Contoh Proposal Skripsi 2021
Contoh Proposal Skripsi 2021
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Sekolah Tinggi
Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Kependidikan (S.Pd.)
Oleh:
Mutia Rachmania
NIM : 201631200035
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 201631200035
Telah dipertahankan dalam dewan penguji pada hari ........., .... ............ 2020 dan
direvisi sebagaimana berita acara ujian proposal skripsi.
(......................................) (......................................)
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A Latar Belakang Masalah 4
B Rumusan Masalah 9
C Tujuan Penelitian 9
D Manfaat Penelitian 9
E Definisi Operasional 10
1 Manajemen Humas 10
F Penelitian Terdahulu 13
G Metode Penelitian 15
1 Jenis Penelitian 15
5 Instrumen Penelitian 20
H Sistematika Pembahasan 24
Outline 26
4
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia telah menjadi suatu hal yang prioritas
sejak negara ini berdiri. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting
untuk memajukan suatu bangsa. Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu
tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Berdasarkan pernyataan tersebut, pendidikan di Indonesia harus
senantiasa melakukan pemerataan akses dan peningkatan mutu agar dapat
dimiliki oleh seluruh warga negara tanpa memandang status sosial, ras,
etnis, agama, dan gender.
Pembangunan pendidikan dasar merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan pendidikan secara keselurahan. Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap, dan
keterampilan bagi peserta didik. Pendidikan dasar merupakan langkah
awal sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Berkembangnya suatu zaman menyebabkan perkembangan
terhadap kebutuhan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi. Masyarakat sebagai konsumen saat ini lebih kritis dan realistis
dalam memilih lembaga pendidikan. Sehingga pendidikan dituntut untuk
meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan senantiasa memberikan
pelayanan profesional kepada masyarakat. Mutu pendidikan yang
dimaksudkan adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan belajar seoptimal mungkin.1 Dalam konteks pendidikan,
1
Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 159.
5
4
Ibid., 34-37
7
Artinya: Abdullah bin Ubay bin Salul (salah seorang munafik) berkata:
Apakah mereka (kaum muhajirin) sedang mengumpulkan kekuatan untuk
melawan kami? Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, orang-
orang yang kuat benar-benar akan mengusir orang-orang yang lemah
darinya. Umar bin Khattab berkata: Mengapa tidak kita bunuh saja wahai
Rasulullah orang jelek ini? (maksud Umar adalah Abdulah bin Ubay bin
Salul, orang munafik tersebut). Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda:
“Jangan sampai orang-orang membicarakan bahwa Muhammad telah
membunuh sahabatnya.”5
Hadits tersebut menjelaskan bahwa hukuman untuk orang munafik
adalah dibunuh, karena Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam
menyetujui perkataan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu. Akan tetapi
Rasulullah tidak membunuh orang munafik tersebut karena khawatir akan
muncul ekses negatif dari tindakan tersebut sehingga beliau menerima
(membiarkan) apa yang ditunjukkan oleh orang-orang munafik tersebut.
Jadi melalui hadits ini dapat diperoleh pelajaran penting, yakni hendaknya
mempertimbangkan (memperhatikan) pendapat masyarakat (opini publik)
agar tidak merusak citra positif Islam dan kaum muslimin.
Di era 4.0 saat ini yang merupakan pintu masuknya era digitalisasi,
tentunya public relations sebagai ilmu dan praktik mengalami
perkembangan dan harus memiliki perspektif yang mutakhir. Tantangan
dan peluang public relations juga semakin kompleks serta mengalami
transformasi seiring memasuki era industri 4.0.6 Humas memasuki babak
baru dalam aktivitas penyebaran informasi dan publikasi. Jika sebelumnya
humas hanya berfokus pada media cetak, papan pengumuman sebagai
perangkat keras, sementara website dan blog sebagai perangkat lunak.
Pada era digital ini humas haruslah lebih maju dengan menggunakan
berbagai macam aspek digital, seperti mengedepankan platform online,
5
HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 2584
6
Sujanto, Raditia Yudistira. (2019). Pengantar Publik Relations di Era 4.0: Teori, Konsep, dan
Praktik Kasus Terkini. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru, 23-35
8
serta media sosial untuk menjangkau ruang virtual dan publik melalui
media maya.
Masyarakat pada era 4.0 ini juga semakin selektif dalam memilih
lembaga pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa pendidikan
bermutu adalah suatu investasi yang mahal hingga rela mengeluarkan
investasi besar untuk industri pendidikan. Berdasarkan hal tersebut,
lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk memperoleh simpati dari
publik. Lembaga pendidikan harus berupaya menciptakan dan
mempertahankan citra sebaik mungkin dihadapan masyarakat guna
merekrut siswa sebanyak-banyaknya.
Inilah yang menjadi tantangan humas pada era digital, hubungan
masyarakat harus senantiasa melek dan meng-upgrade diri dengan
perkembangan teknologi. Sehingga melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif
dalam menjalankan fungsi humas yang sesuai dengan zamannya. Hal ini
menjadikan lembaga pendidikan mampu bersaing dan menjawab tantangan
zaman dengan tetap mempertahankan citra positif di hadapan publik/
khalayak.
Lembaga pendidikan dasar yang akan diteliti bertempat di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Uswah Surabaya. Sekolah SDIT Al
Uswah Surabaya memiliki bagian humas di dalam lembaganya. Oleh
karena itu perlu ditelusuri mengenai aktivitas dan kiat-kiat yang dilakukan
humas dalam mempertahankan citra positif terutama di era 4.0 saat ini.
Sehingga pada akhirnya akan diketahui apakah SDIT Al Uswah
memperbarui aktivitas manajemen humas dalam lembaga pendidikannya
atau masih sama seperti sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai “Manajemen Humas
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dalam Mempertahankan Citra Positif
di Era 4.0”.
9
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang penting dalam penelitian.
Dengan perumusan masalah yang jelas dapat memberikan kemudahan
dalam pemecahan masalah yang akan diteliti.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen humas SDIT Al Uswah Surabaya dalam
mempertahankan citra positif di era 4.0?
2. Bagaimana citra SDIT Al Uswah Surabaya di mata masyarakat
saat ini?
C. Tujuan Penelitian
Setiap usaha yang dilakukan pasti mempunyai tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai dalam setiap
kegiatan yang hendak dijalankan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan manajemen humas SDIT Al Uswah
Surabaya dalam mempertahankan citra positif di era 4.0.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana citra SDIT Al Uswah
Surabaya di mata masyarakat saat ini.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat menghasilkan suatu informasi
yang mempunyai nilai aktual, akurat, dan terperinci yang dapat
memberikan manfaat untuk menjawab permasalahan yang sedang diteliti.
Selain itu diharapkan juga mempunyai manfaat teoritis untuk
meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kegunaan
praktis yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang akurat,
khususnya mengenai manajemen humas di lembaga pendidikan dalam
rangka mempertahankan citra positif SDIT Al Uswah Surabaya di era 4.0.
10
E. Definisi Operasional
Demi terciptanya pemahaman dan definisi secara komprehensif
serta mengindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam memahami
judul, maka peneliti menganggap perlu memberikan penegasan istilah dan
batasan-batasan masalah yang terkandung dalam judul.
1. Manajemen Humas
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha elemen pendidikan dan
penggunaan sumber daya-sumber daya sekolah agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.7Griffim mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa dalam tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.8Sedangkan menurut Mary Parker Follet
manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-
7
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Edisi Revisi. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003),
hlm.5.
8
Griffin, R.. Business, 8th Edition. (NJ: Prentice Hall, 2006) p.23
11
9
Ati Chayani, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT Grasindo, 2003), hlm.6.
10
Zulkaraen Nasution. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan; Konsep, Fenomena, dan
Aplikasinya. Malang: 2010. hlm.9.
11
Ruslan. Rosady. 2005. Kampanye Public Relations.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
12
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit Balai
Pustaka, 2005) Edisi ke-3.
13
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Dua
(Jakarta: Erlangga, 2005). hlm.46.
14
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel Yadin (Jakarta: Erlangga,
2003).hlm.93.
15
Rahmat Kriyantono, “Public Relations Writing: Membangun Publik Relations membangun citra
karporat, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.8-9.
13
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai manajemen humas dalam mempertahankan
citra positif sekolah telah banyak dilakukan. Berikut beberapa penelitian
tersebut:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Siti Raudhatu Jannah, Siti
Muhibah, dan Khairunnas dengan judul “Manajemen Hubungan
Masyarakat: Strategi Mempertahankan Citra Positif Sekolah” yang
diadopsi dalam bentuk jurnal pada tahun 2018. Penelitian ini membahas
tentang peran manajemen hubungan masyarakat dalam mempertahankan
citra positif sekolah yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Insan
Cendekia Jambi (MAN IC). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi
nonpartisipan, wawancara tidak terstuktur, dan dokumentasi. Sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
manajemen humas dalam mempertahankan citra positif sekolah dilakukan
dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen serta menjalin hubungan
yang harmonis dan kerja sama dengan pihak internal maupun eksternal
sekolah, serta membangun komunikasi yang intens dengan pihak Telkom
dalam mengatasi persoalan akses komunikasi.16
Kedua adalah tesis dengan judul “Strategi Hubungan Masyarakat
dalam Mempertahankan Citra Sekolah Unggulan (Studi Multi Kasus di
SMPN 1 Blitar dan MTsN Blitar)” yang diteliti oleh Choirun Ni’am pada
16
Jannah, S. R., Muhibah, S., & Khairunnas, K. (2018). Manajemen Hubungan Masyarakat:
Strategi Mempertahankan Citra Positif Sekolah. Journal of Management in Education, 3(1), 20-
29.
14
G. Metode Penelitan
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan
fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya
dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu.19 Dengan kata
lain metode penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Atau mendeskripsikan,
mencatat, menganalisis, dan menginterprestasikam kondisi-kondisi
yang sekarang ini terjadi atau ada.20
Metode kualitatif digunakan karena metode ini lebih mudah bila
berhadapan dengan pendekatan ganda. Hal ini dilakukan sesuai dengan
apa yang dikatakan oleh Lincoln dan Guba yang dikutib oleh Lexy J.
18
Nur Harini, I. R. A. (2014). Manajemen Hubungan Masyarakat dam Upaya Peningkatan
Pencitraan Sekolah (Studi Kasus di SMP Al Hikmah Surabaya). Insprirasi Manajemen
Pendidikan, 4(4).
19
Lexy J. Moleong, Metodde Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja Roda
Karya, 2008), hlm.17.
20
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.26.
16
21
Lexy J. Moleong, Metodde Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja Roda
Karya, 2008), hlm.16.
22
Ibid, hlm.9.
23
Ibid, hlm.14.
24
Ibid, hlm.9.
17
25
Amirul Hadi & Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
26
Ibid
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm.107.
28
Lexy J. Moleong, Metodde Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja Roda
Karya, 2008), hlm.17.
18
29
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Komunitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.224.
30
J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1996), hlm. 95.
19
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.
Sedangkan dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film.
Dokumen terdiri dari: dokumen pribadi, film dokumenter, dan
dokumen resmi yang berisi informasi tentang keadaan atau bahkan
atauran suatu lembaga.33
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data
yang berupa dokumen-dokumen dari SDIT Al Uswah Surabaya.
Seperti gambaran umum tentang SDIT Al Uswah Surabaya, arsip-
arsip mengenai program-program humas dalam mempertahankan
citra positif sekolah, serta data-data lain yang dapat mendukung
dalam penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melekukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi
terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti
kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.34
Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan:
33
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2008), hlm.135
34
Baca Afid Burhanuddin. Rabu, 18 September 2019. Pengumpulan data dan instrumen penelitian.
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-instrumen-penelitian-
2/
21
35
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, tahun 2016), hlm. 306-310.
23
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.
247.
37
Ibid, hlm.252-253.
38
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.
320.
24
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memberi gambaran penelitian yang sistematis, maka
penulisan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I merupakan uraian tentang pendahuluan, yang menjadi
landasan bagi bab-bab selanjutnya. Bab ini memuat latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi
operasional, kajian pustaka, metode penelitian, dan, sistematika
pembahasan.
BAB II merupakan bab landasan teori yang berisi tentang
pengertian manajemen humas, citra positif, dan manajemen humas dalam
mempertahankan citra positif di era 4.0.
BAB III merupakan bab yang membahas tentang metodologi
penelitian, meliputi pendekatan penelitian dan jenis penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
analisis data, pengecekan keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.
BAB IV merupakan bab yang memaparkan tentang laporan hasil
penelitian atau temuan di lapangan sesuai dengan urutan masalah, yaitu
mencakup tentang pengembangan citra positif dimata masyarakat sekitar
39
Ibid., hlm.330.
25
Out Line
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Sistematika Penelitan
A. Manajemen Humas
1. Pengertian Manajemen Humas
2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Humas
3. Tugas Manajemen Humas
4. Fungsi Manajemen Humas
5. Peran Manajemen Humas
B. Citra Positif
1. Pengertian Citra Positif
2. Konsep Citra dan Cara Memperolehnya
3. Konsep Stakeholder (Masyarakat atau Publik)
C. Manajemen Humas dalam Mempertahankan Citra Positif di Era 4.0
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik Analisis Data
H. Uji Keabsahan Data
27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
28