggunakan e-commerce dan digital finance, menjadikannya sebagai salah satu negara
yang paling banyak menggunakan digital finance, dimana 85% persen dari pengguna internet
menggunakan jasa fintech menurut Central Banking[8].

Perkembangan yang pesat juga dipengaruhi karena Republik Rakyat Tiongkok pada
awalnya merupakan negara yang tidak terlalu maju, sehingga memiliki lebih banyak
kesempatan untuk melihat dan mempelajari negara yang lebih maju. Negara ini dapat
mencapai perkembangan e-commerce dan digital finance yang sangat pesat dengan
melakukan hal yang sama dengan negara maju, termasuk meningkatkan konektivitas internet,
mengizinkan investor dan perusahaan asing untuk berinvestasi, membuat aturan yang jelas,
sederhana dan konkret, serta hal-hal terkait lainnya dalam mendukung tujuan tersebut. Upaya
dan usaha yang telah dilakukan negara ini tampaknya sangatlah sukses serta mampu
membantu perekonomian negara.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E-commerce dan digital finance merupakan sektor industri yang cukup besar dan
telah menjadi sumber mata pencaharian banyak masyarakat hingga jutaan orang, sehingga
industri ini sangat berpotensi untuk berkembang dan membantu membangkitkan kembali
perekonomian, serta pendapatan negara. Selain itu, sektor industri ini juga dapat
meningkatkan perputaran roda perekonomian dengan mempermudah konsumen dan penjual
dalam bertransaksi, serta menghasilkan lebih banyak inovasi yang akan mampu untuk
membangun perekonomian Indonesia yang kuat.

Sektor ini berkembang dengan pesat tanpa banyak hambatan yang berarti, masa
depannya di Indonesia bisa dibilang sangat cerah, namun terdapat beberapa kendala yang
perlu diperbaiki pemerintah agar pertumbuhan sektor ini dapat dilakukan dengan lancar dan
aman. Kendala seperti banyaknya penipuan online serta skema-skema jebakan predator yang
besar di internet seperti pinjaman online tanpa ijin resmi yang akan mengurangi kepercayaan
konsumen, kurangnya jaringan internet yang terjangkau dan dapat diandalkan terutama di
daerah terpencil, kurangnya edukasi masyarakat yang menjadi penyebab banyaknya
masyarakat yang kurang paham dalam menggunakan internet, dimana mereka menjadi
rentan terhadap kejahatan online, regulasi dan birokrasi hukum yang terlalu banyak, serta
kurangnya penegakan hukum untuk aturan yang sudah ditetapkan

Beberapa sumber masalah ini biasanya selalu berhubungan dengan korupsi, nepotisme
dan penyuapan, dan kondisi seperti ini akan sulit untuk dihilangkan serta perlu banyak upaya
dari banyak pihak serta jajaran terkait karena sudah sangat lama dipelihara.

3.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan untuk pemerintah adalah untuk memperhatikan sektor ini
lebih jauh agar dapat berkembang lebih cepat. Kami percaya pemberian insentif pajak untuk

8
pengusaha dan perusahaan kecil yang berinovasi di sektor ini, dapat meningkatkan
ketersedian internet yang murah dan dapat diandalkan untuk membantu meningkatkan
penggunaan e-commerce di Indonesia.

Dalam sudut pandang ekonomi


makro, kebijakan fiskal pemerintah
untuk memberi insentif pajak untuk
pengusaha dan perusahaan kecil yang
berinovasi di sektor e-commerce dan
digital finance dapat menggeser kurva
agregat supply industri tersebut ke
kanan, dimana akan menciptakan
harga pasar baru yang lebih rendah.
Hal ini menyebabkan peningkatan agregat demand dalam perekonomian. Agregat demand
yang meningkat membawa pengaruh pada kenaikan real PDB Indonesia, dimana teori
ekonomi mengatakan bahwa PDB adalah salah satu indikator paling penting untuk
menunjukkan seberapa baik, atau buruk, suatu perekonomian berjalan.

Selain itu, pemerintah dapat menciptakan program edukasi penggunaan internet untuk
mengurangi korban penipuan dan meningkatkan penggunaan internet, mempercepat birokrasi
dan deregulasi dalam sektor e-commerce dan digital finance agar memudahkan orang masuk
dan berinovasi, serta meningkatkan pelaksanaan aturan dan hukum yang sudah ditentukan.
Menurut kami, aturan dan hukum yang ditetapkan di sektor industri ini sudah sangat baik dan
memadai untuk industri ini. Pemerintah hanya perlu melaksanakan beberapa hal ini agar bisa
menciptakan pasar bebas yang adil. Jika pemerintah mengikuti saran yang kami berikan,
kami percaya sektor e-commerce dan digital finance akan memperkuat dan mambangkitkan
kembali ekonomi Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Haryanto, E. (2021, 24 November) BI PROYEKSIKAN PERTUMBUHAN EKONOMI


4,7-5,5% TAHUN 2022.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2331221.aspx
[2] Wuisan, P. A. (2021, 31 Agustus) Mengenal kelas menengah di Indonesia dan
tantangannya. Modal Rakyat. https://www.modalrakyat.id/blog/kelas-menengah
[3]Lidwina, A. (2021, 6 April) Penggunaan E-Commerce Indonesia Tertinggi di Dunia.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/04/penggunaan-e-commerce-indonesia-te
rtinggi-di-dunia
[4] Lutfi, M. (2021, 12 Oktober) Pada 2030 Niaga Elektronik Diproyeksi Dominasi Peta
Ekonomi Digital Indonesia
https://pressrelease.kontan.co.id/release/mendag-pada-2030-niaga-elektronik-diproyeksi-dom
inasi-peta-ekonomi-digital-indonesia?page=all
[5] Mellett, T. (2021, 16 July) When do you need to be FCA registered?
https://www.hwca.com/accountants-slough/opinion/when-do-you-need-to-be-fca-registered/
[6] Nurhayati-Wolff, H. (2021, 16 Agustus) Internet penetration rate in Indonesia from 2017
to 2020 with forecasts until 2026
https://www.statista.com/statistics/254460/internet-penetration-rate-in-indonesia/
[7] HSBC (2021, 18 Agustus) Five Reasons Why China is Dominating E-Commerce
https://www.business.hsbc.com/navigator/made-for-china/five-reasons-why-china-is-dominat
ing-e-commerce
[8] Dongrong, Li. (2021, 22 Juni) The irriversible rise of fintech in China
https://www.centralbanking.com/central-banks/economics/7835346/the-irreversible-rise-of-fi
ntech-in-china

10

Anda mungkin juga menyukai