Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR – PENGUKURAN DAN
PEMERIKSAAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
TINGGI
I. Pendahuluan
Posbindu PTM adalah pos binaan terpadu penyakit tidak menular
yang merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular secara
mandiri dan berkesinambungan. Strategi pengendalian Penyakit Tidak
Menular yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan
peran serta masyarakat, masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk
ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan dibekali
pengetahuan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor resiko PTM
serta tindak lanjutnya, yang kemudian kegiatan ini disebut dengan Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular. Jadi Posbindu
PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan priodik.Wujud dari usaha pemerintah
dalam meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakatadalah
dicanangkannya pelayanan Pos Binaan Terpadu di pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat dasar, sehingga masyarakat yang berumur 15
tahun keatas bisa mendeteksi penyakit tidak menular sejak dini.Dengan
demikian, posbindu PTM sangat kita perlukan, dimana posbindu ini
dapatmembantu masyarakat untuk melakukan deteksi dini tentang faktor
resiko penyakit tidak menular baik pada dirinya sendiri, keluarganya,
maupun orang - orang yang ada di lingkungannya.

II. Latar belakang


Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebagai bagian
dari Program Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Restra
Kemenkes 2010- 2014.Salah satu misi dari Kemenkes yang tertulis dalam
Rencana Strategis Restra Kemenkes 2010 -2014 adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani.Dimana prioritas pembangunan
kesehatan yang ketiga adalah pengendalian penyakit menular dan
penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan. Saat ini penyakit
tidak menular menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%)
dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana
sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang
(WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat penyakit tidak menular dimasa
mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian)
dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada negara- negara berkembang. Awal perjalanan Penyakit
Tidak Menular seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda
klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau sudah berada di
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan tidak menyadari kondisi
kelainan yang ada pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular terus meningkat dari 41,7%
menjadi 59,5%. Penyakit Tidak Menular dapat dicegah dengan mengendalikan
faktor resikonya, yakni merokok, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik,
konsumsi sayur dan buah-buahan yang seimbangseta konsumsi minuman
beralkohol. Pengendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular merupakan
upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor resiko bagi yang belum
memiliki faktor resiko, mengembalikan kondisi faktor resiko PTM menjadi
normal atau mencegah terjadinya PTM bagi yang memiliki faktor resiko
ataupun yang sudah menyandang Penyakit Tidak Menular.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular.

b. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini factor resiko PTM
b. Terlaksananya monitoring factor resiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan 1. Deteksi hipertensi dengan
tekanan darah memeriksa tekanan darah
2. Pengukuran berat 2. Deteksi kemungkinan kekurangan
badan dan tinggi gizi dan obesitas dengan
Badan memeriksa tinggi badan dan berat
3. Pengukuran lingkar badan
perut 3. Deteksi kemungkinan diabetes
4. Pemeriksaan gula militus dengan memeriksa gula
darah, asam urat darah, asam urat dengan
dan kolestrol memeriksa asam urat dan kolestrol
4. Deteksi dini kanker payudara pada
pengunjung wanita 30-59 tahun
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya
adalah:
1. Mencermati rencana pelaksanakan kegiatan
2. Mencermati pelaksanaan kegiatan
3. Membandingkan antara perencanaan kegiatan dengan pelaksanaan
kegiatan
4. Menilai kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan
5. Menindak lanjuti hasil penilaian
VI. Sasaran
Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia nya ≥15 tahun
yang memiliki atau tidak memiliki factor resiko
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memperlancar kegiatan ini dibuat matrik kegiatan/Wilayah Pelaksanaan
Kegiatan sebagai berikut:
Tahun 2020
N Kegiatan/Wilayah J F M A M J J A S O N D
o Pelaksanaan Kegiatan a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l s p t v s
1 Tanggal 4 setiap bulannya di √
posbindu serindit
2
3
4
VIII. Evaluasi Pelaksanakan Kegiatan dan Pelaporan
Setiap kegiatan yang tercantum dalam jadwal kegiatan dilakukan evaluasi
dan dilaporkan kepada kepala puskesmas.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini Kerangka Acuan Kegiatan,
(dokumen pendukung lainnya seperti Undangan Kegiatan, SPT, Foto
Kegiatan dan Absensi Kegiatan)
Pelaporan dilakukan setelah selesai kegiatan. Evaluasi dilakukan setelah
pelaporan untuk peningkatan kegiatan atau pelayanan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai