Laporan Akhir
Laporan Akhir
Disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai kompetensi Program Ners
DI SUSUN OLEH :
2022/2023
Lembar Pengesahan
Tanggal ………………………
Pembimbing I : ……………………………….
Pembimbing II : ………………………………..
Budi Widiyanto, MN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nya,
sehingga sehingga penyusunan laporan dengan judul “Laporan Praktik Keperawatan
Komunitas di Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya” ini dapat kami
selesaikan.
Laporan ini membahas mengenai hasil asuhan keperawatan komunitas yang
berlangsung dari tanggal pada periode 4 - 23 April 2022. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bimbingan, saran, kritik maupun motivasi dari berbagai pihak di antaranya:
1. Bapak Suharto, S.Pd., MN selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Semarang yang memberikan ijin kepada kami untuk menyelesaikan laporan hasil praktek
komunitas.
2. Bapak Shobirun, MN selaku Ketua Program Studi D-IV dan Profesi Ners Semarang
Poltekkes Kemenkes Semarang yang memberikan ijin kepada kami untuk menyelesaikan
laporan hasil praktek komunitas.
3. Bapak Budi Widiyanto, MN selaku koordinator pembimbing praktek sekaligus
Pembimbing Akademik stase Komunitas Poltekkes Semarang yang telah membimbing
kami dan memberikan dukungan kepada kami yang sangat berarti dengan penuh
kesabaran dan ketulusan dalam memberikan semangat bagi kami.
4. Ibu Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.Sp.Kep.Kom selaku koordinator pembimbing praktek
sekaligus Pembimbing Akademik stase Komunitas Poltekkes Palangka Raya yang telah
membimbing kami dan memberikan dukungan kepada kami yang sangat berarti dengan
penuh kesabaran dan ketulusan dalam memberikan motivasi kepada kami.
5. Orang tua tercinta, yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun motivasi,
serta tak hentinya mendoakan untuk terus maju menjadi yang lebih baik.
6. Teman-teman seperjuangan Ners Angkatan VI Keperawatan Semarang atas kerjasama
dan solidaritas serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukkan dan sarannya
sangat penyusun harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih baik.
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................
ABSTRAK...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................
C. Manfaat Penulisan.............................................................................................
D. Ruang Lingkup..................................................................................................
E. Metode Pendekatan...........................................................................................
F. Sistematika Penulisan........................................................................................
BAB II PENGKAJIAN KOMUNITAS.......................................................................
A. Analisis Data.....................................................................................................
B. Prioritas Masalah...............................................................................................
BAB IV RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN...................................................
A. Simpulan...........................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat
dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan
masalah kesehatan.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas di masyarakat merupakan bentuk
pembelajaran bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu keperawatan komunitas secara
komprehensif yang merupakan cermin kegiatan pengabdian pada masyarakat. Komunitas
merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dan sistem sosial yang
saling berinteraksi. Keluarga sebagai sub sistem komunitas merupakan sistem terbuka
dimana terjadi hubungan timbal balik sekaligus umpan balik dimana keluarga merupakan
unit pelayanan dasar di masyarakat atau komunitas.
Perawatan kesehatan masyarakat yang merupakan gabungan ilmu keperawatan,
ilmu masyarakat dan sosial yang ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan dalam mengatasi
permasalahan kesehatan. Dalam mengaplikasikan praktik kesehatan masyarakat
diperlukan pengetahuan serta informasi kesehatan yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan masyarakat dalam menemukan suatu masalah kesehatan.
Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif
dalam seluruh proses perubahan, pengenalan masalah kesehatan sampai dengan
penanggulangan masalah kesehatan, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat
berupa peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan
secara lebih aktif dalam seluruh akitfitas kegiatan komunitas.
Musyawarah Masyarakat Wilayah (MMW) merupakan bentuk dari wadah
memecahkan suatu masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat melalui
pengkajian. Dalam upaya mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas yang telah
dibekalkan kepada mahasiswa dibangku kuliah, serta sebagai salah satu upaya
menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara
mandiri, maka mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Profesi Ners
melaksanakan praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Praktik keperawatan komunitas
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, pendekatan kelompok dan
pendekatan kepada masyarakat.
Mahasiswa melaksanakan praktik keperawatan komunitas yang berfokus di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Dalam pelaksanaan praktik
asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus, mahasiswa menggunakan
pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara
pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Pengumpulan data dimulai selama
6 hari mulai tanggal 4 – 9 April 2022 dengan jumlah 324 KK. Pengkajian dilakukan
dengan menggunakan kuesioner pengumpulan data keluarga melalui teknik wawancara
langsung, tanya jawab dan windshield survey yaitu survei yang dilakukan dengan
berjalan mengelilingi wilayah target pengkajian. Data yang diperoleh dari masyarakat
ditabulasi untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan yang mayoritas terjadi di
masyarakat Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal. Setelah data diperoleh, dalam kegiatan
MMW tahap I mahasiswa dan masyarakat bersama-sama mencari pemecahan masalah
kesehatan yang ada. Perencanaan yang telah disepakati dengan masyarakat tersebut
dilaksanakan dalam bentuk tindakan keperawatan baik promotif, preventif, maupun
kuratif.
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Menyajikan laporan hasil kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas yang
dilaksanakan di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.
b. Tujuan Khusus
i. Menggambarkan pengkajian karakteristik demografis wilayah Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya
ii. Menggambarkan masalah keperawatan yang ditemukan di wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
iii. Menentukan skoring masalah yang harus segera ditangani di wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
iv. Menggambarkan rencana asuhan keperawatan komunitas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
v. Menggambarkan implementasi keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
vi. Menggambarkan catatan perkembangan atas implementasi yang dilakukan di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
vii. Menggambarkan fakor pendukung yang menjadikan lancarnya implementasi
keperawatan di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
viii. Memaparkan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan di wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami
masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Semarang khususnya di bidang keperawatan komunitas.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktik
keperawatan komunitas selanjutnya.
4. Untuk Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi
mampu mengembangkannya.
c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
E. Metode Pendekatan
1. Lokasi Tempat Praktik Komunitas
Lokasi praktik komunitas ini berada di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya.
2. Waktu Praktik Komunitas
Waktu praktik komunitas ini dilaksanakan pada tanggal 4 April 2022 - 24 April
2022
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan praktik komunitas ini
didapatkan dari hasil studi dokumentasi di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya.
4. Data yang Digunakan
Data yang didapat berdasarkan metode pengumpulan data yang dilakukan, yaitu
berupa data hasil studi di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
F. Sistematika Penulisan
Berikut sistematika penulisan laporan praktik komunitas :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi : latar belakang, tujuan, manfaat kegiatan, ruang lingkup, metode
pendekatan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II PENGKAJIAN KESEHATAN KOMUNITAS
Bab ini berisi mengenai laporan hasil praktik klinik keperawatan.
3. BAB III DIAGNOSA DAN INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
KESEHATAN KOMUNITAS
Bab ini berisi daftar diagnosa intervensi dan implementasi asuhan keperawatan
kesehatan komunitas
4. BAB IV RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Bab ini berisi daftar rencana asuhan keperawatan kesehatan komunitas
5. BAB V IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN
KOMUNITAS
Bab ini berisi daftar implementasi asuhan keperawatan kesehatan komunitas
6. BAB VI EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Bab ini berisi daftar evaluasi asuhan keperawatan kesehatan komunitas
7. BAB VII PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
BAB II
PENGKAJIAN KESEHATAN KOMUNITAS
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi Penduduk
a. Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk
Demografi jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah 324KK
yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Proporsi jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK)
Frekuensi
Jumlah Kepala Keluarga 324
Jumlah Penduduk 1055
b. Jenis
Kelamin
Demografi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah 324KK yang telah
dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK)
1200
1055
1000
800
600 559
496
400
200
Frekuensi Presentase
c. Umur
Demografi penduduk berdasarkan umur di wilayah Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah 324KK yang telah
dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan umur di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK)
1200
1055
1000
800
620
600
400
200 181
113
61 71
9
0 0.90% 5.80% 17.20% 10.70% 58.80% 6.70% 100.00%
0 - < 1 tahun 1 - < 5 tahun 5 - < 12 tahun 12 - < 18 tahun 18 - ≤ 55 tahun > 55 tahun Jumlah
Frekuensi Presentase
d. Sosial Budaya
1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4.1 Proporsi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK)
1200
1055
1000
800
600
400 352
215 215
200 130 143
Frekuensi Presentase
2. Agama
Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4.2 Proporsi jumlah penduduk menurut agama di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK)
1200
1055
1000
800
640
600
396
400
200
12 7
0 60.70% 37.50% 1.10% 0.70% 100.00%
Islam Kristen Katolik Hindu Jumlah
Frekuensi Presentase
800
600
400
220 193 216
200 119 155
62 83
7
0 5.90% 11.30% 14.70% 0.70% 20.90% 18.30% 20.50% 7.90% 100.00%
la h
n
ta
i
s ta
h
a
rik
olr
na
g
isw
la
as
m
ng
ab
wa
iu
/P
ko
sw
Ju
as
Ta
ns
hp
se
iS
NI
ira
ah
pe
ah
ru
m
wa
/T
/M
W
bu
elu
um
ga
S
ar
/
B
PN
R
Pe
l aj
k/
ni
Ibu
ta
Pe
a
Tid
h
ru
Bu
Frekuensi Presentase
f. Kebutuhan Gizi
Distribusi frekuensi dalam penduduk bedasarkan kebutuhan gizi di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan makanan keluarga sehari-hari :
Tabel 2.6.1 Proporsi jumlah KK menurut pengadaan makanan
keluarga sehari-hari di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya (n=324 KK)
Pengadaan makanan keluarga sehari-hari
100%
90% 89%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
11%
10%
0%
membeli memasak sendiri
60%
50%
40%
59%
30%
36%
20%
10%
5%
0%
terbuka tertutup kadang-kadang saja tertutup
3. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum :
Tabel 2.6.4 Proporsi KK penduduk menurut Kebiasaan keluarga
dalam mengelola air minum di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK)
Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum
61%
25%
14%
50%
43%
40%
30%
20%
10%
0%
dipotong baru dicuci dicuci baru dipotong
70%
61%
60%
50%
39%
40%
30%
20%
10%
0%
tidak ya
80% 76%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 15%
10% 9%
0%
setiap hari setiap minggu tidak tentu
60%
50%
40%
30% 29%
20%
10%
0%
ya tidak
70%
60%
50%
40%
30%
25%
20%
10%
0%
ya tidak
2. Lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi :
Tabel 2.8.2 Proporsi jumlah KK menurut kebiasaan berdasarkan
lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Lokasi yang sering dikunjungi keluarga untuk rekreasi?
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
luar kota dalam kota lain-lain
70%
60%
50%
40%
30%
20% 18%
10%
0%
ya tidak
70%
60%
50%
40%
30%
24%
20%
10%
0%
ya tidak
70%
60%
50%
40%
30% 25%
20%
10%
0%
ya tidak
52%
50%
48%
46% 46%
44%
42%
40%
ya tidak
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 6%
0%
ya tidak
3. Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup
sehari-hari :
Tabel 2.9.3 Proporsi jumlah KK menurut kebiasaan keluarga
berdasarkan apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya
hidup sehari-hari di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya (n=324 KK).
100% 98%
80%
60%
40%
20%
2%
0%
ya tidak
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 6%
0%
ya tidak
60%
50%
40%
34%
30%
20%
10%
0%
ya Tidak
j. Faktor Lingkungan
Distribusi frekuensi dalam penduduk berdasarkan faktor lingkungan di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
A. Perumahan
1. Jenis Bangunan :
Tabel 2.10.1.2 Proporsi jumlah KK menurut kebiasaan faktor
lingkungan keluarga berdasarkan jenis bangunan di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Jenis bangunan
90%
79%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 11%
10%
0%
permanen non permanen semi permanen
2. Status rumah:
Tabel 2.10.1.3 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan status rumah di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Status rumah
70%
65%
60%
50%
40%
35%
30%
20%
10%
0%
milik pribadi sewa/kontrak
1
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ya tidak
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
9%
10%
0%
ya tidak
5. Penerangan
Tabel 2.10.1.7 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan jenis penerangan
dirumah di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya (n=324 KK).
Sumber Penerangan
120%
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0% 0%
0%
Lampu tempel listrik (PLN) disel sendiri (genset)
Chart Title
50%
46%
45% 44%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
6%
5% 4%
0%
0%
berdebu sampah bertebaran banyak sarang laba-laba banyak lalatnya bersih
B. Pengelolaan Limbah
1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
Tabel 2.10.2.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarka apakah keluarga
mempunyai tempat pembuangan sampah di rumah di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
304
300
250
200
150
100
50
20
0
ya tidak
60%
50%
40%
34%
30%
20%
10%
0%
terbuka tertutup
90%
80%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 10%
10%
0%
dibuang ke sungai / selokan dibakar diangkut petugas
C. Sumber Air
1. Apakah keluarga mempunyai sumber air
Tabel 2.10.3.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan apakah keluarga
mempunyai sumber air di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Apakah keluarga mempunyai sumber air?
120%
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
0%
ya tidak
2. Bila ya, darimana sumber penyediaan air bersih
Tabel 1.10.3.2 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan dari mana sumber
penyediaan air bersih di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Sumber penyediaan air bersih
80%
73%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
20%
10% 7%
0%
0%
PAM sungai sumur gali lain-lain
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0% 0%
0%
baik berbau berwarna
D. Kandang Ternak
1. Apakah keluarga memiliki kandang ternak
Tabel 2.10.4.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan apakah keluarga
memiliki kandang ternak di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
Apakah keluarga mempunyai kandang ternak?
90%
84%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 16%
10%
0%
ya tidak
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 8%
0%
terpisah dengan rumah menempel dengan rumah
69%
70%
60%
50%
40%
31%
30%
20%
10%
0%
bersih kotor
E. Jamban Keluarga
1. Adakah keluarga memiliki jamban keluarga
Tabel 2.10.5.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
faktor lingkungan keluarga berdasarkan kondisi kandang
adakah keluarga memiliki jamban keluarga di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ya
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
leher angsa dan ada septik tanknya
98%
100%
80%
60%
40%
20%
2%
0%
bersih kotor
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 5%
0%
ya tidak
45% 44%
42%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
15%
10%
5%
0%
SPAL kolam sembarang tempat
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ya tersedia
50%
40%
30%
20%
15% 15% 15%
10%
0%
Puskesmas Klinik Praktik mandiri Dokter Praktik mandiri Bidan
l. Edukasi
Distribusi frekuensi dalam penduduk bedasarkan edukasi di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah 324KK
yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
1. Apakah tersedia sarana pendidikan :
Tabel 2.12.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan tempat
pelayanan kesehatan & social keluarga berdasarkan Apakah
tersedia sarana pendidikan di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
50%
40% 37%
30%
20%
10%
0%
ya tersedia tidak tersedi
25%
21%
20%
15%
10%
10%
5%
5%
0%
TK SD SMP SMA Perguruan Tinggi
m. Rekreasi
Distribusi frekuensi dalam penduduk berdasarkan tempat rekreasi di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
1. Apakah tersedia sarana rekreasi
Tabel 2.13.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan tempat
pelayanan kesehatan & social keluarga berdasarkan apakah
tersedia sarana rekreasi di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya (n=324 KK)
70% 67%
60%
50%
40%
33%
30%
20%
10%
0%
ya tersedia tidak tersedia
50%
40%
30%
23%
20%
15%
10%
0%
taman wahana bermain kebun binatang
3. Apakah tersedia sarana komunikasi di masyarakat
Tabel 2.13.5 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan tempat
pelayanan kesehatan & social keluarga berdasarkan apakah
tersedia sarana komunikasi masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ya tersedia
70%
60%
50%
40%
30%
20%
11%
10%
4% 4%
0%
1 2 3 4
60%
50%
40%
30%
30%
20%
10%
0%
memperoleh informasi kesehatan untuk hiburan
n. Sarana Transportasi
Distribusi frekuensi dalam penduduk bedasarkan sarana transportasi di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
1. Apakah tersedia sarana transportasi di masyarakat
Tabel 2.14.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan sarana
transportasi berdasarkan Apakah tersedia sarana transportasi
masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya (n=324 KK).
Apakah tersedia sarana transportasi di masyarakat?
120%
100% 98%
80%
60%
40%
20%
2%
0%
ya tersedia tidak tersedia
2. Apakah jenis sarana transportasi yang sering digunakan
masyarakat
Tabel 2.14.2 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan sarana
transportasi berdasarkan Apakah jenis sarana transportasi
masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya (n=324 KK).
70%
60%
50%
40%
30%
20% 17%
10% 6%
2%
0%
Ojek roda dua ojek roda empat/lebih sepeda lain-lain
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 8%
10%
0%
melakukan aktifitas sehari-hari berdagang lain-lain
o. Derajat Kesehatan
Distribusi frekuensi dalam penduduk bedasarkan derajat kesehatan di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan jumlah
324KK yang telah dilakukan pengkajian adalah sebagai berikut :
A. KEJADIAN KESAKITAN
1. Adakah saat ini anggota keluarga yang sedang menderita
sakit tertentu
Tabel 2.15.1.1 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
sarana transportasi berdasarkan adakah saat ini anggota
keluarga yang menderita sakit masyarakat di wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
70%
60%
50%
40%
30%
20% 17%
10%
0%
ada tidak ada
70%
60%
50%
40%
30%
25%
20%
10%
0%
ada tidak ada
70%
60%
50%
40%
30%
21%
20%
10%
0%
ada tidak ada
40%
35%
30%
25% 23% 23%
20%
15%
10%
5%
5% 3%
2%
0%
tidak berobat beli obat di ke dukun / orang medis / dokter perawat/bidan lain-lain
warung pintar
.
2. Bila beli obat sendiri, apakah yang menjadi alasannya
Tabel 2.12.2.2 Proporsi jumlah penduduk menurut kebiasaan
sarana transportasi berdasarkan Bagaimana kebiasaan beli
obat sendiri masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
70%
60%
50%
40%
30%
20% 15%
10%
2%
0%
diberitahu tetangga / teman sudah biasa menggunakan obat lain-lain
yang bersangkutan
90% 87%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 5% 6%
1%
0%
puskesmas posyandu dokter praktik swasta RS
C. CACAT
Adakah anggota keluarga yang mengalami kecacatan
Tabel 2.15.3.1 Proporsi KK menurut kebiasaan drajat kesehatan
berdasarkan Adakah anggota keluarga yang mengalami kecacatan
masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya (n=324 KK).
99.7%
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.3%
0.0%
ada tidak ada
D. KEJADIAN KEMATIAN 1 TAHUN TERAKHIR
Adakah anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun
terakhir
Tabel 2.16.4.1 Proporsi jumlah KK menurut kebiasaan drajat
kesehatan berdasarkan Adakah anggota keluarga yang meninggal
dalam satu tahun terakhir masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
10%
0%
ada tidak ada
99%
100%
80%
60%
40%
20%
1%
0%
ada tidak ada
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
sudah
60%
50%
40%
30% 27%
20%
10%
0%
ada tidak ada
51%
50%
49%
48% 48%
47%
46%
45%
ya tidak
70% 69%
60%
50%
40%
31%
30%
20%
10%
0%
dibiarkan terbuka tertutup
70% 68%
60%
50%
40%
30%
20%
20%
12%
10%
0%
ya, seminggu sekali / kurang dari ya, lebih dari seminggu tidak
seminggu
50%
44%
40%
30%
20%
10%
0%
ada tidak ada
99%
100%
80%
60%
40%
20%
1%
0%
ada tidak ada
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
tidak Ya, Suntik Ya, IUD Ya, Pil
70%
60%
50%
40%
30%
20%
9% 8%
10%
1% 1%
0%
a)Puskesmas b) Posyandu c) Bidan Praktik e) Polindes g) Lain-lain, sebutkan
Mandiri
50%
40%
29%
30%
20%
13%
10%
2%
0%
n
k
tka
am
na
a)
bu
ia
am
su
i li k
se
i/
ag
in,
em
str
n/
la
i
m
ina
ng
in-
in
ra
La
ak
ng
la
ey
f)
I
Di
b)
rk
c)
kto
(fa
ip
ins
pr
l
Ha
a)
99%
100%
80%
60%
40%
20%
1%
0%
ada tidak ada
70% 68%
60%
50%
40%
32%
30%
20%
10%
0%
ya tidak
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ya
3. BAYI DAN BALITA
a. Berapa usia bayi dan balita?
Tabel 2.17.3.1 Proporsi jumlah penduduk menurut masalah
kesehatan spesifik berdasarkan Berapa usia bayi dan balita?
dirumah masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya (n=324 KK).
70%
60%
50%
40%
30%
20%
14%
10%
0% 1%
0%
3-6 bulan 6-9 bulan 1 – 5 tahun tidak memiliki
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Sehat
b. Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
Tabel 2.17.4.3 Proporsi jumlah penduduk menurut masalah
kesehatan spesifik berdasarkan Apakah anak terbiasa mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan dirumah masyarakat di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324
KK).
Apakah anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan :
90% 85%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 15%
10%
0%
tidak ya
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Sehat
6. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT USIA DEWASA
(18-55 TAHUN)
a. Bagaimana kondisi usia dewasa saat ini
Tabel 2.17.6.1 Proporsi jumlah penduduk menurut masalah
kesehatan spesifik berdasarkan Kegiatan yang dilakukan oleh
usia dewasa setelah lulus sekolah dirumah masyarakat di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
(n=324 KK).
100% 96%
80%
60%
40%
20%
4%
0%
Sehat Sakit
7. LANSIA
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia > 55 tahun
(usila)
Tabel 2.17.7.1 Proporsi jumlah penduduk menurut masalah
kesehatan spesifik berdasarkan Apakah ada anggota keluarga
yang berusia > 55 tahun (usila) dirumah masyarakat di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
(n=324 KK).
Apakah ada anggota keluarga yang berusia > 55 tahun
(usila)?
70% 67%
60%
50%
40%
34%
30%
20%
10%
0%
ada tidak ada
b. Jika ada, apakah dalam kondisi sehat?
Tabel 2.17.7.2 Proporsi jumlah penduduk menurut masalah
kesehatan spesifik berdasarkan Jika ada, apakah dalam kondisi
sehat? dirumah masyarakat di wilayah Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya (n=324 KK).
90% 86%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
14%
10%
0%
ya tidak
50%
49%
49%
48%
ya tidak
8. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan
mental/Psikososial?
Tabel 2.17.8.1 Proporsi jumlah KK menurut masalah kesehatan
spesifik berdasarkan Apakah dalam keluarga ada yang
mengalami gangguan mental/Psikososial dirumah masyarakat di
wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya (n=324
KK).
Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan
mental/Psikososial
120%
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
tidak
800
600
447
400 371
200 152
62 100
23 42.4
35.2 14.4
0 5.9 2.2
normal <120/<80 hipertensi 120- hipertensi 1 140- hipertensi 2 tidak ditensi Total
139/80-89 159/90-99 >160/>100
Series1 Series2
800
694
600
400 361
200
100
65.8
34.2
0
merokok tidak merokok Total
Series1 Series2
BAB III
DIAGNOSA DAN INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KOTA PALANGKA RAYA
a. Analisa Data
MASALAH KESEHATAN
DATA
KEPERAWATAN
Data Subjektif :
1. Warga mengaku mengalami tekanan darah tinggi, namun tidak rutin minum obat
2. Warga mengatakan memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi dari keluarga
3. Warga mengatakan jarang berolahraga
Data Objektif :
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif :
1. Untuk warga yang didata setelah di tensi dengan hasil tekanan darah normal 371 orang
ketidakmampuan mengatasi masalah
mengalami hipertensi ada 237 orang tidak ditensi 447 orang dari 1055 yang didata
2. Kebiasaan merokok warga ditemukan 361 orang merokok dan tidak merokok 694 orang
dari 1055 yang didata
3. Pola olahraga didapat data berolah 39% dan tidak berolahraga 61%
4. 10 diagnosa terbanyak puskesmas Kayon salah satunya adalah hipertensi
Data Subjektif:
1. Warga mengatakan masih ada warga biasa membakar sampah karena tidak mempunyai
tempat penampungan sampah.
2. Warga mengatakan terdapat beberapa rumah yang memiliki kandang ternak dengan
keadaan tidak terawat.
3. Beberapa anak mengatakan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Perilaku kesehatan cenderung beresiko :
Data Objektif:
kurang terpapar informasi
1. Untuk warga yang memiliki kandang yang menempel pada rumah sebanyak 8% dan
terpisah sebanyak 92%, dengan keadaan kotor sebanyak 69%
2. Dari 324 KK penduduk yang membuang sampah ke selokan 10% membakar sampah
sebanyak 80 % diangkut petugas 10%
3. Dari 324 KK anak yang terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sebanyak
15% dan tidak 85%
b. Prioritas Masalah Keperawatan
Keterangan :
A. Risiko terjadi
B. Risiko parah
C. Potensi untuk pendidikan kesehatan
D. Minat masyarakat
E. Kemungkinan diatasi
F. Sesuai program pemerintah
G. Sesuai dengan peran perawat
H. Tersedia sumber (waktu, tempat, dana, fasilitas kesehatan)
C. Diagnosa Keperawatan
Penanggungjawab
No. Masalah Tindakan Hambatan Rencana Tindak Lanjut Tempat Waktu Tokoh
Mahasiswa
Masyarakat
1. D.0117 Edukasi kesehatan Pendidikan 1. Melakukan Posyandu Jum’at, 15 April 2022 Kader Lia & Nindie
Pemeliharaan 1. Identifikasi kesiapan kesehatan observasi hasil Palangi Jalan 08.00- 10.00 WIB Posyandu
kesehatan tidak dan kemampuan hipertensi dan pendidikan Badak Raya Sofia
efektif : masyarakat meneria pemeriksaan tensi kesehatan tentang nomor 36
ketidakmampuan informasi tentang dilakukan hipertensi/tekanan Kelurahan
mengatasi tekanan darah tinggi dengan peserta darah tinggi Bukit Tunggal
masalah 2. Identifikasi faktor yang terbatas sesuai 2. Membagikan leaflet Kota Palangka
dapat meningkatkan dan dengan protokol yang berisi Raya
menurunkan motivasi kesehatan covid- informasi mengenai
perilaku hidup bersih 19 meskipun juga tekanan darah tinggi
dan sehat dalam keadaan
3. Sediakan Materi dan berpuasa
media pendidikan Rumah Pak Sabtu, 16 April 2022 Ketua RT 4
kesehatan tentang Undit H 10.00 – 12.00 WIB Pak Undit H
perilaku hidup sehat Demen RT 4 Demen
untuk mencegah dan Jalan Banteng
mengendalikan tekanan no 13
darah tinggi yaitu cara Kelurahan
redam kaki air hangat Bukit Tunggal
dan konsumsi timun Kota Palangka
4. Berikan kesempatan Raya
untuk bertanya
5. Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan pada penyakit
hipertensi
2. D.0099 Edukasi Kesehatan Pendidikan 1. Melakukan observasi Posyandu Jum’at, 15 April 2022 Ketua RT 4 Irfan & Gusnadi
Perilaku 1. Menganjurkan mencuci kesehatan hasil kegiatan Palangi Jalan 08.00- 10 WIB Pak Undit H
kesehatan tangan dengan air bersih dilakukan dengan 2. Membagikan Badak Raya Demen
cenderung dan sabun peserta terbatas leaflet yang berisi nomor 36
beresiko : kurang 2. Ajarkan perilaku hidup agar tidak terjadi informasi Kelurahan
terpapar bersih dan sehat kerumunan, mengenai Bukit Tunggal
informasi 3. Ajarkan strategi yang kesulitan langkah-langkah Kota Palangka
dapat digunakan untuk mengingat urutan cuci tangan yang Raya
meningkatkan perlaku 6 langkah cuci benar
hidup bersih dan sehat tangan dan
sebagian besar
masyarakat dalam
keadaan berpuasa
Kerja bakti bersama Kerja bakti 3. Kerja bakti Di lingkungan Minggu, 17 April 2022 Rumah Pak RT
warga bersama warga dilakukan sekali rumah Jalan 08.00- Selesai 13. Jalan Badak
1. Membantu tidak mengalami dalam seminggu Badak raya Raya nomor 40
Pak Jaka Widada
membersihkan daerah kendala, namun di lingkungan
sekitar lingkungan hanya dapat rumah masing-
rumah warga dilakukan di masing
lingkungan sekitar
rumah karena
wabah COVID-19
selain itu, sebagian
besar masyarakat
dalam keadaan
berpuasa
BAB VI
Evaluasi proses :
Minggu, 17 April 2022 Kerja bakti bersama warga 1. Kegiatan berlangsung lancar sesuai rencana
08.00- Selesai 1. Membantu membersihkan daerah sekitar 2. Keaktifan warga sangat baik terhadap kegiatan
lingkungan rumah warga yang diadakan
Evaluasi hasil :
1. Pengetahuan warga tentang perilaku hidup bersih
sehat meningkat terutama cara cuci tangan dibuktikan
dengan warga dapat menjawab saat diberikan
pertanyaan setelah edukasi diberikan.
2. Warga mengikuti kegiatan kerja bakti dengan sangat
antusias.meskipun dalam keadaan berpuasa
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data kesehatan masyarakat di wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, maka berdasarkan hasil diskusi yang
telah dilakukan didapatkan beberapa permasalahan seperti pengendalian penyakit
tidak menular seperti hipertensi dengan berbagai macam faktor penyebab dari yang
tidak dapat diubah yaitu faktor keturunan dan usia serta faktor yang tidak dapat di dari
kebiasaan merokok, kurangnya minat dalam olahraga. Selain itu, ditemukan pula
beberapa masalah yang menjadi kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan misalnya
dalam pengolahan sampah di masyarakat, kondisi kandang ternak yang tidak bersih
dapat menganggu lingkungan. Dari masing-masing masalah tersebut sudah diberikan
edukasi dan beberapa intervensi yang mana semua kegiatan berjalan dengan baik dan
warga juga mengapresiasi semua yang telah dilakukan mahasiswa selama praktik
komunitas. Evaluasi, Implementasi juga dilakukan dengan evaluasi proses dan hasil,
kader dan masyarakat merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa yang telah
memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat. Masyarakat juga sudah
mampu untuk mengenal,, mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan mengetahui
cara penyelesaian masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat sekitar.
B. Saran
Dengan tindakan yang telah berhasil dilakukan pada masyarakat sesuai dengan
berbagai macam permasalahan saat ini, diharapkan agar dapat diterapkan seterusnya
untuk mengatasi hingga menyelesaikan masalah. Kemudian dapat menjadi bahan ajar
atau informasi bagi mahasiswa di Institusi serta dapat dikembangkan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elisabeth T, (2007). Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek.
Jakarta:EGC.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
Renstra Kelompok
MUSYAWARAH
PENGKAJIAN TABULASI DATA MASYARAKAT KELURAHAN
1 DAN 2
IMPLEMENTASI KELOMPOK
KOMUNITAS
MUSYAWARAH MASYARAKAT
KELURAHAN 3
Lampiran 3
April
No. Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1. Penyusunan daftar Pengkajian di Ms.
Excel dan SPSS
2. Pengkajian door to door
3. Tabulasi data
4. Analisis data
5. Konsultasi dosen
6. MMK 1
7. MMK 2
8. Implementasi
9. Analisa Kegiatan
10. Evaluasi
12. MMK 3
Lampiran 4
Jenis Kegiatan
No. Dosen
MMK 1 MMK 2 MMK 3
Struktur Organisasi
Ketua
Gusnadi
Bendahara
Yurni Susilawati
Seksi Acara
Seksi Humas
Anggun Puja Seksi Konsumsi Seksi Perlengkapan
Jhonatan Mei Seksi Dokumentasi
Fitriani Meinia Preti Sarwanto
Diantama Zulfi Anan Winaldi
Anjelina
Yoan Agnes Chandra Hanggara Sindra
Theresia Mega Sonia Vera Deany Saftuari
Prasetya Pribadi Julyanto
Yayang Savita Adelia Falentina Karina Ayu Serin
Indra Wahyudi Lia Oktaria
Irfan Setiawan Ceni Merti Anggelina Natalia
Nindie Tresia Ribka Westinia Deramika
Isma Azizah Ayu Novita Sari
Ayu Veronicha
Epa Ike Nurjanah
Lampiran 7
A. Latar Belakang
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Paradigma “Sehat - Sakit” saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu
masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu
upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Profesi Ners
Poltekkes Semarang 2022 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di
Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan
komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas
dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. Tujuan
a Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas di Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
b Tujuan Khusus
1. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
2. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
3. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
4. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
5. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
6. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
C. Plan of Action
1. Rencana Strategi
Melakukan musyawarah dengan dihadiri Kepala Lurah atau yang mewakili, Bapak,
warga, serta dosen pembimbing. Dalam musyarawah akan disepakati bersama
mengenai masalah dan tindakan yg akan dilakukan dalam lingkungan Kelurahannya.
2. Tindakan
Musyawarah dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
3. Pengorganisasian Kelompok
a) Ketua panitia : Gusnadi
b) Bendahara : Yurni Susilawati
c) Seksi Acara :
a. Anggun Puja Fitriani
b. Yoan Agnes Theresia
c. Yayang Savita
d. Irfan Setiawan
e. Isma Azizah
f. Epa Ike Nurjanah
d) Seksi Humas :
a. Jhonatan Mei Diantama
b. Chandra Hanggara Prasetya Pribadi
c. Indra Wahyudi
d. Nindie Tresia
e. Ayu Veronicha
e) Seksi Konsumsi :
a. Meinia Preti Anjelina
b. Mega Sonia Vera
c. Adelia Falentina
d. Ceni Merti
e. Ayu Novita Sari
f) Seksi perlengkapan :
a. Sarwanto
b. Sindra
c. Julyanto
d. Lia Oktaria
e. Ribka Westinia
g) Seksi dokumentasi
a. Zulfi Anan Winaldi
b. Deany Saftuari
c. Karina Ayu Serin
d. Anggelina Natalia Deramika
4. Sasaran
Kepala Lurah atau yang mewakili, Bapak RT, warga, pembimbing klinik serta dosen
pembimbing.
5. Media
Media yang digunakan LDC Proyektor, Powerpoint dan speaker
6. Metode
Ceramah dan diskusi
7. Susunan Acara
1. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan
1. 09.00 WIB Pembukaan
2. 09.05 WIB Pembacaan do’a
3. 09.10 WIB Sambutan oleh Ketua Kelompok
4, 09.20 WIB Sambutan oleh Kepala lurah atau yang mewakili
5. 09.30 WIB Sambutan oleh Dosen Pembimbing
6. 09.40 WIB Sambutan oleh pihak Puskesmas Kayon
Acara Inti
7. 09.50 WIB (Pemaparan hasil pengkajian, diskusi masalah dan Plant of Action, tanya
jawab)
8. 10.30 WIB Penutup
2. Setting Tempat
Tempat dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit Tunggal dengan kursi telah yang
diatur sedemikian rupa, LCD Proyektor, power point, dan speaker yang telah
dipersiapkan sebelumnya
D. Evaluasi
a. Acara Musyawarah Masyarakat Kelurahan 1 berjalan lancar.
b. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan pihak-pihak RT dan warga.
c. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara, beberapa perwakilan warga juga turut
mengikuti acara.
Mengetahui,
Budi
Widiyanto,
MN
Lampiran 8
B. Susunan Acara
1. Pembukaan
2. Pembacaan doa
3. Sambutan oleh Ketua Kelompok
4. Sambutan oleh Kepala lurah atau yang mewakili
5. Sambutan oleh pihak Puskesmas Kayon
6. Sambutan oleh Dosen Pembimbing
7. Acara Inti (Pemaparan hasil pengkajian, diskusi masalah dan Plant of Action, tanya
jawab)
8. Penutup
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan peserta telah dilakukan sebelum acara dimulai, yaitu pada
tanggal 13 April 2022.
b. Musyawarah Masyarakat Kelurahan dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya
c. Alat dan media yang digunakan, LCD Proyektor, power point, dan speaker yang
telah dipersiapkan sebelumnya
d. Sarana dan prasarana menggunakan kursi yang telah diatur sedemikian rupa sesuai
dengan protokol kesehatan covid-19
e. Diskusi berlangsung kurang lebih dua jam tiga puluh menit.
f. Mahasiswa menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan struktur
organisasi kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung lancar sesuai susunan acara
b. Warga mengikuti kegiatan dengan antusias
c. Pembawa acara membawakan acara dengan baik
d. Penyaji menyampaikan materi dengan jelas dan menarik
e. Dosen pembimbing memberikan masukan serta saran untuk mahasiswa agar lebih
baik dalam mengimplementasikan setiap program yang sudah direncanakan.
No Waktu Kegiatan
Mengetahui,
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 9
Rencana Kegiatan
A. Latar Belakang
Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi
meskipun sudah bertahun-tahun. Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit
yang harus diterapi seumur hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan
menimbulkan waktu yang lama. Bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
masalah lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti jantung, ginjal, otok, dan
mata. Hipertensi juga dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian mendadak
(Alifariki, 2019).
Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju ataupun
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Word Health Organization
(WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang
hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5
Miliar orang yang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (P2PTM, 2019).
B. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang hipertensi
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu:
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
c. Menyebutkan factor resiko terjadinya hioertensi
d. Menyebutkan pencegahan dan pengandalian hipertensi
e. Mampu menjelaskan cara pengobatan tradisonal dan terapi obat.
C. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demonstrasi
E. RENCANA KEGIATAN
1) Rencana strategi
Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi yang akan dilakukan dalam
lingkungan kelurahan Bukit Tunggal yang bertempat di Posyandu Pelangi Balita
dan Lansia.
2) Tindakan
3) Pengorganisasian kelompok
Ceni Merty
4) Sasaran
1) Setting waktu
No Waktu Kegiatan
2) Seting tempat
Tempat dilakukan Posyandu Pelangi Balita & lansia
F. EVALUASI AKHIR
1. Acara Musyawarah Masyarakat berjalan lancar
2. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan Masyarakat RT 005.
3. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara.
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 13
A. Tujuan
3) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang hipertensi
4) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien
mampu:
f. Menyebutkan pengertian hipertensi
g. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
h. Menyebutkan factor resiko terjadinya hioertensi
i. Menyebutkan pencegahan dan pengandalian hipertensi
j. Mampu menjelaskan cara pengobatan tradisonal dan terapi obat.
B. Sasaran
Warga Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.
C. Materi
1) Pengertian hipertensi
2) Tanda dan gejala
3) Factor resiko terjadinya hipertensi
4) Pencegahan dan pengandalian hipertensi
5) Cara pengobatan tradisional dan terapi obat
D. Metode
d. Ceramah
e. Diskusi
E. Setting
1) Setting waktu
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
2) Setting tempat
PENYAJI MATERI
Perawat Perawat
F. Media
1) PPT
2) Leaflet
G. Pengorganisasian
1) Penasehat : Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.Sp.Kep.Kom
2) Penanggung Jawab : Kelompok 1
3) Pemateri : Indra Wahyudi
4) Fasilitator : Angelina N. Deramika
5) Moderato : Anggun Puja Fitriani
H. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Proses
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Bentuk Pertanyaan Sebagai Berikut :
2) Evaluasi Hasil
Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT Intisari
Mediatam.
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor Resiko Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS http//ridwanamiruddin. com/2007/12/08 hipertensi-dan-
faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/.
Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007. Understanding Health Promotion.
Victoria, Australia : Oxford University Press.
Notoadmodjo, Sukidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Renika Cipta : Jakarta
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
“Hipertensi atau Tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana
tekanan darah tinggi meningkat secara jangka waktu yang lama, lebih dari 150/90
mmHg pada kondisi istirahat. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan
pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu”
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi
darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam
tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa
keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin
sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi
Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan
darah. Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah,
termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.
1. Sakit kepala;
2. Lemas;
3. Masalah penglihatan;
4. Nyeri dada;
5. Sesak napas;
6. Aritmia; dan
7. Adanya darah dalam urine.
C. FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi
untuk mengalami hipertensi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
hipertensi yaitu:
6. Jarang berolahraga.
1) Buah mentimun
2) ½ kg buah mentimun dicuci bersih
3) Dikupas kulitnya kemudian diparut
4) Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
5) Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
b. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai airnya tinggal
satu gelas diminum pagi dan sore
Metode:
Cara yang paling mudah untuk menggunakan daun salam sebagai obat
hipertensi adalah dengan merebusnya di mana anda hanya membutuhkan 40
gram daun salam dan air sebanyak 800 cc. Jika anda sudah memiliki kedua
bahan tersebut maka selanjutnya adalah dengan mengolahnya dengan cara
merebus daun salam ke dalam 800 cc air . tunggu hingga air menguap dan
menyisakan 400 cc air rebusan daun salam saja. Lalu minum 2 kali pagi dan
sore hingga darah tinggi membaik jangan lupakan menerapkan pola hidup
sehat.
2. TERAPI OBAT
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan
mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik
(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
A. Latar Belakang
Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi
meskipun sudah bertahun-tahun. Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit yang
harus diterapi seumur hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan
menimbulkan waktu yang lama. Bila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah
lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti jantung, ginjal, otok, dan mata.
Hipertensi juga dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian mendadak (Alifariki,
2019).
Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju ataupun negara-
negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Word Health Organization (WHO) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang
di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi dan
diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya
(P2PTM, 2019).
Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. pendekatan
yang digunakan adalah berdasarkan proses keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
perlu dilakukan pendataan/ pengkajian di lingkungan. Setelah dilakukan nya pengkajian maka
ditemukan beberapa masalah kesehatan di lingkungan, maka perlunya mahasiswa
menanggulangi masalah kesehatan masyrakat tersebut dengan cara melakukan pembinaan serta
edukasi kepada masyarakat.
B. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Terselenggaranya pendidikan kesehatan cara mengontrol hipertensi: rendam kaki air
hangat pada Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan lansia dengan Hipertensi RW 09 Kelurahan Bukit
Tunggal
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, diharapkan peserta dapat:
1. Mengikuti proses pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir.
2. Mengetahui tujuan dan manfaat rendam kaki air hangat untuk mengontrol
hipertensi
3. Mengetahui cara melakukan rendam kaki air hangat pada diri sendiri
C. METODE
f. Ceramah
g. Diskusi
h. Demonstrasi
E. RENCANA KEGIATAN
6) Rencana strategi
Melakukan penyuluhan tentang Rendam Kaki dengan Air Hangat yang akan dilakukan
dalam lingkungan kelurahan Bukit Tunggal yang bertempat di Posyandu Pelangi Balita
dan Lansia.
7) Tindakan
Pendidikan Kesehatan tentang Rendam Kaki dengan Air Hangat dilakukan bersama
dosen pembimbing dan Masyarakat
8) Pengorganisasian kelompok
Ceni Merty
9) Sasaran
3) Setting waktu
No Waktu Kegiatan
F. EVALUASI AKHIR
4. Acara Musyawarah Masyarakat berjalan lancar
5. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan Masyarakat RT 005.
6. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara.
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 18
Satuan Acara Penyuluhan
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Terselenggaranya pendidikan kesehatan cara mengontrol hipertensi: rendam
kaki air hangat pada Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan lansia dengan Hipertensi RW 09
Kelurahan Bukit Tunggal
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, diharapkan peserta dapat:
a. Mengikuti proses pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir.
b. Mengetahui tujuan dan manfaat rendam kaki air hangat untuk
mengontrol hipertensi
c. Mengetahui cara melakukan rendam kaki air hangat pada diri sendiri
B. Sasaran
Warga Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
D. Metode
1. Ceramah.
2. Demonstrasi.
3. Diskusi.
E. Materi
1. Pengertian Hipertensi
2. Dampak dari hipertensi
3. Pengertian rendam kaki air hangat
4. Manfaat rendam kaki air hangat
5. Respon Tubuh Saat Merendam Kaki dengan Air Hangat
F. Setting
1) Setting Waktu
1) Setting tempat
PENYAJI MATERI
Perawat Perawat
H. Kriteria Evaluasi
3) Evaluasi Proses
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Bentuk Pertanyaan Sebagai Berikut :
4) Evaluasi Hasil
Lampiran Materi
Rendam Kaki Air Hangat
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90
mmHg ( Smeltzer, 2016).
Menurut Price (2017) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis
di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang
artinya tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH),
pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler
yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan (Sani, 2018).
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi
dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) yang menetap (WHO,
2015).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah secara kronis dan persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
2. Manfaat
Manfaat/efek hangat adalah efek fisik panas/hangat yang dapat
menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah
dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi
metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh
dengan cairan tubuh. Efek biologis panas/hangat dapat menyebabkan
dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan
pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolism jaringan dan meningkatkan
permeabilitas kapiler. Respon dari hangat inilah yang dipergunakan untuk
keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan dalam tubuh (Destia,
Umi & Priyanto, 2016).
Menurut Susanto (2017), merendam kaki dengan air hangat akan
membuat pembuluh darah melebar dan meningkatkan sirkulasi darah. Ini
Dapat merelaksasikan seluruh tubuh dan mengurangi kelelahan dari hari
yang penuh dengan aktifitas. Menurut Destia, Umi & Priyanto (2014),
prinsip kerja terapi rendam kaki air hangat dengan mempergunakan air
hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat dari
air hangat ke dalam tubuh akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah
dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat melancarkan peredaran
darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh baroreseptor pada
sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls yang
dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh
untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah
dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla
sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel
akan merangsang ventrikel untuk segera berkontraksi.
Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum terbuka.
Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus melebihi
tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi
sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah akan
lancar sehingga akan mudah mendorong darah masuk kejantung sehingga
menurunkan tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastolik keadaan relaksasi
ventrikular isovolemik saat ventrikel berelaksasi, tekanan di dalam
ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan adanya
pelebaran pembuluh darah sehingga akan menurunkan tekanan diastolik.
Maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara terapi rendam kaki
air hangat dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
(Oktaviana, 2018).
3. Respon Tubuh Saat Merendam Kaki dengan Air Hangat
Kerja air hangat pada dasarnya adalah meningkatkan aktivitas molekuler (sel)
dengan metode pengaliran energi melalui konveksi (pengaliran lewat medium cair)
(Syarif, 2016). Metode perendaman kaki dengan air hangat memberikan efek
fisiologis terhadap beberapa bagian tubuh organ manusia.
Berikut ini adalah beberapa organ yang mengalami perubahan fisiologis,
yaitu:
a. Jantung
Tekanan hidrostatik air terhadap tubuh mendorong aliran darah dari kaki menuju
ke rongga dada dan darah akan berakumulasi di pembuluh darah besar jantung. Air
hangat akan mendorong pembesaran pembuluh darah kulit dan meningkatkan
denyut jantung. Efek ini berlangsung cepat setelah terapi air hangat diberikan
(Marwani, 2018).
c. Jaringan otot
Air hangat dapat mengendorkan oto sekaligus memiliki efek analgesik. Tubuh
yang lelah akan menjadi segar dan mengurangi rasa letih yang berlebihan. Hal ini
dapat mengurangi gejala kesemutan atau Restless Legs Syndrom (RLS) pada lansia
(Marwani, 2018).
d. Organ pernapasan
Aliran darah yang lancar akan membawa nutrisi dan oksigen yang cukup untuk
dibawa ke rongga dada serta paru-paru. Peningkatan kapasitas paru juga dapat
terjadi, hal ini dapat mengurangi gejalas Sleep Disordered Breathing (SDB)
(Marwani, 2018).
e. Sistem endokrin
Berendam menggunakan air hangat dapat melepaskan dan meningkatkan sekresi
hormon pertumbuhan tubuh. Sirkulasi hormon kortisol misalnya, air hangat dapat
meningkatkan sekresi hormon tersebut dan menimbulkan rasa “kegembiraan” bagi
seseorang. Pada terapi merendam kaki dengan air hangat dapat menyebabkan efek
sopartifik (efek ingin tidur), hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh
peningkatan sekresi hormone melatonin sebagai dampak dari rendam air hangat
pada kaki sehingga seseorang yang merendam kakinya dengan air hangat dapat
meningkatkan kualitas tidurnya (Marwani, 2018).
f. Persyarafan
Efek merendam kaki dengan air hangat dapat menghilangkan stress (Marwani,
2018). Adapun manfaat dari terapi rendam kaki air hangat adalah sebagai berikut:
1) Produksi perasaan rileks
2) Merangsang ujung saraf untuk membuat perasaan segar kembali.
3) Meningkatkan sirkulasi darah
4) Peningkatan metabolisme jaringan.
5) Penurunan kekuasaan tonus otot.
6) Peningkatan migrasi leukosit.
7) Analgesik dan efek sedatif.
2. Tahap Pelaksanaan
- Persiapan Alat dan Bahan
a) Termometer air jika ada
b) Handuk
c) Air hangat
d) Stopwatch
e) Baskom
f) Jepitan pakaian jika ada
g) Kursi
- Pra Intervensi
a) Mendapatkan persetujuan pasien
b) Melakukan kontrak waktu
c) Memberikan kesempatan bertanya
d) Melakukan wawancara untuk mengetahui lama jam tidur pasien
- Prosedur Tindakan
a) Membawa peralatan mendekati responden.
b) Posisikan klien dalam posisi duduk di kursi.
c) Masukan air hangat ke dalam baskom sebanyak 2100cc dengan suhu
400C.
d) Jika kaki tampak kotor cuci terlebbih dahulu lalu keringkan.
e) Celupkan dan rendam kaki sampai mata kaki biarkan selama 15 menit.
f) Tutup baskom dengan handuk untuk menjaga suhu.
g) Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air
hangat sampai suhu sesuai kembali.
h) Setelah selesai (15 menit), angkat kaki lalu keringkan dengan handuk.
i) Rapikan peralatan.
1. Tahap Intervensi
Melakukan terapi rendam kaki air hangat selama 15 menit.
2. Post Intervensi
Melakukan wawancara kembali bagaimana perasaan pasien saat di berikan
edukasi untuk mengetahui sejauh mana pasien memahami tentang edukasi
yang diberikan tersebut.
3. Evaluasi
- Monitor respon klien sesudah diberikan tindakan
4. Dokumentasi
- Mencatat hasil dari tindakan yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arnot. 2016. Pustaka Kesehatan Populer Pengobatan Praktis Perawatan Alternatif dan
Tradisional volume 7. Jakarta: EGC.
Kim, H.J., Lee, Y., & Sohng, K.Y., (2016). The effects of Footbath on sleep among the older
adults in nursing home, (online), p.40-46, (https://www.ncbi.nlm.nih.gov, diakses tanggal
16 Agustus 2019).
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik
(Edisi 1,cetakan III). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan
(Edisi 1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(Edisi 1,cetakan II). Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Kurnia, (2016). Lavender improve quality of sleep in elderly people, (online), (jurnal kedokteran
Brawijaya, diaksed tanggal 14 Agustus 2019).
Lestari, M., (2015). Pengaruh pengguanaan earplugs terhadap kualitas tidur penderita gangguan
tidur di IRNA-1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, (online), (http://etd.repository.ugm.ac.id/,
diakses tanggal 8 Agustus 2019).
Marwani, R.D.P., (2018). Perbedaan efektivitas rendam kaki air hangat menggunakan garam dan
rendam kaki air hangat tidak menggunakan garam terhadap insomnia di Magetan, (online),
(https://ejournal.unsrat.ac.id, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Rahmani et al, (2016). Comparing effect of foot reflexology massage, footbath and their
combination on quality of sleep in patients with acute coronary syndrome, (online), Vol.5,
No. 04, (https://search.proquest.com, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Sarsour et al, (2015). Associations of Nonrestorative sleep with insomnia, depresion, and daytime
function, (online), Vol.11, (https://serach.proquest.com, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Suneesh et al, (2016). A study to asses the effectiveness of warm foot bath on sleep onset time
among cancer patients with insomnia in Nath Lal Parekh Cancer Hospital at Rajkot,
(online), Vol.07, No.02, (https://search.proquest.com, diakses tanggal 16 Agustus 2019).
Lampiran 19 Leaflet
Lampiran 20
Lampiran absen
Lampiran 22
A. Latar Belakang
Hand hygiene atau kebersihan tangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
hand washing dan hand rub. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan
karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas) (Hidayat, 2005).
Mencuci tangan merupakan salah satu kebiasaan baik yang perlu kita
tanamkan sejak dini. Kebiasaan ini sangat bermanfaat sekali untuk kesehatan manusia
karena dengan rajin mencuci tangan dapat menghindarkan kita dari berbagai macam
penyakit berbahaya. Hal inilah yang kurang dipahami masyarakat awam , karena
mereka tidak tau alas an mengapa cuci tangan itu sangat penting sekali menurut
depertemen kesehatan kesehatan republic Indonesia, tangan adalah anggota tubuh
yang paling banyak digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan,
minum, menyiapkan makanan dan lain-lain sehingga tangan yang selalu bersih dan
sehat akan mencegah kita terhindar dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit
menular yang dapat disebabkan oleh berbagai macam bakteri, kuman dan virus yang
bersarang pada tangan yang kotor (Depkes RI, 2000).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta
memahami:
1) Peserta memahami tentang pengertian cuci tangan dengan benar.
2) Peserta memahami tentang tujuan dan pentingnya mencuci tangan.
3) Peserta memahami waktu yang tepat untuk mencuci tangan.
4) Peserta memahami 6 langkah cuci tangan dengan benar.
C. METODE
Presentasi dan Demonstrasi.
D. MEDIA DAN ALAT
1) Leflet
2) Pengeras Suara
3) Sabun Pencuci Tangan
4) Hand Rub
5) Air Bersih
E. RENCANA KEGIATAN
1. Rencana strategi
2. Tindakan
3. Pengorganisasian kelompok
Ceni Merty
4. Sasaran
No Waktu Kegiatan
2) Seting tempat
Tempat dilakukan Posyandu Pelangi Balita & lansia
G. EVALUASI AKHIR
1. Acara Musyawarah Masyarakat berjalan lancar
2. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan Masyarakat RT 005.
3. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara.
Mengetahui,
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 23
A. Latar Belakang
Budaya cuci tangan belum diterapkan sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia.
Kebiasan yang terlihat bahwa mencuci tangan dengan sabun justru dilakukan setelah
makan. Idealnya perilaku tersebut dilakukan sebelum makan agar mengurangi bakteri
pada tangan (Pauzan & Fatih, 2017). Mencuci tangand engan sabun merupakan upaya
pencegahan sebagai perlindungan tubuh dari berbagai penyakit yang sifatnya menular.
Mencuci tangan dengan sabun dapat dilakukan ketika selesai BAB dan BAK, sebelum
makanan disiapkan, sebelum dan sesudah mengkonsumsi makanan, sehabis bermain
pada anak, setelah batuk atau bersin serta setelah membuang ingus (Desiyanto &
Djannah, 2013).
Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak
dengan kuman dan penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia.
Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja, melalui meja, gagang pintu, sendok,
dan sebagainya, cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci
tangan (Kamaruddin, 2009). Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar
dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan, namun masih banyak yang
tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting
(Umar, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang 6 langkah cuci tangan yang benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien
mampu:
k. Menyebutkan pengertian cuci tangan
l. Menyebutkan alasan dari pentingnya cuci tangan
m. Menyebutkan manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
n. Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
o. Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci tangan dengan
benar menggunakan sabun dan hand rub
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian mencuci tangan
2. Pentingnya mencuci tangan
3. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
4. Lima waktu penting melakukan cuci tangan sehari-hari
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Hand rub
3. Sabun cuci tangan
F. Sasaran Penyuluhan
Warga Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.
G. Setting Tempat
PENYAJI MATERI
Perawat Perawat
H. Setting Waktu
J. Kriteria Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Bentuk Pertanyaan Sebagai Berikut :
Leaflet
Lampiran 25
Dokumentasi
Lampiran 26
Lampiran Absen
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Leaflet
Lampiran 30
Dokumentasi
Lampiran 31
Lampiran Absen
Lampiran 32
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat menyebabkan
kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Data
World Health Organization (WHO), pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13
Milyar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya (KemenKes,2019).
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah
tinggi jika pemeriksaan tekanan darah menunjukan hasil diatas 140/90 mmHg
atau lebih dalam keadaan istirahat dengan dua kali pemeriksaan selang waktu 5
menit. Pada saat beristirahat, sistolik dikatakan normal jika berada pada nilai
100-140 mmHg, sedangkan diastolik dikatakan normal jika berada pada nilai
60-90 mmHg (Sari, 2017). Hipertensi muncul karena berbagai faktor
diantaranya usia, jenis kelamin, genetik, pola makan, obesitas, aktivitas fisik,
merokok dan stress.
Hipertensi dapat disertai gejala ataupun tanpa gejala yang memberi
ancaman
terhadap kesehatan secara terus - menerus (Vitahealth,2005 dalam Situmorang,
2015). Gejala yang sering muncul berupa nyeri kepada kepala atau rasa berat
pada tengkuk, vertigo, merasa selalu berdebar - debar, merasa mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdenging, serta dapat mengalami mimisan. Jika
terjadi peningkatan tekanan darah dalam kurun waktu lama dapat menyebabkan
rusaknya jaringan pada ginjal atau biasa disebut gagal ginjal, juga dapat terjadi
jantung koroner serta gangguan pada otak yang dapat menimbulkan penyakit
stroke, sehingga sangat penting untuk mendeteksi lebih awal tekanan darah
agar lebih mudah mendapatkan pengobatan
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan farmakologi dan
nonfarmakologi. Penanganan farmakologi melalui minum obat anti hipertensi.
Penanganan nonfarmakologi sama pentingnya dengan penanganan farmakologi
dalam mengontrol tekanan darah. WHO
1.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan
peserta penyuluhan dapat menambah pengetahuan Masyarakat tentang
hipertensi
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan
peserta memahami:
1) Peserta memahami tentang pengertian hipertensi
2) Peserta memahami tentang tanda dan gejala hipertensi
3) Peserta memahami factor resiko hipertensi
4) Peserta memahami pencegahan dan pengendalian
5) Peserta memahami cara pengobatan hipertensi
2. METODE
a. Presentasi
b. Demonstrasi.
4. RENCANA
KEGIATAN
a. Rencana strategi
Melakukan penyuluhan dan demonstrasi tentang Pendidikan Kesehatan
hipertensi yang akan dilakukan di lingkungan jalan Banteng RT 4, RW 6
b. Tindakan Pendidikan Kesehatan Hipertensi dilakukan dengan masyarakat jalan
banteng RT 4, RW 6, dan ketua RT
c. Pengorganisasian komunitas
1. Ketua panitia : Gusnadi
2. Bendahara : Yurni Susilawati
3. Seksi Acara :
a. Anggun Puja Fitriani
b. Yoan Agnes Theresia
c. Yayang Savita
d. Irfan Setiawan
e. Isma Azizah
f. Epa Ike Nurjanah
4. Seksi Humas :
a. Jhonatan Mei Diantama
b. Chandra Hanggara Prasetya Pribadi
c. Indra Wahyudi
d. Nindie Tresia
e. Ayu Veronicha
5. Seksi Konsumsi :
a. Meinia Preti Anjelina
b. Mega Sonia Vera
c. Adelia Falentina
d. Ceni Merti
e. Ayu Novita Sari
6. Seksi perlengkapan :
a. Sarwanto
b. Sindra
c. Julyanto
d. Lia Oktaria
e. Ribka Westinia
7. Seksi dokumentasi
a. Zulfi Anan Winaldi
b. Deany Saftuari
c. Karina Ayu Serin
d. Anggelina Natalia Deramika
d. Sasaran
Masyarakat di jalan banteng RT 4, RW 6, dan ketua RT kelurahan bukit
tunggal kota palangka raya
e. Susunan Acara
1) Setting waktu
No Waktu Kegiatan
B. EVALUASI AKHIR
1. Acara Pendidikan Kesehatan Hipertensi berjalan lancar.
2. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan masyarakat RT 04 RW
3. Semua mahasiswa lengkap hadir mengikuti acara.
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 33
A. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang hipertensi
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu:
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
c. Menyebutkan factor resiko terjadinya hioertensi
d. Menyebutkan pencegahan dan pengandalian hipertensi
e. Mampu menjelaskan cara pengobatan tradisonal dan terapi obat
B. Sasaran
Warga Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
C. Materi
1) Pengertian hipertensi
2) Tanda dan gejala
3) Factor resiko terjadinya hipertensi
4) Pencegahan dan pengandalian hipertensi
5) Cara pengobatan tradisional dan terapi obat
D. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Demonstrasi
E. Setting
1) Setting waktu
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab Kata-
3 Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri salam kata/
b. Menyampaikan dan menjawab
c. Menyampaikan tentang b. Mendengarkan kalimat
kesimpulan materi salam
tujuan pokok materi dan menyimak
c. Mengakhiri pertemuan
d. Meyampakaikan pokok c. Bertanya
dan menjawab salam
pembahasan mengenai
e. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
PENYAJI MATERI
Perawat Perawat
fasilitator Masyarakat fasilitator
F. Media
1) PPT
2) Leaflet
G. Pengorganisasian
1. Ketua panitia : Gusnadi
2. Bendahara : Yurni Susilawati
3. Seksi Acara :
a. Anggun Puja Fitriani b.
Yoan Agnes Theresia c.
Yayang Savita
d. Irfan Setiawan e.
Isma Azizah
f. Epa Ike Nurjanah
4. Seksi Humas :
a. Jhonatan Mei Diantama
b. Chandra Hanggara Prasetya Pribadi
c. Indra Wahyudi
d. Nindie Tresia
e. Ayu Veronicha
5. Seksi Konsumsi :
a. Meinia Preti Anjelina
b. Mega Sonia Vera
c. Adelia Falentina
d. Ceni Merti
e. Ayu Novita Sari
6. Seksi perlengkapan :
a. Sarwanto
b. Sindra
c. Julyanto
d. Lia Oktaria
e. Ribka Westinia
7. Seksi dokumentasi
a. Zulfi Anan Winaldi
b. Deany Saftuari
c. Karina Ayu Serin
d. Anggelina Natalia Deramika
H. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Proses
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Bentuk Pertanyaan Sebagai Berikut :
1) Sebutkan pengertian Hipertensi ?
2) Sebutkan tanda dan gejala?
3) Sebutkan factor resiko hipertensi ?
4) Sebutkan pencegahan dan pengandalian ?
5) Sebutkan cara pengobatan hipertensi ?
2) Evaluasi Hasil
Referensi
Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT Intisari
Mediatam.
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor Resiko Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS http//ridwanamiruddin. com/2007/12/08 hipertensi-dan- faktor-
risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/.
Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007. Understanding Health Promotion. Victoria,
Australia : Oxford University Press.
Notoadmodjo, Sukidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Renika Cipta : Jakarta.
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN HIPERTENSI
“Hipertensi atau Tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana
tekanan darah tinggi meningkat secara jangka waktu yang lama, lebih dari 150/90
mmHg pada kondisi istirahat. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan
pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu”
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi
darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam
tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa
keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin
sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi
Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan
darah. Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah,
termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.
2. TERAPI OBAT
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium Diuretic
bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan
mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik
(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE berfungsi
untuk menurunkan angiostenin II dengan menghambat enzim yang diperlukan
untuk mengubah angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan
menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya meningkatkan pengeluaran natri
Lampiran 34
Leaflet
Lampiran 35
Dokumentasi
Lampiran 36
I. Latar Belakang
Hari minggu atau libur, di berbagai tempat sering dilaksanakan kerja bakti. Kerja
bakti dapat berupa membersihkan lingkungan, melancarkan aliran selokan atau got,
merapikan tanaman, membetulkan penerangan jalan, atau membangun fasilitas publik
tertentu. Hal ini sangat positif, lingkungan menjadi bersih, sehat dan terang. Kerja bakti
adalah salah satu wujud kehidupan bertetangga. Ini dilakukan oleh lingkungan tetangga
tertentu, misalnya RT atau RW. Banyak kemuliaan diperoleh darikehidupan bertetangga,
termasuk melalui kerja bakti ini. Di lingkungan perkotaan atau perumahan, kerja bakti
bagi sebagian orang mungkin hal biasa. Ini yang membuat mereka tidak tertarik datang,
atau berpikir kurang memberi manfaat. Itu sebabnya mereka itu berpikir mungkin ada hal
lain yang lebih bermanfaat, misalnya mengisi waktu dengan membaca, olahraga, nonton
TV, berlibur atau acara keluarga. Berbeda dengan kerja bakti di lingkungan kampung atau
desa. Ada motivasi lain untuk mengikuti kerja bakti. Motivasi itu karena murni ingin
membantu lingkungan, atau untuk kegotongroyongan dan manfaat sosial.
II. Tujuan
1. Lingkungan menjadi bersih karena selalu terpelihara dan terawat
2. Sumber penyakit, seperti malaria, demam berdarah bisa dihilangkan dan hal ini
mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit
3. Membuat lingkungan menjadi nyaman dan indah : dengan tidak adanya ilalang, taman
tertata dengan baik, maka sebuah lingkungan akan menjadi enak dilihat dan nyaman
untuk ditinggali
No Waktu Kegiatan
4. Setting Tempat
Tempat komplek rumah warga Rumah warga Jalan Badak Raya RT 13 dan RT 5
Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
IV. Evaluasi
A. Acara berjalan lancar.
B. Terjadi komunikasi yang interaktif antara mahasiswa dengan warga.
C. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara, dan warga juga turut mengikuti acara.
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prodi Profesi Ners
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 39
B. Susunan Acara
1. Pembukaan
2. Pembacaan doa
3. Sambutan oleh Ketua Kelompok
4. Sambutan oleh Ketua RT
5. Kerja Bakti
6. Diskusi
7. Penutup
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan peserta telah dilakukan sebelum acara dimulai, yaitu pada
tanggal 17 April 2022.
b. Peralatan yang digunakan meliputi alat untuk bersih-bersih
c. Sarana dan prasarana menggunakan alat bersih-bersih
d. Warga antusias melakukan kerja bakti.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung lancar sesuai susunan acara
b. Warga mengikuti kegiatan dengan antusias, keaktifan warga sangat baik akan
program yang diadakan.
c. Kegiatan yang dilakukan pada tiap RT meliputi kerja bakti.
No Waktu Kegiatan
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prodi Profesi Ners
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 40
A. Latar Belakang
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Paradigma “Sehat - Sakit” saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu
masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus
yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu
upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Profesi Ners
Poltekkes Semarang 2022 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di
Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan
komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas
dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas di Wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
2. Tujuan Khusus
a. Melakuan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
b. Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
C. Plan of Action
1. Rencana Strategi
Melakukan musyawarah dengan dihadiri Kepala Lurah atau yang mewakili, Bapak,
warga, serta dosen pembimbing. Dalam musyarawah akan disepakati bersama
mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan dan evaluasi dalam lingkungan
Kelurahannya.
2. Tindakan
Musyawarah dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya
3. Pengorganisasian Kelompok
a) Ketua panitia : Gusnadi
b) Bendahara : Yurni Susilawati
c) Seksi Acara :
1) Anggun Puja Fitriani
2) Yoan Agnes Theresia
3) Yayang Savita
4) Irfan Setiawan
5) Isma Azizah
6) Epa Ike Nurjanah
d) Seksi Humas :
1) Jhonatan Mei Diantama
2) Chandra Hanggara Prasetya Pribadi
3) Indra Wahyudi
4) Nindie Tresia
5) Ayu Veronicha
e) Seksi Konsumsi :
1) Meinia Preti Anjelina
2) Mega Sonia Vera
3) Adelia Falentina
4) Ceni Merti
5) Ayu Novita Sari
f) Seksi perlengkapan :
1) Sarwanto
2) Sindra
3) Julyanto
4) Lia Oktaria
5) Ribka Westinia
g) Seksi dokumentasi
1) Zulfi Anan Winaldi
2) Deany Saftuari
3) Karina Ayu Serin
4) Anggelina Natalia Deramika
4. Sasaran
Kepala Lurah atau yang mewakili, Bapak RT, warga, pembimbing klinik serta dosen
pembimbing.
5. Media
Media yang digunakan LDC Proyektor, Powerpoint dan speaker
6. Metode
Ceramah dan diskusi
7. Susunan Acara
1. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan
1. 07.30 WIB Pembukaan
2. 07.35 WIB Pembacaan do’a
3. 07.40 WIB Sambutan oleh Ketua Kelompok
4, 07.50 WIB Sambutan oleh Kepala lurah atau yang mewakili
5. 08.00 WIB Sambutan oleh Dosen Pembimbing
6. 08.10 WIB Sambutan oleh pihak Puskesmas Kayon
Acara Inti
7. 08.25 WIB (Pemaparan hasil pengkajian, diskusi masalah dan Plant of Action, tanya
jawab)
8. 08.40 WIB Penutup
2. Setting Tempat
Tempat dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit Tunggal dengan kursi telah yang
diatur sedemikian rupa, LCD Proyektor, power point, dan speaker yang telah
dipersiapkan sebelumnya
D. Evaluasi
d. Acara Musyawarah Masyarakat Kelurahan 1 berjalan lancar.
e. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan pihak-pihak RT dan warga.
f. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara, beberapa perwakilan warga juga turut
mengikuti acara.
Budi Widiyanto, MN
Gusnadi
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prodi Profesi Ners
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 43
Resume Kegiatan MMK 3
E. Susunan Acara
1. Pembukaan
2. Pembacaan doa
3. Sambutan oleh Ketua Kelompok
4. Sambutan oleh Kepala lurah atau yang mewakili
5. Sambutan oleh pihak Puskesmas Kayon
6. Sambutan oleh Dosen Pembimbing
7. Acara Inti (Pemaparan hasil pengkajian, diskusi masalah dan Plant of Action, tanya
jawab)
8. Penutup
F. Evaluasi
4. Evaluasi Struktur
g. Kontrak waktu dengan peserta telah dilakukan sebelum acara dimulai, yaitu pada
tanggal 19 Mei 2022.
h. Musyawarah Masyarakat Kelurahan dilakukan di Kantor Kelurahan Bukit
Tunggal Kota Palangka Raya
i. Alat dan media yang digunakan, LCD Proyektor, power point, dan speaker yang
telah dipersiapkan sebelumnya
j. Sarana dan prasarana menggunakan kursi yang telah diatur sedemikian rupa sesuai
dengan protokol kesehatan covid-19
k. Diskusi berlangsung kurang lebih dua jam tiga puluh menit.
l. Mahasiswa menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan struktur
organisasi kegiatan
5. Evaluasi Proses
f. Kegiatan berlangsung lancar sesuai susunan acara
g. Warga mengikuti kegiatan dengan antusias
h. Pembawa acara membawakan acara dengan baik
i. Penyaji menyampaikan materi dengan jelas dan menarik
j. Dosen pembimbing memberikan masukan serta saran untuk mahasiswa agar lebih
baik dalam mengimplementasikan setiap program yang sudah direncanakan.
No Waktu Kegiatan
6. Evaluasi Hasil
d. Acara Musyawarah Masyarakat Keluragan berjalan lancar meskipun terkendala
cuaca hujan dan banjir dibeberapa wilayah
e. Terjadi diskusi yang interaktif antara mahasiswa dengan pihak-pihak RT,
f. Semua mahasiswa lengkap mengikuti acara
Mengetahui,
Koordinator Keperawatan Kesehatan Komunitas
Prodi Profesi Ners
Budi Widiyanto, MN
Lampiran 43
Dokumentasi Kegiatan