Anda di halaman 1dari 15

Efek Rumah Kaca Menurut Para Ahli

1. Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS)


Efek rumah kaca merupakan kejadian saat panas di bumi terperangkap karena terhalang gas
emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi itu sebagian besar berasal dari asap
kendaraan, pabrik, serta kebakaran hutan.

2. Badan Perlindungan Lingkungan (AS)


Efek rumah kaca merupakan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat
menipisnya lapisan atmosfer bumi yang juga bisa berdampak pada kebocoran. Hal itu
mengakibatkan cuaca di bumi semakin panas lantaran sinar matahari tidak lagi dilindungi
oleh lapisan atmosfer.

3. Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam


Efek rumah kaca merupakan krisis lingkungan dan kemanusiaan yang tengah terjadi di bumi.
Suhu permukaan bumi semakin meningkat karena terperangkap oleh gas karbon dioksida
yang semakin banyak dari hari ke hari. Hal itu menjadikan bumi semakin panas dan
berpotensi menimbulkan bencana.

Gas-gas yang menyumbang efek rumah kaca diantaranya uap air (H2O), karbondioksida
(CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro Fluoro Carbon), serta
HFC (Hydro Fluoro Carbon).

The Black Swan: Rahasia Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Langka yang Tak TerdugaRp 148.000
Pembunuhan di Rumah Miring (Murder in the Crooked House)Rp 105.000

Gas-gas itu sebenarnya diperlukan agar bumi tidak terlalu dingin. Namun, sejak terjadinya
revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya kian
bertambah di atmosfer. Konsentrasinya pun semakin meningkat imbas ulah manusia. Apabila
konsentrasi gas-gas rumah kaca kian meningkat di atmosfer, efek rumah kaca akan semakin
besar.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca terjadi melalui
serangkaian proses, misalnya
dalam rumah kaca yang
digunakan untuk budidaya, di
negara yang memiliki musim
salju, atau percobaan tanaman di
bidang biologi dan pertanian.

Panasnya matahari yang masuk


lewat atap kaca itu
sebagian dipantulkan keluar
atmosfer, sementara sebagian
lainnya terperangkap di dalam
rumah kaca yang mengakibatkan naiknya suhu. Contoh lainnya, bayangkan ketika kamu
berada di dalam mobil yang sedang parkir di bawah teriknya matahari dan kaca mobilmu
dalam keadaan tertutup.

Panas yang masuk lewat kaca mobil itu sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca,
sementara sebagian lainnya terperangkap di dalam mobil. Hal itu mengakibatkan suhu di
dalam mobil lebih tinggi daripada di luar.

Saat proses terjadinya efek rumah kaca, ada gas kaca yang keluar lalu membentuk lapisan
yang menyelimuti bumi. Gas kaca tersebut berupa karbon dioksida, metana, nitrogen
dioksida, dan beberapa gas lainya dan merupakan reaksi alami industri.
Apabila gas efek rumah kaca tersebut lepas, partikelnya akan mampu naik hingga lapisan
troposfer. Kemudian, terbentuklah lapisan yang menyelimuti bumi. Energi-energi yang
memantul lagi ke bumi di antaranya sebanyak 25% dipantulkan awan dan partikel lain, 25%
terserap awan, 45% terserap permukaan bumi, dan 10% dipantulkan lagi oleh permukaan
bumi.

Perlu diketahui, bumi yang kita tinggali ini dilapisi oleh lapisan atmosfer. Melalui proses
terjadinya efek rumah kaca, terdapat partikel gas yang melayang di antara bumi dan lapisan
atmosfer itu. Hal ini mengakibatkan panas bumi memantul dan harus dibawa keluar.

Pada prosesnya, panas bumi kembali masuk yang mengakibatkan suhu bumi naik lalu
akhirnya menghangat. Mulanya, kondisi bumi hanya akan menghangat saja. Namun apabila
hal ini terus berlanjut, bumi tidak hanya menghangat melainkan juga memanas yang bersifat
global. Hal itu dikenal sebagai pemanasan global (global warming).

 
Dampak Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca memiliki dampak yang tidak sedikit. Apabila kita tidak segera bergerak
untuk menanggulanginya, efek rumah kaca akan semakin besar dan bisa mengancam
kehidupan.

1. Pemanasan Global
Karena efek rumah kaca bisa menyebabkan pemanasan global, tentu akan mengancam
semua ekosistem lantaran suhu bumi naik yang juga dibahas di dalam buku Pemanasan
Global yang ada dibawah ini.

Pemanasan Global – Solusi dan Peluang Bisnis

2. Mencairnya Es di Kutub
Dampak selanjutnya adalah mencairnya es di kutub yang juga berimbas pada
keberlangsungan ekosistem. Mencairnya es tersebut mengakibatkan kenaikan air laut yang
dapat menenggelamkan daerah-daerah rendah.

3. Kerusakan Ekosistem & Tingginya Tingkat Keasaman Laut


Kemudian, laut akan kian asam lantaran konsentrasi gas-gas rumah kaca meningkat.
Asamnya air laut bisa mematikan terumbu karang dan ekosistem lainnya.

4. Menipisnya Lapisan Ozon


Terakhir, lapisan ozon yang menipis bisa menyebabkan bahaya sinar ultraviolet sampai ke
permukaan bumi.

Penyebab Efek Rumah Kaca


1. Penebangan Liar dan Pembakaran Hutan

Tanpa kita sadari, tumbuhan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Selain sebagai sumber
makanan, tumbuhan juga berfungsi sebagai media untuk mengurangi efek rumah kaca. Untuk
berfotosintesis, tumbuhan memerlukan karbondioksida dan uap air.

Banyaknya penebangan liar akan mengakibatkan berkurangnya media yang mengurangi efek
rumah kaca. Bahkan, pembakaran hutan secara besar-besaran juga menyebabkan
meningkatnya efek rumah kaca. Apabila hutan dibakar, akan terbentuk gas rumah kaca
seperti CO2. Gas itu akan dilepaskan ke udara, lalu menjadi penahan radiasi sinar matahari.
Selain itu, hutan yang kian sempit juga bisa jadi penyebab efek rumah kaca. Oleh sebab itu,
harus diselidiki pelaku utama terjadinya kebakaran hutan secara besar-besaran. Sebab, lahan
hutan memiliki peran sangat penting untuk makhluk hidup. Hutan juga menjadi paru-paru
dunia yang harus dijaga. Menyempitnya lahan hutan akan mengakibatkan memburuknya
cuaca.

Tanpa keberadaan hutan, tidak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi
oksigen. Itu akan mengganggu pernapasan dan terjadinya pencemaran udara. Berdasarkan
data dari Bank Dunia dunia,  sebanyak 14,5 juta hektar hutan musnah setiap tahunnya. Hal itu
akibat berbagai aktivitas manusia yang ilegal dan legal.

Pembukaan lahan melalui pembakaran untuk area industri dan tempat tinggal juga bisa
menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu, pohon yang seharusnya bisa menyerap karbon
dioksida juga akan berkurang yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai bencana
seperti banjir & tragedi pembalakan hutan yang dibahas dalam buku Global Warming.
2.Penggunaan Bahan Bakar Fosil Secara Berlebihan
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang digunakan secara berlebihan akan
berdampak buruk pada kualitas udara. Selain itu, dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah
kaca pada atmosfer.

3. Pencemaran Laut
Seperti diketahui, lautan bisa menyerap karbon dioksida dalam jumlah banyak. Namun, laut
bisa tercemar akibat limbah industri dan sampah. Akibatnya, banyak ekosistem di dalamnya
yang musnah sehingga laut tidak bisa menyerap karbon dioksida lagi seperti halnya yang
dibahas pada Buku Ajar Pencemaran Laut dibawah ini.

4. Industri Pertanian
Penggunaan pupuk nonorganik untuk meningkatkan hasil pertanian juga berdampak buruk
bagi lingkungan. Sebab, bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti nitrous oksida yang
kemudian dilepaskan ke udara.

5.  Limbah Rumah Tangga


Apabila limbah rumah tangga dibiarkan, lambat laun akan menghasilkan gas metana dan
karbon dioksida dari bakteri-bakteri pengurai sampah. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan
kesadaran, penghargaan, dan tanggung jawa manusia terhadap lingkungan, terdapat ilmu
lingkungan yang dapat kamu pelajari pada buku Ekologi Kesehatan Lingkungan.

6. Industri Peternakan
Limbah industri peternakan seperti kotoran sapi dapat menghasilkan gas rumah kaca,
misalnya karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Semakin banyak limbah peternakan yang
dibiarkan, maka semakin besar pula gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara.
7. Gaya Hidup Konsumtif
Apabila kamu berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang, hal itu juga bisa berdampak
buruk terhadap lingkungan. Sebagai infomasi, produk-produk yang digunakan manusia
menyumbang 60% penghasil gas rumah kaca. Bagaimana bisa? Ya, hal itu akibat penggunaan
energi yang sangat banyak untuk memproduksi barang-barang industri atau konsumsi,
misalnya penggunaan listrik dan batu bara.

PBB bahkan memperkiraan konsumen yang membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15
tahun lalu. Namun, pakain yang dibeli itu hanya disimpan saja. Hal yang sama juga terjadi
pada produk-produk elektronik yang jarang digunakan.

8. Sampah Plastik
Hasil kegiatan manusia juga menyumbang efek rumah kaca, misalnya tumpukan sampah
plastik yang volumenya tak terkendali. Apabila tidak terurai atau didaur ulang, sampah-
sampah itu hanya akan mencemari lingkungan.

Menurut penelitian, plastik mengeluarkan gas metana dan etilen saat terkena sinar matahari
dan berakibat rusak. Gas metana alami atau buatan bisa menjadi penyebab utama perubahan
iklim. Sebab, kedua gas tersebut berpengaruh terhadap peningkatan pemanasan global.

Gas metana menempati urutan kedua dalam perusakan lingkungan. Gas metana berasal dari
bahan-bahan organic, biasa ditemukan pada hasil pemecahan bakteri pada pertanian,
perkebunan, dan peternakan. Apabila produksi hewan ternak semakin tinggi, maka gas
metana juga semakin meningkat untuk dilepaskan ke permukaan bumi.

Metana merupakan gas rumah kaca. Metana bisa memerangkap panas dalam atmosfer dan
dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, serta minyak. Sisa makanan yang
terbuang dan menjadi sampah juga menghasilkan metana. Tahukah kamu? Indonesia
menduduki peringkat nomor dua sebagai negara penghasil sampah makanan.

Untuk mengurangi sampah plastik yang semakin menumpuk, banyak orang yang berusaha
untuk memanfaatkan plastik menjadi barang daur ulang. Seperti salah satunya yang dibahas
pada buku Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin & Solar.

Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin & Solar

9. Gas Karbon Monoksida


Gas karbon monoksida sangat berkaitan dengan aktivitas manusia. Terutama aktivitas
manusia yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Gas karbon monoksida akan
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor hingga menyebabkan polusi. Salah satu solusi untuk
mengurangi gas karbon monoksida adalah membatasi penggunaan kendaraan bermotor.
Kamu bisa lebih banyak berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum. Kendati tidak
sepenuhnya mengatasi, setidaknya bisa mengurangi produksi polusi.

10. Boros Listrik


Penggunaan listrik secara berlebihan dapat menyebabkan penguapan pada listrik. Oleh sebab
itu, kita harus lebih efisien dalam menggunakan listrik. Gunakan listrik sesuai kebutuhan
serta tidak asal-asalan, misalnya mematikan lampu saat sudah tidak diperlukan.

Pajak listrik memang sudah dibayar, namun hemat listrik tetap harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya efek rumah kaca. Ini tidak semata-mata karena masalah uang, namun
terkait masalah kesehatan lingkungan. Listrik dapat menambah jumlah gas karbondioksida di
bumi dan menyebabkan pemanasan global. Selain itu, tentu saja dapat merusak lingkungan.

11. Bahan Bakar Bensin


Menggunakan bahan bakar bensin secara berlebihan juga dapat menambah penyebab
terjadinya efek rumah kaca. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor akan
menimbulkan gas karbondioksida. Gas ini ini akan sangat berpengaruh terhadap pemanasan
global. Pada akhirnya, gas karbondioksida ini akan menangkap cahaya panas. Namun, cahaya
panas tersebut tidak dapat disalurkan ke luar angkasa yang akhirnya kembali ke bumi dan
berdampak buruk bagi polusi udara di bumi.

12. Chloro Four Carbon Tidak Terkontrol


Chloro Four Carbon menjadi salah satu penyebab efek rumah kaca yang sulit dihindari.
Namun demikian, CFC masih dapat ditangani dan dikendalikan. CFC adalah bahan kimia
yang digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan tersebut memang dapat menunjang
kehidupan, namun tidak direkomendasikan apabila digunakan secara berlebihan. CFC ini
biasanya ada pada kulkas dan AC.

13. Penggunaan Tisu Berlebihan


Apakah kamu salah satu pengguna tisu? Memang tidak bisa dipungkiri kalau tisu menjadi
benda yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, ternyata penggunaan
tisu secara berlebihan dapat menjadi penyumbang meningkatnya pemanasan global. Sebab,
tisu terbuat dari serat kayu yang berasal dari pohon kemudian diolah lagi menggunakan
teknologi canggih.
Apabila tisu semakin banyak digunakan, maka akan semakin banyak pula serat kayu yang
diproduksi. Hal itu juga menyebabkan semakin berkurangnya persediaan pohon di bumi.
Akibatnya, persediaan oksigen berkurang dan mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Lebih
lanjut, kualitas udara akan memburuk dan bisa merugikan semua makhluk di bumi.

Berbagai efek rumah aca juga dapat Grameds pelajari pada buku Magic Thousand Character
Series: Ancaman Global Warming yang membahas topik tersebut melalui ilustrasi dan
animasi.

14. Gas Industri


Meskipun gas dari industri menjadi penyebab efek rumah kaca, namun tidak sedikit industri
yang mengabaikan. Gas dari industri ini bisa menyebabkan pencemaran udara lantaran asap
pabriknya berlebihan dan tidak ditampung dengan benar. Gas yang dihasilkan meliputi gas
karbondioksida, karbon monoksida, dan gas metana.

Kadar karbon yang dihasilkan oleh kegiatan industri tercatat 412 bagian per juta dalam 150
tahun terakhir. Sementara, karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida menyebabkan
peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir. International Energy Agency juga mencatat
antara tahun 2000-2016 Republik Rakyat China menjadi negara yang menyumbang emisi
karbon dioksida terbesar pertama di dunia. Sedangkan Indonesia menempati urutan ke-6
setelah Rusia dengan nilai 2,053 miliar ton.

Cara Menanggulangi Peningkatan Efek Rumah Kaca


1. Hemat energi listrik
Kamu bisa menggunakan listrik seperlunya saja. Dengan demikian, kamu dapat berkontribusi
dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang dapat menimbulkan emisi gas
karbondioksida di udara.

2. Beralih dari Pupuk Kimia ke Pupuk Organik


Guna meningkatkan hasil pertanian, kita tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non
organik. Sebaliknya, kita bisa menggunakan pupuk organik dengan kadar optimal agar bisa
menghasilkan pertanian yang melimpah. Jika penggunaan pupuk non organik bisa berkurang,
emisi gas N2O juga akan berkurang.

Spm: Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik Untuk Tanaman


3. Menggunakan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Bahan bakar ramah lingkungan memang masih jarang ditemukan di Indonesia, misalnya
panel surya dan bahan bakar listrik. Bahan bakar itu dikatakan ramah karena tidak
menghasilkan polutan yang membahayakan lingkungan.

4. Mengolah Limbah Peternakan


Limbah menjadi salah satu di antara penyumpang gas rumah kaca, terutama limbah
peternakan. Guna mengurangi emisi karbondioksida dan metana, limbah dapat diolah
menjadi biogas. Biogas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan Reboisasi
Reboisasi menjadi satu di antara banyak solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di
udara. Tumbuhan hasil reboisasi itu akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai
bahan baku fotosintesis.

6. Batasi Penggunaan Plastik


Plastik adalah senyawa polimer yang sangat sulit terdegradasi di dalam tanah. Salah satu cara
mengurangi limbah plastik adalah dengan membakarnya. Namun, pembakaran itu akan
menghasilkan gas karbondioksida yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itu, batasilah
penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain
ketika berbelanja.

beberapa cara yang untuk melindungi lapisan ini, diantaranya:

1) Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi


Source: www.tagar.id

Emisi yang dihasilkan oleh kendaraan akan membahayakan keberadaan


lapizan ozon seiring dengan banyaknya jumlah kendaraan. Hal ini dapat
disiasati dengan mulai menggunakan transportasi umum untuk mengurangi
jumlah kendaraan di jalan, jadi selain mengurangi penipisan lapisan ozon,
juga sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan.

2) Memilih bahan-bahan yang bersahabat dengan lingkungan


Source: www.beritani.com

Hindari penggunaan pembersih dengan bahan kimia yang berbahaya dan


mulai menggunakan pembersih dengan bahan alami. Mengurangi
penggunaan pestisida, menggantinya dengan bahan yang lebih alami, akan
lebih baik lagi apabila menggunakan predator alami untuk menanggulangi
hama di daerah pertanian.

3) Mengurangi penggunaan unsur Chlorofluorocarbons (CFC) / freon


Source: www.thayyiba.com

Unsur ini biasanya digunakan sebagai cairan pendingin pada freezer, lemari
es, AC ruangan, dan mesin pendingin lainnya, kaleng semprot untuk
pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum. Apabila terpaksa
menggunakan barang-barang pendingin diatas, lakukan pemeriksaan berkala
untuk mencegah dan meminimalisasi kebocoran cairan pendingin tersebut.

Penyebab Menipisnya Lapisan Ozon

Lapisan ozon bisa terancam oleh beberapa faktor hingga mengalami penipisan. Faktor
penyebab menipisnya lapisan ozon adalah ulah manusia di bumi. Pemicunya adalah
peningkatan penggunaan Bahan Perusak Ozon atau dikenal dengan istilah BPO.

BPO terdiri dari kloroflorokarbon (CFC), hidroklorofluorokarbon (HCFC), dan


karbondioksida (CO2). Asal muasal BPO adalah kegiatan manusia.

Mulai dari penggunaan lemari es, pendingin ruangan, pengharum ruangan, peralatan
kosmetik, cat semprot, semprot nyamuk, asap kendarakan bermotor, pabrik,
penggunaan pupuk kimia, penebangan hutan, dan masih banyak lagi.
Bahayanya, zat-zat ini dapat terus menumpuk dan terkumpul dengan jumlah yang besar
menuju stratosfer. Fungsi utama stratosfer adalah penyerapan sinar ultraviolet. Jika
fungsinya terganggu, maka peningkatan suhu bumi dan krisis alam yang lain bisa
terjadi.

Dilansir dari laman dlhk.bantenprov.go.id, lapisan ozon yang terdapat di stratosfer,


sekitar 50 km dari permukaan bumi, menjadi pelindung bumi dari radiasi ultraviolet yang
disebabkan oleh matahari.

Advertisement
5 dari 5 halaman

Dampak Menipisnya Lapisan Ozon

Perbesar

Ilustrasi asteroid mendekati Bumi | (Via: telegraph.co.uk)


Menipisnya lapisan ozon akhirnya akan berdampak pada pemanasan global yang
memicu pencairan es di kutub, peningkatan tinggi permukaan air laut, tidak menentunya
cuaca dan iklim, dan meningkatnya bencana alam.
Penipisan lapisan ozon yang meningkatkan radiasi ultraviolet sinar matahari ke bumi
dapat memperparah masalah penyakit kanker kulit, katarak mata, dan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi, menghambat pertumbuhan tanaman, sampai musnahnya
organisme kecil di bumi.

Menghimpun data dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten,
terdapat hasil pengamatan di tahun 1980-1991 mendapati lubang pada lapisan ozon
yang membesar hingga hampir seluas benua Australia.

Setelahnya, penelitian pada 2011 menunjukkan hasil yang mulai membaik. Lubang
tersebut masih tersisa di atas kutub utara, Rusia, dan Autralia. Pada tahun 2014
kemudian, PBB memperingati Hari Ozon Internasional sebagai kampanye meningkatkan
kepedulian atas bahaya pemanasan global atau global warming.

Anda mungkin juga menyukai