NPM : 2111060013 KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI 5A MATA KULIAH : TEORI–TEORI BELAJAR (UAS)
PERBEDAAN TEORI BELAJAR
ALBERT BANDURA, ROBERT GAGNE, DAVID AUSUBEL, JEAN PIAGET, DAN LEV VYGOTSKY
1. Albert Bandura : Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
Albert Bandura adalah seorang psikolog kognitif dan sosial asal Kanada yang terkenal dengan teorinya mengenai pembelajaran sosial atau disebut juga teori pembelajaran observasional. Teori ini sering dikenal sebagai Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Pembelajaran Observasional Bandura. Teori ini merinci bagaimana individu belajar melalui observasi orang lain, memodelkan perilaku mereka, dan mengalami konsekuensi dari tindakan tersebut. Berikut adalah beberapa poin kunci dari Teori Pembelajaran Sosial Bandura: Observasional Learning: Bandura menekankan peran penting pengamatan terhadap orang lain dalam proses belajar. Individu dapat belajar dari memperhatikan orang lain dan hasil-hasil dari tindakan mereka. Modeling (Pemodelan): Proses pemodelan adalah ketika seseorang meniru perilaku orang lain sebagai hasil dari observasi. Model tersebut dapat berupa figur otoritas, teman sebaya, atau karakter di media. Proses Mental: Bandura menekankan peran proses mental dalam pembelajaran, termasuk perencanaan, memahami, dan mengingat informasi yang diperoleh melalui observasi. Peran Kognitif: Teori ini menekankan peran kognisi atau pikiran dalam pembelajaran. Bandura percaya bahwa individu tidak hanya bereaksi terhadap stimulus, tetapi mereka juga berpikir tentang situasi tersebut. Reproduksi: Setelah mengamati perilaku, individu harus mampu mereproduksi perilaku tersebut. Ini melibatkan kemampuan fisik dan keterampilan yang diperlukan. Penguatan dan Hukuman: Konsekuensi perilaku, baik positif maupun negatif, memainkan peran dalam menentukan apakah perilaku tersebut akan diulang. Efek Self-Efficacy: Konsep utama dalam teori Bandura adalah self-efficacy, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk berhasil dalam suatu tugas atau situasi. Aplikasi dalam Pendidikan dan Psikoterapi: Teori Bandura telah diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan dan psikoterapi, termasuk dalam pengembangan keterampilan sosial dan pengobatan gangguan kecemasan. Teori Pembelajaran Sosial Bandura telah memainkan peran penting dalam memahami bagaimana individu belajar dari lingkungannya, dan konsep-konsep seperti pemodelan dan self-efficacy telah menjadi dasar untuk banyak pendekatan pendidikan dan psikoterapi. Fokus Utama: Menekankan peran observasi dan imitasi dalam pembelajaran. Konsep Utama: Proses belajar dapat terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku orang lain, serta melalui penguatan dan hukuman. Contoh Aplikasi: Pemodelan perilaku oleh tokoh yang dihormati, penggunaan hukuman dan penguatan untuk membentuk perilaku. Teori Belajar Albert Bandura : Teori ini menekankan pada peran lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif. Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar 2. Robert Gagne : Teori Pembelajaran Hierarkis (Hierarchical Learning Theory) Robert Gagne, seorang psikolog pendidikan Amerika, dikenal karena kontribusinya terhadap teori pembelajaran dan desain instruksional. Salah satu karya utamanya adalah "Hierarchy of Learning" (Hierarki Pembelajaran) yang diajukannya pada tahun 1965. Gagne mengidentifikasi kondisi pembelajaran dan memberikan urutan tahapan yang berbeda yang diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Berikut adalah beberapa aspek utama dari teori belajar Robert Gagne: Hierarki Pembelajaran (Hierarchy of Learning): Gagne mengusulkan hierarki pembelajaran yang terdiri dari delapan tingkat pembelajaran. Urutan ini dimaksudkan untuk membantu perencanaan instruksi dan evaluasi pembelajaran. Tujuh Jenis Pembelajaran: Gagne mengidentifikasi tujuh jenis pembelajaran atau tingkat kognitif: a. Informasi Faktual: Memahami fakta dan konsep. b. Keterampilan Klasifikasi: Menempatkan objek atau ide ke dalam kategori yang sesuai. c. Konsep: Memahami hubungan antara ide atau objek. d. Prinsip: Menerapkan aturan atau generalisasi. e. Prosedur Keterampilan: Menerapkan serangkaian langkah atau tindakan. f. Keterampilan Kecukupan (Motor Skills): Melakukan tugas fisik atau motorik. g. Penghayatan (Attitudes): Menerima atau menolak suatu nilai atau sikap. Tahapan Pembelajaran (Nine Events of Instruction): Gagne mengidentifikasi sembilan tahapan (Events of Instruction) yang harus diikuti dalam proses pengajaran: a. Pertunjukan (Gain Attention): Menciptakan minat awal. b. Informasi (Inform Learner of Objective): Menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Stimulasi (Stimulate Recall of Prior Learning): Mengingatkan pengetahuan sebelumnya. d. Pembelajaran Posisi Baru (Present the Stimulus): Menyampaikan materi pembelajaran. e. Memberikan Panduan (Provide Guidance): Memberikan bimbingan selama pembelajaran. f. Mendukung Kinerja (Elicit Performance): Meminta peserta didik untuk mengaplikasikan pembelajaran. g. Umpan Balik (Provide Feedback): Memberikan umpan balik terhadap kinerja. h. Evaluasi (Assess Performance): Menilai pemahaman dan kinerja. i. Pemeliharaan Retensi dan Pemindahan (Enhance Retention and Transfer): Mendorong pemeliharaan pengetahuan dan transfer ke situasi baru. Prinsip Kognitif (Cognitive Principles): Gagne menyarankan prinsip-prinsip kognitif yang berhubungan dengan cara manusia memproses informasi, termasuk prinsip-prinsip seperti pengorganisasian, pemberian arti, mengelompokkan, dan menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya. Teori belajar Robert Gagne memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk perancangan instruksi dan pembelajaran. Dengan menekankan urutan tahapan dan jenis pembelajaran, teori ini telah menjadi landasan dalam pengembangan materi pembelajaran dan desain instruksional. Fokus Utama: Mengidentifikasi tahapan-tahapan pembelajaran dan memberikan pengajaran berdasarkan urutan hierarki. Konsep Utama: Pembelajaran terjadi melalui serangkaian tahap, termasuk penerimaan stimulus, pengenalan tujuan, dan penilaian performa. Contoh Aplikasi: Merancang instruksi yang memperhitungkan tahapan pembelajaran, memberikan umpan balik sesuai dengan kemajuan pada setiap tahap. Teori belajar Robert Gagne : dikenal dengan model sembilan peristiwa pembelajaran. Gagne menekankan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu atau dari pembelajaran. Model sembilan peristiwa pembelajaran Gagne adalah serangkaian peristiwa yang dirancang oleh pendidik untuk memfasilitasi pembelajaran. Peristiwa-peristiwa tersebut meliputi memperoleh perhatian, memberikan informasi, merangsang pemahaman, menyajikan stimulus, memberikan umpan balik, meminta kinerja, memberikan umpan balik terhadap kinerja, menguji kinerja, dan meminta retensi dan transfer 3. David Ausubel: Teori Pembelajaran Signifikan (Meaningful Learning Theory) David Ausubel, seorang psikolog pendidikan Amerika, dikenal karena kontribusinya terhadap bidang pembelajaran dan kognitif. Salah satu teori terkenalnya adalah "Teori Pembelajaran Signifikatif" (Significant Learning Theory). Berikut adalah beberapa poin kunci terkait dengan pemikiran dan kontribusi David Ausubel: Teori Pembelajaran Signifikatif: Ausubel mengembangkan Teori Pembelajaran Signifikatif, yang menekankan pentingnya pengorganisasian materi baru dalam konteks pengetahuan yang sudah dimiliki oleh individu. Pembelajaran signifikatif terjadi ketika individu dapat mengaitkan informasi baru dengan konsep atau proposisi yang sudah ada dalam struktur kognitif mereka. Struktur Kognitif: Ausubel percaya bahwa proses pembelajaran tergantung pada struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif mencakup pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh individu. Konsep "Advance Organizer": Ausubel memperkenalkan konsep "advance organizer" atau penyusun lanjutan. Ini adalah informasi atau konsep yang diberikan sebelum materi pembelajaran utama untuk membantu siswa mengaitkan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Penyusun lanjutan dapat membantu menyusun pikiran siswa, memfasilitasi penerimaan informasi baru, dan mempromosikan pembelajaran signifikatif. Subsumption: Konsep subsumption adalah inti dari teori Ausubel. Ini merujuk pada proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif seseorang. Subsumption membantu membangun makna dan pemahaman yang lebih dalam. Pembelajaran oleh Pengaitan dan Pengelompokan: Ausubel menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui pengaitan (anchoring) informasi baru pada struktur kognitif yang sudah ada, serta pengelompokan (subsumption) informasi baru ke dalam konsep-konsep yang sudah ada. Pentingnya Pengaturan Pembelajaran: Ausubel mendukung pengaturan pembelajaran yang menyediakan kerangka kerja yang jelas dan kontekstual, membantu siswa mengorganisasikan informasi secara signifikatif. Pendidikan dan Pemahaman Mendalam: Teori Ausubel sangat relevan dalam konteks pendidikan karena menekankan pentingnya memberikan materi pembelajaran dengan cara yang memungkinkan siswa membangun pemahaman mendalam. Teori Pembelajaran Signifikatif oleh David Ausubel memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang bagaimana siswa memproses dan mengorganisasikan informasi baru. Pendekatan ini telah memberikan landasan bagi desain instruksional yang memfasilitasi pembelajaran yang signifikatif dan mendalam. Fokus Utama: Memahami bahwa pembelajaran yang signifikan terjadi ketika materi baru dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada. Konsep Utama: Pemahaman konsep terjadi ketika ada hubungan bermakna dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Contoh Aplikasi: Menggunakan peta konsep atau pengorganisasian materi pembelajaran agar relevan dengan pengetahuan sebelumnya. Teori Belajar David Ausubel: Teori ini menekankan pada belajar bermakna, yaitu belajar dan pembelajaran. Ausubel menyatakan bahwa individu belajar dengan mengalami pengalaman langsung atau melihat orang lain mengalami pengalaman tersebut. 4. Jean Piaget: Teori Pengembangan Kognitif (Cognitive Development Theory) Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang terkenal karena kontribusinya terhadap psikologi perkembangan dan kognitif. Pemikiran dan penelitiannya membentuk dasar dari apa yang dikenal sebagai "Teori Kognitif Piaget." Berikut adalah beberapa poin kunci terkait dengan pemikiran dan teori Jean Piaget: Stadia Perkembangan Kognitif: Piaget mengidentifikasi empat stadia perkembangan kognitif anak-anak. Stadia ini adalah: a. Sensorimotor: (0-2 tahun) Fokus pada pengalaman sensorik dan motorik. Anak-anak belajar melalui tindakan fisik dan pengalaman langsung. b. Praoperasional: (2-7 tahun) Munculnya representasi simbolik dan imajinasi. Namun, logika masih terbatas. c. Konkret Operasional: (7-11 tahun) Kemampuan berpikir logis tentang objek dan peristiwa yang nyata. d. Formal Operasional: (11 tahun ke atas) Kemampuan berpikir abstrak dan logis tentang konsep dan situasi yang kompleks. Asimilasi dan Akomodasi: Piaget menyatakan bahwa anak-anak membangun pemahaman dunia mereka melalui dua proses utama: a. Asimilasi: Menyusun informasi baru ke dalam kerangka konsep yang sudah ada. b. Akomodasi: Mengubah kerangka konsep untuk mengakomodasi informasi baru yang tidak sesuai dengan pemahaman sebelumnya. Skema: Piaget menggunakan istilah "skema" untuk merujuk pada struktur mental yang digunakan untuk mengorganisasikan dan memahami informasi. Skema berkembang melalui asimilasi dan akomodasi sepanjang waktu. Kegiatan Sendiri (Equilibration): Piaget mengemukakan konsep equilibration, yang mencakup ketidakseimbangan sementara dalam pemahaman anak-anak yang mendorong mereka untuk mencari keseimbangan atau keselarasan kognitif baru. Perkembangan Moral: Selain perkembangan kognitif, Piaget juga mempelajari perkembangan moral anak-anak. Dia mengidentifikasi dua tahap utama: heteronomous morality (moralitas heteronomus) dan autonomous morality (moralitas autonom). Kontribusi pada Pendidikan: Teori Piaget memainkan peran besar dalam pemikiran pendidikan dan desain kurikulum. Dia menekankan pentingnya memahami tahap perkembangan anak dalam perencanaan pembelajaran. Kritik dan Pengembangan Lanjutan: Meskipun teori Piaget telah memberikan dasar yang kuat untuk pemahaman perkembangan kognitif, beberapa penelitian dan teori kemudian telah mengembangkan atau menyoroti keterbatasan dalam pendekatannya. Jean Piaget memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman tentang perkembangan kognitif anak-anak, dan teorinya telah menjadi dasar penting dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan. Fokus Utama: Meneliti perkembangan kognitif anak-anak dan bagaimana mereka memahami dunia. Konsep Utama: Tahap-tahap perkembangan kognitif, seperti sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Contoh Aplikasi: Mendesain kurikulum yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak, memberikan tugas sesuai dengan tingkat pengembangan. Teori Belajar Jean Piaget: Teori ini menjelaskan perkembangan kognitif di bagi dalam tiga tahap, yaitu enactive (melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk emmahami lingkungan sekitaanya), ikonik (memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal), dan simbolik (menggunakan simbol dalam komunikasi dan pemikiran) 5. Lev Vygotsky: Teori Pembelajaran Sosial (Social Development Theory) Lev Vygotsky adalah seorang psikolog dan ahli pembelajaran Soviet yang hidup pada awal abad ke-20. Kontribusinya terkenal dalam teori perkembangan kognitif dan sosial anak-anak. Teorinya, dikenal sebagai Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Pengembangan Proksimal (Proximal Development), menekankan peran penting interaksi sosial dalam pembelajaran. Berikut adalah beberapa poin kunci terkait dengan pemikiran dan teori Lev Vygotsky: Zona Pembangunan Proksimal (ZPD): Konsep utama dalam teori Vygotsky adalah Zona Pembangunan Proksimal (ZPD). Ini adalah jarak antara kemampuan aktual anak dan kemampuan potensial yang dapat dicapai melalui bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya. Vygotsky berpendapat bahwa pembelajaran yang paling efektif terjadi ketika anak berada di dalam ZPD, di mana ia dapat mencapai lebih banyak dengan bantuan daripada jika belajar sendiri. Peran Bahasa dan Simbol: Vygotsky menekankan peran bahasa sebagai alat utama yang memediasi pemahaman dan komunikasi. Bahasa tidak hanya sebagai alat ekspresi, tetapi juga sebagai alat kognitif yang memengaruhi cara kita memproses informasi. Penggunaan simbol dan kata-kata membantu anak-anak memahami konsep secara lebih abstrak. Pentingnya Interaksi Sosial: Menurut Vygotsky, pembelajaran anak-anak terjadi melalui interaksi sosial dan kolaborasi dengan orang dewasa atau teman sebaya. Kegiatan bersama dan diskusi membantu membangun pemahaman dan pengetahuan. Pembelajaran Sosial dan Budaya: Vygotsky mengakui peran kuat budaya dalam pembelajaran. Dia menekankan bahwa pengetahuan dan keterampilan dipengaruhi oleh nilai, norma, dan praktik sosial masyarakat tempat anak tumbuh. Kritisisme terhadap Teori Piaget: Vygotsky menawarkan pandangan alternatif terhadap teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Sementara Piaget menekankan pengembangan independen oleh anak-anak, Vygotsky lebih menekankan peran interaksi sosial dan bimbingan. Instruksi dan Pembelajaran Bersama: Menurut Vygotsky, instruksi yang baik harus berada di dalam ZPD anak. Pendidik atau teman sebaya dapat memberikan dukungan dan arahan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Peran Guru: Vygotsky melihat guru sebagai mediator pengetahuan. Guru dapat memberikan dukungan dan arahan yang sesuai dengan ZPD anak untuk mendorong perkembangan pemahaman yang lebih tinggi. Teori Vygotsky telah menjadi dasar penting dalam pendidikan, terutama dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang mendukung interaksi sosial dan pengembangan kognitif anak-anak. Pendekatan ini terus memainkan peran penting dalam perkembangan teori dan praktik pendidikan. Fokus Utama: Menekankan peran interaksi sosial dan budaya dalam pembentukan pemahaman dan kemampuan kognitif. Konsep Utama: "Zona Proximal Pembelajaran" menunjukkan seberapa jauh anak dapat berkembang dengan bantuan seseorang yang lebih kompeten. Contoh Aplikasi: Kolaborasi dalam pembelajaran, menggunakan teman sebaya atau guru untuk membantu pemahaman konsep yang sulit. Teori Belajar Lev Vygotsky: Teori ini menekankan pada peran sosial dalam perkembangan kognitif dan belajar. Vygotsky menyatakan bahwa belajar terjadi dalam konteks sosial dan bergantung pada interaksi antara individu dan lingkungan sosial NOTE : “Secara umum, teori belajar Bandura lebih lengkap daripada teori belajar sebelumnya karena menekankan pada hubungan antara lingkungan dan perilaku seseorang melalui system kognitif. Teori belajar Ausubel menekankan pada belajar bermakna, sementara teori belajar Piaget dan Vygotsky menekankan pada peran kognitif dan sosial dalam perkembangan belajar”
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu