Anda di halaman 1dari 72

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN STEMI (ST ELEVASI MIOKARD INFARK) DI


RUANGAN CVCU PJT (PUSAT JANTUNG TERPADU)
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH:

ANDI MARSIDA

NIM: 70900121034

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

Mariah Ulfah Ashar, S.Kep,Ns,M.Kep Syahrani Said, S.Kep,Ns, Sp.KV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung
secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah
cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran
darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan akhirnya mati (Khair, 2011).
ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu bentuk
sindroma koroner akut (SKA) yang merupakan satu subset akut dari penyakit
jantung koroner (PJK) (Firdaus I, 2012). SKA secara klinis mencakup angina tidak
stabil, infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) dan infark miokard
akut dengan elevasi segmen ST (STEMI) (Myrtha R, 2011). Sindrom koroner akut
tersebut akan menyebabkan perubahan gambaran EKG dari bentuk normalnya.

Gambar 1. Gambaran Normal EKG dan Sistem Elektrisitas yang Terjadi


Sedangkan perbedaan gambaran EKG normal dengan beberapa
kelainan SKA adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Perbedaan Gambaran EKG Normal Dengan Beberapa Kelainan SKA


Lokasi infark miokard akut dapat diketahui berdasarkan kerusakan pada lokasi gambaran
EKG seperti yang tertera pada tabel berikut:
No Lokasi Gambaran EKG
1 Anterior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-
V4/V5
2 Anteroseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-
V3
3 Anterolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V1-
V6 dan I dan aVL
4 Lateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di V5-
V6 dan inversi gelombang T/elevasi
ST/gelombang Q di I dan aVL
5 Inferolateral Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II,
III, aVF, dan V5-V6 (kadang-kadang I dan
aVL).
6 Inferior Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II,
III, dan aVF
7 Inferoseptal Elevasi segmen ST dan/atau gelombang Q di II,
III, aVF, V1-V3
8 True posterior Gelombang R tinggi di V1-V2 dengan segmen
ST depresi di V1-V3. Gelombang T tegak di
V1- V2
9 RV Infraction Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-
V4R).
Biasanya ditemukan konjungsi pada infark
inferior.
Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam
pertama infark.
Tabel 1. Lokasi Infark Miokard berdasarkan Gambaran EKG

Gambar 3. Lokasi Infark Miokard berdasarkan Gambaran EKG


Sedangkan gambaran Miokard infark inferior dengan STEMI:

Gambar 4. Gambaran Miokard Infark Inferior dengan STEMI


Tipe ini merupakan tipe serangan jantung yang paling berat dan bersifat gawat
darurat karena pada kelainan ini terjadi sumbatan total secara tiba-tiba dari
pembuluh darah koroner yang memberikan supply darah untuk otot-otot jantung.
Karena tidak mendapatkan supply darah dimana membawa oksigen dan nutrisi
yang penting untuk kelangsungan hidupnya, otot-otot jantung dapat mengalami
kematian dan kerusakan. Kematian otot jantung akan terus berkembang dan
dalam 1 hari akan mencapai seluruh ketebalan dinding jantung.

Gambar 5. Onset dan Perkembangan Kematian Otot Jantung dari Hari ke Hari

Diagnosis STEMI ditegakkan jika ditemukan angina akut disertai elevasi


segmen ST. Nilai elevasi segmen ST bervariasi, tergantung kepada usia, jenis
kelamin, dan lokasi miokard yang terkena. Bagi pria usia≥40 tahun, STEMI
ditegakkan jika diperoleh elevasi segmen ST di V1-V3 ≥ 2 mm dan ≥ 2,5 mm
bagi pasien berusia < 40 tahun (Tedjasukmana, 2010). ST elevasi terjadi
dalam beberapa menit dan dapat berlangsung hingga lebih dari 2 minggu
(Antman, 2005).

B. ETIOLOGI
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,
hipertensi, obesitas dan hiperlipidemia.
1. Merokok
Merokok meningkatkan resiko terkena penyakit jantung kororner sebesar
50%. Seorang perokok pasif mempunyai resiko terkena infark miokard.
Di Inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler
berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Menurut Ismail (2004),
penggunaan tembakau berhubungan dengan kejadian miokard infark akut
prematur di daerah Asia Selatan.
2. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg Peningkatan tekanan
darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga
ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses
aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard
berkurang.
3. Obesitas
Obesitas meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner. Sekitar
25-49% penyakit jantung koroner di negara berkembang berhubungan
dengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT). Overweight didefinisikan
sebagai IMT > 25-30 kg/m2 dan obesitas dengan IMT > 30 kg/m2.
Obesitas sentral adalah obesitas dengan kelebihan lemak berada di
abdomen. Biasanya keadaan ini juga berhubungan dengan kelainan
metabolik seperti peninggian kadar trigliserida, penurunan HDL,
peningkatan tekanan darah, inflamasi sistemik, resistensi insulin dan
diabetes melitus tipe II (Ramrakha, 2006).
4. Hiperlipidemia
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor resiko adalah
hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol atau
trigliserida serum di atas batas normal. The National Cholesterol
Education Program (NCEP) menemukan kolesterol LDL sebagai faktor
penyebab penyakit jantung koroner.
C. PATOFISIOLOGI
STEMI biasa terjadi ketika aliran darah koroner menurun secara tiba-tiba
setelah oklusi trombotik dari arteri koroner yang sebelumnya mengalami
atherosclerosis. STEMI terjadi ketika thrombus pada arteri koroner
berkembang secara cepat pada tempat terjadinya kerusakan vascular.
Kerusakan ini difasilitasi oleh beberapa faktor, seperti merokok,
hipertensi, dan akumulasi lipid. Pada sebagian besar kasus, STEMI terjadi
ketika permukaan plak atherosclerotic mengalami ruptur sehingga komponen
plak tersebut terekspos dalam darah dan kondisi yang mendukung
trombogenesis (terbentuknya thrombus). Mural thrombus (thrombus yang
menempel pada pembuluh darah) terbentuk pada tempat rupturnya plak, dan
terjadi oklusi pada arteri koroner. Setelah platelet monolayer terbentuk pada
tempat terjadinya ruptur plak, beberapa agonis (kolagen, ADP, epinefrin,
serotonin) menyebabkan aktivasi platelet. Setelah stimulasi agonis platelet,
thromboxane A2 (vasokonstriktor local yang kuat) dilepas dan terjadi aktivasi
platelet lebih lanjut.
Selain pembentukan thromboxane A2, aktivasi platelet oleh agonis
meningkatkan perubahan konformasi pada reseptor glikoprotein IIb/IIIa.
Ketika reseptor ini dikonversi menjadi bentuk fungsionalnya, reseptor ini
akan membentuk protein adhesive seperti fibrinogen. Fibrinogen adalah
molekul multivalent yang dapat berikatan dengan dua plateet secara simultan,
menghasilkan ikatan silang patelet dan agregasi. Kaskade koagulasi
mengalami aktivasi karena paparan faktor jaringan pada sel endotel yang
rusak, tepatnya pada area rupturnya plak. Aktivasi faktor VII dan X
menyebabkan konversi protrombin menjadi thrombin, yang kemudian
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Arteri koroner seringkali mengalami
oklusi karena thrombus yang terdiri dari agregat platelet dan benang-benang
fibrin.
Pada sebagian kecil kasus, STEMI dapat terjadi karena emboli arteri
koroner, abnormalitas congenital, spasme koroner, dan berbagai penyakit
sistemik, terutama inflamasi. Besarnya kerusakan myocardial yang
disebabkan oklusi koroner tergantung pada:
a. daerah yang disuplai oleh pembuluh darah yang mengalami
oklusi

b. apakah pembuluh darah mengalami oklusi total atau tidak

c. durasi oklusi koroner

d. kuantitas darah yang disuplai oleh pembuluh darah


kolateral pada jaringan yang terkena
e. kebutuhan oksigen pada miokardium yang suplai darahnya
menurun secara tiba-tiba
f. faktor lain yang dapat melisiskan thrombus secara dini dan
spontan
g. keadekuatan perfusi miokard pada zona infark ketika aliran
pada arteri koroner epikardial yang mengalami oklusi telah
dikembalikan.
D. MANEFESTASI KLINIS
Secara umum, manifestasi klinis pasien dengan STEMI meliputi:
a. Nyeri

1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus


menerus tidak mereda,biasanya diatas regiosternal bawah
dan abdomen bagian atas dan merupakan gejala utama

2) Keparahan dapat meningkat sampai nyeri tidak tertahan


lagi dan menetap

3) Nyeri mulai secara spontan dan tidak hilang dengan


bantuan istirahat atau nitrogliseria (NTG)

4) Nyeri dapat menjalar ke rahang dan leher

5) Nyeri pada penderita diabetes tidak akan hebat,itu


dikarenakan adanya neuropati yang ada pada penderita DM
yang mengganggu neuroreseptor (Khair, 2011)

Gambar 6. Tanda dan Gejala STEMI


Keluhan utama adalah sakit dada yang terutama dirasakan di daerah
sternum,bisa menjalar ke dada kiri atau kanan,ke rahang,ke bahu kiri dan
kanan dan pada lengan.Penderita melukiskan seperti tertekan,terhimpit,
diremas-remas atau kadang hanya sebagai rasa tidak enak di dada. Rasa
nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan
lemas. Kulit terlihat pucat dan berkeringat, serta ektremitas biasanya terasa
dingin. Volume dan denyut nadi cepat, namun pada kasus infark miokard
berat nadi menjadi kecil dan lambat. Bradikardi dan aritmia juga sering
dijumpai. Tekanan darah menurun atau normal selama beberapa jam atau
beberapa hari. Dalam waktu beberapa minggu, tekanan darah kembali
normal. Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung yang
melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark daerah anterior,
terdengar pulsasi sistolik abnormal yang disebabkan oleh diskinesis otot-
otot jantung. Penemuan suara jantung tambahan (S3 dan S4), penurunan
intensitas suara jantung dan paradoxal splitting suara jantung S2
merupakan pertanda disfungsi ventrikel jantung (Antman, 2005).
Gambaran klinis infark miokard umumnya berupa nyeri dada
substernum yang terasa berat, menekan, seperti diremas-remas dan
terkadang dijalarkan ke leher, rahang, epigastrium, bahu, atau lengan kiri,
atau hanya rasa tidak enak di dada. IMA sering didahului oleh serangan
angina pektoris pada sekitar 50% pasien. Namun, nyeri pada IMA
biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari, jarang ada hubungannya
dengan aktivitas fisik dan biasanya tidak banyak berkurang dengan
pemberian nitrogliserin, nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga
sering mengalami diaforesis. Pada sebagian kecil pasien (20% sampai
30%) IMA tidak menimbulkan nyeri dada. Silent AMI ini terutama terjadi
pada pasien dengan diabetes mellitus dan hipertensi serta pada pasien
berusia lanjut (Robbins SL, Cotran RS, Kumar V, 2007;Sudoyo AW dkk,
2010).
Nyeri merupakan manifestasi yang paling umum ditemukan pada
pasien dengan STEMI. Karakteristik nyeri yang dirasakan yaitu dalam
dan visceral, yang biasa dideskripsikan dengan nyeri terasa berat dan
seperti diremas, seperti ditusuk, atau seperti terbakar. Karakteristik nyeri
pada STEMI hampir sama dengan pada angina pectoris, namun biasanya
terjadi pada saat istirahat, lebih berat, dan berlangsung lebih lama. Nyeri
biasa dirasakan pada bagian tengah dada dan/atau epigastrium, dan
menyebar ke daerah lengan. Penyebaran nyeri juga dapat terjadi pada
abdomen, punggung, rahang bawah, dan leher. Nyeri sering disertai
dengan kelemahan, berkeringat, nausea, muntah, dan ansietas (Fauci, et
al., 2010).

Sebagian besar pasien mengalami ansietas dan restless yang


menunjukkan ketidakmampuan untuk mengurangi rasa nyeri. Pallor yang
berhubungan dengan keluarnya keringat dan dingin pada ekstremitas juga
sering ditemukan pada pasien dengan STEMI. Nyeri dada substernal yang
berlangsung selama >30 menit dan diaphoresis menunjukkan terjadinya
STEMI. Meskipun sebagian besar pasien menunjukkan tekanan darah dan
frekuensi nadi yang normal selama satu jam pertama STEMI, sekitar 25%
pasien dengan infark anterior memiliki manifestasi hiperaktivitas sistem
saraf simpatik (takikardia dan/atau hipertensi), dan 50% pasien
dengan infark inferior menunjukkan hiperaktivitas parasimpatis
(bradikardi dan/atau hipotensi).
Impuls apical pada pasien dengan STEMI mungkin sulit untuk
dipalpasi. Tanda fisik dari disfungsi ventrikel lain antara adanya S3 dan
S4, penurunan intensitas bunyi jantung pertama, dan paradoxical splitting
dari S2. Selain itu juga sering terjadi penurunan volume pulsasi carotis,
yang menunjukkan adanya penurunan stroke volume. Peningkatan
temperature tubuh di atas 380C mungkin ditemukan selama satu minggu
post STEMI.
E. PENATALAKSANAAN

a. Pre Hospital

Tatalaksana pra-rumah sakit. Prognosis STEMI sebagian besar


tergantung adanya 2 kelompok komplikasi umum yaitu komplikasi
elektrikal (aritmia) dan komplikasi mekanik (pump failure). Sebagian
besar kematian di luar RS pada STEMI disebabkan adanya fibrilasi
ventrikel mendadak, yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam pertama
onset gejala. Dan lebih dari separuhnya terjadi pada jam pertama.
Sehingga elemen utama tatalaksana pra-RS pada pasien yang dicurigai
STEMI .
b. Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis

1) Segera memanggil tim medis emergensi yang dapat


melakukan tindakan resusitasi
2) Transportasi pasien ke RS yang memiliki fasilitas ICCU/ICU serta
staf medis dokter dan perawat yang terlatih
3) Terapi REPERFUSI
Tatalaksana di IGD. Tujuan tatalaksana di IGD pada pasien yang
dicurigai STEMI mencakup mengurangi /menghilangkan nyeri dada,
identifikasi cepat pasien yang merupakan kandidat terapi reperfusi
segera, triase pasien risiko rendah ke ruangan yang tepat di RS dan
menghindari pemulangan cepat pasien dengan STEMI.
c. Hospital

1) Aktivitas

Faktor-faktor yang meningkatkan kerja jantung selama masa-masa


awal infark dapat meningkatkan ukuran infark. Oleh karena itu,
pasien dengan STEMI harus tetap berada pada tempat tidur selama
12 jam pertama. Kemudian, jika tidak terdapat komplikasi, pasien
harus didukung untuk untuk melanjutkan postur tegak dengan
menggantung kaki mereka ke sisi tempat tidur dan duduk di kursi
dalam 24 jam pertama. Latihan ini bermanfaat secara psikologis dan
biasanya menurunkan tekanan kapiler paru. Jika tidak terdapat
hipotensi dan komplikasi lain, pasien dapat berjalan-jalan di ruangan
dengan durasi dan frekuensi yang ditingkatkan secara bertahap pada
hari kedua atau ketiga. Pada hari ketiga, pasien harus sudah dapat
berjalan 185 m minimal tiga kali sehari.
2) Diet
Karena adanya risiko emesis dan aspirasi segera setelah STEMI,
pasien hanya diberikan air peroral atau tidak diberikan apapun pada
4-12 jam pertama. Asupan nutrisi yang diberikan harus mengandung
kolesterol ± 300 mg/hari. Kompleks karbohidrat harus mencapai 50-
55% dari kalori total. Diet yang diberikan harus tinggi kalium,
magnesium, dan serat tetapi rendah natrium.
3) Bowel
Bedrest dan efek narkotik yang digunakan untuk menghilangkan
nyeri seringkali menyebabkan konstipasi. Laksatif dapat diberikan
jika pasien mengalami konstipasi
d. Farmakoterapi

1) Nitrogliserin (NTG)

Nitrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dengan dosis


0,4 mg dan dapat diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 menit.
Selain mengurangi nyeri dada, NTG juga dapat menurunkan
kebutuhan oksigen dengan menurunkan preload dan meningkatkan
suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh darah koroner
yang terkena infark atau pembuluh darah kolateral. Jika nyeri dada
terus berlangsung, dapat diberikan NTG intravena. NTG IV juga
dapat diberikan untuk mengendalikan hipertensi dan edema paru.
Terapi nitrat harus dihindarkan pada pasien dengan tensi sistolik
<90 mmHg atau pasien yang dicurigai menderita infark ventrikel
kanan.
2) Morfin
Morfin sangat efektif mengurangi nyeri dada dan merupakan
analgesik pilihan dalam tatalaksana nyeri dada pada STEMI. Morfin
diberikan dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulangi dengan interval 5-
15 menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping yang perlu
diwaspadai pada pemberian morfin adalah konstriksi vena dan
arteriolar melalui penurunan, sehingga terjadi pooling vena yang
akan mengurangi curah jantung dan tekanan arteri. Morfin juga dapat
menyebabkan efek vagotonik yang menyebabkan bradikardia atau
blok jantung derajat tinggi, terutama pasien dengan infark posterior.
Efek ini biasanya dapat diatasi dengan pemberian atropine 0,5 mg
IV.

3) Aspirin

Aspirin merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai


STEMI dan efektif pada spektrum SKA. Inhibisi cepat
siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan reduksi kadar
tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin bukkal dengan dosis
160-325 mg di UGD. Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis
75-162 mg.
4) Beta-adrenoreceptor blocker
Pemberian beta blocker intravena secara akut dapat memperbaiki
hubungan supply-demand oksigen, menurunkan nyeri, menurunkan
ukuran infark, dan menurunkan insiden ventricular aritmia.
5) Terapi reperfusi
Terapi reperfusi yaitu menjamin aliran darah koroner kembali
menjadi lancar. Reperfusi ada 2 macam yaitu berupa tindakan
kateterisasi (PCI) yang berupa tindakan invasive (semi-bedah) dan
terapi dengan obat melalui jalur infuse (agen fibrinolitik).
e. Tindakan Operatif
1) Percutaneous Coronary Interventions (PCI)
Intervensi koroner perkutan (angioplasti atau stenting) tanpa
didahului fibrinolitik disebut PCI primer (primary PCI). PCI efektif
dalam mengembalikan perfusi pada STEMI jika dilakukan beberapa
jam pertama infark miokard akut. PCI primer lebih efektif dari
fibrinolitik dalam membuka arteri koroner yang tersumbat dan
dikaitkan dengan outcome klinis jangka pendek dan jangka panjang
yang lebih baik (Sudoyo, 2010 & Fauci, et al., 2010). PCI primer
lebih dipilih jika terdapat syok kardiogenik (terutama pada pasien <
75 tahun), risiko perdarahan meningkat, atau gejala sudah ada
sekurangkurangnya 2 atau 3 jam jika bekuan darah lebih matur dan
kurang mudah hancur dengan obat fibrinolitik. Namun, PCI lebih
mahal dalam hal personil dan fasilitas, dan aplikasinya terbatas
berdasarkan tersedianya sarana, hanya di beberapa rumah sakit.
F. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari STEMI yaitu sebagai berikut:
a. Disfungsi ventricular
b. Gangguan haemodinamik kongesti paru (ditandai dengan adanya ronkhi
basah diparu dan bunyi jantung S3 dan S4)
c. Syok kardiogenik
d. Infark ventrikel kanan
e. Aritmia pasca STEMI
f. Ekstrasistol ventrikel
g. Takikardi dan fibrilasi ventrikel
h. Takikardia ventrikel
i. Fibrilasi ventrikel
j. Fibrilasi atrium
k. Aritmia supraventrikular
l. Asistol ventrikel
m. Bradiaritmia dan blok
PENYIMPANGAN KDM

Modified Risk Factor: merokok, Thrombus pada arteri koroner Permukaan plak komponen plak
alcohol, hipertensi, akumulasi lipid berkembang secara cepat pada tempat atherosclerotic tersebut terekspos
Non-Modified Risk Factor: Congenital terjadinya kerusakan vascular mengalami ruptur dalam darah

Kemampuan sintesa ATP Blok pada arteri


koroner jantung oklusi pada arteri koroner terbentuknya thrombus
scr aerob berkurang

Penurunan produksi Pompa natrium, Sel pecah (lisis) Kondisi Inflamasi


Sel terisi ion natrium dan
ATP kalium berhenti air Infark

Protein intrasel
Peningkatan asam keluar ke
laktat sistemik &

Stimulasi reseptor Edema dan bengkak


alpha-1 sekitar miokard

Sensasi nyeri Jalur hantaran listrik


terganggu

Nyeri akut
Pompa jantung tdk
terkoordinasi
Vol. Sekuncup turun

Penurunan
Penurunan TD Curah Jantung
Sistemik

Respon baroreseptor

Parasimpatis berkurang
Aktivasi saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, peningkatan
. Produksi urin menurun Arterosklerosis, Darah ke ginjal menurun
ADH, pelepasan hormon stress
(ACTH, Kortisol), peningkatan
prod. glukosa HR dan TPR Mening
Volume plasma
menigkat

Aliran balik vena


meningkat

Beban jantung Otot rangka


meningkat kekurangan oksigen Intoleransi Aktivitas
dan ATP
BAB II

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala: keletihan atau kelelahan terus sepanjang hari,insomnia
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b.Tanda: gelisah, perubahan status mental misalnya : letargi,
tanda vital berubah pada aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala: riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal
jantung koroner, masalah TD, DM.
Tanda:
1) TD dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk/berdiri
2) Nadi dapat normal; penuh/tak kuat atau lemah/kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia)
mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung ekstra (S3/S4) mungkin menunjukan gagal
jantung/ penurunan kontraktilas atau complain ventrikel.
4) Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
papilar
5) Friksi; dicurigai perikarditis.
6) Irama jantung dapat teratur atau tak teratur.
7) Edema , edema perifer, krekels, mungkin ada dengan gagal
jantung ventrikel.
8) Pucat atau sianosis pada kulit, kuku dan membran mukosa.
3. Integritas ego
a.Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan
dengan penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya
perawatan medis)
b.Tanda: Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas,
marah, ketakutan dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
a. Gejala: Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih
malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a.Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan
berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas
bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
b.Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen
(asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).

6. Higiene
a.Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama
aktivitas Perawatan diri.
b.Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan
personal.
7. Neurosensori
a.Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b.Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan
perilaku dan mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a.Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen
kanan atas dan sakit pada otot.
b.Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit dan
perilaku melindungi diri.
9. Pernapasan
a.Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan
sputum, riwayat penyakit kronis, penggunaan bantuan
pernapasan.
b.Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot
asesori pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk
terus menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih
(edema pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
a. Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,
kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
a. Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang
biasa dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a.Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat
jantung, misalnya : penyekat saluran kalsium.
b.Tanda : Bukti tentang ketidakberhasilan untuk
meningkatkan.
13. Pemeriksaan Fisik
1) (B1) Breath
Pada Inspeksi pernapasan berapa kali dalam satu menit, apa
ada rektraksi otot – otot bantu pernapasan, pada Auskultasi
adakah suara nafas tambahan ronchi atau wheezing.
2) (B2) Blood
Perlu dilakukan apakah ada penurunan kadar Hb, Ht, dan
leukosit, ketidakstabilan tekanan darah, nadi, distensi vena
jugularis, adanya suara jantung P2, S3, S4 menunjukkan
insufisiensi mitral akibat dilatasi bilik kiri atau disfungsi otot
papilaris.
3) (B3) Brain
Status mental dan emosi: Kaji apakah ada perubahan status
mental pada klien, disorientasi, kestabilan emosi.
Fungsi psikomotor: apakah pasien mengalami kelemahan
pada ekstremitas atas dan bawah.
Psikosensori: apakah penglihatan mengalami gangguan, reflek
pupil dan kesimetrisan.
4) (B4) Bladder
Kaji apakah terjadi nokturia (rasa ingin kencing di malam
hari), terjadi karena perfusi ginjal dan curah jantung akan
membaik saat istirahat. Kaji pula apakah perlu dilakukan
pemasangan kateter terkait dengan kelelahan yang dialami
oleh klien ADHF.
5) (B5) Bowel
Biasanya tidak mengalami gangguan buang air besar.
6) (B6) Bone
Adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul serta
kelelahan dan apakah mengalami gangguan ekstremitas atas
maupun ekstremitas bawah.
14. Riwayat psikologis.
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien
mengenai penyakitnya dan bagaimana hubungan pasien dengan
orang lain serta semangat dan keyakinan pasien untuk sembuh.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan ( SDKI,2017), adapun masalah keperawatan yang mungkin
muncul adalah sebagai berikut:
Masalah 1: Nyeri Akut
a. Defenisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.

b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh Nyeri - Tampak meringis
- bersikap protektif
(mis. Waspada,
posisi menghindari
nyeri)
- gelisah
- frekuensi nadi
meningkat
- Sulit tidur.
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) - Tekanan darah
meningkat
- pola nafas berubah
- nafsu makan berubah
- proses berpikir terganggu
- menarik diri
- berfokus pada diri sendiri
- diaphoresis

c. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasm
2) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia
iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, trauma,
latihan fisik berlebihan)
d. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaucoma
Masalah 2: Penurunan Curah Jantung
a. Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
b. Penyebab
1) Perubahan irama jantung
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan preload
5) Perubahan afterload
c. Kondisi klinis terkait
1) Gagal jantung kongestif
2) Sindrom koroner akut
3) Stenosis mitral
4) Regurgitasi mitral
5) Stenosis aorta
6) Regurgitasi aorta
7) Stenosis trikuspidal
8) Regurgitasi trikuspidal
9) Stenosis pulmonal
10) Regurgitasi pulmonal
11) Aritmia
12) Penyakit jantung bawaan
d. Batasan karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
- Perubahan irama jantung - Perubahan irama jantung
Palpitasi Bradikardia/takikardia
Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
- Perubahan preload - Perubahan preload
Lelah Edema
Distensi vena jugularis
Central venous pressure (CPV)
menigkat/ menurun
Hepatomegali

- Perubahan afterload - Perubahan afterload


Dispnea Tekanan darah meningkat/ menurun
Nadi perifer teraba lemah
Capillary refill time >3 detik
Oliguria
- Perubahan kontraktilitas Warna kulit pucat dan / sianosis
Paroxysmal nocturnal - Perubahan kontraktilas
dispnea (PND) Terdengar suara jantug
Ortopnea S3/S4
Batuk Ejection fraction (EF) menurun

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
- Peruban preload - Perubahan preload
( tidak tersedia) Murmur jantung
Berat badan bertambah
Pulmonary artery wedge
pressure ( PAWP) menurun
- Perubahan afterload
- Perubahan afterload
( tidak tersedia)
Pulmonary vascular
resistance ( PVR) meningkat/
menurun
Systemic vascular resistance
(SVR) meningkat / menurun
- Perubahan kontraktilas
- Perubahan kontraktilas
Cardiac inde ( CI ) menurun
( tidak tersedia)
Left ventricular stroke work
inde (LVSWI) menurun
Stroke volume inde ( SVI)
- Perilaku emosional menurun
Cemas - Perilaku emosional
Gelisah ( tidak tersedia)
Masalah 3 : Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Penyebab
1) Ketidakseimbangan Antara Suplai Dan Kebutuhan Oksigen
2) Tirah Baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya Hidup Monoton
c. Batasan Kerakteristik

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
- Mengeluh Lelah - Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
- Dispnea setelah - tekanan darah berubah >20%
beraktivitas dari kondisi istirahat
- Merasa tidak nyaman - gambaran EKG menunjukan
satelah beraktivitas aritmia saat/ setelah
- merasa lemah beraktivitas
- Sianosis

d. Kondisi klinis terkait


1) Anemia
2) Gagal jantung kongestif
3) Penyakit jantung kroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) PPOK
7) Gangguan Metabolic
8) Gangguan Musculoskeletal
C. Intervensi Keperawatan Dan Rasional
a. Nyeri Akut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
tingkat nyeri menurun dengan Kriteria Hasil :
1) Keluhan Nyeri menurun
2) Meringis Menurun
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen nyeri Manajemen nyeri

Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, Observasi


durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri - agar mengetahui lokasi, derajat dan
- Identifikasi skala nyeri tingkat nyeri yang dialami dan untuk
dapat melakukan intervensi
Teraupeutik selanjutnya
- Berikan teknik non farmakologis Teraupeutik
untuk mengurangi rasa nyeri
- untuk menurunksn dan mengalihkan
Edukasi perhatian klien dari nyeri nya
- Ajarkan tekhnik non Edukasi
farmakologis untuk
meredakan nyeri - agar klien mengetahui strategi yang
( relaksasi napas dalam) diberikan

b. Penurunan curah Jantung


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam , diharapkan
perfusi miokard meningkat dengan Kriteria Hasil :
a) Gambaran EKG iskemia/injuri/infrak menurun
b) Nyeri dada menurun

Intervensi Keperawatan Rasional


Perawatan jantung Perawatan jantung

Observasi Observasi

- Identifikasi tanda /gejala primer - Agar mengetahui tanda dan gejala


penurunan curah jantung penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah - Untuk mengetahui tekanan darah
- Monitor keluhan nyeri dada - agar mengetahui derajat dan tingkat
nyeri yang dialami dan untuk dapat
melakukan intervensi selanjutnya
Teraupeutik
Teraupeutik
- Posisikan pasien semi fowler atau
fowler dengan kaki ke bawah atau - agar pasien merasa nyaman
posisi yang nyaman Edukasi
Edukasi
- Untuk melatih kekuatan otot dan
- Anjurkan beraktivitas pergerakan pasien agar tidak terjadi
fisik secara bertahap kekauan otot maupun sendi

c. Intoleransi Aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ,
diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan Kriteria Hasil:
1) keluhan lelah menurun
2) perasaan lemah menurun
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Energi Manajemen Energi

Observasi Observasi

- Monitor kelelahan fisik dan - untuk mengetahui koping klien


emosional - mengetahui kemampuan dan batasan
- Monitor lokasi dan pasien terkait aktivitas yang akan
ketidaknyamanan selama dilakukan.
melakukan aktivitas
Teraupeutik
Teraupeutik
- Membantu meningkatkan rentang
- Lakukan latihan rentang gerakan gerak klien dalam beraktivitas.
pasif-aktif
Edukasi
Edukasi
- Untuk melatih kekuatan otot dan
- Anjurkan beraktivitas
pergerakan pasien agar tidak terjadi
fisik secara bertahap
kekauan otot maupun sendi
Departemen Keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN STEMI (ST ELEVASI MIOKARD INFARK) PADA


Tn.M DI RUANGAN CVCU PJT (PUSAT JANTUNG TERPADU)
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH:

ANDI MARSIDA

NIM: 70900121034

PRESEPTOR INSTITUSI PRESEPTOR LAHAN

Mariah Ulfah Ashar, S.Kep,Ns,M.Kep Syahrani Said, S.Kep,Ns, Sp.KV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

HARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2022

JAM PENGKAJIAN : 22:10

PENGKAJI : Andi Marsida

RUANG : CVCU

I. IDENTITAS

A. PASIEN

1. Nama : Tn.M

2. JenisKelamin : Laki-laki

3. Umur : 67 tahun

4. Agama : Katolik

5. Status Perkawinan : Kawin

6. Pekerjaan : Buruh Harian

7. Pendidikan terakhir : SD/Sederajat

8. Alamat : Toraja

9. No.RM : 975020

10. Diagnostik Medis : ST Elevasi Miokard Infark

11. Tgl masuk RS : 18 April 2022, Jam : 18. 25


B. PENANGGUNG JAWAB

1. Nama : Tn Y
2. Umur: : 30 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : wiraswasta
5. Alamat : Toraja
II. RIWAYAT KEPERAWATAN

A. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

1. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri pada dada kiri

b. Kronologi penyakit saat ini

Klien mengatakan nyeri dada kiri tembus ke belakang dirasakan sejak

3 hari yang lalu. Klien mengatakan nyeri saat melakukan aktivitas

seperti Tertusuk-tusuk yang sifatnya hilang timbul dengan durasi 3-5

menit dengan skala nyeri 6. Keadaan umum klien ku: lemah, klien

tampak meringis, tampak gelisah, klien terbaring lemah diatas tempat

tidur, Klien mengatakan nyeri meningkat pada saat klien banyak

bergerak dan terasa berkurang pada saat klien berbaring. Karena

keadaan tersebut sehingga klien tidak dapat melakukan aktivitasnya

seperti biasanya. Pada saat dilakukan pemeriksaan TD: 110/50 mmHg,

N: 75x/ menit, S: 36,70C, P: 20 x/ menit.

c. Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan

Klien mengatakan berharap agar kondisinya bisa seperti dulu lagi dan
sakitnya bisa segera hilang. Klien mengatakan ingin sembuh secepatnya

2. Riwayat Penyakit Masa Lalu

d. Penyakit masa anak-anak

Klien mengatakan tidak pernah sakit ketika masih kanak-kanak

e. Imunisasi

Klien mengatakan bahwa ia lupa tentang riwayat imunisasinya

f. Alergi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

g. Pengalaman sakit/dirawat sebelumnya

klien mengatakan 2 tahun yang lalu pernah di rawat di RS karena

penyakit usus buntu.

B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Genogram

? ? ? ? ?
?

65

67

41 3 3 35 30 28 2

: Perempuan : Klien : Garis keturunan

: Laki-laki : Meninggal : Garis perkawinan : Serumah


G1: GI adalah bapak dan ibu klien meninggal karena factor usia

G2: GII adalah klien dan saudaranya

G3: GIII adalah anak klien yang masih hidup dalam keadaan sehat

b. Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga?

Klien mengatakan bahwa ia tinggal bersama istri dan seorang anaknya

c. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?

klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit serupa

d. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau

menurun?

klien mengatakan bahwa adek klien menderita penyakit hipertensi

e. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota

keluarga sakit?

Klien mengatakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka ia

akan membawanya ke rumah sakit

C. PENGKAJIAN BIOLOGIS

1. RASA AMAN DAN NYAMAN

a. Apakah ada rasa nyeri

-P: klien mengatakan nyeri saat melakukan aktivitas

-Q: klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

-R: klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri

-S: Skala nyeri 6 NRS


-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit

-klien tampak meringis

-klien tampak gelisah

b. Apakah mengganggu aktifitas?

Klien mengatakan penyakit yang dialaminya mengganggu aktivitas

c. Apakah yang dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan nyeri?

Klien mengatakan untuk mengurangi nyeri klien mendengarkan lagu

rohani

d. Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif?

Klien mengatakan nyeri yang dirasa agak berkurang saat mendengarkan

lagu

e. Apakah ada riwayat pembedahan?

Klien mengataka tidak ada riwayat pembedahan

2. AKTIVITAS ISTIRAHAT-TIDUR

a. Aktivitas

1) Apakah klien selalu berolahraga?JenisOR?

Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah olahraga baik sebelum

dan setelah sakit

2) Apakah klien mengguanakan alat bantu dalam beraktifitas?

Tidak ada

3) Apakah ada gangguan aktifitas?

Klien mengatakan kelelah saat beraktivitas dan semua aktivitas


dilakukan dengan bantuan.

4) Berapa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?

klien mengatakan sebelum sakit ia biasanya bekerja sebagai buruh


harian dikebun sekitar kurang lebih 3 jam perhari. Klien
mengatakan setiap pagi berangkat pada jam 07.30. Klien
beristirahat dari rutinitas sekaligus makan siang pukul 12.30 siang
5) Apakah klien mampunyai keterampilan khusus?

klien mengatakan sebelum sakit ia bekerja dikebun sehingga ia


terampil dalam pertanian.
6) Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini?Apakah perlu
bantuan?
Nampak semua pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL) dibantu
oleh keluarga
a. Istirahat
1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Klien mengatakan Selama di rawat di RS pola istirahat pasien
baik karena tidur pada pukul 22.10 dan bangun pada pukul
06.30 Saat dikaji, klien mengatakan pola tidurnya membaik.
2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?
Sebelum sakit pasien mengatakan sering menonton TV untuk
mengisi waktu luangnya. Saat dirawat di RS, klien mengisi
waktu luang dengan beristirahat atau mendengarkan lagu
rohani.
3) Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?
Klien mengatakan sebelum dirawat di RS, klien menyediakan
waktu beristirahat pukul 13.00 siang dan pukul 22.30 malam.
4) Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?
Klien mengatakan saat dirawat di RS lebih banyak beristirahat dari
biasanya.
b. Tidur
1) Bagaimana pola tidur klien?
Lama Tidur Siang : Sebelum dirawat di RS, klien mengatakan
hanya tidur pada siang hari ± 2 jam setiap hari. Saat dikaji,
klien mengatakan lama tidur siangnya ± 3 jam. Lama Tidur
Malam:klien mengatakan tidurnya pada malam hari sebelum
dirawat di RS ± 8 jam. klien tidur pukul 22.30 malam dan
bangun pukul 05.00 pagi. Saat dikaji, tidur klien nyenyak.
2) Apakah klien terbiasa menggunakan obat penenang sebelum
tidur?
klien mengatakan tidak pernah atau tidak terbiasa
menggunakan obat penenang sebelum tidur.
3) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Klien mengatakan mendengarkan lahu rohani dan berdoa
kepada tuhan sebelum tidur.

4) Bagaimana kebiasaan tidur?

Kebiasaan tidur :klien mengatakan kebiasaan tidurnya baik

dan teratur selama ini.

5) Berapa jam klien tidur?Bagaimana kualitas tidurnya?


Lama Tidur Siang : Sebelum dirawat di RS, klien mengatakan

hanya tidur pada siang hari ± 2 jam setiap hari. Saat dikaji,

klien mengatakan lama tidur siangnya ± 3 jam. Lama Tidur

Malam:klien mengatakan tidurnya pada malam hari sebelum

dirawat di RS ± 8 jam. klien tidur pukul 22.30 malam dan

bangun pukul 05.00 pagi. Saat dikaji, tidur klien nyenyak.


6) Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Klien mengatakan tidur dengan nyenyak.
7) Pernahkah mengalami gangguan tidur? Jenisnya?
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan tidur
8) Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?
Klien mengatakan pola tidurnya baik saat ini
3. CAIRAN
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
klien mengatakan menghabiskan satu botol air mineral besar
dalam satu hari
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Klien mengatakan sangat suka minum kopi. Klien mengatakan
rutin mengonsumsi air putih sebelum sakit. Saat dirawat di RS,
klien mengonsumsi air mineral.
c. Apakah ada minuman yang disukai/dipantang?
Klien mengatakan memiliki minuman kesukaan yaitu kopi
d. Apakan klien terbiasa minum alkohol?
Klien mengatakan tidak pernah meminum alkohol
e. Bagaimana pola pemenuhan cairan perhari?
Klien mengatakan rutin mengonsumsi air putih sebelum dirawat
di RS. Saat dirawat di RS, klien mengatakan mengonsumsi air
mineral.
4. NUTRISI
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari lauk, sayur
bervariasi. Saat dirawat di RS porsi makan dihabiskan setiap
makan.
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien?Berapa kali perhari?
Klien mengatakan pola pemenuhan nutrisi klien sudah memenuhi
4 sehat 5 sempurna. Klien makan 3x/hari dan porsi makan selalu
dihabiskan. Saat dirawat di RS, klien makan bubur 3x/hari, dan
buah 1x sehari.
c. Apakah ada makanan kesukaan,makanan yang dipantang?
Klien mengatakan suka semua jenis makanan. Klien mengatakan
membatasi dirinya mengonsumsi makanan yang asin.
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan
apapun.
e. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam menelan dan
mengunyah.
f. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.
Klien terpasang infuse NACL di tangan kiri
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?
Klien mengatakan lancar buang air besar
h. Bagaimana kondisi gigi geligi klien?Jumlah gigi?Gigi palsu?
Kekuatan gigi?
Gigi klien tampak sudah tidak lengkap. klien mengatakan tidak
menggunakan gigi palsu.
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaitan
dengan sistem pencernaan?
Klien mengataka pernah dirawat 2 tahun yang lalu karena usus
buntu dan mendapat pengobatan.
5. ELIMINASI: URINE DAN FESES
a. Eliminasi feses:
1) Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan,pola dan
karakteristik feses?
Klien mengatakan sebelum sakit, klien buang air besar 1 kali
dalam sehari, sedangkan setelah sakit 1 kali dalam 2 hari
lewat popok. Bentuk dan warna feses lembek dan kuning
2) Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?

Klien mengatakan tidak menggunakan obat pencahar


3) Apakah ada kesulitan?

Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam BAB


4) Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB
5) Apakah klien mengguankan alat bantu untuk defeksi?
Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu untuk
defekasi

b. Eliminasi Urine:
1) Apakah BAK klien teratur?

Klien mengatakan sebelum sakit, BAK klien teratur. Klien


mengatakan buang air kecil ±5-7x/hari.
2) Bagaimana pola frekuensi, waktu, karakteristik serta
perubahan yang terjadi dalam miksi?
Sebelum sakit, klien mengatakan BAK1 1-2x pada pagi hari,
biasanya pada saat bangun dan setelah sarapan.BAK 2x pada
siang hari, biasanya sebelum dan setelah bangun dari tidur
siang.BAK 3x pada malam hari sebelum tidur. Urin berwarna
kuning jernih, tidak ada darah, tidak berbusa dan bau khas
urin.
3) Bagaimana perubahan pola miksi klien?

Klien mengatakan tidak mengalami perubahan buang air


kecil
4) Apakah ada riwayat pembedahan ,apakah menggunakan alat
bantu dalam miksi?
Pasien menagatakan tidak ada riwayat pembedahan.
5) Berapa volume air kemih?

Keluarga klien mengatakan hanya sekitar 500 CC pada


malam hari, 1.000 cc pada siang hari dan 500 cc pada pagi
hari.
6. KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
a. Pernafasan
1) Apakah ada kesulitan dalam bernafas?Bunyi nafas?Dypsnue?
Tidak. Pernafasan 20 kali permenit, bunyi nafas vesikuler
2) Apakah yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?
Klien mengatakan tidak ada masalah
3) Apakah klien mengguanakan alat bantu pernafasan?
(Ya,jelaskan apa jenisnya)
Klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan
4) Posisi yang nyaman bagi klien?
Setengah duduk, baring
5) Apakah klien terbiasa merokok?Obat–obatan untuk
melancarkan pernafasan?
Klien mengatakan pernah merokok selama 10 tahun tapi sudah
berhenti
6) Apakah ada alergi terhadap debu, obat-obatan dll?
Klien mengatakan tidak ada alergi
7) Apakah klien pernah dirawat dengan gangguan pernafasan?
Klien mengatakan tidak pernah dirawat karena gangguan
pernafasan
8) Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan
mendapat pengobatan?(Ya,apa jenisobat,beparalama
pemberiannya?Kapan?)
Klien mengatakan tidak ada riwayat gangguan pernafasan dan
tidak pernah mendapat pengobatan
b. Kardiovaskuler
1) Apakah klien cepat lelah?
Klien mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas
2) Apakah ada keluhan berdebar- debar ?Nyeri dada yang
menyebar ?Pusing ?Rasa berat didada?
Klien mengatakan jantungnya sering berdebar- debar
3) Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?
Klien mengatakan sudah dipasangi ring jantung..
7. PERSONAL HYGIENE
a. Bagaimana pola personal hygiene ?Berapa kali mandi,gosok gigi
dll?
Sebelum sakit, klien mengatakan mandi 2x sehari. Klien
mengatakan klien mandi pagi dan mandi sore secara teratur tiap
hari. Saat sakit, klien mengatakan dilap basah menggunakan tisu
basah, sabun dan waslap. Keluarga klien menggosok gigi klien
dan membersihkan area mulut tiap hari.
b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?
Sebelum sakit, klien mengatakan mencuci rambut menggunakan
sampo 1x dalam 2 hari tiap mandi pagi. Selama dirawat di RS
selama 3 hari, klien belum pernah cuci rambut.
c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal
hygiene?
-Ya. Klien dibantu oleh anak dan keluarganya
8. SEX
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Pasien mengatakan tidak ada masalah
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Psikologi
a. Status Emosi.
1) Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya?

Ya. Klien mengatakan saat


2) Bagaimana suasana hati klien?

Saat dikaji klien tampak senang karena nyeri dadanya mulai


berkurang.
3) Bagaimana perasaan klien saat ini?

Klien mengatakan perasaannya sedikit lega karena nyeri pada


dadanya sudah mulai berkurang
4) Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih,marah,gembira?

Mendengarkan lagu rohani dan berdoa kepada tuhan.


b. Konsep diri:
1) Bagaimana klien memandang dirinya?

Klien mengatakan walaupun dalam keadaan sakit, tetapi tetap harus


disyukuri karena itu adalah pemberian tuhan.
2) Hal-hal apa yang disukai klien?

Klien suka mendengarkan lagu rohani


3) Bagaimana klien memandang diri sendiri?

Klien mengatakan walaupun kondisi kesehatanya sperti itu, tetapi


tetap harus disyukuri karena itu adalah pemberian tuhan
4) Apakah klien mampu mengidentifikasi kekuatan ,kelemahan yang
ada pada dirinya?
Klien mengatakan keluarganya menjadi kekuatannya untuk
sembuh.
5) Hal-hal apa yang dapat dilakukan klien saat ini?

Klien mengatakan hanya bisa duduk dan berbaring di tempat tidur


saja
2. Hubungan Sosial
a. Apakah klien mempunyai teman dekat?
Ya. Klien mempunyai sahabat seumurannya
b. Siapa yang dipercaya klien?
Istri, anak dan saudaranya
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Ya. Sebelum sakit, klien sering ikut membersihkan gereja,
gotong royong, dan lain-lain
3. Spiritual
a. Apakah klien menganut satu agama?
Ya. Agama katolik
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan
ibadah?
Klien mengatakan mengalami gangguan dalam menjalankan
ibadah karena tidak bisa beribadah di gereja.
c. Bagaimana hubungan antara manusia dan Tuhan dalam agama
Sebelum sakit, klien mengatakan sering beribadah di gereja.
Namun saat sakit, klien hanya bisa beribadah di tempat tidur.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran: CM, GCS: E4M6V5
2. Kondi fisik klien secara umum
- Ku lemah
3. Tanda-tandavital
- TD: 137/70 mmHg
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
4. Pertumbuhan fisik:TB,BB,postur tubuh.antropometri
-TB: 160 cm
-BB: 61 kg
5. Keadaan kulit:wana,tekstur,kelaianan kulit.
-Turgor kulit elastis
-Warna coklat kehitaman
-Tidak ada kelainan kulit
B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1. Kepala
a. Bentuk,keadaan kulit,pertumbuhan rambut.
-Bentuk kepala bulat merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa, tidak ada lesi atau kotoran
-Keadaan kulit kepala bersih dan ada ketombe
-Rambut tipis, agak kasar, berwarn putih
b. Mata: kebersihan,penglihatan,pupil,reflek,sklera,konjungtiva
-Tidak ada massa atau pembengkakan
-Pupil isokor, refleks kanan kiri mengikuti cahaya, ukuran 2,5
cm kanan kiri
-Konjungtiva tidak anemis
-Sklera tidak ikterik
c. Telinga:bentuk, kebersihan,sekret,fungsidannyeritelinga?
- Simetris
- Bersih dan tidak ada serumen atau cairan telinga
- Fungsi telinga baik menggunakan tes berbisik
d. Hidung:fungsi,polip,sekret,nyeri?
Penciuman baik, tidak ada polip atau sumbatan, tidak ada secret
e. Mulut:
-Kemampuan bicara baik dan lancar
-Keadaan bibir normal dan tidak ada kelainan
-Membrane mukosa lembab
2. Leher
- Refleks menelan baik
-Tidak ada pembesaran thyroid
-Tidak ada kelenjar getah bening
-Tidak ada distensi vena jugularis
-Tonsil normal, berwarna merah muda dan tidak bengkak
-Tidak ada nyeri tekan
3. Dada
a. Inspeksi:
Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada
retraksi dinding dada, jenis pernafasan dada
Palpasi:simetris, klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
saat di tekan, tidak ada massa
Perkusi:batas jantung dan paru ditandai dengan jantung saat
diperkusi terdengar redup dan paru terdengar sonor
Auskultasi:Suara pernapasan vesicular, bunyi jantung I
ditemukan saat meletakkan stetoskop di area ICS 2 parasternal
kanan (aorta) dan ICS 2 parasternal kiri (pulmonalis), tidak
terdengar suara abnormal.
4. Abdomen
a. Inspeksi:simetris?,contour,warnakulit,vena,ostomy.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa, warna kulit kecoklatan
b. Auskultasi: frekuensidan intensitas peristaltic
Bunyi peristaltik 9x/menit
c. Perkusi:Udara.Cairan,massa/tumor?
Tidak terdapat massa/tumor, timpani
d. Palpasi:tonusotot,kekenyalan,ukuranorgan,massa,hernia,hepar,lie
n?
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada massa atau
pembengkakan
e. Genitalia, Anus dan Rektum
Tidak dikaji
5. Ekstermitas
kelengkapan, kelainan jari, tonus otot, kesimetrisan gerak, ada yang
menggganggu gerak?, kekuatan otot, gerakan otot, gerakan bahu,
siku,pergelangan tangan dan jari-jari
1) Ekstermitas atas lengkap, tidak ada kelainan jari, tonus otot
normal, gerak simetris, tidak ada yang mengganggu gerak
Kekuatan otot 5 kiri dan kanan
2) Ekstermitas bawah lengkap, tidak ada kelainan jari, tonus
otot normal, gerak simetris, tidak ada yang mengganggu
gerak
Kekuatan otot 5 kiri dan kanan
3) Kekuatan otot:
5 5

5 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 18 April 2022

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
WBC 8,9 4.00-10.0 10^3/ul
RBC 5,23 4.00-6.00 10^6/uL
HGB 16,0 12.0-16.0 gr/dl
HCT 49 37.0-48.0 %
MCV 95 80.0-97.0 fL
MCH 31 26.5-33.5 pg
MCHC 32 31.5-35.0 gr/dl
PLT 145 150-400 10^3/ul
RDW-SD 37.0-54.0 fL
RDW-CV 11,9 10.0-15.0
PDW 15,1 10.0-18.0 fL
MPV 11,5 6.50-11.0 fL
P-LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.17 0.15-0.50 %
NEUT 60.0 52.0-75.0 %
LYMPH 18,2 20.0-40.0 %
MONO 9,2 2.00-8.00 10^3/ul
EO 11,9 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0,7 0.00-0.10 10^3/ul
RET 0.00-0.10 10^3/ul
LED I - (L<10, P<20) Mm
LED Jam II -
Koagulasi
PT 10,1 10-14 Detik
INR 0,97 --
APTT 28,3 22,0-30,0 Mg/dl
Kimia darah
Glukosa
GDS
Fungsi ginjal 100 140 Mg/dl
ureum
Kreatinin 27 10-50 Mg/dl
Fungsi hati 0.96 L(<1,3);P(<1:1) Mg/dl
SGOT 36 <38 U/L
SGPT 34 <41 U/L

c. Hasil EKG tanggal 18 April 2022


1) irama : reguler (sinus rhythim)
2) . HR : 1500/15 = 100 x/mnt
3) gelombang p : leber = 3 x 0,04 = 0,12 dtk
Tinggi = 2 x 0,1 = 0,2 mv
4) PR interval : 5 kk x 0,04 = 0,20 det
5) kompleks QRS : 2 x 0,04 = 0,08 detik
6) ST segmen : elevasi lead v2-v6
7) gelombang T : inverted
Kesimpulan : Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P 0,2 mv,
PR interval 0,20 dtk, kompleks QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
d. Echocardiogram ( tanggal 18 April 2022)
Conclucion
1) Mildly abnormal LV systolic function, EF 45,2 % ( TEICH), EF
44.4% ( BIPLANE)
2) Normal RV systolic function, TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s
3) Normal cardiac chambers
4) Segmental hypokinetic
5) Concentric left ventricular Hypertrophy
6) Grade I LV diastolic dysfunction
e. Hasil pemeriksaan Foto Thoraks PA ( tanggal 18 April 2022)
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et elongation aortae
f. Terapi ( tanggal 18 April 2022)
1) Nacl 0,9% 500cc/24 jam/Iv
2) Aspilet 80 mg/24 jam/oral
3) Bisoprolol 1,25 mg/24 jam/oral
4) Clopiclogrel 75 mg/24 jam/oral
5) Ranipril 6 mg/24 jam/oral
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


-P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan -S: skala nyeri 6 NRS
aktivitas - Klien tampak meringis
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk- - Klien tampak gelisah
tusuk TTV
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah - TD: 137/70 mmHg
kiri - N: 66 x/i
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit - RR: 20 x/i
-Klien mengatakan penyakit yang dialaminya - S: 36,5˚C
mengganggu aktivitas. -Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Klien mengatakan kelelah saat beraktivitas dan (ADL) dibantu oleh keluarga
semua aktivitas dilakukan dengan bantuan. KU:Lemah
-Klien mengatakan jantungnya sering berdebar- - Hasil EKG
debar
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P
0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks QRS
0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
-Hasil Echocardiogram
- Mildly abnormal LV systolic function, EF
45,2 % ( TEICH), EF 44.4% ( BIPLANE)
- Normal RV systolic function, TAPSE 2.18
cm, S lat 13.6 cm/s
- Normal cardiac chambers
- Segmental hypokinetic
- Concentric left ventricular Hypertrophy
- Grade I LV diastolic dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et
elongation aortae
KATEGORISASI DATA

KATEGORI DAN SUB KATEGORI DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF


FISIOLOGI RESPIRASI -
SIRKULASI DS:
Klien mengatakan jantungnya sering berdebar-
debar
DO
- Hasil EKG
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P
0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks QRS
0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
-Hasil Echocardiogram
- Mildly abnormal LV systolic function, EF
45,2 % ( TEICH), EF 44.4% ( BIPLANE)
- Normal RV systolic function, TAPSE 2.18
cm, S lat 13.6 cm/s
- Normal cardiac chambers
- Segmental hypokinetic
- Concentric left ventricular Hypertrophy
- Grade I LV diastolic dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et
elongation aortae
NUTRISI DAN CAIRAN -
ELIMINASI -
AKTIVITAS DAN DS:
ISTIRAHAT Klien mengatakan penyakit yang dialaminya
mengganggu aktivitas
- Klien mengatakan kelelah saat beraktivitas
dan semua aktivitas dilakukan dengan bantuan.
DO:
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh keluarga
-KU:Lemah
NEUROSENSORY -
REPRODUKSI DAN -
SEKSUALITAS
PSOKOLOGIS NYERI DAN DS:
KENYAMANAN P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
aktivitas
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-
tusuk
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah
kiri
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
DO:
S: skala nyeri 6 NRS
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
TTV
- TD: 137/70 mmHg
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
INTEGRITAS EGO -
PERTUMBUHAN DAN -
PERKEMBANGAN
PERILAKU KEBERSIHAN DIRI -
PENYULUHAN DAN -
PEMBELAJARAN
RELASIONAL INTERAKSI SOSIAL -
LINGKUNGAN KEAMANAN DAN -
PROTEKSI
ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS: Nyeri akut
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
aktivitas
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-
tusuk
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah
kiri
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
DO:
S: skala nyeri 6 NRS
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
TTV
- TD: 137/70 mmHg
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
DS:
Klien mengatakan jantungnya sering berdebar- Penurunan curah jantung
debar
DO
- Hasil EKG
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P
0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks QRS
0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
-Hasil Echocardiogram
- Mildly abnormal LV systolic function, EF
45,2 % ( TEICH), EF 44.4% ( BIPLANE)
- Normal RV systolic function, TAPSE 2.18
cm, S lat 13.6 cm/s
- Normal cardiac chambers
- Segmental hypokinetic
- Concentric left ventricular Hypertrophy
- Grade I LV diastolic dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et
elongation aortae

DS: Intoleransi aktivitas


Klien mengatakan penyakit yang dialaminya
mengganggu aktivitas
-Klien mengatakan kelelahan saat beraktivitas
dan semua aktivitas dilakukan dengan bantuan.
DO:
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh keluarga
- KU: Lemah
PENYIMPANGAN KDM

Modified Risk Factor: Thrombus pada arteri koroner Permukaan plak komponen plak
merokok, berkembang secara cepat pada tempat atherosclerotic tersebut terekspos
terjadinya kerusakan vascular mengalami ruptur dalam darah

Kemampuan sintesa ATP Blok pada arteri


koroner jantung oklusi pada arteri koroner terbentuknya thrombus
scr aerob berkurang

Penurunan produksi Pompa natrium, Sel pecah (lisis) Kondisi Inflamasi


Sel terisi ion natrium dan
ATP kalium berhenti air Infark

Protein intrasel
Peningkatan asam keluar ke
laktat sistemik &

Stimulasi reseptor Edema dan bengkak


alpha-1 sekitar miokard

Sensasi nyeri Jalur hantaran listrik


terganggu

Nyeri akut
Pompa jantung tdk
terkoordinasi
Vol. Sekuncup turun

Penurunan
Penurunan TD Curah Jantung
Sistemik

Respon baroreseptor

Aktivasi saraf simpatis, sistem


. renin-angiotensin, peningkatan
Produksi urin menurun Arterosklerosis, Darah ke ginjal menurun
ADH, pelepasan hormon stress
(ACTH, Kortisol), peningkatan
prod. glukosa
Volume plasma
menigkat

Aliran balik vena


meningkat

Beban jantung Otot rangka


meningkat kekurangan oksigen Intoleransi Aktivitas
dan ATP
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( iskemia)
dibuktikan dengan :
DS:
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan aktivitas
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
DO:
S: skala nyeri 6 NRS
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
TTV
- TD: 137/70 mmHg
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilas
dibuktikan dengan:
DS:
Klien mengatakan jantungnya sering berdebar- debar
DO
- Hasil EKG
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P 0,2 mv, PR interval 0,20 dtk,
kompleks QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6
-Hasil Echocardiogram
- Mildly abnormal LV systolic function, EF 45,2 % ( TEICH), EF 44.4%
( BIPLANE)
- Normal RV systolic function, TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s
- Normal cardiac chambers
- Segmental hypokinetic
- Concentric left ventricular Hypertrophy
- Grade I LV diastolic dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et elongation aortae

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan:


DS:
Klien mengatakan penyakit yang dialaminya mengganggu aktivitas
-Klien mengatakan kelelahan saat beraktivitas dan semua aktivitas dilakukan
dengan bantuan.
DO:
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL) dibantu oleh keluarga
- KU: Lemah
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan Luaran keperawatan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri Manajemen nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 2x12 jam Observasi Observasi
fisiologis(iskemia) dibuktikan maka, tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi, - Agar mengetahui
dengan : dengan kriteri hasil: karakteristik, durasi, lokasi, derajat dan
DS: - Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, tingkat nyeri yang
P: Klien mengatakan nyeri saat intensitas nyeri dialami dan untuk
melakukan aktivitas - Identifikasi skala nyeri dapat melakukan
Teraupeutik intervensi
-Q: Klien mengatakan nyeri
- Berikan teknik non selanjutnya
seperti tertusuk-tusuk
farmakologis untuk
-R: Klien mengatakan nyeri mengurangi rasa nyeri Teraupeutik
pada dada sebelah kiri Edukasi - Untuk menurunksn
-T: Hilang timbul durasi 3-5 - Ajarkan tekhnik non dan mengalihkan
menit farmakologis untuk perhatian klien
DO: meredakan nyeri dari nyeri nya
S: skala nyeri 6 NRS ( relaksasi napas dalam) Edukasi
- Klien tampak meringis - Agar klien
- Klien tampak gelisah mengetahui
TTV strategi yang
- TD: 137/70 mmHg diberikan
- N: 66 x/i
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung Perawatan jantung
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 Observasi Observasi
perubahan kontraktilas jam ,diharapkan perfusi - Identifikasi tanda /gejala - Agar mengetahui
dibuktikan dengan: primer penurunan curah tanda dan gejala
miokard meningkat dengan
DS: jantung penurunan curah
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan jantungnya - Monitor tekanan darah jantung
sering berdebar- debar -Gambaran EKG iskemia / - Monitor keluhan nyeri - Untuk mengetahui
DO injuri / infrak menurun dada tekanan darah
- Hasil EKG - agar mengetahui
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, -Nyeri dada menurun Teraupeutik derajat dan tingkat
gel P: L 0,12 P 0,2 mv, PR - Posisikan pasien semi nyeri yang dialami
interval 0,20 dtk, kompleks fowler atau fowler dan untuk dapat
QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2- dengan kaki ke bawah melakukan
v6 atau posisi yang nyaman intervensi
-Hasil Echocardiogram selanjutnya
Edukasi
- Mildly abnormal LV Teraupeutik
- Anjurkan
systolic function, EF 45,2 - agar pasien merasa
beraktivitas
% ( TEICH), EF 44.4% nyaman
fisik secara
( BIPLANE)
bertahap Edukasi
- Normal RV systolic
function, TAPSE 2.18 cm, - Untuk melatih
S lat 13.6 cm/s kekuatan otot dan
- Normal cardiac chambers pergerakan pasien
- Segmental hypokinetic agar tidak terjadi
- Concentric left ventricular kekauan otot
Hypertrophy maupun sendi
- Grade I LV diastolic
dysfunction
-Hasil pemeriksaan Foto
Thoraks
Kesan: Cardiomegaly disertai
dilatation et elongation aortae
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi Manajemen Energi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24
kelemahan dibuktikan Observasi Observasi
jam , diharapkan toleransi
dengan: - Monitor kelelahan fisik - untuk mengetahui
aktivitas meningkat dengan
DS: dan emosional koping klien
Kriteria Hasil:
Klien mengatakan penyakit - Monitor lokasi dan - mengetahui
yang dialaminya mengganggu -keluhan lelah menurun
ketidaknyamanan kemampuan dan
aktivitas -perasaan lemah menurun
selama melakukan batasan pasien
-Klien mengatakan kelelahan aktivitas terkait aktivitas
saat beraktivitas dan semua
aktivitas dilakukan dengan yang akan
Teraupeutik
bantuan. dilakukan.
- Lakukan latihan rentang
DO: Teraupeutik
gerakan pasif-aktif
-Nampak pemenuhan - Membantu
Edukasi
kebutuhan sehari-hari (ADL) meningkatkan
dibantu oleh keluarga - Anjurkan
rentang gerak
- KU: Lemah beraktivitas
klien dalam
fisik secara
beraktivitas.
bertahap
Edukasi
- Untuk melatih
kekuatan otot dan
pergerakan pasien
agar tidak terjadi
kekauan otot
maupun sendi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI PERTAMA

Hari atau NO
Jam Implementasi Nama Jelas
tanggal DX

Senin 18 april 21.00 I 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Andi marsida


2022 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
aktivitas
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
S: skala nyeri 6 NRS
2. Memonitor tekanan darah
21.15 II Hasil: TD: 137/70 mmHg
3. Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
II dengan kaki ke bawah atau posisi yang nyaman
21.20
Hasil:
Klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
III semi fowler
21.25
4. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Hasil: klien mengatakan merasa lelah saat nyeri
dada muncul
5. Menganjurkan beraktivitas fisik secara
21.30 II,III bertahap
Hasil: klien mengatakan mau melakukan aktivitas
fisik secara bertahap
6. Memberikan teknik non farmakologis untuk
I mengurangi rasa nyeri
21.35
Hasil: skala nyeri berkurang dari 6 ke 5

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI KEDUA

Hari atau NO
Jam Implementasi Nama Jelas
tanggal DX

Selasa 19 april 21.00 I 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Andi marsida


2022 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
aktivitas
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
S: skala nyeri 5 NRS
2. Memonitor tekanan darah
21.15 II Hasil: TD: 110/80 mmHg
3. Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
II dengan kaki ke bawah atau posisi yang nyaman
21.20 Hasil:
Klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
III semi fowler
21.25 4. Melakukan latihan rentang gerakan pasif-aktif
Hasil: klien mengatakan merasa lelah
II,III 5. Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
21.30 Hasil: klien mengatakan mampu melakukan
aktivitas fisik secara bertahap
6. Memberikan teknik non farmakologis untuk
I mengurangi rasa nyeri
21.35 Hasil: skala nyeri berkurang dari 5 ke 4

Diagnosis Waktu Evaluasi (SOAP) Nama Jelas


Nyeri akut berhubungan dengan agen Selasa, S: Andi marsida
pencedera fisiologis(iskemia) dibuktikan 19/04/2022
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
dengan : 08.30
aktivitas
DS:
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan tusuk
aktivitas
R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti kiri
tertusuk-tusuk
T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada O:
sebelah kiri
S: skala nyeri 5 NRS
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
- Klien tampak meringis
DO:
- Klien tampak gelisah
S: skala nyeri 6 NRS
TTV
- Klien tampak meringis
- TD: 128/80 mmHg
- Klien tampak gelisah
- N: 87 x/i
TTV
- RR: 22 x/i
- TD: 137/70 mmHg
- S: 36,7˚C
- N: 66 x/i
A: Nyeri Akut belum teratasi
- RR: 20 x/i
- S: 36,5˚C P: intervensi dilanjutkan

Manajemen nyeri
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
Teraupeutik
- Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Penurunan curah jantung berhubungan Selasa, S: klien mengatakan jantungnya masih sering Andi marsida
dengan perubahan kontraktilas 19/04/2022 berdebar-debar
dibuktikan dengan: 08.30
DS: O:
Klien mengatakan jantungnya sering - TD: 128/80 mmHg
berdebar- debar - Klien tampak lemah
DO
- Hasil EKG A: Penurunan curah jatung belum teratasi
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12 P: intervensi dilanjutkan
P 0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks
QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6 Perawatan jantung
-Hasil Echocardiogram Observasi
1) Mildly abnormal LV systolic - Identifikasi tanda /gejala primer
function, EF 45,2 % ( TEICH), EF penurunan curah jantung
44.4% ( BIPLANE) - Monitor tekanan darah
2) Normal RV systolic function, - Monitor keluhan nyeri dada
TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s
3) Normal cardiac chambers Teraupeutik
4) Segmental hypokinetic - Posisikan pasien semi fowler
5)Concentric left ventricular atau fowler dengan kaki ke
Hypertrophy bawah atau posisi yang nyaman
6) Grade I LV diastolic dysfunction
Edukasi
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks
- Anjurkan beraktivitas
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et
fisik secara bertahap
elongation aortae

Intoleransi aktivitas berhubungan Selasa, S: Klien mengatakan masih mudah lelah saat Andi marsida
dengan kelemahan dibuktikan dengan: 19/04/2022
DS: 08.30 beraktivitas
Klien mengatakan penyakit yang
O: klien tampak lemah
dialaminya mengganggu aktivitas
-Klien mengatakan kelelahan saat A: Intoleransi Aktivitas belum teratasi
beraktivitas dan semua aktivitas dilakukan
dengan bantuan. P: Lanjutkan intervensi
DO: Manajemen Energi
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh keluarga Observasi
- KU: Lemah - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

Teraupeutik
- Lakukan latihan rentang
gerakan pasif-aktif
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

Nyeri akut berhubungan dengan agen Rabu, S: Andi marsida


pencedera fisiologis(iskemia) dibuktikan 20/04/2022
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan
dengan : 08.30
aktivitas
DS:
Q: Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-
P: Klien mengatakan nyeri saat melakukan tusuk
aktivitas
-Q: Klien mengatakan nyeri seperti R: Klien mengatakan nyeri pada dada sebelah
tertusuk-tusuk kiri
-R: Klien mengatakan nyeri pada dada T: Hilang timbul durasi 3-5 menit
sebelah kiri O:
-T: Hilang timbul durasi 3-5 menit S: skala nyeri 4 NRS
DO: - Klien tampak meringis
S: skala nyeri 6 NRS - Klien tampak gelisah
- Klien tampak meringis TTV
- Klien tampak gelisah - TD: 110/80 mmHg
TTV - N: 94 x/i
- TD: 137/70 mmHg - RR: 20x/i
- N: 66 x/i - S: 36,7˚C
- RR: 20 x/i A: Nyeri Akut belum teratasi
- S: 36,5˚C
P: intervensi dilanjutkan

Manajemen nyeri
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
Teraupeutik
Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyerI

Penurunan curah jantung berhubungan Rabu, S: Andi marsida


dengan perubahan kontraktilas 20/04/2022 : klien mengatakan jantungnya masih sering
dibuktikan dengan: 08.30
DS: berdebar-debar
Klien mengatakan jantungnya sering
O:
berdebar- debar
DO - TD: 110/80 mmHg
- Hasil EKG - Klien tampak lemah
Sinus Rhythim, HR 100x/mnt, gel P: L 0,12
A: Penurunan curah jatung belum teratasi
P 0,2 mv, PR interval 0,20 dtk, kompleks
QRS 0,08 dtk, elevasi lead v2-v6 P: intervensi dilanjutkan
-Hasil Echocardiogram
1) Mildly abnormal LV systolic Perawatan jantung
function, EF 45,2 % ( TEICH), EF Observasi
44.4% ( BIPLANE) - Identifikasi tanda /gejala primer
2) Normal RV systolic function, penurunan curah jantung
TAPSE 2.18 cm, S lat 13.6 cm/s - Monitor tekanan darah
3) Normal cardiac chambers - Monitor keluhan nyeri dada
4) Segmental hypokinetic
5)Concentric left ventricular Teraupeutik
Hypertrophy - Posisikan pasien semi fowler
6) Grade I LV diastolic dysfunction atau fowler dengan kaki ke
-Hasil pemeriksaan Foto Thoraks bawah atau posisi yang nyaman
Kesan: Cardiomegaly disertai dilatation et Edukasi
elongation aortae
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

Intoleransi aktivitas berhubungan Rabu, Andi marsida


dengan kelemahan dibuktikan dengan: 20/04/2022 : Klien mengatakan masih mudah lelah saat
DS: 08.30 beraktivitas
Klien mengatakan penyakit yang
O: klien tampak lemah
dialaminya mengganggu aktivitas
-Klien mengatakan kelelahan saat A: Intoleransi Aktivitas belum teratasi
beraktivitas dan semua aktivitas dilakukan
P: Lanjutkan intervensi
dengan bantuan.
DO: Manajemen Energi
-Nampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(ADL) dibantu oleh keluarga Observasi
- KU: Lemah - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
- Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

Teraupeutik
- Lakukan latihan rentang
gerakan pasif-aktif
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap

Anda mungkin juga menyukai