Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium) untuk

Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L)


Masluki
Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh penggunaan pupuk cair


daun gamal (Glirisidia sepium) untuk pertumbuhan bibit tanaman kakao
(Theobroma cacao. L) yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto di Kelurahan Tobulong Kecamatan Bara Kota Palopo.
Penelitian ini berlangsung dari bulan Desember 2014 samapi Februari 2015.
Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri
dari 5 perlakukan yang diulang sebayak 5 ulangan sehingga terbentuk 25 unit
ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa berbagai dosis pupuk cair daun
gamal tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao,
namun pemberian pupuk cair daun gamal dengan dosis 200 ml/polybag (P4)
menujukan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Kata-kata kunci: tanah, pupuk cair daun gama, kakao (Theobroma cacao L)

PENDAHULUAN penigkatan penigkatan kualitas


Latar Belakang sarana dan prasarana yang
Indonesia merupakan Negara mendukung serta memadai untuk
terbesar penghasil kakao di Asia hasil produksi yang maksimal pada
Tenggara dan merupakan negera kakao, dalam menghadapi ekonomi
ketiga terbesar di dunia setelah global pada tahun-tahun yang akan
Pantai Gading (38,3%) dan Ghana datang perlu adanya penigkatan
(20,2%) Indonesia dengan persentasi pengetahuan dan teknologi yang
13,6%, kakao merupakan tanaman memadai dalam hal budidaya
salah satu penghasil devisa negara pemasaran serta pengunaan pestisida
dengan jumlah yang cukup tinggi, yang tepat (Mars, 2010).
dan merupakan sumber penghasilan Bibit kakao merupakan
bagi petani terutama petani kakao itu langkah awal untuk proses besarnya
sendiri, sehingga diperlukan adanya atau berkembangnya suatu tanaman
kakao yang baik tidaknya proses yang terdapat pada daun gamal
pertumbuhan dari tanaman tersebut tersebut, kandungan kandungan itu
hingga proses pembuahan tanaman sangat berperan aktif pada tanaman
tersebut. Bibit tanaman kakao yang yang memerlukan pertumbuhan
baik dari segi morfologi dan fisiologi secara vegetatif. Kandungan umun
merupakan bibit yang dianjurkan yang terdapat pada daun gamal
untuk penanaman guna untuk berupa protein 25,7 Nitrogen 70%
menekan terjadinya kegagalan dalam pengunaan pupuk cair daun gamal
budidaya tanaman kakao, sementara sangat baik digunakan bagi tanaman
bibit yang kurang baik tidak yang sementara dalam masa
dianjurkan untuk proses budidaya pertumbuhan vegetatif umunya
tanaman kakao (Wikipedia, 2014). tanaman yang mengalami fase
Gamal merupakan tanaman tersebut pada saat tanaman masih
jenis perdu dari kerabat polong- kecil atau dalam masa pertumbuhan
polongan (suku Fabaceae atau vegetatif (Pracaya, 2007).
Leguminosae). Penyebaran alami Penelitian ini diajukan sebagai
tidak jelas karena telah referensi mengenai budidaya dan
dibudidayakan sejak lama, tetapi perawatan kakao sehingga bisa
bukti kuat menunjukkan bahwa mempertahankan dan menigkatkan
penyebarannya terbatas pada hutan kualitas kakao, terutama pada daerah
musim kering gugur daun di dataran Luwu Raya yang merupakan daerah
rendah pesisir Pasifik dan beberapa penghasil kakao terbesar di
lembah pedalaman di Amerika Indonesia, seiring meningkatnya
Tengah dan Meksiko. Tanaman ini pengunaan pupuk kimia dikalangan
sekarang sudah menyebar di seluruh petani yang akan berdampak
daerah tropika termasuk Indonesia terhadap lingkungan dikemudian hari
(Hesty, 2009). yang bisa merugikan alam, oleh
Pengunaan daun gamal sebagai sebab itu penulis membuat
pupuk cair organik merupakan cara pengunaan pupuk cair organik yang
yang epektif mengigat keberadaan dapat berperan sebagai penganti dari
daun gamal cukup tersedia dan pupuk kimia, kegiatan ini dilakukan
banyak mengandung unsur organik untuk menambah wawasan mengenai
cara tentang pembuatan pupuk cair penguaan pupuk cair organik daun
organik daun gamal yang sangat gamal, untuk pertumbuhan bibit
epektif untuk pertumbuhan tanaman tanaman kakao.
kakao yang kaya akan unsur nitrogen BAHAN DAN METODE
(N), dan untuk menguranggi
Tempat dan Waku
pengunaan pestisida kimia yang
Penelitian dilakukan di kebun
berbahaya terhadap lingkungan serta
Percobaan Fakultas Pertanian
memanfaatkan daun gamal yang
Universitas Cokroaminoto Palopo di
berfungsi sebagai pelindung kakao
Kelurahan Tobulong Kecamatan
berguna juga untuk pembuatan
Bara Kota Palopo. Pada Bulan
pupuk cair organik, sehingga sangat
Desember 2014 – Februari 2015.
baik untuk pertumbuhan tanaman
terutama untuk pertumbuhan Bahan Dan Alat
vegetatif tanaman bukan hanya itu Bahan yang digunakan dalam
unsur-unsur yang perlu untuk penelitian adalah daun gamal, air
petumbuhan tanaman yaitu P bersih , EM4.
(Posfor) dan K (kalium) (Pracaya, Alat yang digunakan adalah
2007). ember/drum, tali penggikat,
Rumusan Masalah pemberat, penutup berupa plastik,
Apakah pengunaan pupuk cair Karung, Spoit, Gelas ukur,Varnier,
daun gamal dapat berpengaruh caliver, Kamera, pulpen, buku dan
terhadap pertumbuhan bibit tanaman pengaris.
kakao?
Metode Percobaan
Tujuan Penelitian ini menggunakan
Untuk mengetahui seberapa Metode Perancangan Acak
besar pengaruh pupuk cair daun Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5
gamal terhadap pertumbuhan bibit perlakuan diulang sebayak 5 ulangan
tanaman kakao. sehingga terbentuk 25 ulangan yaitu:
1. P0 : Control (tampa perlakukan)
Kegunaan 2. P1 : 50 ml pupuk cair daun gamal
Untuk dijadikan sebagai bahan di encerkan 500ml air /polybag.
masukan kepada petani akan
3. P2 : 100 ml pupuk cair daun EM4, lalu masukan air kedalam
gamal di encerkan 500ml air drum yang sudah ada bahannya
/polybag. tadi, air yang diberikan yaitu ½
4. P3 : 150 ml pupuk cair daun dari bahan, lalu tutup bahan
gamal di encerkan 500ml air tersebut dengan mengunakan
/polybag. plastik, lalu ditutup.
5. P4 : 200 ml pupuk cair daun Setelah pupuk jadi sekitar
gamal di encerkan 500ml air
14 hari, keberhasilan pupuk dapat
/polybag.
dilihat pada permukaan pupuk
Pelaksanaan Percobaan
jika ada warna putih seperti busa
1. Menyediakan bahan-bahan
maka proses permentasi sudah
untuk membuat pupuk yaitu: (a)
berhasil, dan jika tidak proses
bahannya berupa daun gamal; (b)
permentasi gagal, setelah
EM4; (c) air bersih (bukan air
melakukan permentasi lalu
yang mengadung kaporit) setelah
mengisi polybag untuk proses
bahan tersedia maka persiapkan
penanaman, pengisian tanah
alat, alatnya yaitu: (a) parang; (b)
dicampur dengan menggunakan
timbangan; (c) plastik; (d) drum;
pupuk dasar, pupuk dasar yang
(e) tali pengikat dan pemberat.
digukan sebesar 200gr per
Gamal digunakan sebagai bahan
polybag sementara tanahya sekitar
utama dari pembuatan pupuk cair
800 gr yang akhirnya berjumlah 1
daun gamal tersebut, EM4
Kg perpolybag dengan diameter
digunakan sebagai bantuan dari
15X25 (ukuran polybag).
penguraian bahan tersebut, karena
2. Lalu menanam bibit kakao yang
pada dasarnya EM4 mengandung
sudah disemaikan terlebih dahulu
berbagai jenis bakteri pengurai,
pada polybag yang sudah disusun,
yang berfungsi untuk menbantu
penyemaian biji dilakukan selama
penguraian atau pelapukan bahan-
4 hari hingga tubuh cambah pada
bahan tersebut. Cincang daun
biji tanaman kakao tersebut.
gamal yang sudah diambil lalu
3. Lalu melakukan aplikasi pupuk
masukan ke dalam karung,
yang sudah disedikan aplikasi
kemudian masukan bahan tersebut
pupuk dilakukan seminggu sekali
ke dalam drum dan ditambahkan
setelah tanam, sebaiknya 1. Menggukur tinggi tanaman (
dilakukan pengaplikasian pupuk cm).
cair organik daun gamal pada 2. Menggukur diameter batang
waktu sore hari, hal ini dimaksud (cm).
agar pupuk yang diaplikasikan 3. Menghitung jumlah daun (helai).
tidak memui atau hilang karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya suhu lingkungan yang
panas.
Hasil
4. Kemudian melakukan penyiraman
1. Tinggi Tanaman (cm)
dengan mengunakan air bersih
Hasil pengamatan rata-rata
umunya penyiraman dilakukan
tinggi tanaman dan sidik ragam dapat
pada waktu sore hari atau pada
dilihat dari tabel 2 dan 3 sidik ragam
waktu pagi hari saja.
menunjukan bahwa dengan
5. Dalam satu minggu sekali lakukan
perlakukan pemberian pupuk cair
pengamata, pengamatan
daun gamal terhadap pertumbuhan
dilakukan pada sore hari, yang
bibit tanaman kakao (Theobromae
dimulai dari tinggi tanaman,
cacao L), tidak berpengaruh nyata
jumlah daun tanaman, dan
pada tinggi tanaman. Diagram rata-
diameter batang tanaman kakao.
rata tinggi (cm) tanaman kakao dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah ini
1.5 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan pada
penelitian ini yaitu:

Rata rata Tinggi Tanaman( cm)


Series1

11,6
11,6 11,48

11,4 11,23 11,26


11,2 10,99
11
10,8
10,6
P0 P1 P2 P3 P4
Gambar 1.zDiagram Tinggi Tanaman Kakao Pada Penelitian
Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal Untuk
Pertumbuhan Tanaman Kakao

Berdasarkan gambar di atas dapat 200 ml/polybag memiliki unsur hara


dijelaskan bahwa kondisi tanaman yang tinggi dari pada yang lainya.
kakao pada pemberian pupuk cair 2. Jumlah Daun (helai)
daun gamal dengan dosis 200 Hasil pengamatan rata-rata
ml/polybag (P4) menujukan jumlah daun dan sidik ragam dapat
pertumbuhan yang lebih tinggi bila dilihat dari tabel 4 dan 5 sidik ragam
dibandingkan dengan pemberian menunjukan bahwa dengan
pupuk cair daun gamal perlakukan pemberian pupuk cair
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag daun gamal terhadap pertumbuhan
(P2), 50 ml/polybag (P1) dan bibit tanaman kakao (Theobromae
tanaman kakao yang tidak diberikan cacao L), tidak berpengaruh nyata
perlakuan pupuk cair daun gamal pada jumlah daun tanaman. Diagram
(P0), hal ini dikarenakan pada rata-rata jumlah daun (helai)
tanaman yang diberikan perlakuan tanaman kakao dapat dilihat pada
gambar 2 di bawah ini

Rata rata Jumlah Daun (helai)


Series1

8,97
9
8,5
7,82
8 7,65 7,65
7,48
7,5
7
6,5
P0 P1 P2 P3 P4

Gambar 2. Diagram Jumlah Daun Kakao Pada Penelitian Penggunaan


Pupuk Cair Daun Gamal Untuk Pertumbuhan Tanaman
Kakao
Berdasarkan gambar diatas dapat 3. Diameter Batang (cm)
dijelaskan bahwa kondisi tanaman Hasil pengamatan rata rata
kakao pada pemberian pupuk cair diameter batang tanaman dan sidik
daun gamal dengan dosis 200 ragam dapat dilihat dari tabel 6 dan 7
ml/polybag (P4) menujukan sidik ragam menunjukan bahwa
pertumbuhan jumlah daun yang dengan perlakukan pemberian pupuk
tinggi bila dibandingkan dengan cair daun gamal terhadap
pemberian pupuk cair daun gamal pertumbuhan bibit tanaman kakao
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag (Theobromae cacao L), tidak
(P2), 50 ml/polybag (P1) dan berpengaruh nyata pada diameter
tanaman kakao yang tidak diberikan batang tanaman.
perlakuan pupuk cair daun gamal Diagram rata-rata diameter batang
(P0), hal ini dikarenakan pada (cm) tanaman kakao dapat dilihat
tanaman yang diberikan perlakuan pada gambar
200 ml/polybag memiliki unsur hara 3 di bawah ini.
yang terpenuhi.

Rata rata Diameter Batang (cm)


Series1

0,5 0,44

0,4 0,31
0,3
0,15 0,15 0,17
0,2
0,1
0
P0 P1 P2 P3 P4

Gambar 3: Diagram Diameter Batang Tanaman Kakao Pada Penelitian


Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal Untuk Pertumbuhan
Tanaman Kakao

Berdasarkan gambar diatas dapat kakao pada pemberian pupuk cair


dijelaskan bahwa kondisi tanaman daun gamal dengan dosis 200
ml/polybag (P4) menujukan terlebih lagi pengunaan pupuk
pertumbuhan yang lebih bila organik yang memiliki beberapa
dibandingkan dengan pemberian kendala seperti respon tumbuhan
pupuk cair daun gamal terhadap pupuk begitu lambat.
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag Menurut Nugroho (2007), pengunaan
(P2), 50 ml/polybag (P1) dan pupuk organik pada dasarnya
tanaman kakao yang tidak diberikan memiliki beberapa kelemahan, salah
perlakuan pupuk cair daun gamal satunya diantaranya tanaman cukup
(P0), hal ini dikarenakan pada lambat dalam merespon pupuk
tanaman yang diberikan perlakuan tersebut, hal ini disebabkan karena
200 ml/polybag memiliki unsur hara beberapa faktor diantaranya: (a) pada
yang terpenuhi. tahap pertama, pupuk organik akan
berfokus pada perbaikan kondisi
Pembahasan
tanah yang kurang baik, seperti
Berdasarkan hasil penelitian
perbaikan sipat fisik tanah, dan sifat
menujukan bahwa pemberian pupuk
kimia tanah, terlebih lagi pada
cair daun gamal dengan berbagai
awalnya sejarah tanah yang
dosis pada perlakuan P1(pupuk cair
digunakan bekas lahan yang
daun gamal) 50 ml/polybag, P2
digunakan berbagai jenis pestisida
(pupuk cair daun gamal) 100
dan pupuk kimia yanng berlebih
ml/polybag, P3 (pupuk cair daun
sehingga mikroorganisme dalam
gamal) 150 ml/polybag, P4 (pupuk
pupuk cair organik bekerja keras
cair daun gamal) 200ml/polybag
untuk memperbaiki sifat fisik tanah
tidak berpengaruh nyata pada
tersebut. Sifat fisik dan kimia tanah
tanaman kakao, hal ini disebabkan
sangat berperan penting dalam
karena pemberian pupuk pupuk cair
pertumbuhan tanaman, karna akar
organik daun gamal agak sedikit
berada pada media tanah, yang
lambat dibandingkan dengan pupuk
dimana akar merupakan inti dari
kimia, pemberian dosis sangat
kegiatan proses pencarian unsur hara
menentukan tingkat pertumbuhan
bagi tanaman tersebut. Jika sifat
dan perkembangan suatu tanaman,
tanah kurang baik hal ini sangat
dosis yang tidak tepat akan
mempengaruhi pertumbuhan
mempengaruhi laju pertumbuhan
tanaman dampak terberat dari hal ini tanaman yang memdapat perlakuan
tanaman akan kekurangan unsur pemberian pupuk cair daun gamal
hara, terutama unsur N dan unsur P, sebanyak 200 (ml/polybag)
yang merupakan unsur yang mudah pertumbuhannya lebih tinggi bila
hilang terutama nitrogen; (b) tahap dibandingkan dengan perlakuan
kedua, pada tahap kedua sifat kimia pemberian pupuk cair daun gamal 50
dan fisik tanah sudah mulai (ml/polybag), 100 (ml/polybag) dan
membaik, kinerja bakteri sudah tidak 150 (ml/polybag), hal ini
terlalu berat pada seperti halnya dikarenakan pemberian nutrisi
tahap pertama, pada tahap ini (nitrogen dan posfat) pada tahap
tanaman sudah bisa menyerap pupuk awal pertumbuhan tanaman dengan
yang ada didalam tanah, unsur hara dosis yang tepat akan memicu
mulai tersedia, kondisi tanah mulai pertumbuhan vegetatif tanaman yang
membaik, dan mikroorganisme dimana bagain vegetatif ini sangat
dalam tanah mulai hidup kembali berperan dalam proses pertumbuhan
dan bisa mengurai bahan bahan tanaman seperti akar batang dan
organik dalam tanah, hal ini sangat daun. Menurut Wayan (2007),
mengutungkan bagi tanaman; (c) pertumbuhan pada suatu tanaman
tahap ketiga, pada tahap ini unsur bukan hanya dilihat dari faktor
hara dan sifat fisik maupun kimia internal saja akan tetapi melihat dari
dalam tanah sudah tersedia, kondisi faktor ekternal juga yang dimana
tanah sudah membaik. Hal ini mulai faktor ekternal itu antara lain yaitu:
bisa dirasakan pada pemupukan (a) cahaya matahari, cahaya matahari
ketiga pada pengunaan pupuk sangat berperan penting dalam
organik, salah satunya pupuk cair kehidupan suatu tanaman hal ini
organik. berkaitan dengan kegiatan
Hasil analisis sidik ragam fotosintesis, tanaman kakao
pada tabel 2 dan 3 (lampiran 2) merupakan jenis tanaman dengan
menunjukkan bahwa pemberian tipe pemerimaan cahaya kelas C3,
pupuk cair daun gamal memberikan yang artinya tanaman kakao hanya
pengaruh yang tidak nyata pada memerlukan cahaya matahari kurang
pertumbuhan tanaman kakao. Tinggi lebih sekitar 70% saja dari insentitas
cahaya yang ada, oleh sebab itu daun yang lebih banyak,
pembibitan suatu tanaman terutama kemungkinan pada dosis ini mampu
tanaman kakao harus diberikan memperbaiki sifat fisik tanah, dan
naunggan akar daun tanaman kakao kimia tanah yang merupakan faktor
tidak mengalami layu akibat terbakar penentu dalam pertumbuhan tanaman
oleh radiasi matahari; (b) curah kakao, pada dasarnya pemberian
hujan, pada musim penghujan pupuk cair daun gamal yang
umumya bibit tanaman kakao mengadung unsur hara P akan
mengalami pertumbuhan yang tidak mempercepat pertumbuhan daun
normal karena cahaya yang diterima karna pada dasarnya kapur/kalsium
oleh tanaman tidak dapat banyak terletak pada daun tanaman
menghambat pertumbuhan auksin itu sendiri sehingga pemberian dosis
yang ada pada tanaman sehingga yang tepat akan membuat daun
pada fase kritis tanaman akan bertambah dengan normal. Menurut
mengalami rebah akibat lembeknya Pracaya (2007), pertumbuhan dan
batang, hal ini disebabkan sel pada perkembangan merupakan aspek
jaringan tanaman tidak berperan yang tidak dapat dipisahkan,
aktif. pertumbuhan dan perkembangan
Pertambahan tinggi pada sejajar senipikan, hal ini berlangsung
suatu tanaman berpengaruh pada secara alami, kekurangan unsur hara
pertambahan jumlah daun (helai) akan menghambat pertumbuhan
tanaman. Data hasil pengamatan tanaman, terutama kekurangan unsur
pada tabel 4 dan 5 (lampiran 2) P, kekurangan unsur P akan
menujukkan bahwa perlakuan P4 menghambat tumbuhnya daun, hal
(200 ml/polybag) menunjukan hasil ini memicu terhambatanya unsur N
yang lebih baik pada pertambahan untuk merspon pertumbuhan
jumlah daun tanaman kakao, hal ini vegetatif tanaman.
dikarenakan pemberian pupuk cair Seiring dengan bertambahnya
daun gamal berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman serta
respon tanaman yang lebih tinggi bertambahnya jumlah daun hal ini
sehingga volume sel pada tanaman akan berpenggaruh pada diameter
bertambah yang memicu tumbuhnya batang hasil analisis sidik ragam
pada tabel 6 dan 7 (lampiran 2) perlakuan pemberian pupuk cair
memperlihatkan hasil yang tingkat daun gamal dengan dosis 200
pertumbuhan diameter batang paling ml/polybag, (P4) menunjukan tingkat
bagus P4 (200ml/polybag) pertumbuhan tanaman yang baik
dibandingkan dengan perlakuan dibandingkan dengan yang lainya hal
lainya P1 (50ml/polybag), P2 ini disebabkan karena perlakuan
(100ml/polybag), dan P3 pupuk cair daun gamal 200
(150ml/polybag), hal ini disebabkan ml/polybag (P4)menujukan hasil
pemberian unsur hara yang tepat yang lebih baik untuk tinggi
akan memicu laju pertumbuhan tanaman, jumlah daun dan diameter
tanaman, pada fase awal petumbuhan batang.
tanaman sangat tergantung pada
Saran
kondisi tanah dan faktor lingkungan,
Adapun saran yang didapat
pemberian unsur hara makro berupa
dalam penelitian ini diharapkan agar
nitrogen, posfor, kalium, magnesium
dilakukan penelitian lebih lanjut
dan kalsium/kapur yang tepat akan
dengan mengunakan dosis yang
mempengaruhi aktivitas sel pada
berbeda pada pembibitan tanaman
tanaman sehingga proses potosintesis
kakao yang sama, diharapkan
berlagsung dengan baik.
dosisnya lebih tinggi dari penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
sebelunya, agar hasil yang
Kesimpulan
didapatkan memiliki perbedaan. Dan
Berdasarkan hasil penelitian
kepada pembaca diharapkan adanya
dapat disimpulkan bahwa pengunaan
keritikan dan saran, agar penulis
pupuk cair daun gamal pada aplikasi
dapat memperbaiki skripsi.
tidak berpengaruh nyata, akan tetapi
dalam semua perlakukan yang
dimulai dari P1 (50ml/polybag), P2
(100 ml/polybag), P3 (150/polybag), DAFTAR PUSTAKA
dan P4 (200ml/polybag), salah satu
Hadisuwito, 2007. Membuat Pupuk
dari perlakukan tersebut ada yang
Organik Cair. Jakarta: Penebar
lebih baik pertumbuhnya yaitu pada
perlakukan P4 (200ml/polybag) Swadaya
Hesty, Natalia, dkk. 2009. Widya, Yrama. 2008. Pedoman
Keungulan gamal.(Online) Bertanam Cokelat. Jakarta:
available at http://gamal.com Penebar Swadaya
diakses pada 25 september
2014 Wikipedia, 2014. Kakao Indonesia.
(Online) available at http:
Jhon, 2006. Morfologi Tanaman Wikipedia budidaya tanaman
Gamal. Jakarta: Penebar kakao. Diakaes tanggal 20
Swadaya September 2014

Musnawar, Ismawati. 2009. Pupuk Yulnafarmawati, 2008. Pemanfaatan


Organik. Jakarta: Penebar Gamal. (Online) available at
Swadaya http://manfaat
gamal.org.wiki. diakses
Mars, 2008. P3S. (Online ) available tanggal 20 September 2014
at http://marsindonesia.com

Nugroho, Hartanto. 2006. Struktur


dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya

Nugroho, Panji. 2007. Pupuk


Kompos Cair.Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres

Pracaya, 2007. Hama dan Peyakit


Tanaman. Jakarta: Penebar
Swadaya

Purwanto, 2007.Budidaya gamal.


Jakarta: Penebar Swadaya

Siregar, Tumpal. 2004. Cokelat.


Jakarta: Penebar Swadaya

Soetrio, 2001. Budidaya Tanaman


Kakao. (Online) http: www.
Wiki/tribus.com

Sumardi. 2007. Cokelat. Jakarta:


Penebar Swadaya

Wayan, Kurniasih. 2007.


Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai