Anda di halaman 1dari 32

Nadya La Bahar 202073009

SM. Andika Para 202073024


Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

LAPORAN SURVEY TEKNIK LALU LINTAS

Oleh: kelompok 5
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Menghitung arus dan kapasitas beberapa titik lokasi.

1.3 Maksud Praktikum

Maksud penyusunan laporan ini :

Untuk mengetahui tingkat arus & kapasita pada lokasi survey

1.4 Manfaat dan Tujuan Praktikum

Adapun maksud yang hendak dicapai survei ini :

1. Untuk melihat secara langsung di lapangan bagaimana kejadian-kejadian


atau fenomena-fenomena yang terjadi sesungguhnya pada ruas yang
ditinjau.

2. Dapat menghasilkan suatu output yang baik dilihat dari pembelajaran


serta penerapan ilmu yang didapat dari perkuliahan.

3. Mengetahui volume lalu lintas yang penting untuk menentukan prioritas


perbaikan dan perluasan jaringan jalan.
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
4. Digunakan dalam perancangan operasi lalu lintas dan pengendalian
fasilitas yang ada serta perencanaan dan perancangan fasilitas-fasilitas
baru.

5. Mengklasifikasikan kendaraan yang digunakan dalam desain struktur dan


perkerasan, desain geometris, serta perhitungan kapasitas jalan.

Dalam penyusunan tugas ini, tujuan penyusunan tugas ini pula selain

sebagai pemenuhan salah satu mata kuliah Teknik Lalu Lintas. Adapun tujuan

lainnya adalah seperti berikut ini :

1. Memberikan kesempatan dan kemampuan pada mahasiswa dalam

melakukan penilaian suatu ruas jalan.

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan dan

mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam

penyelesaian masalah di bidang Teknik Lalu Lintas.

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Survei Lalu Lintas


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Survei lalu lintas merupakan suatu metode perhitungan kendaraan dalam

survei lalu lintas. Survei lalu lintas atau Traffic Counting dapat dilakukan

dengan dua acara yaitu survei manual dan survei mekanis.

1. Survei manual adalah keakuratan dari hasil survei yang sangat

tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survei.

a) Survei mekanis/elektronis, merupakan survei yang

mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk

mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan

ataupun kawasan di persimpangan.

2.2 Volume/Flow

Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau pada

suatu ruas jalan dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan

arah dan lajur. Segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat

diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam. Rate of

flow atau nilai arus adalah volume lalu lintas yang biasanya kurang dari satu

jam tetapi diekspresikan dalam satu jam.

Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari

banyak tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus

dikonversi kedalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
dalam satuan smp diperlukan angka faktor ekivalen untuk berbagai jenis

kendaraan. Dirumuskan untuk mencari volume sebagai berikut :

Qsmp = (emp LV × LV + emp HV × HV + emp MC × MC)

Keterangan:

Q : volume kendaraan bermotor ( smp/jam)

EmpLV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan

EmpHV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat

EmpMC : nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor

2.3 Kecepatan Setempat

Kecepatan setempat (spot speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu

saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan. Dalam suatu aliran lalu lintas

yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga

aliran lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yang tunggal akan tetapi

dalam bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Ada dua jenis

analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :

a. Time Mean Speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh

kendaraanyang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
tertentu. Kecepatan terdistribusi dalam waktu, sedangkan lokasinya tetap.

Dirumuskan sebagai berikut :


N
1
μt =
N
∑ μi
i=1

Dengan :

μt : kecepatan rata-rata waktu (km/jam)

N : jumlah pengamatan

b. Space Mean Speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang

menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.

Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS

adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan

panjang jalan atau lajur. Dirumuskan sebagai berikut :

1
μs = N
1 1

N i=1 μi

Dengan :

μs : kecepatan rata-rata ruang (km/jam)

N : jumlah pengamatan

2.4 Kepadatan (Density)

Kepadatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan

atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur

dilapangan. Dirumuskan sebagai berikut :

q
k=
μs

Dengan :

k : kepadatan (kend/km)

q : arus (kend/jam)

Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk

aliran lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :

1. Kecepatan dengan Kerapatan

2. Volume dengan Kecepatan

3. Volume dengan Kerapatan

Hubungan antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa

kerapatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Volume

maksimum terjadi pada saat kerapatan mencapai titik Dm (kapasitas jalur

jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun

walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan.

2.5 Penyajian Data Arus Lalu Lintas

Penyajian data volume lalu lintas terdiri dari beberapa komponen, antara

lain sebagai berikut :


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
1. LHR/ADT (Lalulintas Harian Rata-Rata/Average Daily Traffic)

Berfungsi untuk menentukan tingkat kepentingan atau kelas jalan dan

tahapan SMP pengembangannya.

KELAS I : > 20.000 SMP

KELAS II A : 6.000-20.000 SMP

KELAS II B : 1.500 – 8.000 SMP

KELAS II C : < 2.000 SMP

KELAS III A : > 500 SMP

KELAS III B : 200-500 ; 50 – 200 SMP

KELAS III C : < 50 SMP

2. SMP (Satuan Mobil Penumpang)/PCU

Satuan unit untuk mengkonversikan jenis-jenis kendaraan yang

berbeda kepada satu jenis standar kendaraan penumpang. Besarnya

SMP masing-masing kendaraan ditentukan oleh dimensi kendaraan,

kecepatan dan percepatan kendaraan (daya mesin), sistem

pengereman, serta medan yang dilalui (datar < 10% ; bukit > 10% ;

gunung > 25%).

3. Diagram Ramal/Prakiraan

Berfungsi untuk melihat variasi dan fluktuasi jam, harian, dan


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
musiman.

4. Peta Arus Lalu Lintas

Berfungsi untuk melihat route dan arah lalu lintas yang padat secara

berskala. Peta ini berguna untuk membantu mendapatkan pembagian

kepadatan lalu lintas pada suatu jaringan secara cepat dan tepat.

5. Diagram Arus Volume Lalu Lintas

Berfungsi untuk melihat pembagian dan arah arus pada persimpangan

sebagai data desain persimpangan.

6. Volume Jam Perencanaan (VJP)

Volume pada waktu sibuk yang dipakai sebagai perencanaan

berdasarkan pengamatan arus kendaraan selama satu tahun. Dari hasil

penyelidikan di USA, VJP = Volume jam sibuk yang ketiga puluh

sebagai tumit lengkung frekuensi volume jam sibuk selama setahun.

Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti :

1. 15 menit terpadat.

2. Volume per jam.

3. Jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari,

biasanya di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada

saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja.
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
4. Volume harian, merupakan volume selama 24 jam,

5. Volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei

yang panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan.

6. Volume rata-rata harian dalam setahun.

7. Volume mingguan.

8. Volume bulanan, volume yang sifatnya detail, seperti 15 menitan

merupakan informasi yang diperlukan dalam penetapan waktu pada

APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan

dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk

menentukan rasio volume per kapasitas.

2.6 Persimpangan

Persimpangan adalah titik pada jaringan jalan dimana jalan-jalan

bertemu dan lintasan-lintasan kendaraan saling berpotongan. Lalu lintas

yang bergerak pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan

ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalulintas

lainnya (shared space).

Persimpangan merupakan faktor terpenting dalam menentukan

kapasitas dan waktu perjalan pada suatu jaringan jalan, terutama pada

daerah perkotaan. Persimpangan juga merupakan tempat dimana sebagian

besar kecelakaan terjadi sekitar 2/3 dari kecelakaan yang menyebabkan

kematian dan luka berat terjadi pada persimpangan jalan.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Para pejalan kaki juga menggunakan ruang jalan pada

persimpangan dan merupakan aspek yang penting dalam pengendalian

persimpangan. Masalah utama yang timbul pada persimpangan adalah :

1. Volume dan kapasitas dimana secara langsung mempengaruhi

hambatan,

2. Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan,

3. Desain geometrik dan kebebasan pandang,

4. Parkir, akses dan pembangunan yang sifatnya umum,

5. Pejalan kaki,

6. Jarak antar simpangan.

Berdasarkan MKJI 1997, persimpangan merupakan pertemuan dua jalan

atau lebih yang bersilangan. Secara umum simpang terdiri dari simpang

bersinyal dan simpang tak bersinyal. Adapun tipe simpang berdasarkan

jumlah lengan seperti gambar.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

Gambar 2.1 Simpang 3 dan Simpang 4

2.7 Simpang Bersinyal

2.7.1 Pengertian Simpang Bersinyal

Persimpangan yaitu dua ruas jalan atau lebih yang saling memotong

atau saling bersilangan (Direktorat Jendral Bina Marga : 1992).

Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari

beberapa lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas

(trafficlight).

Berdasarkan MKJI 1997, adapun tujuan penggunaan sinyal lampu lalu

lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain :

1. Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas

kendaraan dari masing-masing lengan.

2. Memberi kesempatan kepada kendaraan dan pejalan kaki yang berasal

dari jalan kecil untuk memotong ke jalan utama.

3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan

antara kendaraan-kendaraan dari arah yang bertentangan.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
2.7.2 Tujuan Pengaturan Simpang

Tujuan utama dari pengaturan lalu lintas umumnya adalah untuk

menjaga keselamatan arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk-

petunjuk yang jelas dan terarah, tidak menimbulkan keraguan.

Pengaturan lalu lintas di simpang dapat dicapai dengan menggunakan

lampu lalu lintas, marka dan rambu-rambu yang mengatur, mengarahkan,

dan memperingati serta pulau-pulau lalu lintas.

Selanjutnya dari pemilihan pengaturan simpang dapat ditentukan

tujuan yang ingin dicapai seperti:

1. Mengurangi maupun menghindarkan kemungkinan terjadinya

kecelakaan yang berasal dari berbagai kondisi titik konflik.

2. Menjaga kapasitas dari simpang agar dalam operasinya dapat

dicapai pemanfaatan simpang yang sesuai dengan rencana.

3. Dalam operasinya dari pengaturan simpang harus memberikan

petunjuk yang jelas dan pasti serta sederhana, mengarahkan arus lalu

lintas pada tempatnya yang sesuai.

2.7.3 Gerakan Lalu Lintas pada Persimpangan

Terdapat empat bentuk tipe dasar pergerakan lalu lintas pada

persimpangan yang dilihat dari sifat dan tujuan gerakan, yaitu :

2.7.3.1 Diverging (gerakan memisah)


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

Gambar 2.2 Arus Memisah (Diverging)

Peristiwa berpencarnya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan

ketika kendaraan tersebut sampai pada titik persimpangan. Konflik ini

dapat terjadi pada saat kendaraan melakukan gerakan membelok atau

berganti jalur.

2.7.3.2 Merging (gerakan bergabung)


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

Gambar 2.3 Arus Menggabung (Merging)

Peristiwa bergabungnya kendaraan yang bergerak dari beberapa ruas

jalan ketika bergabung pada suatu titik persimpangan, dan juga pada saat

kendaraan melakukan pergerakan membelok dan bergabung.

2.7.3.3 Weaving (gerakan menyilang)

Gambar 2.4 Arus Menyilang (Weaving)


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Peristiwa terjadinya perpindahan jalur atau jalinan arus kendaraan

menuju pendekat lain. Gerakan ini merupakan perpaduan dari gerakan

diverging dan merging.

2.7.3.4 Crossing (gerakan memotong)

Gambar 2.5 Arus Memotong (Crossing)

Peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur

lain pada persimpangan, biasanya keadaan demikian akan

menimbulkan titik konflik pada persimpangan.

2.7.4 Metode Simpang Bersinyal

Simpang bersinyal bergantung pada beberapa variabel, antara lain

sebagai berikut:

1. Kapasitas Simpang Bersinyal

Sxg
C=
c
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Dengan :

C : Kapasitas (SMP/jam)

S : Arus jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam

pendekat selama sinyal hijau (SMP/jam hijau = SMP per-jam

hijau)

g : Waktu hijau (detik)

c : Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan perubahan sinyal

yang lengkap (yaitu antara dua awal hijau yang berurutan pada

fase yang sama).

2. Arus jenuh

Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai :

S=S 0 x F1 x F 2 x F 3 x F 4 x … x F n

Dengan:

S0 : Arus jenuh dasar, yaitu arus jenuh pada keadaan standar

F : Faktor penyesuaian untuk penyimpangan kondisi sebenarnya dari

suatu kondisi ideal atau kondisi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

3. Arus Jenuh Dasar untuk Pendekat Terlindung

S0 =600 x w e
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Dengan :

We : Lebar efektif pendekat.

4. Waktu Siklus

c=(1,5 x LTI +5)/(1−SFR crit )

Dengan :

c : Waktu siklus sinyal (detik)

LTI : Jumlah waktu hilang per siklus (detik)

FR : Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)

FRcrit : Nilai FR tertinggi dari semua penyekat yang berangkat pada

suatu fase sinyal

SFRcrit: rasio arus simpang = Jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus

5. Waktu hijau

( c−LTI ) x FR crit
gi=
1−S FR crit

Dengan :

gi : tampilan waktu hijau pada fase I (detik)

6. Derajat Kejenuhan

Q Qx c
DS= =
S sxg
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
BAB III

METODOLOGI STUDI

3.1 Metodologi Survei

Persiapan Survei

Pelaksanaan Survei

Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data Survei

Data Primer
Lembar Lampiran

Hasil Survei

Analisis Data

Laporan Survei
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

3.2.1 Lokasi Survei

Survei dilakukan di bundaran patung leimena, ruas jalan

Ir.M.Putuhena, ruas jalan Dr leimena, U-Turn di ruas jalan Dr. Leimena,

simpang 4 Dr.leimena JMP

Data jalan dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Lebar Jalan Pada Lokasi Survei

No Jalan Lebar Jalan

1 bundaran patung leimena m

2 ruas jalan Ir.M.Putuhena m

3 ruas jalan Dr leimena m

4 U-Turn di ruas jalan Dr. m

Leimena

5. simpang 4 Dr.leimena JMP


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

Lokasi Survei

3.2.2 Waktu Pelaksanaan Survei

Survei dilakukan pada hari

3.3 Metode Pengambilan Data

a) Pengamatan langsung, yaitu meninjau lokasi persimpangan yang di survei

untuk menghitung volume, durasi lampu lalu lintas, kecepatan dan

kepadatan kendaraan.

b) Tinjauan pustaka, yaitu mencari dan mempelajari referensi-referensi yang

berkaitan dengan survei di internet.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
3.4 Peralatan Survei

Peralatan survei yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Formulir survei

2. Pena

3. Pensil

4. Penghapus

5. Meteran

6. Stop Watch

BAB IV

METODE ANALISA DATA

Untuk menganalisis data - data yang telah disurvei, biasanya menggunakan

teknik statistik. Rumusan yang digunakan :

4.1 Perhitungan Arus Lalu Lintas

4.1.1 Jumlah Kendaraan

Qi
Qv=
∑ Qi
Dimana :

Qv = Jumlah kendaraan yang lewat (kend/jam)

Qi = Jumlah masing– masing kendaraan yang lewat (kend/jam)


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
∑ Qi = Jumlah total kendaraan (kend/jam)

4.1.2 Kombinasi Lalu Lintas

K %= ( QvQi )100 %
Dimana :

K = Variabel komposisi jumlah masing–masing kendaraan (%)

Qi = Jumlah masing masing jenis kendaraan (kend/jam)

Qv = Jumlah kendaraan yang lewat (kend/jam)

4.1.3 Faktor Ekuivalen

( HV %xFE )+ ( LV %xFE ) + ( MC %xFE )+(UM %xFE)


P=
100

Dimana :

P = Faktor ekuivalen (%)

4.1.4 Volume Aktual

Qp=Qv x P

Dimana ;

Qp = Jumlah lalu lintas pada jam sibuk dalam interval waktu

tertentu (smp/jam)
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Qv = Jumlah kendaraan yang lewat dalam interval waktu

Tertentu (kend/jam)

P = Faktor ekuivalen arus lalu lintas yang lewat (%)

4.1.5 Distribusi Arus Lalu Lintas

Qpi
Spi= x 100 %
Qp

Dimana :

Spi = Distribusi arus lalu lintas (%)

Qpi = Jumlah lalu lintas masing-masing kendaraan pada jam

sibuk (smp/jam)

Qp = Jumlah lalu lintas pada jam sibuk dalam interval waktu

tertentu (smp/jam)

4.2 Perhitungan Kapasitas Jalan

4.2.1 Kapasitas Jalan

C=Co x Fw x Fks x Fsp x Fsf x Fcs

Dimana :

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

Fw = Faktor penyesuaian efektif jalan untu lebar jalan

Fks = Faktor penyesuaian lebar bahu jalan dan kerbs


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
Fsp = Faktor penyesuaian distribusi arah

Fsf = Faktor penyesuaian gesekan samping

Fcs = Faktor umum kota

4.2.2 Derajat Kejenuhan

Qp
Ds=
C

Dimana :

Ds = Derajat kejenuhan

Qp = Volume aktual (total) lalu lintas (smp/jam)

C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)

4.2.3 Kecepatan Perjalanan

V =Vo x 0,5 [ 1+ ( 1−Ds ) ]


0,5

Dimana :

V = Kecepatan perjalanan (km/jam)

Vo = Kecepatan bebas arus lalu lintas (km/jam)

Ds = Derajat kejenuhan

4.2.4 Waktu Perjalanan Rata-Rata

3600
Tr=
V
Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

Dimana :

Tr = Waktu perjalanan rata–rata (det/km)

V = Volume (km/jam)

4.2.5 Waktu Perjalanan

TT =L x Tr

Dimana :

TT = Waktu perjalanan (menit)

L = Panjang ruas jalan yang diteliti = 1 km

Tr = Waktu perjalanan rata – rata (det/km)

4.3 Perhitungan Traffic Flow

4.3.1 Traffic Composition

K%
K=
100

Dimana :

K = Traffic composition

K% = Traffic composition pada perhitungan arus


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

4.3.2 Traffic Flow

Q= (QHV . PCV . HV ) + ( QLV . PCV . LV )+ ( QMC . PCV . MC )+(QUM . PCV . UM )

Dimana :

QHV = Jumlah kendaraan berat (kend/jam

QLV = Jumlah kendaraan ringan (kend/jam)

QMC = Jumlah sepeda motor (kend/jam)

QUM = Jumlah kendaraan tak bermotor (kend/jam


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Lapangan

5.1.1 Pencacahan Volume Lalu Lintas


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang saya dan teman-teman lakukan maka dapat saya

simpulkan bahwa :

1. Lalu lintas merupakan turunan kedua dari transportasi di dalam

undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak

kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.

2. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi

gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan

dan fasilitas pendukung.

3. Survei lalu lintas merupakn suatu metode perhitungan kendaraan

dalam survei lalu lintas.

4. Survei lalu lintas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu survei

manual dan survei mekanis.

5. Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau

pada suatu ruas jalan dalam waktu yang lama tanpa membedakan

arah dan lajur.

6. Kecepatan setempat adalah kecepatan kendaraan pada suatu saat

diukur dari suatu tempat yang ditentukan.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
7. Kepadatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang

jalan atau lajur dalam kendaraan per km.

8. Persimpangan adalah titik pada jaringan jalan dimana jalan-jalan

bertemu dan lintasan-lintasan kendaraan saling berpotongan.

9. Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari

beberapa lengan

10. Metode simpang bersinyal yaitu kapasitas simpang bersinyal, arus

jenuh, derajat kejenuhan.

11. Metodologi survei yang digunakan: persiapan survei, pelaksanaan

survei, pengumpulan data, metode pengumpulan data survei, data

primer, hasil survei, analisis data, dan laporan survei.

12. Survei dilakukan bundaran patung leimena, ruas jalan

Ir.M.Putuhena, ruas jalan Dr leimena, U-Turn di ruas jalan Dr.

Leimena, simpang 4 Dr.leimena JMP

13. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah dengan cara

pengamatan langsung.

14. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah arus,

kapasitas, traffic flow


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021
6.2 Saran

Saran-saran yang dapat saya berikan bertolak dari kesimpulan diatas :

1. Untuk mendapatkan hasil survei yang baik dan maksimal diperlukan

tingkat pengamatan yang sanggat tinggi.

2. Pengamatan dan penulisan hasil pengamatan harus berjalan seimbang

dan teliti.

3. Anggota kelompok pengamatan dalam praktikum harus bekerja sama

dalam proses praktikum yang dilakukan agar mendapat hasil yang sesuai.

4. Untuk mendapatkan analisis data yang benar maka hasil pengamatan

harus dihitung dengan teliti dan menggunakan rumus yang benar.


Nadya La Bahar 202073009
SM. Andika Para 202073024
Farhan Syah Tuakia 202073066
Nurul Hidayah Adam 202073021

DAFTAR PUSTAKA

Modul Teknik Lalu Lintas. Bahan Ajar Teknik Lalu Lintas Program Studi Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Pattimura.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia, (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum

Direktorat Bina Marga

Anda mungkin juga menyukai