Anda di halaman 1dari 25

TUGAS ANALISIS KASUS

KISAH SEO IN GUK MENGGUNAKAN TEORI SOSIAL KOGNITIF

KELOMPOK 4

NAMA NIM

Afra Munira 211301077

Diyah Tri Wahyuningsih 211301081

Sabina Miftahul Jannah 211301082

Alicia Joane Sembiring 211301160

Andrea Yosefa Melika 211301163

KELAS A
FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-

Nya kami masih diberikan kesehatan sehingga tugas laporan analisis kasus kelompok 4

(empat) pada mata kuliah Psikologi Belajar (Learning Theories/Basic in Behavioral

Modification) dengan judul “Kisah Seo In Guk Menggunakan Teori Sosial Kognitif”

dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat dengan tujuan pemenuhan tugas akhir kelompok mata

kuliah Psikologi Belajar (Learning Theories/Basic in Behavioral Modification) pada semester

dua.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pada mata kuliah Psikologi

Belajar (Learning Theories/Basic in Behavioral Modification), Ibu Sri Supriyantini M.Si.,

Psikolog yang telah membimbing kami dalam mempelajari ilmu Psikologi Belajar. Laporan

ini kami susun sebaik mungkin agar pembaca dapat lebih mudah memahami isi dari laporan

kami. Kami berharap laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan, serta kami juga

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca guna untuk penyempurnaan laporan ini.

Medan, 3 Juni 2022


Kelompok 4

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1.........................................................................................................................................1

LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................................1

BAB 2.........................................................................................................................................3

LANDASAN TEORITIS...........................................................................................................3

2.1 Proses Pemodelan.............................................................................................................3

2.2 Proses Motivasi................................................................................................................6

2.3 Self-efficacy.....................................................................................................................7

BAB 3.........................................................................................................................................9

ANALISIS MASALAH.............................................................................................................9

3.1 Proses Pemodelan pada Seo In Guk.................................................................................9

3.2 Proses Motivasi pada Seo In Guk...................................................................................12

3.3. Self-efficacy pada Seo In Guk.......................................................................................14

BAB 4.......................................................................................................................................17

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................17

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17

4.2 Saran...............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

LAMPIRAN.............................................................................................................................20
BAB 1

LATAR BELAKANG MASALAH

Seo In Guk merupakan seorang penyanyi dan aktor kelahiran 1987 asal Korea

Selatan. Ia memulai karirnya sebagai penyanyi setelah memenangkan acara pencarian bakat,

Superstar K pada tahun 2009. Lalu ia memulai karir sebagai aktor dengan membintangi Love

Rain pada 2012. Semenjak saat itu ia sudah banyak membintangi berbagai serial televisi.

Seo In Guk bukanlah seorang anak yang lahir dari keluarga kaya. Ayahnya bekerja

sebagai tukang las dan ibunya bekerja sebagai pengumpul sampah daur ulang untuk

menghidupi ia dan adik perempuannya.

Saat masa sekolah, Seo In Guk berlatih gulat, tinju, dan seni bela diri campuran. Ia

memutuskan ingin menjadi penyanyi ketika berusia 10 tahun karena terinspirasi oleh musisi

rock Korea Selatan bernama Kim Jung Min.

Setelah memutuskan impiannya untuk menjadi penyanyi, Seo In Guk mulai tampil

bernyanyi di pertemuan keluarga dan acara-acara sekolah. Lalu pada akhirnya ia

mendapatkan kesempatan untuk belajar Musik Terapan di Universitas Daebul.

Tidak hanya sampai disitu, demi mewujudkan mimpinya menjadi penyanyi, Seo In

Guk mulai mengikuti audisi di berbagai agensi hiburan. Saat mengikuti berbagai audisi, Seo

In Guk juga mengalami berbagai penolakan. Salah satu alasan mengapa ia ditolak adalah

karena ia dinilai memiliki berat badan yang tidak ideal. Bahkan salah satu agensi, yaitu JYP

Entertainment pernah memintanya untuk menurunkan berat badan hingga ia mengalami

bulimia untuk sementara waktu.


Lalu setelah berat badannya turun, Seo In Guk Kembali ke JYPEnt untuk audisi

ulang. Tetapi ia ditolak juga karena dinilai memiliki suara yang buruk. Seo In Guk berasumsi

bahwa pita suaranya menjadi rusak karena sering muntah selama menderita bulimia.

Seo In Guk juga merasa bahwa dirinya jelek. Ia merasa dirinya seperti peribahasa

“itik yang jelek”. Tetapi salah seorang sutradara memujinya dengan mengatakan bahwa ia

memiliki mata dan aura yang menarik. Dan Seo In Guk sangat berterima kasih atas pujian

tersebut.

Lalu setelah berbagai perjuangan Seo In Guk untuk meraih impiannya, ia akhirnya

berkompetisi dalam kontes menyanyi di Superstar K dan berhasil menang di musim

pertamanya.
BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Proses Pemodelan

Pemodelan—komponen penting dalam teori kognitif sosial—mengacu pada

perubahan perilaku, kognitif, dan afektif yang berasal dari mengamati satu atau lebih model.

Secara historis, pemodelan disamakan dengan imitasi, tetapi pemodelan adalah konsep yang

lebih inklusif. Beberapa karya sejarah dibahas selanjutnya untuk memberikan latar belakang

di mana pentingnya penelitian pemodelan oleh Bandura dan lainnya:

1. Teori imitasi

Sepanjang sejarah, orang telah melihat imitasi sebagai sarana penting untuk

mentransmisikan perilaku.

● Naluri

Pada awal abad kedua puluh, pandangan ilmiah yang dominan adalah bahwa

orang memiliki naluri alami untuk meniru tindakan orang lain.

● Perkembangan

Piaget (1962) menawarkan pandangan yang berbeda tentang imitasi. Dia

percaya bahwa pembangunan manusia melibatkan perolehan skema (skema), atau

struktur kognitif yang mendasari dan memungkinkan pemikiran dan tindakan

yang terorganisir (Flavell, 1985). Skema yang tersedia untuk individu menentukan

bagaimana mereka bereaksi terhadap peristiwa. Skema mencerminkan

pengalaman sebelumnya dan terdiri dari pengetahuan seseorang pada waktu

tertentu.
● Pengkondisian

Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa beragam jenis perilaku dapat

diperoleh melalui observasi. Penelitian Bandura dkk menunjukkan bahwa

pengamat belajar dari model tanpa adanya penguatan kepada model atau

pengamat (Bandura, 1986).

● Perilaku instrumental

Miller dan Dollard (1941) mengusulkan teori imitasi yang rumit, atau perilaku

yang bergantung pada kecocokan, yang berpendapat bahwa imitasi adalah

perilaku yang dipelajari. Miller dan Dollard percaya bahwa awalnya peniru

menanggapi isyarat perilaku dengan cara coba-coba, tetapi akhirnya peniru

melakukan respons yang benar dan diperkuat. Seperti pandangan sejarah lainnya,

teori ini mendalilkan bahwa tanggapan baru tidak diciptakan melalui peniruan;

sebaliknya, imitasi mewakili kinerja perilaku yang dipelajari.

2. Fungsi pemodelan

Bandura (1986) membedakan tiga fungsi utama pemodelan:

● Fasilitasi respon

Fasilitasi respons mengacu pada tindakan model yang berfungsi sebagai

dorongan sosial bagi pengamat untuk berperilaku sesuai.

● Penghambatan/penghambatan

Mengamati model dapat memperkuat atau melemahkan hambatan untuk

melakukan perilaku yang dipelajari sebelumnya. Ini bisa terjadi ketika model
dihukum karena melakukan tindakan tertentu, yang pada gilirannya

menghentikan atau mencegah pengamat bertindak sesuai dengan itu. Efek

penghambatan dan penghambatan pada perilaku terjadi karena tampilan yang

dimodelkan menyampaikan kepada pengamat bahwa konsekuensi serupa

mungkin terjadi jika mereka melakukan perilaku yang dimodelkan. Informasi

tersebut juga dapat mempengaruhi emosi (misalnya, meningkatkan atau

menurunkan kecemasan) dan motivasi.

● Pembelajaran observasional.

Pembelajaran observasional melalui pemodelan terjadi ketika pengamat

menampilkan pola perilaku baru yang, sebelum terpapar pada perilaku yang

dimodelkan, memiliki kemungkinan nol terjadinya bahkan ketika motivasi tinggi

(Bandura, 1969). Mekanisme kuncinya adalah informasi yang disampaikan oleh

model kepada pengamat tentang cara-cara untuk menghasilkan perilaku baru

(Rosenthal & Zimmerman, 1978).

Proses pertama adalah pengamat perhatian peristiwa-peristiwa yang

relevan sehingga dapat dirasakan secara bermakna. Proses kedua adalah

penyimpanan, yang membutuhkan pengorganisasian kognitif, latihan,

pengkodean, dan transformasi informasi yang dimodelkan untuk disimpan dalam

memori. Proses pembelajaran observasional yang ketiga adalah produksi, yang

melibatkan penerjemahan konsepsi visual dan simbolis dari peristiwa yang

dimodelkan ke dalam perilaku terbuka. Motivasi, proses keempat,

mempengaruhi pembelajaran observasional karena orang lebih mungkin untuk

terlibat dalam tiga proses sebelumnya (perhatian, retensi, produksi) untuk

tindakan model yang mereka rasa penting.


3. Pembelajaran keterampilan kognitif

Pembelajaran observasional memperluas cakupan dan kecepatan pembelajaran ke

apa yang mungkin melalui pembentukan, di mana setiap respons harus diberikan dan

diperkuat. Pemodelan Kognitif menggabungkan penjelasan model dan demonstrasi

dengan verbalisasi dari model pemikiran dan alasan untuk melakukan tindakan yang

diberikan (Meichenbaum, 1977).

4. Pembelajaran keterampilan motoric

Teori kognitif sosial menunjukkan bahwa belajar keterampilan motorik melibatkan

pembangunan model mental yang memberikan representasi konseptual keterampilan

untuk menghasilkan tanggapan dan bertindak sebagai kriteria untuk menyesuaikan

tanggapan setelah menerima tanggapan.

Teori kognitif sosial menyatakan bahwa dengan mengamati orang lain, orang

membentuk representasi kognitif yang memicu respons selanjutnya dan berfungsi

sebagai kriteria untuk menilai kebenaran respons (Bandura, 1986).

2.2 Proses Motivasi

Tahap terakhir dalam proses terjadinya perilaku belajar adalah tahap penerimaan

dorongan yang berfungsi sebagai reinforcement. Di dalam teori Bandura, reinforcement

memiliki dua fungsi utama. Satu fungsi menciptakan bahwa perilaku akan diperkuat,

sedangkan fungsi lainnya yaitu sebagai proses motivasi. Motivasi adalah proses memberikan

motif untuk memanfaatkan hal apa yang telah dipelajari. Individu memberikan motivasi bagi

diri mereka sendiri, lalu melalui pemikiran-pemikiran sebelumnya lah mereka mengarahkan

tindakan-tindakan mereka.
Menurut Bandura ada tiga teori motivator, yaitu:

1. Causal Attributions (Atribusi Penyebab). Teori ini mempengaruhi motivasi, usaha,

dan reaksi individu. Individu dengan self-eficacy tinggi akan mengganggap kegagalan

terjadi karena usaha mereka belum maksimal.

2. Outcomes Experiences (Harapan Akan Hasil). Individu akan berperilaku sesuai apa

yang diinginkan mereka.

3. Goal Theory (Teori Tujuan). Individu akan menetapkan tujuannya terlebih dahulu,

setelah itu motivasi baru tercipta atau meningkat.

2.3 Self-efficacy

Self-efficacy adalah perasaan cukup, efisiensi, dan kompetensi diri dalam menghadapi

kehidupan, atau persepsi diri dalam mengontrol kehidupan, jadi self-efficacy adalah

keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan hal-hal yang

diperlukan untuk melakukan tindakan sehingga menghasilkan pencapaian yang diinginkan

(Bandura, 1997, p.3 dalam Skaalvik & Skaalvik, 2007). Bandura mengatakan bahwa orang

yang memiliki self-efficacy yang tinggi mempunyai kepercayaan diri yang lebih besar

dibandingkan dengan orang yang memiliki self-efficacy yang rendah.

Bandura mengatakan bahwa ada empat sumber Self-efficacy:

1. Performance attainment

Sumber self-efficacy yang paling berpengaruh adalah pencapaian kerja. Pengalaman

sukses sebelumnya dapat memberikan tingkat penguasaan dan kompetensi diri.

Prestasi sebelumnya menunjukkan kemampuan kita dan meningkatkan self-efficacy.


2. Vicarious experiences

Kesuksesan orang lain dapat meningkatkan self-efficacy, terutama ketika jika orang

yang diamati memiliki kemampuan yang sama, individu akan merasa yakin bahwa

dirinya juga akan berhasil. Sebaliknya jika orang yang dimati gagal maka dapat

menurunkan self-efficacy.

3. Verbal persuasion

Persuasi verbal dapat mengingatkan orang bahwa mereka memiliki kemampuan untuk

mencapai apa pun yang ingin mereka capai sehingga dapat meningkatkan self-

efficacy. Ini sumber self-efficacy yang sering diberikan oleh orang tua, guru,

pasangan, pelatih, teman, dan terapis yang mengatakan, "Anda bisa melakukannya".

4. Physiological and emotional arousal

Semakin tenang perasaan individu maka self-efficacy semakin besar. Sedangkan

semakin tinggi tingkat gairah fisiologis dan emosional individu maka self-efficacy

semakin rendah. Semakin banyak ketakutan, kecemasan, atau ketegangan yang

dialami dalam situasi tertentu, semakin sedikit individu merasa mampu mengatasinya.
BAB 3

ANALISIS MASALAH

3.1 Proses Pemodelan pada Seo In Guk

Sebelum kita membahas proses pemodelan dari Seo In Guk, kita perlu mengetahui

dan membahas lebih dalam lagi tentang aktor sekaligus penyanyi ini. Asal muasal Ia

memutuskan ingin menjadi penyanyi ketika berusia 10 tahun ialah karena terinspirasi oleh

musisi rock Korea Selatan bernama Kim Jung Min.

Seo In Guk selama ini dikenal sebagai artis multi talenta. Tak hanya memiliki

kemampuan akting ciamik, ia juga mempunyai suara merdu dan jago menulis lagu. Di balik

kariernya yang cemerlang, aktor tampan dari Ulsan itu sempat melewati masa muda yang

pahit. Seo In Guk berasal dari keluarga yang sangat miskin. Aktor kelahiran 23 Oktober 1987

itu hampir selalu kelaparan saat beranjak dewasa. Ia dapat tumbuh hingga saat ini karena

peran orang tua yang begitu luar biasa.

Dilansir dari Koreaboo, Seo In Guk mengatakan bahwa anggota keluarganya sangat

mencintai satu sama lain meski hidup dalam kesusahan. Hal itu tak luput dari kasih sayang

Ibunda. Seo In Guk bercerita, sang Bunda bekerja dengan memungut sampah setiap harinya

untuk mencari nafkah. Sang Bunda melakukannya bahkan setelah Seo In Guk debut di

panggung hiburan pada 2009 silam.

Kendati demikian, jebolan ajang pencarian bakat Superstar K itu tidak pernah malu

dengan pekerjaan Ibunda. Ia justru menyebut sang Bunda sebagai sosok wanita inspiratif dan

sosok panutannya. "Hal yang paling karismatik tentang ibuku adalah dia biasa

mengumpulkan sampah untuk pekerjaannya, bahkan setelah saya debut. Baik ibu saya dan

saya tidak punya rasa malu," ungkap Seo In Guk.


Diakui Seo In Guk, sang Bunda merupakan sosok wanita yang tak pernah beristirahat.

Ia akan tetap menyibukkan diri agar dapat bahagia. Kegigihan sang Bunda memicu Seo In

Guk untuk tak berhenti meraih mimpi. Sejak kecil Seo In Guk bermimpi ingin menjadi

penyanyi. Kini sudah sukses, Seo In Guk ingin membalas cinta dan kasih sayang sang Bunda.

Dikala kesibukannya karena Drama barunya yang memiliki rating tinggi, Seo In Guk

sempatkan dirinya hadir dalam sebuah acara radio untuk diwawancara mengenai role model-

nya dalam berakting. “Aku memang sangat menyukai Leonardo Dicaprio. Ia adalah role

modelku. Aku selalu menonton filmnya sejak di sekolah menengah dan kurasa matanya itu

dapat menceritakan sebuah cerita daripada mengeluarkan ekspresi lainnya dalam berakting,”

ceritanya.

Pada tanggal 25 November 2021 lalu, Seo In Guk memanfaatkan Naver V App untuk

berkomunikasi dengan fans dan menggelar broadcast bertajuk "Seo In Guk's Music and

Talk". Di sini, penyanyi sekaligus aktor itu mengungkap sosok yang menjadi inspirasi

menulis lagu pertamanya, "Destiny". "Aku sedih sekali saat melihat Yoona Girl’s Generation

di 'Love Rain'," papar In Guk. "Aku menulis lagu ini karena dia."

Dapat kita lihat model-model utama yang diamati oleh Seo In Guk adalah ibunya,

penyanyi Kim Jung Min, Aktor Leonardo Dicaprio dan Yoona Girl’s Generation. Dengan

mengamati model-model tersebut lahirnya perilaku giat dan pantang menyerah dari ibunya,

mencoba menjadi penyanyi dari Kim Jung Min, menjadi aktor yang dapat memerankan

perannya ketika berakting dengan bagus dari Leonardo Dicaprio dan menciptakan lagu

pertamanya dari Yoona.


1. Dari teori imitasi:

● naluri, secara naluriah Seo In Guk dari kecil melihat, mengimitasi dan meniru

perilaku serta tindakan dari ibunya sampai ia dewasa.

● perkembangan, skema yang dialami Seo In Guk seperti peristiwa ia ditolak di agensi

JYP itu membuatnya tidak menyerah dan terus berusaha di kesempatan selanjutnya,

yaitu di superstar K. Dapat kita lihat di program Superstar K, Seo In Guk mampu

membuat dirinya Debut.

● pengkondisian, diketahui Seo In Guk belajar dari model-modelnya tanpa adanya

penguatan atau stimulus terhadap model tersebut. Ia mempelajari model-model

tersebut melalui observasi dengan instan dan dengan kemauannya sendiri.

● perilaku instrumental, dengan mengikuti teori Miller dan Dollard bawa imitasi adalah

perilaku yang dipelajari dan Miller dan Dollard percaya bahwa awalnya peniru

menanggapi isyarat perilaku dengan cara coba-coba, tetapi akhirnya peniru

melakukan respons yang benar dan diperkuat. Dapat kita kaitkan dengan Seo In Guk

yang mencoba-coba meniru Kim Jung Min menjadi penyanyi, walau dahulu suaranya

kurang bagus dibandingkan modelnya dengan segala rintangan yang dilaluinya

akhirnya Seo In Guk bisa menyanyi dengan ciri khasnya dan kepercayaan dirinya

dalam bernyanyi.

2. Dari fungsi pemodelan:

● Fasilitas respon, tindakan ibunya Seo In Guk sebagai model utamanya itu

mendorongnya berperilaku sesuai dengan perilaku ibunya, seperti gigih dan pantang

menyerah.

● Penghambat/hambatan, dengan mengamati ibunya yang pantang menyerah itu

memperkuat Seo In Guk untuk melakukan perilaku yang dipelajari sebelumnya


terhadap Kim Jung Min. Dengan mengingat perjuangan ibunya itu meningkatnya

semangat kerjanya dibidang yang dipilihnya.

● Pembelajaran observasional, pada proses pertama ketika ia ditolak oleh agensi JYP itu

membuatnya mengingat perjuangan ibunya mencari nafkah kepadanya dan itu

membuatnya merasa bahwa dirinya tidak boleh menyerah dan terus berjuang seperti

ibunya. Pada proses kedua ia mengingat perilaku apa saja yang dilakukan oleh ibunya

dalam menghadapi suatu tantangan dan perilaku ibunya tersebut disimpan dalam

memorinya. Pada proses ketiga, ia pun memproduksikan perilaku yang sudah

dipelajari dan disimpan oleh memorinya kepada peristiwa yang terjadi saat ia terpuruk

ditolak agensi JYP. Pada proses keempat diketahui bahwa motivasi nya itu berasal

dari Ibunya sendiri.

● Pembelajaran keterampilan kognitif

Dengan melihat dan mengamati demonstrasi perilaku dari orangtuanya, terutama

ibunya itu menjadi alasan bagi Seo In Guk untuk melakukan tindakan yang diberikan

dan diajarkan.

 Pembelajaran keterampilan Motorik

Dengan mengamati dan melihat orangtuanya, terutama ibunya, membentuk

representasi kognitif oleh Seo In Guk yang memicu respons-respons selanjutnya. Dan

itu menjadi kriteria Seo In Guk untuk menilai kebenaran suatu respons.

3.2 Proses Motivasi pada Seo In Guk

Terlahir dari keluarga yang kekurangan, membuat In Guk ingin meraih impiannya dan

membantu kedua orang tuanya. In Guk sendiri mengatakan bahwa ibunya adalah panutannya.

"Ketika saya melakukan debut saya, saya mengatakan kepadanya untuk berhenti bekerja.
Namun, dia tidak mau. Dia mengatakan bahwa jika dia berhenti bekerja, tubuhnya akan sakit

dan dia mengatakan bahwa dia senang untuk bertemu orang-orang saat bekerja," kata Seo In

Guk. Seo In Guk pun kini merasa bahwa dia memiliki sifat yang menurun dari sang ibu.

Dalam perjalanan hidupnya, In Guk terinspirasi oleh musisi rock Korea, Kim Jung-min

sehingga ia termotivasi untuk menjadi penyanyi. Pada saat umur 10 tahun, In Guk memulai

karirnya menjadi penyanyi.

1. Causal Attributions (Atribusi Penyebab)

● Teori ini mempengaruhi motivasi, usaha, dan reaksi individu: In Guk termotivasi

oleh musisi rock Korea, Kim Jung-min. In Guk pun mulai tampil bernyanyi di

pertemuan keluarga dan acara-acara sekolah. Hingga akhirnya ia mendapat

kesempatan untuk belajar music terapan di Universitas Daebul.

● Individu dengan self-eficacy tinggi akan mengganggap kegagalan terjadi karena

usaha mereka belum maksimal: In Guk pernah gagal dalam mengikuti audisi agensi

hiburan. I ditolak karena berat badannya yang tidak ideal. Tak langsung menyerah, In

Guk pun mencoba menurunkan berat badannya hingga ia mengalami bulimia

(gangguan makan) selama beberapa waktu. Namun setelah berat badannya turun, In

Guk kembali ditolak karena suaranya dinilai memburuk. Ia berasumsi bahwa hal

tersebut karena pita suaranya yang rusak lantaran sering muntah.

2. Outcomes Experiences (Harapan Akan Hasil)

● Individu akan berperilaku sesuai apa yang diinginkan mereka: Karena In Guk

terinspirasi oleh Kim Jung-min, ia pun berusaha untuk meraih impiannya menjadi

seorang penyanyi juga. Ia mencoba bernyanyi di acara sekolah dan juga mengikuti

audisi di JYP Entertainment.

3. Goal Theory (Teori Tujuan).


● Individu akan menetapkan tujuannya terlebih dahulu, setelah itu motivasi baru

tercipta atau meningkat: In Guk sudah sangat ingin menjadi penyanyi ketika masih

kecil. Selain karena idolanya, Kim Jung-min, In Guk juga termotivasi karena keadaan

ekonomi keluarganya yang sulit. In Guk mengatakan bahwa ibu dan ayahnya adalah

panutannya dan ia selalu merasa kasihan ketika ibunya harus bekerja hingga

kelelahan.

3.3. Self-efficacy pada Seo In Guk

Self-efficacy adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan

melaksanakan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan tindakan sehingga menghasilkan

pencapaian yang diinginkan. Teori self-efficacy ini dapat dijelaskan dengan kisah Seo In Guk.

Saat berusia 10 tahun, ia ingin menjadi penyanyi karena melihat musisi rock asal negaranya.

Seo In Guk sebenarnya tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut, beberapa alasannya

seperti latar belakang keluarganya yang belum memiliki pengalaman menjadi penyanyi dan

tidak ada ucapannya yang mengatakan bahwa ia memiliki kemampuan bernyanyi sejak kecil.

Namun, Seo In Guk yakin dirinya mampu untuk bernyanyi. Hal ini terlihat saat ia percaya

diri untuk mencoba mengembangkan kemampuan dirinya dalam bernyanyi dengan tampil di

acara keluarga dan sekolahnya hingga berhasil mendapatkan kesempatan untuk belajar musik

terapan di Universitas Seoul. Hal ini berarti bahwa, Seo In Guk percaya diri dengan

kemampuan dirinya yang membuatnya melakukan upaya yang menghasilkan pencapaian

yang diinginkan seperti sukses dalam mengembangkan kemampuannya di bidang seni musik.

Bandura mengatakan bahwa orang yang memiliki self-efficacy yang tinggi mempunyai

kepercayaan diri yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki self-efficacy

yang rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka Seo In Guk memiliki self efficacy tinggi.

Hal ini dapat dibuktikan dengan perjalanan hidupnya dalam mengembangkan kemampuan
bernyanyi. Tidak berhenti sampai belajar musik di universitas, ia masih mengembangkan

kemampuannya dengan mengikuti berbagai audisi dari agensi musik. Perjalanannya juga

tidak mulus begitu saja, ia kerap mendapat penolakan karena berat badannya yang dinilai

tidak ideal. Ia bahkan sempat mengalami bulimia karena sering memuntahkan kembali

makanan yang telah dimakannya. Sampai akhirnya ia mengikuti ajang kompetisi Superstar K

yang membuat dirinya dikenal banyak orang dan membuka pintu kesuksesannya menjadi

penyanyi. Dari perjalanannya dalam mengembangkan kemampuan hingga berkarier menjadi

penyanyi dapat dikatakan bahwa Seo In Guk merupakan individu yang percaya diri dengan

kemampuannya sehingga mempunyai self-efficacy tinggi.

Bandura mengatakan bahwa ada empat sumber self-efficacy. Berikut empat sumbernya

dan kaitannya dengan kisah Seo In Guk.

1. Performance attainment

Sumber self-efficacy yang paling berpengaruh adalah pencapaian kerja. Pengalaman sukses

sebelumnya dapat memberikan tingkat penguasaan dan kompetensi diri. Setelah sukses

menjadi penyanyi, Seo In Guk juga mengembangkan kemampuannya di bidang seni peran. Ia

sudah membintangi berbagai drama dan film serta meraih berbagai penghargaan. Pengalaman

suksesnya menjadi penyanyi memberikannya kepercayaan diri dalam mencapai keinginannya

menjadi aktor.

2. Vicarious experiences

Kesuksesan orang lain dapat meningkatkan self-efficacy, terutama ketika jika orang yang

diamati memiliki kemampuan yang sama, individu akan merasa yakin bahwa dirinya juga

akan berhasil. Hal ini juga dialami oleh Seo In Guk, yakni ketika ia melihat musisi rock asal
negaranya bernama Kim Jung Min yang membuatnya yakin bahwa ia ingin menjadi

penyanyi.

3. Verbal persuasion

Persuasi verbal dapat mengingatkan orang bahwa mereka memiliki kemampuan untuk

mencapai apa pun yang ingin mereka capai sehingga dapat meningkatkan self-efficacy. Selain

dinilai berat badannya tidak ideal, Seo In Guk juga terkadang berpikir bahwa dirinya

memiliki wajah yang aneh. Menurutnya, sutradaranya juga memikirkan visualnya. Namun,

sutradaranya justru mengatakan bahwa mata dan aura yang dimiliki Seo In Guk dapat

menarik orang. Pujian dari sutradaranya ini membuat kepercayaan diri Seo In Guk

meningkat.

4. Physiological and emotional arousal

Semakin tenang perasaan individu maka self-efficacy semakin besar. Sedangkan semakin

tinggi tingkat gairah fisiologis dan emosional individu maka self-efficacy semakin rendah.

Semakin banyak ketakutan, kecemasan, atau ketegangan yang dialami dalam situasi tertentu,

semakin sedikit individu merasa mampu mengatasinya. Saat ini, Seo In Guk belum pernah

mengatakan bahwa ia mengalami ketakutan dan kecemasan saat di masa sulitnya mengejar

karier sebagai penyanyi. Ia hanya sempat tidak percaya diri dengan berat badannya dan

visualnya yang menurutnya aneh. Meskipun sempat tidak percaya diri, namun hal ini tidak

menghalanginya mengejar impiannya sebagai penyanyi.


BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Seo In Guk merupakan seorang penyanyi dan aktor asal Korea Selatan. Ia bukanlah

seorang anak yang lahir dari keluarga kaya melainkan anak dari ayah yang bekerja sebagai

tukang las dan ibu yang bekerja sebagai pengumpul sampah daur ulang. Perjalanannya

menjadi penyanyi dan aktor terbilang tidak mudah dan penuh dengan penolakan dan

perubahan. Kisah hidupnya ini dapat diulas dengan teori sosial kognitif, diantaranya proses

pemodelan, proses motivasi, dan self-efficacy. Seo In Guk merupakan individu yang memiliki

self-efficacy yang tinggi, memiliki model dan motivasi yang kuat dalam mencapai impiannya

sebagai penyanyi dan aktor.

4.2 Saran

Setiap individu diharapkan untuk memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi dalam

memaksimalkan kemampuannya, memiliki model dan motivasi yang kuat agar setiap

rintangan yang dihadapi dapat dilewati sehingga mampu mencapai impiannya.


DAFTAR PUSTAKA

Alikarukhan. 2022. “Profil Seo In Guk, Anak Tukang Sampah yang Jadi Bintang Korea”,

https://id.theasianparent.com/profil-seo-in-guk, diakses pada 3 Juni 2022 pukul 11.02.

Annisa A. 2021. “Kisah Pilu Aktor Tampan Korea Seo In Guk, Ibunda Pernah Menjadi

Pemulung”, https://www.haibunda.com/parenting/20210603170917-61-217760/kisah-pilu-

aktor-tampan-korea-seo-in-guk-ibunda-pernah-jadi-pemulung, diakses pada 3 Juni 2022.

Dreamers.id. 2013. “Seo In Guk: Leonardo DiCaprio adalah Role Modelku”,

https://m.dreamers.id/film/article/24984/seo-in-guk-leonardo-dicaprio-adalah-role-model-ku,

diakses pada 3 Juni 2022.

http://etheses.uin-malang.ac.id/2626/5/09410107_Bab_2.pdf

Laila, Q. N. (2015, Maret). Pemikiran Pendidikan Moral Albert Bandura. Jurnal Program

Studi PGMI, III(1), 21-36.

Matthew H. Olson, B. R. (2016). An Introduction to Theories of Learning, Ninth Edition.

New York: Routledge.

Wardani, L. 2021. “Profil Seo In Guk, Pemain Doom at Your Service Gantengnya Bikin

Terpesona”, https://wolipop.detik.com/entertainment-news/d-5584284/profil-seo-in-guk-

pemain-doom-at-your-service-gantengnya-bikin-terpesona, diakses pada 3 Juni 2022.

Wowkeren.com. 2015. “Ciee Yoona SNSD Ternyata Jadi Sumber Inspirasi Seo In Guk Tulis

Lagu Pertama”, https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00092606.html, diakses pada 4

Juni 2022.
Schultz, D. P & Schultz, S. E. Theories Of Personality, Eighth Edition. United State of

America: Wadsworth.

Schunk, D.H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective, Sixth Edition. Pearson.
LAMPIRAN

Nama NIM Kontribusi

Afra Munira 211301077 Mencari kasus yang akan

dianalisa, menganalisis

kasus menggunakan teori

self-efficacy, dan membuat

kesimpulan dan saran.

Diyah Tri Wahyuningsih 211301081 Mencari kasus yang akan

dianalisa, mencari teori self-

efficacy, dan membuat

lampiran.

Sabina Miftahul Jannah 211301082 Mencari kasus yang akan

dianalisa, mencari teori

motivasi, membuat kata

pengantar, dan latar

belakang.

Alicia Joane Sembiring 211301160 Mencari kasus yang akan

dianalisa, mencari teori

modelling, dan menganalisa

menggunakan teori
modelling.

Andrea Yosefa Melika 211301163 Mencari kasus yang akan

dianalisa, menganalisa kasus

dengan teori motivasi, dan

membuat daftar isi.

Anda mungkin juga menyukai