Anda di halaman 1dari 7

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) Dharma Bumiputera


Jalan warung jati No.41 jakarta 12760

JAWABAN UTS ANALISIS KEUANGAN

Nama : Aris Fathul Rizki


NIM : 2018010058
Mata Kuliah : ANALISIS KEUANGAN
Dosen : Susianti Narwoko, SE.MM,CSCA,CPSS

1. Jelaskan defiinisi, tujuan, prinsip dan keterbatasan dan analisa Laporan


Keuangan?
• Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan. Data keuangan tersebut
akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan analisa lebih
lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.
Pengertian analisa laporan keuangan menurut Harahap (2001: 190)
adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Laporan keuangan dianalisis untuk mempelajari hubungan antara pos-pos
yang ada dalam laporan tersebut sehingga dapat diketahui perubahan
masing-masing pos yang membandingkan dan pada akhirnya dapat
diketahui posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan. Penentuan dan pengukuran hubungan antara masing-masing
pos digunakan suatu metode dan tekhnik analisis.
• Tujuan Laporan Keuangan
• Sehubungan dengan kebutuhan informasi bagi berbagai pihak-pihak
terkait, maka tujuan laporan keuangan menurut Standar Akutansi
Keuangan adalah sebagai berikut (Agnes, 2003: 2):
1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama
oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
1.1 Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
• Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada hakikatnya juga memiliki keterbatasan
diantaranya yaitu (Jumingan, 2005; 10):
1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara
(interim report), bukan merupakan laporan final, karena laba
rugiriil (laba rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan
dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan
dapat disusun untuk periode waktu tertentu. Waktu satu tahun
(dua belas bulan) umumnya dianggap sebagai peiode akutansi
baku. Alokasi revenue dan cost sepanjang periode tertentu
dipengaruhi oleh pertimbangan pribadi, misalnya dalam memilih
metode penilaian persediaan akhir. Jadi, jelaslah bahwa
sebenarnya data laporan keuangan itu tidak bersifat pasti, tidak
dapt diukur secara mutlak diteliti.
2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam rupiah yang tampaknya
pasti. Sebenarnya jumlahRupiah ini dapat saja berbeda bila
dipergunakan standar lain. Apalagi dibandingkan dengan laporan
keuangan seandainya perusahaan itu dilikuidasi, jumlah
rupiahnya dapat sangat berbeda. Aktiva tetap dinilai berdasarkan
harga historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan
akumulasi penyusutannya.jumlah bersihnya tidak mencerminkan
nilai penjualan aktiva tetap. Dalam keadaan likuidasi, aktiva
tidak berwujud seperti hak paten, merek dagang, biaya
organisasi hanya dinilai satu rupiah.
3) Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi
keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu
mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun
karena kenaikan tingkat harga-harga), akibatnya biaya
penyusutan yang dibebankan akan jauh lebih kecil kecil bila
dibandingkan tingkat penyusutan berdasarkan replacement cost
basis. Juga, kenaikan volume penjualan dalam jumlah rupiah
belum tentu sebagai pencerminan dari kenaikan jumlah satuan
yang terjual. Kenaikan jumlah rupiah volume penjualan
mungkin disebabkan oleh naiknya harga jual per satuan. Oleh
karena itu, untuk menghindari adanya analisis yang
menyesatkan, analisis perbandingan harus dilakukan dengan
hati-hati.
4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap
mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak
mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi
keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapt diukur
dalam satuan uang. Faktor tersebut misalnya kemampuan dalam
menemukan penjual dan mencari pembeli, nama baik dan
prestise, dll.

2. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Ada dua metode yang
digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu metode analisis
horisontal dan metode analisis vertikal. (1) Metode analisis horisontal, adalah
analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode, sehingga akan akan diketahui perkembangannya, metode horisontal ini
disebut juga sebagai metode analisis dinamis; (2) Analisis vertikal, adalah apabila
laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode, yaitu dengan
memperbandingkan antar pos yang satu dengan yang lainnya dalam laporan
keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode
analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode
itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1) Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik
analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih.
2) Trend atau tendensi posisi, adalah metode dan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3) Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement,
adalah metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui
struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4) Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk
mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja atau untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5) Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis),
adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah
uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang
kas dalam periode tertentu.
6) Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7) Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu metode
analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu
perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor
suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.
8) Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan
tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Dengan demikian analisis ini juga diketahui tingkat keuntungan atau
kerugian untuk berbagai tingkat penjualan (Munawir, 1997).

3. Laporan Neraca dan Rugi PT. ABC dari tahun 2016-2020

DESKRIPSI 2016 (%) 2017 (%) 2018 (%) 2019 (%) 2020 (%)

Kas 100% 113% 75% 88% 100%


Piutang Dagang 100% 100% 133% 167% 183%
Persediaan 100% 110% 120% 110% 100%
Aktiva Lancar 100% 108% 108% 117% 121%
Aktiva Tetap 100% 108% 117% 133% 142%
Total Aktiva 100% 108% 111% 122% 128%

Hutang Dagang 100% 110% 90% 80% 80%


Hutang Obligasi 100% 101% 122% 133% 139%
Total Hutang 100% 106% 105% 105% 108%

Modal Saham 100% 100% 100% 100% 100%


Laba Ditahan 100% 111% 122% 133% 144%
Total Modal 100% 103% 107% 110% 114%
Total Hutang + Modal 100% 104% 106% 108% 111%

Penjualan 100% 104% 113% 117% 125%


H.P.P 100% 110% 117% 121% 125%
Laba Kotor 100% 98% 108% 113% 125%
Biaya Adm Umum 100% 100% 100% 100% 100%
Biaya Pemasaran 100% 130% 175% 210% 229%
Laba Operasi 100% 90% 94% 91% 105%
Biaya Bunga 100% 90% 94% 91% 104%
Laba Sebelum Pajak 100% 90% 94% 91% 105%
Pajak 100% 90% 94% 92% 105%
Laba Setelah Pajak 100% 90% 94% 92% 106%

• Dari sisi Neraca, selama periode 5 tahun ( 2016-2020) terjadi peningkatan


Aktiva.
• Kenaikan Aktiva Tetap terjadi karena adanya ekspansi dalam rangka
meningkatkan penjualan. Sedangkan kenaikan Aktiva Lancar disebabkan
adanya peningkatan Piutang.
• Disimpulkan peningkatan Penjualan menggunakan strategi penjualan
kredit. Namun gagal dalam pelunasan Piutang, terlihat dari adanya
penurunan Kas selama periode 5 tahun terakhir.
• Dari sisi R/L, selama periode 5 tahun ( 2016-2020) terjadi peningkatan
Penjualan dan Laba.
• Namun pertumbuhan laba lebih kecil dari pertumbuhan penjualan. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan Biaya Pemasaran dalam jumlah yang lebih
besar.
• Disimpulkan upaya peningkatan Penjualan belum sepenuhnya berhasil
meningkatkan Laba.
• Dari data Neraca dan R/L, disimpulkan strategi perusahaan melakukan
ekspansi guna meningkatkan penjualan dan menghasilkan Laba serta Kas
selama periode tersebut belum cukup berhasil.
• Saran untuk di masa mendatang :
1) Perlu ditinjau kembali kebijakan Penjualan Kredit
2) Mengefektifkan proses penagihan Piutang
3) Mengefektifkan Aktiva dalam usaha meningkatkan Penjualan,Laba
dan Kas

4. Likuiditas
JENIS RASIO 2016 2017 2018 2019 2020
Modal Kerja
Aktiva Lancar - Hutang Lancar
250 295 300 400 425
Current Ratio
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
1,3 : 1 1,3 : 1 1,3 : 1 1,4 : 1 1,4 : 1
Account Receivable Turn-Over
Penjualan Bersih / Rata2 Piutang Dagang Bruto 4,0 : 1 4,2 : 1 3,4 : 1 2,8 : 1 2,7 : 1

Inventory Turn-Over
HPP / Rata2 Persediaan
1,2 : 1 1,2 : 1 1,2 : 1 1,3 : 1 1,5 : 1
Operating Cycle
Jlh hari pengumpulan piutang + Jlh hari perputaran persediaan 800 850 1000 1050 1050

Quick ( acid test ) Ratio


Kas + Surat Berharga + Piutang / Hutang Lancar 0,7 : 1 0,7 : 1 0,7 : 1 0,9 : 1 0,9 : 1

Cash Ratio = Kas + Surat Berharga /


0,4 : 1 0,4 : 1 0,3 : 1 0,4 : 1 0,4 : 1
Hutang Lancar
Account Payable Turn-Over
HPP / Rata2 Hutang Dagang 1,2 : 1 1,2 : 1 1,6 : 1 1,8 : 1 1,9 : 1

Profitabilitas:
JENIS RASIO 2016 2017 2018 2019 2020
Assets Turn-Over
Penjualan Bersih / Rata2 Total Aktiva 0,7 : 1 0,6 : 1 0,7 : 1 0,6 : 1 0,7 : 1

Working Capitas Turn-Over


Penjualan Bersih / Rata2 Modal Kerja 0,8 : 1 0,8 : 1 0,9 : 1 0,9 : 1 0,9 : 1

Fixed Assist Turn-Over


Penjualan Bersih / Rata2 Total Aktiva Tetap 2,0 : 1 1,9 : 1 1,9 : 1 8,1 : 1 8,1 : 1

5. Laporan arus kas dari data perusahaan:


AKTIVITAS OPERASI
Laba Bersih 7.250
Penyusutan 300
Jumlah 7.550

Penurunan (Pengurangan Kas) :

Kenaikan Piutang (3.000)


Kenaikan Persediaan (1.000)
Kenaikan Biaya Dibayar Dimuka (800)
Kas Bersih Dari Kegiatan Operasi 2.750

Aktivitas Investasi:

Pembelian Gedung Dan Mesin (11.000)

Aktivitas Pendanaan:

Kenaikan Hutang 4.500


Kenaikan Wesel Bayar 6.000
Kenaikan Gaji Yang Akan Dibayar 2.000
Kenaikan Hutang Lain 500
Pembayaran Deviden (13.300)
Penurunan Obligasi (2.000)
Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan (2.300)
Kas Bersih Dari Ketiga Aktivitas (10.550)
Kas Awal Tahun 2017 5.300
Kenaikan Kas (Kas Bersih) 450
Kas Akhir Tahun 2017 5.750

Anda mungkin juga menyukai