Anda di halaman 1dari 5

TEORY LEARNING SOCIAL

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Model Konsep Promotif dan Preventif Dalam Pelayanan Kebidanan

Dosen Mata kuliah:


Syaiful B, SKM., M.Kes

Kelompok 2 Disusun oleh:

WAHYUNI JATI SAPUTRI P17331215040 WINDA TRIANA P17331215004

HIDAYATUL MUBTADI’AH P17331215050 NUR LAILI OKTAFIA P17331215043

NURFADILLAH P17331215052 SABILA NUR AZIZAH P17331215032

CESA BERLIANA MUTTAQIEN P17331215034 YULITA AMANAH SARI P17331215014

DESKA LORENSIA P17331215030 SUPRIK ATIN P17331215022

ELA HADI MULYANI P17331215004 DWI MEGA RAHAYU P17331215018

ENGGAL SWASTIKASARI P17331215003 TASYA FARIKHATUL YULFA P17331215028

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JEMBER JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MALANG
2021/2022
TEORI SOCIAL LEARNING

A. Definisi Belajar Sosial


Teori pembelajaran sosial terkenal dengan sebutan observational learning.
Tokoh utama dibalik teori ini adalah Albert Bandura, Bandura memandang
tingkah laku manusia bukan sematamata refleks otomatis dan stimulus, melainkan
juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif manusia itu sendiri (Basuki, 2008: 97). Teori pembelajaran sosial
merupakan pembelajaran yang tercipta ketika seseorang mengamati dan meniru
perilaku orang lain. Dengan kata lain, informasi didapatkan dengan cara
memperhatikan kejadian-kejadian di lingkungan sekitar. Prinsip dasar
pembelajaran menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
pembelajaran sosial dan moral terjadi melalui peniruan/imitation dan penyajian
contoh perilaku/modeling. Dalam hal ini seseorang belajar mengubah perilakunya
sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang merespon sebuah
stimulus tertentu. Seseorang juga dapat mempelajari respon-respon baru dengan
cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain. Bandura menganggap
belajar observasi sebagai proses kognitif yang melibatkan sejumlah atribut
pemikiran manusia, seperti bahasa, moralitas, pemikiran dan regulasi diri perilaku
(Hergenhahn dan Olson, 2015: 356).
Bandura sendiri menyatakan bahwa terdapat empat hal penting dalam
pembelajaran dengan pemodelan, yakni attention (perhatian), retention (daya
ingat), motor reproduction (produksi), dan motivation (motivasi). Atensi terkait
dengan minat pembelajar terhadap materi yang dipelajari. Retensi berhubungan
dengan kemampuan pembelajar dalam menyimpan berbagai informasi atau materi
dalam pembelajaran. Penyimpanan ini dapat dalam ingatan jangka pendek
maupun jangka panjang. Produksi merupakan bentuk peniruan terhadap materi
atau informasi yang dipelajari. Dengan kata lain, pembelajar menghasilkan
sesuatu dari pembelajaran yang telah dilakukan. Motivasi lebih pada kuat
lemahnya keinginan pembelajar untuk melakukan peniruan. Teori ini dapat
digambarkan seperti berikut

Modeled Innate
Behaviour Person

Learning
Environment
Bandura (dalam Hill, 2010: 194-201) mengemukakan bahwa penguatan
terhadap pengalaman yang dimiliki seseorang dapat dilakukan melalui imitasi.
Imitasi yang dilakukan bukan hanya pada hasil, tetapi juga prosesnya. Adapun
tahap imitasi, meliputi (a) inhibisi, (b) disinhibisi, dan (c) elisitasi. Tahap inhibisi
merupakan aktivitas mengamati orang lain. Hal yang diamati adalah bagaimana
orang tersebut tidak membuat respon terhadap suatu kondisi. Cara orang lain yang
tidak merespon keadaan akan dipraktikkan atau diikuti oleh pembelajar. Contoh
ketika ada seseorang yang marah. Pembelajar akan mengamati reaksi orang-orang
yang ada di sekitar orang yang marah tersebut. Fokus pengamatan ditujukan pada
reaksi orang-orang yang tidak terpancing dengan kemarahan itu. Tahap disinhibisi
merupakan kebalikan dari inhibisi, yakni berupa pengamatan terhadap orang lain.

B. Prinsip Teori Belajar Sosial


Bandura (1986) mengatakan bahwa observational learning mencakup empat
elemen yaitu memperhatikan, menyimpan informasi, menghasilkan perilaku dan
termotivasi untuk mengulangi perilaku itu (Hergenhahn dan Olson, 2015: 363-
366).
1) Fase Perhatian/attention Memberikan perhatian pada orang yang ditiru. Proses
perhatian (attention) sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku
yang baru (kompetensi) tidak akan didapat tanpa adanya perhatian pembelajar.
Pengamat harus memperhatikan kegiatankegiatan yang dilakukan oleh model
itu sendiri dan benar-benar memahaminya
2) Fase Pengingat/retention Seorang pengamat harus dapat mengingat apa yang
telah dilihatnya. Ia harus mengubah informasi yang diamati menjadi bentuk
gambaran hal-hal yang dialami model atau mengubah simbol-simbol verbal dan
kemudian menyimpan dalam ingatannya. Mencakup kode pengkodean
simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol dan pengulangan
motorik.
3) Reproduksi Motorik/reproduction Proses peniruan adalah mengubah ide
gambaran, atau ingatan menjadi tindakan. Simbol yang diperoleh dari model
akan menjadi pembanding tindakan. Individu akan mengamati perilaku mereka
sendiri dan membandingkannya dengan perilaku model. Mencakup kemampuan
fisik, kemampuan meniru dan keakuratan umpan balik.
4) Motivasi/motivation Teori pembelajaran sosial membedakan antara perolehan
dan perbuatan. Kita mungkin memperoleh sebuah perilaku baru melalui
observasi, tetapi kita mungkin tidak melakukan perbuatan itu sampai ada
motivasi atau intensif untuk melakukannya.

C. Faktor Kognitif Teori Belajar Sosial


Ada enam faktor yang mempengaruhi observational learning, yaitu
1. Status Perkembangan
Peningkatan dan perkembangan, termasuk pemutusan perhatian yang lebih
lama dan kapasitas untuk memproses informasi yang semakin meningkat,
menggunakan berbagai strategi, membandingkan kinerja dengan
representasi ingatan, dan mengadopsi motivator-motivator intrinsik.
2. Prestise dan Kompetensi
Model Pengamat memberi perhatian yang lebih besar terhadap
modelmodel yang kompeten dan berstatus tinggi. Konsekuensi perilaku
yang dijadikan model memberikan informasi mengenai nilai fungsional.
Pengamat berusaha mempelajari tindakan yang mereka yakini sebagai
tindakan yang perlu mereka lakukan.
3. Vicarious Consequences
Konsekuensi yang dialami model memberikan informasi tentang
kesesuaian anatara perilaku dan kemungkinan hasil tindakannya.
4. Ekspektasi
Hasil Pengamat lebih berkemungkinan untuk melakukan tindakan yang
diperagakan model yang ia yakini tepat dan akan menghasilkan suatu yang
rewarding.
5. Menetapkan Tujuan
Pengamatan akan cenderung memperhatikan model-model yang
memperlihatkan perilaku-perilaku yang membantu pengamat dalam
mencapai tujuannya.
6. Efikasi Diri
Pengamat memperhatikan model apabila percaya dirinya mampu
mempelajari atau melakukan perilaku yang dimodelkan. Observasi
terhadap model yang mirip mempengaruhi efikasi diri
Daftar pustaka
Hergenhahn, matthew H. Olson. 2015. Theories of Learning (Teori Belajar).
Kuningan, Jawa Barat. Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai