OLEH:
ANDI MARSIDA
NIM: 70900121034
A. DEFINISI
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung
secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah
cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran
darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan akhirnya mati (Khair, 2011).
ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu bentuk
sindroma koroner akut (SKA) yang merupakan satu subset akut dari penyakit
jantung koroner (PJK) (Firdaus I, 2012). SKA secara klinis mencakup angina tidak
stabil, infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) dan infark miokard
akut dengan elevasi segmen ST (STEMI) (Myrtha R, 2011). Sindrom koroner akut
tersebut akan menyebabkan perubahan gambaran EKG dari bentuk normalnya.
Gambar 5. Onset dan Perkembangan Kematian Otot Jantung dari Hari ke Hari
B. ETIOLOGI
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,
hipertensi, obesitas dan hiperlipidemia.
1. Merokok
Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner sebesar
50%. Seorang perokok pasif mempunyai resiko terkena infark miokard.
Di Inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler
berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Menurut Ismail (2004),
penggunaan tembakau berhubungan dengan kejadian miokard infark akut
prematur di daerah Asia Selatan.
2. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg Peningkatan tekanan
darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga
ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses
aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang.
3. Obesitas
Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner. Sekitar
25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang berhubungan
dengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT). Overweight didefinisikan
sebagai IMT > 25-30 kg/m2 dan obesitas dengan IMT > 30 kg/m2.
Obesitas sentral adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di
abdomen. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan
metabolik seperti peninggian kadar trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan tekanan darah, inflamasi sistemik, resistensi insulin dan
diabetes melitus tipe II (Ramrakha, 2006).
4. Hiperlipidemia
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko adalah
hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol atau
trigliserida serum di atas batas normal. The National Cholesterol
Education Program (NCEP) menemukan kolesterol LDL sebagai faktor
penyebab penyakit jantung koroner.
C. PATOFISIOLOGI
STEMI biasa terjadi ketika aliran darah koroner menurun secara tiba-tiba
setelah oklusi trombotik dari arteri koroner yang sebelumnya mengalami
atherosclerosis. STEMI terjadi ketika thrombus pada arteri koroner
berkembang secara cepat pada tempat terjadinya kerusakan vascular.
Kerusakan ini difasilitasi oleh beberapa faktor, seperti merokok,
hipertensi, dan akumulasi lipid. Pada sebagian besar kasus, STEMI terjadi
ketika permukaan plak atherosclerotic mengalami ruptur sehingga komponen
plak tersebut terekspos dalam darah dan kondisi yang mendukung
trombogenesis (terbentuknya thrombus). Mural thrombus (thrombus yang
menempel pada pembuluh darah) terbentuk pada tempat rupturnya plak, dan
terjadi oklusi pada arteri koroner. Setelah platelet monolayer terbentuk pada
tempat terjadinya ruptur plak, beberapa agonis (kolagen, ADP, epinefrin,
serotonin) menyebabkan aktivasi platelet. Setelah stimulasi agonis platelet,
thromboxane A2 (vasokonstriktor local yang kuat) dilepas dan terjadi aktivasi
platelet lebih lanjut.
Selain pembentukan thromboxane A2, aktivasi platelet oleh agonis
meningkatkan perubahan konformasi pada reseptor glikoprotein IIb/IIIa.
Ketika reseptor ini dikonversi menjadi bentuk fungsionalnya, reseptor ini
akan membentuk protein adhesive seperti fibrinogen. Fibrinogen adalah
molekul multivalent yang dapat berikatan dengan dua plateet secara simultan,
menghasilkan ikatan silang patelet dan agregasi. Kaskade koagulasi
mengalami aktivasi karena paparan faktor jaringan pada sel endotel yang
rusak, tepatnya pada area rupturnya plak. Aktivasi faktor VII dan X
menyebabkan konversi protrombin menjadi thrombin, yang kemudian
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Arteri koroner seringkali mengalami
oklusi karena thrombus yang terdiri dari agregat platelet dan benang-benang
fibrin.
Pada sebagian kecil kasus, STEMI dapat terjadi karena emboli arteri
koroner, abnormalitas congenital, spasme koroner, dan berbagai penyakit
sistemik, terutama inflamasi. Besarnya kerusakan myocardial yang
disebabkan oklusi koroner tergantung pada:
a. daerah yang disuplai oleh pembuluh darah yang mengalami
oklusi
a. Pre Hospital
1) Aktivitas
1) Nitrogliserin (NTG)
3) Aspirin
Modified Risk Factor: merokok, Thrombus pada arteri koroner Permukaan plak komponen plak
alcohol, hipertensi, akumulasi lipid berkembang secara cepat pada tempat atherosclerotic tersebut terekspos
Non-Modified Risk Factor: Congenital terjadinya kerusakan vascular mengalami ruptur dalam darah
Protein intrasel
Peningkatan asam keluar ke
laktat sistemik &
Nyeri akut
Pompa jantung tdk
terkoordinasi
Vol. Sekuncup turun
Penurunan
Penurunan TD Curah Jantung
Sistemik
Respon baroreseptor
Parasimpatis berkurang
Aktivasi saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, peningkatan
. Produksi urin menurun Arterosklerosis, Darah ke ginjal menurun
ADH, pelepasan hormon stress
(ACTH, Kortisol), peningkatan
prod. glukosa HR dan TPR Mening
Volume plasma
menigkat
TINJAUAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala: keletihan atau kelelahan terus sepanjang hari,insomnia
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b.Tanda: gelisah, perubahan status mental misalnya : letargi,
tanda vital berubah pada aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal
jantung koroner, masalah TD, DM.
Tanda:
1) TD dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk/berdiri
2) Nadi dapat normal; penuh/tak kuat atau lemah/kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia)
mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung ekstra (S3/S4) mungkin menunjukan gagal
jantung/ penurunan kontraktilas atau complain ventrikel.
4) Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
papilar
5) Friksi; dicurigai perikarditis.
6) Irama jantung dapat teratur atau tak teratur.
7) Edema , edema perifer, krekels, mungkin ada dengan gagal
jantung ventrikel.
8) Pucat atau sianosis pada kulit, kuku dan membran mukosa.
3. Integritas ego
a.Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan
dengan penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya
perawatan medis)
b.Tanda: Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas,
marah, ketakutan dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
a. Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih
malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a.Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan
berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas
bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
b.Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen
(asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
6. Higiene
a.Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama
aktivitas Perawatan diri.
b.Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan
personal.
7. Neurosensori
a.Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b.Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan
perilaku dan mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a.Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen
kanan atas dan sakit pada otot.
b.Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit dan
perilaku melindungi diri.
9. Pernapasan
a.Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan
sputum, riwayat penyakit kronis, penggunaan bantuan
pernapasan.
b.Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot
asesori pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk
terus menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih
(edema pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
a. Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,
kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
a. Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang
biasa dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a.Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat
jantung, misalnya : penyekat saluran kalsium.
b.Tanda : Bukti tentang ketidakberhasilan untuk
meningkatkan.
13. Pemeriksaan Fisik
1) (B1) Breath
Pada Inspeksi pernapasan berapa kali dalam satu menit, apa
ada rektraksi otot – otot bantu pernapasan, pada Auskultasi
adakah suara nafas tambahan ronchi atau wheezing.
2) (B2) Blood
Perlu dilakukan apakah ada penurunan kadar Hb, Ht, dan
leukosit, ketidakstabilan tekanan darah, nadi, distensi vena
jugularis, adanya suara jantung P2, S3, S4 menunjukkan
insufisiensi mitral akibat dilatasi bilik kiri atau disfungsi otot
papilaris.
3) (B3) Brain
Status mental dan emosi: Kaji apakah ada perubahan status
mental pada klien, disorientasi, kestabilan emosi.
Fungsi psikomotor: apakah pasien mengalami kelemahan
pada ekstremitas atas dan bawah.
Psikosensori: apakah penglihatan mengalami gangguan, reflek
pupil dan kesimetrisan.
4) (B4) Bladder
Kaji apakah terjadi nokturia (rasa ingin kencing di malam
hari), terjadi karena perfusi ginjal dan curah jantung akan
membaik saat istirahat. Kaji pula apakah perlu dilakukan
pemasangan kateter terkait dengan kelelahan yang dialami
oleh klien ADHF.
5) (B5) Bowel
Biasanya tidak mengalami gangguan buang air besar.
6) (B6) Bone
Adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul serta
kelelahan dan apakah mengalami gangguan ekstremitas atas
maupun ekstremitas bawah.
14. Riwayat psikologis.
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien
mengenai penyakitnya dan bagaimana hubungan pasien dengan
orang lain serta semangat dan keyakinan pasien untuk sembuh.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan ( SDKI,2017), adapun masalah keperawatan yang mungkin
muncul adalah sebagai berikut:
Masalah 1: Nyeri Akut
a. Defenisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh Nyeri - Tampak meringis
- bersikap protektif
(mis. Waspada,
posisi menghindari
nyeri)
- gelisah
- frekuensi nadi
meningkat
- Sulit tidur.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) - Tekanan darah
meningkat
- pola nafas berubah
- nafsu makan berubah
- proses berpikir terganggu
- menarik diri
- berfokus pada diri sendiri
- diaphoresis
c. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasm
2) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia
iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)
d. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaucoma
Masalah 2: Penurunan Curah Jantung
a. Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
b. Penyebab
1) Perubahan irama jantung
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan preload
5) Perubahan afterload
c. Kondisi klinis terkait
1) Gagal jantung kongestif
2) Sindrom koroner akut
3) Stenosis mitral
4) Regurgitasi mitral
5) Stenosis aorta
6) Regurgitasi aorta
7) Stenosis trikuspidal
8) Regurgitasi trikuspidal
9) Stenosis pulmonal
10) Regurgitasi pulmonal
11) Aritmia
12) Penyakit jantung bawaan
d. Batasan karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
- Perubahan irama jantung - Perubahan irama jantung
Palpitasi Bradikardia/takikardia
Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
- Perubahan preload - Perubahan preload
Lelah Edema
Distensi vena jugularis
Central venous pressure (CPV)
menigkat/ menurun
Hepatomegali
Observasi
Observasi Observasi
c. Intoleransi Aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ,
diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan Kriteria Hasil:
1) keluhan lelah menurun
2) perasaan lemah menurun
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Energi Manajemen Energi
Observasi Observasi
OLEH:
ANDI MARSIDA
NIM: 70900121034
RUANG : CVCU
I. IDENTITAS
A. PASIEN
1. Nama : Tn.M
2. JenisKelamin : Laki-laki
3. Umur : 67 tahun
4. Agama : Katolik
8. Alamat : Toraja
9. No.RM : 975020
1. Nama : Tn Y
2. Umur: : 30 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : wiraswasta
5. Alamat : Toraja
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
menit dengan skala nyeri 6. Keadaan umum klien ku: lemah, klien
Klien mengatakan berharap agar kondisinya bisa seperti dulu lagi dan
sakitnya bisa segera hilang. Klien mengatakan ingin sembuh secepatnya
e. Imunisasi
f. Alergi
a. Genogram
? ? ? ? ?
?
65
67
41 3 3 35 30 28 2
G3: GIII adalah anak klien yang masih hidup dalam keadaan sehat
penyakit serupa
menurun?
e. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota
keluarga sakit?
Klien mengatakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka ia
C. PENGKAJIAN BIOLOGIS
rohani
lagu
2. AKTIVITAS ISTIRAHAT-TIDUR
a. Aktivitas
Tidak ada
hanya tidur pada siang hari ± 2 jam setiap hari. Saat dikaji,
b. Eliminasi Urine:
1) Apakah BAK klien teratur?
5 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Modified Risk Factor: Thrombus pada arteri koroner Permukaan plak komponen plak
merokok, berkembang secara cepat pada tempat atherosclerotic tersebut terekspos
terjadinya kerusakan vascular mengalami ruptur dalam darah
Protein intrasel
Peningkatan asam keluar ke
laktat sistemik &
Nyeri akut
Pompa jantung tdk
terkoordinasi
Vol. Sekuncup turun
Penurunan
Penurunan TD Curah Jantung
Sistemik
Respon baroreseptor
No Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( iskemia)
dibuktikan dengan :
DS:
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan aktivitas
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
DO:
S: skala nyeri 6 NRS
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
TTV
- TD: 137/70 mmHg
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilas
dibuktikan dengan:
DS:
Klien mengatakan jantungnya sering berdebar- debar
DO
- Hasil EKG
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P 0,2 mv, PR interval 0,20 dtk,
kompleks QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
-Hasil Echocardiogram
- Mildly abnormal LV systolic function, EF 45,2 % ( TEICH), EF 44.4%
( BIPLANE)
- Normal RV systolic function, TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s
- Normal cardiac chambers
- Segmental hypokinetic
- Concentric left ventricular Hypertrophy
- Grade I LV diastolic dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et elongation aortae
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri Manajemen nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 2x12 jam Observasi Observasi
fisiologis(iskemia) dibuktikan maka, tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi, - Agar mengetahui
dengan : dengan kriteri hasil: karakteristik, durasi, lokasi, derajat dan
DS: - Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, tingkat nyeri yang
P: Klien mengatakan nyeri saat intensitas nyeri dialami dan untuk
melakukan aktivitas - Identifikasi skala nyeri dapat melakukan
Teraupeutik intervensi
-Q: Klien mengatakan nyeri
- Berikan teknik non selanjutnya
seperti tertusuk-tusuk
farmakologis untuk
-R: Klien mengatakan nyeri mengurangi rasa nyeri Teraupeutik
pada dada sebelah kiri Edukasi - Untuk menurunksn
-T: Hilang timbul durasi 3-5 - Ajarkan tekhnik non dan mengalihkan
menit farmakologis untuk perhatian klien
DO: meredakan nyeri dari nyeri nya
S: skala nyeri 6 NRS ( relaksasi napas dalam) Edukasi
- Klien tampak meringis - Agar klien
- Klien tampak gelisah mengetahui
TTV strategi yang
- TD: 137/70 mmHg diberikan
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung Perawatan jantung
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 Observasi Observasi
perubahan kontraktilas jam ,diharapkan perfusi - Identifikasi tanda /gejala - Agar mengetahui
dibuktikan dengan: primer penurunan curah tanda dan gejala
miokard meningkat dengan
DS: jantung penurunan curah
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan jantungnya - Monitor tekanan darah jantung
sering berdebar- debar -Gambaran EKG iskemia / - Monitor keluhan nyeri - Untuk mengetahui
DO injuri / infrak menurun dada tekanan darah
- Hasil EKG - agar mengetahui
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, -Nyeri dada menurun Teraupeutik derajat dan tingkat
gel P: L 0,12 P 0,2 mv, PR - Posisikan pasien semi nyeri yang dialami
interval 0,20 dtk, kompleks fowler atau fowler dan untuk dapat
QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2- dengan kaki ke bawah melakukan
v6 atau posisi yang nyaman intervensi
-Hasil Echocardiogram selanjutnya
Edukasi
- Mildly abnormal LV Teraupeutik
- Anjurkan
systolic function, EF 45,2 - agar pasien merasa
beraktivitas
% ( TEICH), EF 44.4% nyaman
fisik secara
( BIPLANE)
bertahap Edukasi
- Normal RV systolic
function, TAPSE 2.18 cm, - Untuk melatih
S lat 13.6 cm/s kekuatan otot dan
- Normal cardiac chambers pergerakan pasien
- Segmental hypokinetic agar tidak terjadi
- Concentric left ventricular kekauan otot
Hypertrophy maupun sendi
- Grade I LV diastolic
dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto
Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai
dilatation et elongation aortae
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi Manajemen Energi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24
kelemahan dibuktikan Observasi Observasi
jam , diharapkan toleransi
dengan: - Monitor kelelahan fisik - untuk mengetahui
aktivitas meningkat dengan
DS: dan emosional koping klien
Kriteria Hasil:
Klien mengatakan penyakit - Monitor lokasi dan - mengetahui
yang dialaminya mengganggu -keluhan lelah menurun
ketidaknyamanan kemampuan dan
aktivitas -perasaan lemah menurun
selama melakukan batasan pasien
-Klien mengatakan kelelahan aktivitas terkait aktivitas
saat beraktivitas dan semua
aktivitas dilakukan dengan yang akan
Teraupeutik
bantuan. dilakukan.
- Lakukan latihan rentang
DO: Teraupeutik
gerakan pasif-aktif
-Nampak pemenuhan - Membantu
Edukasi
kebutuhan sehari-hari (ADL) meningkatkan
dibantu oleh keluarga - Anjurkan
rentang gerak
- KU: Lemah beraktivitas
klien dalam
fisik secara
beraktivitas.
bertahap
Edukasi
- Untuk melatih
kekuatan otot dan
pergerakan pasien
agar tidak terjadi
kekauan otot
maupun sendi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI PERTAMA
Hari atau NO
Jam Implementasi Nama Jelas
tanggal DX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI KEDUA
Hari atau NO
Jam Implementasi Nama Jelas
tanggal DX
Manajemen nyeri
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
Teraupeutik
- Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Penurunan curah jantung berhubungan Selasa, S: klien mengatakan jantungnya masih sering Andi marsida
dengan perubahan kontraktilas 19/04/2022 berdebar-debar
dibuktikan dengan: 08.30
DS: O:
Klien mengatakan jantungnya sering - TD: 128/80 mmHg
berdebar- debar - Klien tampak lemah
DO
- Hasil EKG A: Penurunan curah jatung belum teratasi
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P: intervensi dilanjutkan
P 0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks
QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6 Perawatan jantung
-Hasil Echocardiogram Observasi
1) Mildly abnormal LV systolic - Identifikasi tanda /gejala primer
function, EF 45,2 % ( TEICH), EF penurunan curah jantung
44.4% ( BIPLANE) - Monitor tekanan darah
2) Normal RV systolic function, - Monitor keluhan nyeri dada
TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s
3) Normal cardiac chambers Teraupeutik
4) Segmental hypokinetic - Posisikan pasien semi fowler
5)Concentric left ventricular atau fowler dengan kaki ke
Hypertrophy bawah atau posisi yang nyaman
6) Grade I LV diastolic dysfunction
Edukasi
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
- Anjurkan beraktivitas
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et
fisik secara bertahap
elongation aortae
Intoleransi aktivitas berhubungan Selasa, S: Klien mengatakan masih mudah lelah saat Andi marsida
dengan kelemahan dibuktikan dengan: 19/04/2022
DS: 08.30 beraktivitas
Klien mengatakan penyakit yang
O: klien tampak lemah
dialaminya mengganggu aktivitas
-Klien mengatakan kelelahan saat A: Intoleransi Aktivitas belum teratasi
beraktivitas dan semua aktivitas dilakukan
dengan bantuan. P: Lanjutkan intervensi
DO: Manajemen Energi
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh keluarga Observasi
- KU: Lemah - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Teraupeutik
- Lakukan latihan rentang
gerakan pasif-aktif
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
Manajemen nyeri
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
Teraupeutik
Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyerI
Teraupeutik
- Lakukan latihan rentang
gerakan pasif-aktif
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap