Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KERJA JAMINAN MUTU

HACCP

Nama Unit Usaha : PT Inti Cakrawala Citra (Mr. Bread)


Alamat : Perum. Jember Permai II Blok T.21, Jember – Jawa Timur

Divalaidasi Oleh: Tim HACCP

XENNA PUTRI ANJANI. 171710101047

Tanggal: 11 Desember 2020


Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor : 1234567890
Roti Tawar Revisi :1
KEBIJAKAN MUTU Halaman : 2 dari 24

Visi
Menjadikan roti tawar menjadi produk unggul dan berkualitas tinggi, sehingga banyak diminati oleh konsumen.

Misi
1. Mengolah roti tawar sesuai dengan SSOP dan GMP.
2. Menjamin produk roti aman untuk dikonsumsi.
3. Meningkatkan kualitas pekerja.
4. Mengontrol setiap proses pengolahan.

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020
Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor : 1234567890
Revisi :1
Roti Tawar ORGANISASI HACCP TIM Halaman : 3 dari 24
HACCP

No. Nama Jabatan Latar Belakang Pelatihan yang Pernah Diikuti


Pendidikan
1 Xenna Putri Anjani Manajer Manufaktur Sarjana Teknologi 1. Pelatihan HACCP
(Ketua tim) Pertanian 2. Peatihan leadership
3. Pelatihan best practice manufacturing management
2 KeisyaPrameswari H Manajer Quality Sarjana Teknologi 1. Pelatihan HACCP
Control Pertanian 2. Pelatihan kehalalan pangan
3. Pelatihan manajemen quality control
3 Kyandra Putri M. H Manajer Engineering Sarjana Teknologi 1. Pelatihan HACCP
Pertanian 2. Pelatihan manajemen dan engineering

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Roti Tawar Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor : 1234567890


Revisi : 1
ORGANISASI Halaman : 4 dari 24
STRUKTUR ORGANISASI

Ketua Tim
Xenna Putri Anjani

Staff Quality Control Production Manager


Keisya Prameswari H Kyandra Putri M. H

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Nomor : 1234567890
Roti Tawar Revisi :1
Rencana Kerja Jaminan Mutu
DESKRIPSI PRODUK Halaman : 5 dari 24

1. Kategori produk : Roti tawar


2. Nama produk : Mr. Bread
3. Komposisi Bahan :
a. Bahan Baku
1. Tepung terigu
2. Ragi
3. Garam
4. Air
b. Bahan Pembantu
1. Telur
2. Susu
3. Gula
4. Butter (Mentega)
4. Physical / chemical Structure :
a. Physical : Padat, empuk
b. Chemical : AW rendah (< 0.9), suhu ruang.
5. Microcidal / static treatment :
a. Microcidal (membunuh) :Pengovenan, cara ini dapat membunuh spora.
b. Microstatic (menghambat) :
1. Kelembaban berkontribusi besar terhadap pertumbuhan jamur. Oleh karena itu harus disimpan di tempat kering, diletakkan dibawah
cahaya lampu terang, pada suhu ruang.
2. Buat wadah yang terbuat plastik PP yang mana dapat membuat roti tetap kering dan meminimalkan kontak langsung dengan udara
yang mengandung spora.
6. Cara penyiapan dan penyajian : Ready to eat atau siap saji
7. Tipe Pengemasan : Plastik PP
8. Masa simpan dan storage condition : 5-7 hari dalam suhu ruangan.
9. Label Kemasan : Label halal, komposisi bahan, label expired.
10. Sasaran Konsumen yang Ingin Dicapai : Semua kalangan kecuali bayi.
11. Method distribution : Menggunakan mobil box
12. Standar SNI : Sesuai dengan SNI-01-3840-1995
Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :
Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020
Tahap 3. Penentuan Penggunaan Produk
Pada tahap ini, Tim HACCP mengidentifikasi cara penggunaan produk roti tawar yang telah diproduksi oleh konsumen, cara penyajian,
serta kelompok konsumen yang mengkonsumsi produk. Penting diketahui apakah produk akan langsung dikonsumsi (ready to eat) atau akan
dimasak terlebih dahulu oleh konsumen. Produk yang akan dikonsumsi oleh konsumen harus lebih spesifik dan ditunjukkan kepada siapa. Harus
diingat terdapat kelompok konsumen berisiko tinggi yang meliputi bayi, lansia, kelompok immunocompromised (ibu hamil, orang sakit, orang
yang menjalani kimoterapi, orang dengan daya tahan tertentu dan pasien AIDS). Untuk produk bakeri yaitu roti tawar deskripsi penggunaan
produknya adalah sebagai berikut : dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen dari semua kalangan masyarakat kecuali bayi.
Produk roti tawar yang diproduksi ini tidak membahayakan bagi masyarakat yang mengkonsumsi termasuk orang yang dengan
spesifikasi tertentu, sebab tidak ada bahan yang berbahaya dalam proses pembuatannya. Sehingga produk ini bisa dikonsumsi langsung oleh
semua kalangan.
Nomor : 1234567890
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Roti Tawar Revisi :1

DIAGRAM ALIR PRODUK Halaman : 9 dari 24

Tim HACCP menyusun diagram alir proses pembuatan roti tawar dibantu oleh QC (Quality Control), orang yang bekerja di bagian
produksi dan orang yang bekerja di bagian mekanis. Diagram alir proses disusun dengan tujuan untuk menggambarkan keseluruhan proses
produksi. Diagram alir proses ini selain bermanfaat untuk membantu tim HACCP dalam melaksanakan kerjanya, dapat juga berfungsi sebagai
pedoman bagi orang atau lembaga lainnya yang ingin mengerti proses dan verifikasinya.
Diagram alir harus meliputi seluruh tahap-tahap dalam proses secara jelas mengenai:
1. Rincian seluruh kegiatan proses termasuk inspeksi, transportasi, penyimpanan dan penundaan dalam proses,
2. Bahan-bahan yang dimasukkan kedalam proses seperti bahan baku, bahan pengemas, air, udara dan bahan kimia,
3. Keluaran dari proses seperti limbah: pengemasan, bahan baku, product-inprogress, produk reproses (rework), dan produk yang dibuang
(ditolak).
Penerimaan Bahan

Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor: 1234567890


Garam Ragi Tepung terigu
Gula Roti TawarTelur Mentega
Revisi: 1 Susu
TABEL ANALISA BAHAYA Halaman: 11 dari 24
Prinsip 1
Tahap/input Potensi bahaya Penyebab Kprhn Ksrngn Sign Tindakan pencegahan
1. Penerimaan bahan Penimbangan
B: Bacillus sp., B: Kondisi udara panas, misal H L S Pengayakan
B: Disimpan diterigu
tempat yang memiliki udara
a. Tepung terigu
Staphylococcus, E. musim panas, kadar air cukup dingin dan RH rendah namun kadar
Pencucian telur Coli, dan jamur terlalu
mixing tinggi (maks. air roti tetatp rendah.
14,5%).
K: Timbal, raksa, dan K: Terbawa oleh suplayer M L US K: Analisis tepung setahun sekali
Pemecahan telur tembga, pemutih.
F: Kerikil, benang, dan kutu F: Terbawa oleh suplayer L H S Pencetakan
F: Pengayakan dan pengechekan COA
B: Amylomyces rouxii B: Kondisis penyimpanan (KA L L US B: Mengondisikan tempat penyimpanan
(amilolitik)
mixing 1 tinggi) mixing 2 memiliki RH rendah
8-10 menit 10-12 menit Pengembangan akhir
b. Ragi T : 38ᴼC, RH: 75-85%, s : 50-70 menit
B: Aspergillus sp. (Halofilik) B: Bawaan dari bahan L M US B: Melakukan penolakan
F: Pasir dan kerikil
F: Terbawa oleh suplayer L M US F: Melakukan pengechekan sebelum bahan
c. Garam diterima.
B: Salmonella sp. B: Terbawa
Fermentasioleh suplayer, kulit H H S B:Pencucian menggunakan larutan klorin.
telur kotor.
T : 30ᴼC, RH : 75 %, Aw : 0,905, pH : 4-4,5 selama 1-3 jam Pengovenan
B: Bakteri lipolitik dan B: Krim mengalami kerusakan M L US B: Dilakukan pemanasan suhu tinggi untuk
d. Telur khamir oleh ragi dan kemudian mencegah bakteriTdan
: 200ᴼC, s : 15 menit
khamir dapat
krim hanya dipasteurisasi tumbuh.
dan kondisi penyimpanan.
K: Terbawa oleh suplayer
e. Mentega K: Logam L US K: Dilakukan penolakan pada penerimaan
Pembagian M Pendinginan
bahan
T : 25ᴼC, s : 80-90 menit
B: Koliform, Salmonella sp., B: Penyimpanan H M S B: Disimpan pada suhu dingin
Staphylococcus aureus, Pembulatan
E.coli.
F: Kerikil, debu F: Terbawa oleh suplayer, L L US F: Sortasi awal bahkan jika cemaran terlalu
Pengembangan singkat Pengemasan
T : 35-36ᴼC, RH : 80-83 %, selama 6-10 menit
lingkungan ruang tinggi makadilakukan penolakan.
f. Susu penyimpanan B: Disimpan dalam wadah yang tertutup,
B: Yeast, kapang B: Kontaminasi udara karena L H S sanitasi ruangan
gula tidak diletakkan dalam
wadah tertutup
K: Proses defekasi kurang B: Dilakukan penolakan oleh QC.
g. Gula K: Kapur (CaCO3) sempurna M L US
2. Pengayakan B: Rhizopus stolonnifer B: Kontaminasi udara dan M L US B: Sanitasi udara dan ruangan, serta pekerja
tepung (kapang), pekerja yang tidak
Staphylococcus aureus menggunakan sarung
F: Kawat, kerikil, untaian tangan. F: Perawatan ayakan
benang, dan kutu F: Ayakan rusak, lubang L H S
ayakan terlalu besar,
terbawa oleh suplayer
3. Penimbangan F: Serpihan logam, debu F: Timbangan kotor, L L US F: Perawatan timbangan secara rutin dan
timbangan berkarat, dan pembersihan ruang produksi setiap selesai
kebersihan ruang produksi. produksi.
B: Kontaminasi udara dan
B: Staphylococcus aureus pekerja yang tidak M L US B: Sanitasi udara dan ruangan, serta pekerja
dan kapang (Rhizopus menggunakan sarung
stolonnifer) tangan.
4. Pemecahan telur B: Salmonella sp. B: Terbawa dari kulit telur H L S B: Pencucian dengan sanitizer (klorin)
yang kotor
5. Pencucian telur B: E.coli, Salmonella sp. B: Air yang digunakan untuk H M S B: Penanganan air yang sesuai dengan GMP
mencuci kotor dan tidak dan SSOP, mulai dari lokasi penampungan
sesuai dengan ketentuan air hingga filtrasi air sebelum masuk untuk
GMP dan SSOP, kotoran pengolahan.
cangkang atau kulit telur. Pencucian menggunakan sanitizer (larutan
klorin).
6. Mixing B: Rhizopus stolonnifer B: Pencampuran dalam M H S B: Meminimalkan keadaan yang terbuka
keadaan terbuka sehingga
kontaminasi udara
F: Keadaan terbuka, mixer F: Perawatan mixer secara berkala.
F: Debu, potongan atau kurang terawat. L H S
serpihan logam
7. Fermentasi B: Kapang (Rhizopus B: Kontaminasi udara L M US B: Sanitasi udara dan ruangan.
stolonnifer)
8. Dividing B: Rhizopus stolonifer, Kontaminasi udara, alat H M S 1. Ruang produksi harus disesuaikan
(Pembagian) Neurospora sitophila, N. pemotongan atau pembagian dengan GMP dan SSOP
crassa kotor, dan pekerja yang tidak 2. Sanitasi pekerja
Aspergilus niger, hygienis.
Staphylococcus aureus.
F: Debu, serangga F: Alat yang digunakan kotor
L L US F: Sanitasi alat
9. Pembulatan B: Kapang, Staphylococcus B: Kontaminasi udara dan M M S B: Ruang produksi harus disesuaikan dengan
adonan aureus pekerja GMP dan SSOP.
F: Debu dan serangga
F: Rounder kotor, keadaan L M US F: Pembersihan alat secara rutin dan
terbuka pemasangan lampu khusus penangkap
perhatian serangga
10. Pengembangan B : Rhizopus stolonifer dan B: Udara, lingkungan, dan L M US B: Perawatan exhous-fan, (menjaga udara)
Aspergillus sp. suhu pengembangan cocok dan penggunaan waktu pengembangan
(Optimum pada suhu 30- untuk pertumbuhan mikroba yang cepat sehingga jamur yang
40oC). gol. mesofil. mengkontaminasi tidak semakin tinggi.
F: Penggunaan plastik yang cukup lebar
F: Proses pengembangan sehingga dapat menutupi permukaan
F: Debu dibiarkan terbuka. L M US adonan.
11. Pengovenan B: Rhizopus stolonifer, B: Pada proses sebelumnya H M S B: Pengovenan menggunakan suhu tinggi dan
Aspergillus sp., E.coli, tidak ada yang dapat menghindari suhu dingin. Karena spora
Salmonella sp., mencegah aktifitas mikroba ini akan mati pada suhu
Neurospora sitophila dan mikrobiologi ini, rak dan pengovenan.
N. crassa, Bacillus loyang tidak bersih. Pembersihan alat yang digunakan
subtilis. secara rutin.
F: Serpihan logam atau kerak F: Tidak dilakukannya
dari loyang atau rak perawatan dengan baik L M US
pengovenan F: Melakukan pembersihan dan perawatan
secara rutin
12. Pendinginan B: Rhizopus stolonifer, B: Kontaminasi oleh udara H L S B: Sanitasi ruangan misalnya dengan
Neurospora sitophila, N. selama pendinginan pembersihan secara berkala exhous-fan,
crassa dinding, dan lantai.
Aspergilus niger
F: Kondisi ruang produksi,
F: Serangga, debu misal banyak ventilasi yang
terbuka sehingga L H S F: Pemasangan lampu khusus serangga dan
memudahkan serangga penggunaan insektisida yang foodgrade.
masuk dan rak pendinginan
13. Pengemasan B: Rekontaminasi Rhizopus B: Pembungkusan yang tidak H L S B: Sealing, pemilihan kemasan yang sesuai.
stolonifer, Neurospora rapat dan pori-pori kemasan
sitophila, N. crassa yang cukupbesar sehingga
Aspergilus niger terjadi kontaminasi udara,
roti dikemas sebelum
dingin.
K: Racun K: Bahan perekat K: Tidak menggunakan bahan perekat, tetapi
H L S dengan alat sealer.
14. Distribusi - - - - - -

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020
Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor: 1234567890
Roti Tawar Susu Kambing Bubuk Revisi: 1
TABEL PEMERIKSAAN Halaman: 16 dari 24
ANALISA BAHAYA

Bahan Baku P1 P2 P3 CCP/No


1.1. Tepung terigu
Biologis Y Y N Not CCP
Y N - CCP
Kimia N - - Not CCP
Fisik

1.2. Ragi N - - Not CCP


1.3. Garam
Biologis N - - Not CCP
N - - Not CCP
Fisik
1.4. Telur Y Y N Not CCP
1.5. Mentega
Biologi N - - Not CCP
N - - Not CCP
Kimia
1.6. Susu Y Y N Not CCP
1.7. Gula
Fisik N - - Not CCP
Biologis N - - Not CCP
Kimia Y Y N Not CCP
Tahap Proses P1 P2 P3 P4 P5 CCP/No
2.1 Pengayakan
Biologis N - - - - Not CCP
Y Y - - CCP
Fisik
2.2 Penimbangan
Fisik N - - - - Not CCP
N - - - - Not CCP
Biologis
2.3 Pemecahan telur Y Y N Y Y Not CCP
2.4 Pencucian telur Y Y Y - - CCP
2.5 Mixing
Biologis Y Y N N - Not CCP
Y Y N N - Not CCP
Fisik
2.6 Fermentasi N - - - - Not CCP
2.7 Dividing (Pembagian)
Biologis Y Y N Y Y Not CCP
N - - - - Not CCP
Fisik
2.8 Pembulatan adonan
Biologis Y Y N Y Y Not CCP
N - - - - Not CCP
Fisik
2.9 Pengembangan
Biologis N - - - - Not CCP
N - - - - Not CCP
Fisik
2.10 Pengovenan
Biologis Y Y Y - - CCP
N - - - - Not CCP
Fisik
2.11 Pendinginan
Biologis Y Y Y - - CCP
Y Y N N - Not CCP
Fisik
2.12 Pengemasan
Biologis Y Y Y - - CCP
Y Y N N -- Not CCP
Kimia
Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :
Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Roti Tawar Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor: 1234567890


Roti Tawar Revisi: 1
Lembar Kerja Pengendalian HACCP Halaman: 18 dari 24

CCP DAN LOKASI BATAS KRITIS PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI VERIVIKASI PENCATATAN
MONITORING
Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tepung terigu Timbal W1: Cemaran kimia Uji laboratorium jika Review atau pemeriksaan Pencatatan penerimaan
a. Bahaya kimia ( maks. 1,10 mg/kg) tepung terigu positif melebihi batas form penerimaan tepung bahan baku
Raksa W2: Pada saat penerimaan maksimum, maka terigu setiap bulan
(Maks. 0,05 mg/kg) bahan menghubungi kepala QC
Tembaga W3: Petugas penerimaan dan memutuskan bahan
(maks. 10mg/kg) bahan akan ditolak atau diterima
W4: Di ruang penerimaan
bahan
H: Menggunakan mettal
detector
Pengayakan F: Ayakan utuh,tidak W1: Ayakan tepung yang Pembetulan ayakan dan Pemeliharaan bulanan Rekaman kondisi ayakan
a. Bahaya Fisik rusak, tidak boleh ada digunakan pengayakan ulang
serangga. W2: Pada saat proses
pengayakan
W3: Operator pengayakan
W4: Tempat proses
pengayakan
H: Pengamatan secara
visual dengan mata
Pengovenan Suhu pengovenan 200ᴼC W1: Suhu Melakukan kontrol suhu, Review form suhu Rekaman suhu yang
a. Bahaya W2: Saat proses jika suhu kurang dari suhu pengovenan digunakan dalam
biologis pengovenan dan pengovenan, maka harus pengovenan.
setelah pengovenan meningkatkan suhu.
W3: Bagian proses
pengovenan
W4: Di ruang produksi
H: Pengecekan suhu
secara rutin dan
berkala
Pendinginan W1: Suhu dan kondisi 1. Melakukan kontrol Review form suhu Rekaman suhu yang
a. Bahaya 1. Suhu pendinginan ruang pendinginan suhu, jika suhu pendinginan digunakan dalam
biologis 25ᴼC W2: Saat proses pendinginan
pendinginan dan
masih tinggi, maka
2. Ruang sebelum proses harus didinginkan
pendinginan harus pengemasan kembali supaya
sesuai GMP dan W3: Bagian proses tidak ada mikroba
SSOP sehingga pengovenan termofilik.
bebas kontaminan W4: Di ruang produksi
H: Pengecekan suhu
2. Memasang blower
secara rutin dan pada langit-langit
berkala sehingga
kontaminasi udara
dan ruangan
terminimalisir.
Pengemasan 1. Suhu roti sebelum W1: Suhu 1. Jika suhu masih Review form kondisi Pencatatan hasil sortasi.
a. Biologis dikemas harus W2: Saat proses terlalu panas, maka kemasan
pengemasan
kurang dari 25ᴼC W3: Bagian proses
suhu harus
selama 80-90 pengovenan diturunkan
menit W4: Di ruang produksi kembali agar
2. Ruang H: Pengecekan suhu kemasan tidak
pengemasan harus secara rutin dan mengembun
berkala
sesuai GMP dan sehinga tidak
SSOP sehingga ditumbuhi kapang
bebas kontaminan

Pencucian telur 1. Air bebas dari W1: Air dan permukaan Pencucian ulang Review form kondisi air Rekaman pencucian telur
kontaminan kulit telur
tiap 6 bulan sekali
W2:Setiap proses
2. Kulit telur bersih pencucian
berlangsung
W3: Bagian produksi
(karyawan)
W4: Tempat proses
pencucian
H: Pengecekan secara
berkala dan
pencucian

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Nomor: 1234567890
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Roti tawar Revisi : 1
PROSEDUR VERIFIKASI Halaman : 21 dari 24

Prosedur verifikasi dilakukan dengan pencatatan mengenai HACCP, peninjauan terhadap penyimpangan dan pengaturan produk,
konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, melakukan pemeriksaan terhadap metode yang digunakan, pengujian. Prosedur verifikasi
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan validasi sistem sehingga
dapat memenuhi semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat perubahan di tahap proses atau bahan yang digunakan
dalam proses produksi
Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :
Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020
Nomor : 1234567890
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Roti tawar Revisi :1
PROSEDUR RECALL Halaman : 22 dari 24

Untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menghindari konsumen dari mengkonsumsi produk yang tidak aman, maka perusahaan
mempunyai kebijakan untuk melakukan penarikan produk (produk recall). Informasi yang menjadi alasan untuk melakukan penarikan produk
terutama adalah keluhan atau komplain dari pelanggan, dan adanya kesalahan bahan baku atau proses produksi. Produk yang telah ditarik
selanjutnya dikumpulkan pada tempat yang terpisah dan telah ditentukan. Informasi dan data penarikan produk akan didokumentasikan dan
ditindak lanjuti.
Selain itu, Tahapan ini dilakukan untuk memastikan produk telah didistribusikan secara sistematik dengan tingkat keamanan yang terjaga.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu;
1. Penyusunan sistem penelusuran proses produksi
2. Pengembangan sistem penelusuran dan sistem distribusi
3. Sistem penelusuran kepada pemasok
4. Sistem koordinasi internal

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020
Nomor : 1234567890
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Roti tawar Revisi :1

PROSEDUR PENGADUAN/ Halaman : 23-24


KELUHAN KONSUMEN

Setiap keluhan dari konsumen baik lisan maupun tertulis akan diterima dan ditangani dengan baik. Keluhan atau pengaduan konsumen
tersebut dapat berkaitan dengan produk yang dihasilkan maupun proses produksinya. Prosedur penanganan keluhan pelanggan ini menjadi
tanggug jawab manajer QA. Pada setiap keluhan akan dicatat antara lain : tanggal keluhan/pengaduan, identitas pelapor, isi keluhan, penerima
keluhan, dan penanganan yang dilakukan terhadap keluhan tersebut. Apabila keluhan tersebut menyangkut produk, maka jika memungkinkan
pelapor menyertakan sampel produk yang dikeluhkan dan kode produksinya.

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Nomor :1234567890
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Revisi : 1
Roti tawar PERUBAHAN/REVISI/ Halaman : 24 dari 24
AMANDEMEN DOKUMEN

Perusahaan menjamin bahwa semua dokumen dan data yang terkait dengan HACCP Plan (termasuk HACCP Plannya) telah mempunyai
identitas, ditinjau dan disahkan untuk menjamin kemutahirannya. Setiap perubahan terhadap dokumen harus diperiksa dan disetujui oleh
manajemen atau wakil manajemen yang ditunjuk dan dilaporkan pada TIM HACCP agar dapat didokumentasikan. Kegiatan
perubahan/revisi/amandemen dokumen ini berada di bawah tanggung jawab manajer QA selaku sekretaris TIM HACCP.

Disetujui Oleh : Jabatan : Tanggal :


Xenna Putri Anjani Ketua Tim HACCP 11 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai