Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG 

KESELAMATAN KERJA DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


DI PT. UDAKA INDONESIA 

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

1. Dicky Nurdiana, Amd.Kep 10. Reza Refiani, S.Tr.Keb


2. Firda Murniyati, Amd.Keb 11. Rizky Nurbani, A.Md.Kep
3. Ns. Nuursalaamah Abdatus Salaam, S.Kep 12. Sartika Aprilianty, A.Md.Kep
4. Naufal Rizqullah Ramadhan, S.Tr.Kep 13. Septyan Adi Maulana, A.Md.Kep
5. Ns. Novri Hardi, S.Kep 14. Sri Indriyati Ambarsari, A.Md.Kep
6. Ns. Nurwahida Sarma Ningsih, S.Kep 15. Wahyudi, A.Md.Kep
7. Ns. Ruben Sipi’, S.Kep 16. Windi Adiyaksi Putri, A.Md.Kep
8. Nur Aisyah, A.Md.Kep 17. Yogi Anggara, A.Md.Kep
9. Nurhazizah, Amd.Keb 18. Yuliana Pratiwi, Amd.Keb
PELATIHAN HIPERKES 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi

biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan pada perusahaan menyebabkan

terhambatnya pekerjaan yang akan berdampak pada penurunan hasil serta kerugian perbaikan

maupun pengobatan. Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan

keuangan serta fungsi penting perusahaan yang lainnya. Salah satu jenis kecelakaan yang sering

dijumpai dan menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah kebakaran (Disnaker, 2008).

Kebakaran merupakan hal yang sering terjadi pada gedung yang diawali dari

kebakaran kecil yang kemudian menjadi besar dikarenakan kesiapan peralatan pemadam api yang

kurang memadai atau ketidaksiapan peralatan tersebut pada saat hendak digunakan. Manajemen

Peralatan Proteksi Kebakaran adalah merupakan suatu rencana yang memuat prosedur yang

mengatur peralatan proteksi bencana kebakaran yang harus disediakan sebagai alat untuk

memadamkan api saat terjadi kebakaran secara mendadak dan tidak dikehendaki yang dapat

berakibat mengancam terhadap kehidupan, aset dan operasi perkantoran serta lingkungan.

Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran

perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang

tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat fisik,


B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melaksanakan Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Kebakaran di PT. Udaka
Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi resiko keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran di PT.
Udaka Indonesia.
2. Melakukan pencegahan terjadinya resiko berbahaya pada keselamatan kerja dan
penanggulangan kebakaran di PT. Udaka Indonesia.
3. Mampu untuk mengendalikan terjadinya resiko berbahaya pada keselamatan kerja
dan penanggulangan kebakaran di PT. Udaka Indonesia.
BAB II
TEORI KESELAMATAN KERJA DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. Teori Keselamatan Kerja dan Penganggulangan Kebakaran
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
faktor ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Penerapan K3 tidak semata – mata hanya
menguntungkan pihak karyawan namun juga dapat menghasilkan kinerja karyawan yang
lebih produktif sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan atau instansi. Oleh sebab
itu, penerapan K3 tidak hanya menjadi tanggung jawab karyawan semata, akan tetapi juga
merupakan tanggung jawab pihak instansi untuk menjamin kesehatan dan keselamatan
bersama. Keselamatan pada suatu instansi pendidikan tinggi harus didukung oleh berbagai
faktor seperti tempat belajar dan praktek yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suhu
ruangan yang sesuai iklim kerja, dan lain lain. Selain itu perlengkapan keselamatan kerja
pada sebuah ruangan tempat kerja praktek atau laboratorium hendaknya dipergunakan
secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan. Untuk itu, buku ini membahas tentang
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada penanganan pencegahan bahaya
kebakaran di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta, dan nantinya buku ini dapat
digunakan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menerapkan prinsip Keselamatan dan
kesehatan kerja
Kebakaran merupakan suatu bencana yang di akibatkan oleh adanya api. Yang mana
bencana kebakaran tersebut pastinya menimbulkan kerugian. Api adalah suatu reaksi kimia
(oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang
menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya. Segitiga api adalah elemen-elemen
pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan
oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya
menghasilkan pijar (ILO, 2018). Berlangsungnya suatu pembakaran diperlukan komponen
keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai
Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen
yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi
berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
Kebakaran terjadi karena bertemunya tiga unsur :
a. Bahan dapat terbakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda
padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian
darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran
b. Zat pembakar (O2 ) adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15%
volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam
atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang
mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran
c. Panas, Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat
mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari,
permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi
listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi
Tiga unsur di atas dapat kita ketahui bahwa api yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan kebakaran. Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh
api atau pembakaran yang tidak terkawal. Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008,
bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang
menimbulkan asap dan gas. Hal ini tentunya membahayakan nyawa manusia, bangunan
atau ekologi. Kebakaran bisa terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Kebakaran
lazimnya akan menyebabkan kerusakan atau kemusnahan pada binaan dan kecederaan
atau kematian kepada manusia. Kebaran bersumber dari api, api memiliki filosofi saat
kecil bisa dibilang teman tetapi saat sudah besar menjadi musuh.
Jenis Jenis Kebakaran
a) Kebakaran Kelas A Klasifikasi kelabaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan
oleh benda padat yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas, atau plastik.
b) Kebakaran Kelas B Klasifikasi kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan
oleh benda cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, cat, thinner, gas LPG,
dan gas LNG.
c) Kebakaran Kelas C Klasifikasi kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan
oleh penggunaan komponen elektrik (listrik) seperti televisi, kulkas, instalasi listrik,
dan lain sebagainya.
d) Kebakaran Kelas D Klasifikasi kebakaran kelas D adalah kebakaran yang disebabkan
oleh benda metal yang mudah terbakar seperti potassium, sodium, aluminium, dan
magnesium.
Cara menghadapi kebakaran Setiap tempat kerja (bengkel) maupun gedung-gedung lain
diwajibkan punya standar pengamanan dalam mencegah kebakaran. Namun ada kalanya
standar-standar ini tidak cukup untuk mencegah munculnya kobaran api. Dilansir dari
berbagai sumber, berikut beberapa langkah yang dapat diambil jika terjadi kebakaran di
tempat kerja.
 Jangan Panik Saat terjadi peristiwa di luar dugaan, kepanikan hanya akan membuyarkan
konsentrasi dan mendorong munculnya kecerobohan. Rute penyelamatan atau denah
tempat kerja yang sudah lekat dalam ingatan juga bisa dihilangkan seketika oleh rasa
panik. Usahakan untuk tetap tenang dan ingat kembali denah tempat kerja atau rute
keselamatan. Biasanya denah atau rute keselamatan itu terpasang dekat tangga atau lift.
 Matikan Peralatan Listrik Saat mendengar alarm kebakaran, jangan buru-buru
meninggalkan meja kerja. Biasanya kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek
listrik, sehingga sebaiknya matikan atau lepaskan peralatan listrik. kemudian amankan
dokumen yang dirasa penting.
 Lindungi Saluran Pernapasan Saat titik kebakaran berada cukup dekat, maka asap bisa
jadi tak terhindarkan. Segera lindungi hidung dan mulut dengan tisu, tisu basah, sapu
tangan atau bisa juga atasan yang dipakai. Asap kebakaran yang terhirup bisa beraki.
Asap akan bergerak ke atas, sehingga bungkukkan badan serendah mungkin, atau
merangkaklah. Saat terjebak asap dalam kondisi ramai, tetap berada di posisi semula,
tapi tetap bungkukkan badan. Tetap tutup hidung dan mulut dan bernapas perlahan.
 Ikuti Petunjuk Evakuasi Saat terjadi kebakaran di sebuah gedung, akan ada pengeras
yang memberikan petunjuk arah untuk penghuni gedung. Namun jika tidak ada, ikuti
petunjuk arah evakuasi yang biasa terpasang di dinding. Satu hal yang harus
diperhatikan adalah jangan keluar dari gedung menggunaan lift karena dikhawatirkan
dapat berhenti mendadak saat kondisi darurat. Selain terjebak di dalam lift, orang juga
dapat mengalami gangguan saraf akibat lift yang berhenti mendadak. Dalam situasi
seperti ini, disarankan untuk menggunakan tangga darurat.
 Jangan Sampai Terjebak di Keramaian Penyebab banyaknya korban kebakaran
biasanya karena penghuni gedung yang fokus pada satu akses keluar gedung. Penghuni
gedung berdesakan dan terlanjur menghirup asap kemudian pingsan.
Sebaiknya jika terjebak keramaian, usahakan mencari jalan lain, bisa dengan ke ujung
ruangan, lorong atau tangga. Kalau memungkinkan, orang dapat keluar lewat jendela,
dengan catatan jika posisi jendela tak terlalu tinggi dari tanah. Untuk mengatasi rasa
cemas akibat ketinggian, coba duduk di kerangka jendela. Dorong tubuh perlahan dengan
kedua tangan, jaga agar tubuh tidak tegang. Usahakan untuk mendarat dengan kedua kaki
dan lutut jangan terkunci
Jenis kebakaran terdiri dari 4 jenis, yang mana setiap jenis perlakuannya beda-beda :
a. Kelas A : Kebakaran yang terjadi pada benda padat kecuali logam (Kayu, arang,
kertas, plastik, karet, kain dan lain-lain). Kebakaran kelas A dapat dipadamkan
dengan air, pasir/tanah, APAR dry chemical, APAR foam, dan APAR HCFC.
b. Kelas B : Kebakaran yang terjadi pada benda cair dan/atau gas (bensin, solar, minyak
tanah, aspal, alkohol, elpiji, dan sebagainya). Kebakaran kelas B dapat dipadamkan
dengan pasir/tanah (untuk area kebakaran yang kecil), APAR dry chemical, APAR
CO2 , APAR foam, dan APAR HFCF. Air tidak boleh dipergunakan! Cairan yang
terbakar akan terbawa aliran air dan menyebar.
c. Kelas C : Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik bertegangan. Kebakaran kelas
ini biasanya terjadi akibat korsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api yang
membakar benda-benda di sekitarnya. AIR TIDAK BOLEH DIPERGUNAKAN! Air
adalah konduktor (penghantar listrik) dan akan menyebabkan orang-orang yang
berada di area tersebut tersengat listrik. Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan
APAR dry chemical, APAR CO2 , dan APAR HCFC.
d. Kelas D : Kebakaran yang terjadi pada bahan logam (magnesium, almunium, kalium,
dan sebagainya). Kebakaran kelas ini sangat berbahaya dan hanya dapat dipadamkan
dengan APAR sodium chloride dry powder. Air dan APAR berbahan baku air
sebaiknya tidak digunakan, karena pada kebakaran jenis logam tertentu air akan
menyebabkan terjadinya reaksi ledakan
B. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. UDAKA INDONESIA
Jenis Perusahaan : Konveksi
Alamat Perusahaan : Cupuwatu, Purwomartani, Kalasan Sleman, DIY.
Jumlah Tenaga Kerja : 450 orang ( L = 110 orang, W = 340 orang)

C. Hasil Pengamatan
Identifikasi Potensi Bahaya
1. Bahaya Mekanik
POTENSI JENIS POTENSI SUMBER POTE PENGENDALIAN
NSI BAHAYA
BAHAYA BAHAYA
Benda dpt mel 1. Tertusuk jarum Mesin jahit 1. Menggunakan APD
ukai 2. Bagian tubuh te
rsayat / terpoton Mesin potong 2. Fokus dalam mengerjakan tug
g as
3. Terbakar Setrika uap

Benda dpt me Terjepit Mesin press Menggunakan APD


mperangkap
Pelindung mesin

Perhatikan posisi tubuh ketika be
kerja
Benda dpt me Terjadi  benturan al Meja potong da 1. Pemasangan pelindung mesi
mbentur at n alat potong n (Safety Guuarding)
2. Menjaga konsentrasi saat be
kerja atau saat berada dekat 
dengan mesin yang bergerak.
3. Memahami cara kerja mesin 
serta ikuti petunjuk yang tert
era.

Jatuh dr keting Benda berat yg terj Setrika 1. Selalu fokus saat melakukan 


gian sama atuh bekerjaan.
2. meletakkan alat yang diguna
kan tepat pada tempatnya.

Jatuh dr keting Terjatuh, Terpleset, Terjatuh dari Selalu Fokus dalam bekerja.


gian berbeda Tersandung lantai atas dan
terpleset serta
tersandung kaki
meja

2. Bahaya Listrik
POTENSI BAHAYA JENIS POTENSI  SUMBER POTENSI BA PENGENDALIAN
BAHAYA HAYA

Bahaya Sentuh Tersetrum Listrik Eliminasi / subtitusi

Rekayasa teknik
Bahaya Korslet Kebakaran Peralatan / konduktor yg ov Pengendalian administratif
erheat

3. Bahaya Kimia
POTENSI JENIS POTENSI SUMBER POTENSI PENGENDALIAN

BAHAYA BAHAYA BAHAYA

Flammable Tidak ada

Explosive Tidak ada

Iritatif Tidak ada

Korosive Tidak ada

4. Bahaya Kebakaran dan Peledakan


POTENSI BAHAYA JENIS POTENSI B SUMBER POTENSI PENGENDALIAN
AHAYA
BAHAYA

Bahan mudah terbakar Terjadi Kebakaran Benang Eliminasi

Kardus Subtitusi

Kain

Plastik
Sumber Panas Terjadi Ledakan Ironing/Setrika Subtitusi

Alat Kompresor
Bahan mudah meledak Terjadi Ledakan Bahan Kimia Pembersih noda Subtitusi/Engineering 
Control
Terjadi Konsleting Kompresor

Mesin Genset

Setrika

Alat kerja dengan tekana Terjadi Kebakaran Kompresor yang digunakan Engineering Control


n tinggi
Terus-menerus

APAR
APAR tersedia sebanyak 22 buah di lengkapi dengan rambu rambu nya, terdapat salah satu
APAR yang tidak di lengkapi catatan periksa dan cara penggunaan nya
HIDRAN TERDAPAT 5 unit
Sprinkel ,fire ditection,alarm, Ruang panel kontrol tidak ada

5. APD (Alat Perlindungan Diri)


POTENSI BAHAYA APD DIPERLUKAN APD PEMAKAIAN

DISEDIAKAN
Jari terputus bidal Sarung tangan Saat menggunakan mesin jahit

Terpapar bahan kimia Masker Masker Saat menggunakan bahan kimia

ORGANISASI PROGRAM KETERANGAN


P2K3 Job Safety Analisis Terpenuhi
Evaluasi SOP Terpenuhi
Identifikasi Potensi bahaya Terpenuhi
Pengujian Lingkungan Kerja Terpenuhi
Pemeriksaan Kesehatan Kerja Belum Terpenuhi
Pengujian Keselamatan Kerja Terpenuhi

Laporan kecelakaan kerja Terpenuhi

ORGANISASI PROGRAM KETERANGAN


Unit Tanggap Identifikasi Potensi Kebakaran Terpenuhi

Darurat Regu Pemadam Kebakaran Terpenuhi, ada 20 orang


APAR Terpenuhi, terdapat 22 buah
Alat Pemadan Kebakaran Terpenuhi, tersedia APAR, Hydrant

Deteksi  Api Tidak Terpenuhi
Alarm Tidak Terpenuhi
Ruang Panel Kontrol Tidak Terpenuhi
Jalur Evakuasi Terpenuhi
Essembly Point Terpenuhi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan Penjelasan di atas PT. Udaka Indonesia ialah jenis perusahaan konveksi
yang memproduksi barang yang berbahan baku kain, PT. Udaka Indonesia sudah
memberikan fasilitas mulai dari bahan produksi, kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja
namun masih belum memenuhi kebutuhan para pekerja, seperti yang di jelaskan materi
diatas dan masih harus ada peningkatan yang dilakukan. Masih banyak bahaya keselamata
kerja yang dapat terjadi dan di alami oleh pekerja dikarenakan masih belum lengkapnya
sarana dan prasarana pada perusahaan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan Pimpinan Perusahaan lebih


memperhatikan dan melengkapi kelengkapan yang di perlukan perusahaan baik dari segi
Bahan dan Alat, keperluan Keselamatan Kerja, maupun bagian Kesehatan Kerja, guna
meningkatkan mutu produksi serta dapat meningkatkan kualitas kesehatan para pekerja di
perusahaan tersebut, serta beberapa saran sebagai berikut :
a. Dalam melakukan pekerjaan, pemakaian alat pelindung diri harus lebih di tertibkan dan
perlu adanya sanksi yang tegas bagi yang melanggar, serta bila perlu dibuat peraturan
khusus mengenai hal tersebut.
b. Hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus diinformasikan dan di
sosialisasikan kepada seluruh karyawan.
c. Sebaiknya waktu istirahat digunakan sebaik mungkin untuk mengurangi terjadinya
kelelahan yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai