Anda di halaman 1dari 13

YAYASAN KARTIKA JAYA

CABANG XVIII JAKARTA


RUMAH SAKIT BHAKTI MULIA

PANDUAN
PENGELOLAAN UTILITAS
RUMAH SAKIT BHAKTI MULIA

RUMAH SAKIT BHAKTI MULIA


2019
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan pasien di rumah sakit, baik rutin maupun urgen dilaksanakan selama 24 jam
sehari dan setiap hari dalam seminggu. Oleh karena itu pasokan sumber air minum
dan listrik harus tersedia tanpa putus untuk memenuhi kebutuhan esensial asuhan
pasien. Ketersediaan sumber air minum dan listrik merupakan bagian dari sistem
kunci (utilitas penting) di rumah sakit.
Utilitas lain yang perlu diperhatikan antara lain ventilasi, gas medis, system PABX,
dan sistem informasi manajemen di rumah sakit. Pengoperasian system pendukung
dan system kunci lainnya di rumah sakit secara aman, efektif dan efisien
perlu/esensial bagi keselamatan pasien, keluarga, staf dan pengunjung serta untuk
memenuhi kebutuhan asuhan pasien. Ketersediaan dan berfungsinya sistem utilitas
tersebut perlu dikelola dengan system pemeriksaan yang teratur dan melakukan
pencegahan dan pemeliharaan lainnya.
Kontaminasi limbah di area persiapan makanan, ventilasi yang tidak adekuat di
laboratorium klinis, penyimpanan tabung oksigen yang tidak aman, kebocoran pipa
oksigen dan kabel listrik bertegangan tinggi yang berjumbai, kesemuanya dapat
menimbulkan bahaya.
Kualitas air bias berubah secara mendadak karena banyak sebab, beberapa
mungkin di luar rumah sakit, seperti putusnya pipa penyaluran ke rumah sakit, atau
adanya kontaminasi di sumber air kota. Kualitas air juga merupakan factor kritis
dalam proses asuhan klinis, seperti pada pelayanan dialysis. Pengelolaan system
utilitas disini termasuk proses pemantauan kualitas air secara teratur, meliputi
pemeriksaan biologis, air

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjamin ketersediaan system utilitas atau system kunci lainnya yang diperlukan
dalam pemberian asuhan pasien yang terus menerus di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya sumber air dari sumber yang diketahui kesinambungan
pasokan air bersih,
b. Tersedianya sumber listrik yang terus menerus, termasuk alternatif
sumber listrik pengganti,
c. Tersedia dan berfungsinya sistem ventilasi, gas medis, sistem PABX
dan system informasi manajemen secara terus menerus.
C. DEFINISI
Sistem utilias adalah sistem pendukung dan sistem kunci/penting yang
sangat dibutuhkan dalam sebagian besar aktivitas pemberian asuhan pasien di
rumah sakit, meliputi pasokan sumber air, pasokan sumber listrik, sistem
ventilasi, sistem gas medis, sistem PABX, dan system informasi manajemen.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. KATEGORI SISTEM UTILITAS


1. Sumber air
2. Sumber listrik
3. Sistem Ventilasi
4. Sistem Gas Medis
5. Sistem PABX
6. Sistem Informasi Manajemen
B. UNIT KERJA TERKAIT
1. Unit Pemeliharaan Sarana Prasarana
2. Unit Kamar Operasi
C. SUMBER AIR BERSIH
1. Pengertian
a. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum
b. Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit
berasal dari Perusahaan Air Minum, air yang didistribusikan melalui tangki
air, air kemasan dan harus memenuhi syarat kualitas air minum
2. Persyaratan
a. Kapasitas ketersediaan air bersih minimum 500 liter per tempat tidur
per hari. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan
yang membutuhkan secara berkesinambungan. Distribusi air minum dan
air bersih di setiap ruangan/kamar harus menggunakan jaringan
perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
b. Kualitas air minum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum.
D. SUMBER DIESEL GENERATOR
1. Pertimbangan Rancangan Dua sumber untuk daya normal harus
dipertimbangkan tetapi bukan merupakan sumber daya pengganti seperti
dijelaskan dalam pasal ini.
a. Susunan sistem distribusi harus dirancang untuk meminimalkan
interupsi ke sistem kelistrikan karena gangguan internal oleh penggunaan
peralatan.
b. Faktor berikut harus dipertimbangkan dalam merancang sistem
distribusi 1) Tegangan abnormal seperti fasa tunggal dari peralatan utilitas
3 fasa, pengubahan dan atau/surja petir, penurunan tegangan dan
sebagainya.
2) Kemampuan tercepat perbaikan yang mungkin tercapai dari sirkit yang
ditunjukkan setelah bebas dari gangguan.
3) Pengaruh perubahan mendatang, seperti penambahan beban dan/atau
kapasitas pasokan.
4) Stabilitas dan kemampuan daya dari penggerak mula selama dan
setelah kondisi abnormal.
5) Urutan dan penyambungan kembali beban untuk mencegah arus
sesaat (inrush) yang besar yang menjatuhkan (trip) alat pengaman arus
lebih atau beban lebih generator.
6) Susunan pintas (bypass) untuk mengijinkan pengujian dan
pemeliharaan komponen sistem yang sebaliknya tidak dapat dipelihara
tanpa mengganggu fungsi rumah sakit yang penting.
7) Pengaruh dari setiap arus harmonik pada konduktor netral dan
peralatan.
2. Perlengkapan Pengindera. Perlengkapan pengindera arus, fasa dan bumi,
harus dipilih untuk meminimalkan perluasan interupsi ke sistem kelistrikan
karena arus abnormal yang disebabkan oleh beban lebih dan/atau sirkit hubung
singkat.
3. Sirkit Pelindung. Sirkit pelindung beban generator dirancang untuk tujuan
mengurangi beban atau sistem prioritas beban, tidak harus memelindungi
keselamatan jiwa beban cabang, beban cabang kritis yang melayani daerah
pelayanan kritis, kompresor udara medik, pompa vakum bedah medik, pompa
menjaga tekanan (jockey) untuk sistem proteksi kebakaran yang berbasis air,
pompa bahan bakar generator, atau perlengkapan generator lainnya.
4. Sumber Listrik Esensial. Sistem kelistrikan esensial harus mempunyai
minimum dua sumber daya yang berdiri sendiri : sumber normal biasanya
memasok seluruh sistem kelistrikan dan satu atau lebih sumber pengganti untuk
digunakan bila sumber normal terinterupsi.
5. Baterai untuk Generator Baterai untuk generator di lokasi harus dipelihara
sesuai ketentuan yang berlaku atau seperti SNI 04-7018-2004, tentang Sistem
pasokan daya listrik darurat dan siaga.
6. Generator Sebagai Sumber Daya Normal. Apabila sebagai dasar pemikiran
sumber normal terdiri dari unit generator, sumber pengganti harus salah satu
generator lain atau pelayanan utilitas eksternal.
7. Generator Sebagai Sumber Daya Pengganti. Generator set yang dipasang
sebagai sumber daya pengganti dari sistem kelistrikan penting harus dirancang
memenuhi persyaratan layanan.
a. Sumber daya elektrikal yang penting Kelompok 0 dan 1 harus
diklasifikasi sesuai ketentuan yang berlaku seperti pada SNI 04-7018-
2004, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
b. Sumber daya elektikal yang penting kelompok 2 harus diklasifikasikan
sesuai standar yang berlaku seperti pada SNI 04-7018-2004, tentang
Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.

8. Penggunaan Sistem Elektrikal Esensial.


a. Peralatan pembangkit yang digunakan harus secara eksklusif
mempunyai cadangan untuk pelayanan atau penggunaan normal yang
dipakai untuk maksud : mengontrol pada kebutuhan puncak, mengontrol
tegangan internal, melepas beban utilitas eksternal, atau pembangkit. Jika
penggunaan normal untuk maksud lain seperti tersebut di atas, maka dua
set atau lebih pembangkit harus dipasang, sehingga kebutuhan aktual
maksimum yang diperoleh dari beban tersambung sistem darurat, seperti
kompresor udara medik, pompa vakum bedah medik, pompa kebakaran
yang dioperasikan dengan listrik, pompa jockey, pompa bahan bakar dan
perlengkapan generator, harus terpenuhi dengan satu generator set
terbesar tidak dioperasikan. Sumber pengganti daya darurat untuk
iluminasi dan identifikasi sarana jalan ke luar harus dari sistem kelistrikan
esensial. Sistem daya pengganti untuk sistem sinyal proteksi kebakaran
harus dari sistem kelistrikan esensial.
b. Satu generator set yang mengoperasikan sistem kelistrikan esensial
harus boleh menjadi bagian dari sistem yang memasok untuk tujuan lain
seperti ditunjukkan pada butir A, untuk penggunaan tersebut tidak akan
mengurangi perioda rata-rata antara jadwal waktu perawatan overhaul
sampai kurang dari tiga tahun.
c. Beban pilihan harus boleh dilayani oleh peralatan pembangkit sistem
kelistrikan esensial. Beban pilihan, harus dilayani oleh sarana pemindah
yang semestinya dan beban ini tidak boleh dipindahkan ke peralatan
pembangkit apabila pemindahan dapat berakibat beban lebih pada
peralatan pembangkit, dan harus terlindung dari beban lebih peralatan
pembangkit itu sendiri. Penggunaan peralatan pembangkit untuk melayani
beban pilihan tidak boleh membentuk tujuan lain seperti yang dijelaskan
dalam butir H.1 dan untuk itu tidak mempersyaratkan generator lebih dari
satu.
9. Ruang pembangkit.
a. Konvertor energi harus ditempatkan dalam kamar layanan yang
terpisah yang terlihat dari peralatan pembangkit, pemisahan dari sisa
bangunan dengan bahan yang memiliki tingkat ketahanan api 2 jam, atau
ditempatkan di bangunan tertutup di luar bangunan utama yang mampu
menahan
masuknya air hujan dan menahan kecepatan angin maksimum seperti
ditentukan dalam persyaratan teknis bangunan gedung setempat. Kamar
untuk peralatan seperti itu tidak boleh digabung dengan peralatan lain
atau melayani peralatan listrik yang bukan sistem kelistrikan esensial.
b. Peralatan pembangkit harus dipasang di lokasi yang mudah dijangkau
dan ruang kerja yang cukup (minimum 30 inci atau 76 cm) sekeliling unit
untuk pemeriksaan, perbaikan, pemeliharaan, pembersihan dan
penggantian.
10. Kapasitas dan nilai nominal Generator set harus mempunyai kapasitas yang
cukup dan nilai nominal yang tepat untuk memenuhi kebutuhan aktual
maksimum untuk melayani beban tersambung dari sistem kelistrikan esensial
pada setiap saat.
11. Pengangkatan beban. Generator set harus mempunyai kapasitas yang cukup
untuk mengangkat beban dan memenuhi persyaratan frekuensi dan tegangan
yang stabil dari sistem darurat di dalam waktu 10 detik setelah hilangnya daya
normal.
12. Menjaga temperatur Ketentuan harus dibuat untuk menjaga ruang generator
tidak kurang dari 10 oC (50 oF) atau temperatur selimut air mesin tidak kurang
dari 32 oC (90 oF).
13. Ventilasi udara. Ketentuan harus dibuat untuk menyediakan udara yang
cukup untuk pendinginan dan untuk melengkapi lagi udara pembakaran mesin.
14. Baterai untuk memutar engkol Baterai untuk memutar motor bakar harus
sesuai dengan persyaratan baterai yang berlaku atau seperti SNI 04-7018-2004,
tentang Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
15. Peralatan pengasut udara tekan. Alat pengasut disel generator untuk harus
mempunyai kapasitas yang cukup untuk usaha memasok sebanyak 5 kali, dan
10 detik untuk setiap kalinya, serta tidak lebih 10 detik berhenti antara setiap
usaha.
16. Pasokan bahan bakar Pasokan bahan bakar untuk generator set harus
memenuhi ketentuan yang berlaku atau seperti SNI 04-7018-2004, tentang
Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga.
17. Persyaratan alat keselamatan
a. Motor bakar
Motor bakar yang melayani generator set harus dilengkapi dengan :
1) Alat sensor ditambah alat peringatan visual untuk menunjukkan
temperatur selubung air di bawah yang dipersyaratkan pada butir B.
2) Alat sensor ditambah alat peringatan visual alarm awal untuk
menunjukkan :
a) Temperatur mesin tinggi (di atas rentang operasi aman yang di
rekomendasikan manufaktur).
b) Tekanan pelumasan minyak pelumas rendah (di bawah rentang
operasi aman yang direkomendasikan manufaktur).
c) Permukaan air pendingin rendah.
3) Alat mematikan mesin secara otomatik ditambah alat visual untuk
menunjukkan matinya mesin terjadi dikarenakan :
a) putaran engkol lebih (gangguan pengasutan).
b) kecepatan lebih.
c) tekanan minyak pelumas rendah.
d) temperatur mesin berlebihan.
4) Alarm bunyi untuk memberi peringatan adanya kondisi satu atau lebih
alarm awal atau alarm.
b. Penggerak mula jenis lain Penggerak mula, selain motor bakar yang
melayani generator set, harus mempunyai alat pengaman yang cocok
ditambah alarm visual dan alarm bunyi untuk memperingatkan kondisi
alarm atau mendekati alarm.
c. Pasokan bahan bakar cair Pasokan bahan bakar cair untuk sumber
daya darurat dan pembantunya harus dilengkapi dengan alat sensor untuk
memperingatkan bahwa isi tangki bahan bakar utama kurang dari 4 jam
untuk memasok operasi.
18. Anunsiator (annunciator) alarm
a. Anunsiator yang jauh, baterai penyimpan tenaga, harus tersedia untuk
beroperasi di luar ruang pembangkit dalam lokasi yang mudah terlihat
oleh petugas operasi dari tempat kerjanya regular (lihat ketentuan yang
berlaku, SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Anunsiator
dari sumber daya darurat atau sumber daya tambahan harus
menunjukkan kondisi alarm sebagai berikut :
1) Sinyal visual individu akan menunjukkan sebagai berikut :
a) Apabila sumber daya darurat atau pembantunya
beroperasi memasok daya ke beban.
b) Apabila pengisi baterai gagal berfungsi.
2) Sinyal visual individu ditambah sinyal visual biasa yang
memperingatkan kondisi alarm mesin - generator harus
menunjukkan :
a) Tekanan minyak pelumas rendah.
b) Temperatur air rendah (di bawah yang dipersyaratkan
pada butir L).
c) Temperatur air yang berlebihan.
d) Bahan bakar rendah – apabila tangki penyimpan bahan
bakar utama berisi kurang dari 4 jam memasok untuk
operasi.
e) Putaran engkol lebih (kegagalan pengasutan).
f) Kecepatan lebih.
b. Apabila tempat kerja regular tidak selalu terjaga, sinyal bunyi dan visual
yang menunjukkan kekacauan, yang terlabel dengan tepat, harus
ditentukan pada lokasi yang terus menerus termonitor. Sinyal yang
menunjukkan kekacauan ini harus bekerja apabila setiap kondisi pada
butir R.1 dan butir R.2 terjadi, tetapi kondisi ini tidak ditunjukkan secara
individu.
19. Baterai Sistem baterai harus memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku
SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

E. SISTEM VENTILASI
1. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat perhatian yang
khusus. Bila menggunakan system pendingin hendaknya dipelihara dan
dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran
udara dan kelembaban yang nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah
sakit yang menggunakan pengatur udara (AC) sentral harus diperhatian coolong
tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri Legionella dan untuk AHU (air
handling unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur.
2. Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan
exhaust fan hendaknya diletakkan pada ujung system ventilasi.
3. Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang individual, hendaknya
diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari exhauster atau
perlengkapan pembakaran.
4. Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap.
5. Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.
6. Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi, diambil
dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya ddisediakan 2 (dua) buah
exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai.
7. Suplai udara di atas lantai.
8. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya
tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet,
gudang.
9. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross
ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.
10. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi
dibandingkan ruang-ruang lain dan menggunakan cara mekanis (air conditioner)
11. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner
dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20
meter dari langit-langit.
12. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali
sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol (resorcinol, trietylin
glikol), atau disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan penyinaran
ultra violet.
13. Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu,
dan gas).
14. Kondisi berikut direkomendasikan untuk ruang operasI :
a. harus mampu mencapai temperatur 200sampai 240C;
b. kelembaban relatif udara harus dijaga antara 50% ~ 60%;
c. tekanan udara harus dijaga positif yang berhubungan dengan ruang
disebelahnya dengan memasok udara lebih dari 15%;
d. pembacaan perbedaan tekanan di ruang harus dipasang untuk
memungkinkan pembacaan tekanan udara dalam ruang. Menyekat
seluruh dinding, langit-langit dan tembusan (penetrasi) pada lantai dan
pintu untuk menjaga kondisi tekanan yang terbaca.
e. Indikator kelembaban udara dan thermometer harus ditempatkan pada
lokasi yang mempermudah observasi (pengamatan).
f. seluruh instalasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
g. semua udara harus di suplai dari langit-langit dan dibuang atau
dikembalikan pada sekurang-kurangnya 2 lokasi dekat dengan lantai (lihat
tabel 3 untuk laju ventilasi minimum). Bagian bawah dari outlet
pembuangan harus setidaknya 75 mm di atas lantai. Suplai diffuser harus
dari jenis tidak langsung. Induksi yang tinggi pada difuser langit-langit atau
difuser dinding harus dihindari.
h. bahan akustik tidak boleh digunakan sebagai lapisan ducting kecuali
dipasang filter terminal dengan effisiensi minimum 90% arah hilir dari
lapisan. Bagian dalam isolasi unit terminal dapat dikemas dengan bahan
yang disetujui. Peredam suara yang dipasang pada ducting harus dari
jenis tidak terbungkus atau memiliki lapisan film polyester yang diisi
dengan bahan akustik.
i. Setiap penyemprotan yang diterapkan pada insulasi dan kedap api
harus ditangani dengan zat penghambat pertumbuhan jamur.
j. Panjang kedap air dibuat secukupnya, ducting pengering udara dari
bahan baja tahan karat harus dipasang arah hilir dari peralatan humidifier
untuk menjamin seluruh uap air menguap sebelum udara masuk ke dalam
ruangan. Pusat kontrol yang memantau dan memungkinkan penyesuaian
tekanan, temperatur dan kelembaban udara, berada dilokasi meja
pengawas ruang bedah.
F. SISTEM GAS MEDIS
1. Penyediaan Gas Medis di sarana pelayanan kesehatan dapat dilakukan
melalui tabung Gas Medis dan/atau penyaluran melalui instalasi pipa Gas Medis.
2. Instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan harus memenuhi
persyaratan keamanan, desain, lokasi, penyimpanan dan alat penunjang lainnya.
3. Instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai
kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.
4. Desain instalasi pipa Gas Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilengkapi kran-kran, pressure, gauge, alarm, dan tanda peringatan spesifikasi.
5. Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta mudah
dijangkau sarana transportasi, aman dan harus terletak di lantai dasar.
6. Ruang sentral gas medis harus memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan
pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi
persyaratan spesifikasi.
7. Gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi harus dilengkapi
penyaring (filter).

8. Desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang diperlukan.


9. Syarat Kualitas dan Spesifikasi Gas Medis:
10. Syarat dan Kelengkapan Tabung Gas Medis:
a. Syarat Tabung Gas Medis:
1) Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku.
2) Kepala tabung memiliki tutup dan segel
3) Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis ulir yang
berbeda sesuai dengan jenis gas yaitu :
a) Oksigen, ulir dalam
b) Nitrogen oksida, ulir luar
4) Tabung di cat dengan warna yang berbeda sesuai dengan jenis
gas yaitu :
a) Oksigen, berwarna putih;
b) Nitrogen oksida, berwarna biru;
b. Kelengkapan Tabung Gas Medis
Tabung gas medis harus dilengkapi dengan :
1) Tulisan nama jenis gas medis dari bawah keatas dengan warna
yang jelas.
2) Diberikan label yang jelas meliputi:
a) Nama Perusahaan;
b) Nama Gas;
c) Kandungan;
d) Volume (isi tabung);
e) Tekanan gas;
f) Tanggal pengisian;
g) Nomor Tabung;
h) Masa uji tabung;
3) Diberikan stiker tanda “ Hazzard “ yang menyebutkan :
a) Sifat gas;
b) Peringatan – peringatan;
c) Pertolongan pertama;
d) Nama Produsen.
4) Tanda kepemilikan tabung gas medis.
c. Alat penunjang untuk pengoperasian yaitu:
1) 1 (satu) buah slang (tubing);
2) 1 (satu) buah masker (nasal);
3) 1 ( satu ) buah kunci regulator dan kunci tabung;
4) 1 ( satu ) buah dorongan ( trolley ).

d. Penyimpanan
1) Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang
penutup kran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari
jatuh pada saat terjadi goncangan.
2) Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing – masing gas
medis dibedakan tempatnya.
3) Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis
kosong dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan
penggantian.
4) Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik
dan oli atau sejenisnya .
5) Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji /
test kepada produsen, untuk mengetahui kondisi gas medis
tersebut.
e. Pendistribusian.
1) Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang
biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien.
2) Pemakaiangasdiaturmelaluiflowmeterpadaregulator.
3) Regulator harus ditest dan kalibrasi.
4) Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu
tabung untuk satu orang.
5) Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat
sanitasi / Hygiene
BAB III
KEBIJAKAN
Kebijakan Penyediaan Utilitas di RS Bhakti Mulia
1. Rumah Sakit menyediakan sistem utilitas berupa air minum dan sumber listrik yang
dapat beroperasional 24 jam penuh atau 7 hari dalam seminggu untuk memenuhi
kebutuhan utama asuhan pasien.
2. Rumah Sakit harus menyediakan sistem utilitas, baik secara reguler maupun
alternatif yang rutin maupun urgen/darurat.
3. Rumah Sakit Menyediakan Sumber Daya Manusia, Fasilitas, sarana dan prasarana
yang dapat berfungsi dan operasional penuh selama 24 jam atau 7 hari dalam
seminggu.
4. Rumah Sakit mempunyai sistem/daftar area dan pelayanan yang berisiko paling
tinggi bila terjadi kegagalan listrik atau air minum dan berusaha untuk mengurangi
risikonya.
5. Rumah Sakit memiliki prosedur, proses emergency dan langkah perbaikan untuk
melindungi penghuni rumah sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau
kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.
6. Peralatan medis yang menunjang fungsi vital harus disediakan Uninterrupted Power
Supplies (UPS) yang dapat berfungsi sedikitnya 15 (lima belas) menit ketika aliran listrik
mati.
7. Rumah Sakit wajib melakukan uji coba sistem emergensi utilitas dari air minum dan
listrik secara berkala, minimal 6 bulan sekali dan dapat berjalan dengan baik dan sesuai
ketentuan.
8. Dibentuk tim pengawas yang berjaga selama 24 jam dengan sistem shift yang dapat
melakukan pengawasan terhadap sistem utilitas, melibatkan beberapa unit dan ahli
dibidangnya.
9. Melakukan kerjasama atau MOU dengan pihak penyedia sumber alternatif bilamana
terjadi kegagalan fungsi dari sistem utilitas rumah sakit yang tersedia sekarang ini.
BAB IV
TATA LAKSANA

Anda mungkin juga menyukai