0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan3 halaman
Laporan perjalanan dinas pelatihan kusta bagi petugas puskesmas di UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Kampus Malang pada 13 November 2019. Pelatihan memberikan pengetahuan tentang tatalaksana reaksi kusta, tingkat kecacatan penyakit kusta, dan perawatan diri penderita kusta. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan petugas di bidang tersebut.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
3. LAPORAN PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH KASUBBAG UMUM 2018
Laporan perjalanan dinas pelatihan kusta bagi petugas puskesmas di UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Kampus Malang pada 13 November 2019. Pelatihan memberikan pengetahuan tentang tatalaksana reaksi kusta, tingkat kecacatan penyakit kusta, dan perawatan diri penderita kusta. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan petugas di bidang tersebut.
Laporan perjalanan dinas pelatihan kusta bagi petugas puskesmas di UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Kampus Malang pada 13 November 2019. Pelatihan memberikan pengetahuan tentang tatalaksana reaksi kusta, tingkat kecacatan penyakit kusta, dan perawatan diri penderita kusta. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan petugas di bidang tersebut.
Dasar : Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Kesehatan
Maksud dan Tujuan : Pelatihan Kusta Bagi Petugas Kusta Puskesmas Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 November 2019 Nama Petugas : Mamik Slamet, Amd. Kep Daerah Tujuan/Instansi : UPT. Pelatihan Kesehatan Masyarkat Murnajati Kampus Malang yang dikunjungi Petunjuk/Arahan yang : 1. Refleksi diberikan 2. Tata Laksana Reaksi Kusta a. Reaksi Ringan yaitu dengan berobat jalan, istirahat dirumah, pemberian analgetik/ antipiretik, mencari dan menghilangkan faktor pencetus, MDT dilanjutkan dosis tidak dirubah b. Reaksi Berat yaitu dengan imobilisasi lokal/istirahat dirumah, pemberian analgetik/sedatif, terapi tipe 1 dan 2 berat diobati dengan prednison tapering off sesuai dosis, mencari dan menghilangkan faktor pencetus, bila ada indikasi rawat inap penderita dikirim ke RS, MDT dilanjutkan dosis tidak dirubah, tipe 2 berat berulang diobati dengan lampren dan prednison sesuai dosis yang telah ditentukan 3. Kecacatan Kusta a. Facialis : mata tidak bisa ditutup (motorik) b. Ulnaris : Jari tangan ke 4 dan 5 lemah/lumpuh/kriting (motorik) mati rasa telapakn tangan bagian jari 4 dan 5 (sensoris) c. Medianus : ibu jari 2 dan 3 lemah/lumpuh/keriting (motorik), mati rasa telapak tangan ibu jari, jari 2 dan 3 (sensoris) d. Radialis : tangan lunglai (motorik) e. Peroneus : Kaki semper (motorik) f. Tibialis posterior : Jari kaki keriting (motorik) dan mati rasa telapak kaki (sensoris) Serta kerusakan saraf otonom berupa kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah
Tingkat cacat kusta menurut WHO
a. Tingkat cacat 0 : jika mata tangan, kaki tetap utuh b. Tingkat cacat 1 : jika ada cacat pada tangan atau kaki, tetapi tidak kelihatan c. Tingkat cacat 2 : jika ada cacat akibat kerusakan saraf dan kelihatan(borok, jari keriting, lunglai, pemendekan, lagoptalmus dan luka pada kornea 4. Perawatan Diri Prinsip pencegahan bertambahnya cacat pada dasarnya adalah 3 M a. Melindungi mata, tangan dan kaki dari trauma fisik b. Memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur c. Melakukan perawatan diri 5. Pencatatan dan pelaporan P2 Kusta
1. Kurangnya pengetahuan petugas tentang tatalaksana reaksi kusta
Masalah/Pertemuan : 2. Kurangnya pengetahuan petugas tentang tingkat kecacatan penyakit kusta 3. Kurangnya pengetahuan petugas tentang tatacara perawatan diri pada penderita kusta Saran Tindakan : 1. Meningkatkan pengetahuan petugas tentang tatalaksana reaksi kusta 2. Meningkatkan pengetahuan petugas tentang tingkat kecacatan penyakit kusta 4. Meningkatkan pengetahuan petugas tentang tatacara perawatan diri pada penderita kusta