Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

“ANALISIS PENURUNAN PONDASI DANGKAL DI INDEKOS F7 BAHU


MANADO”

Disusun Oleh :
Elsa Anastasia Rattu
20021101008

Dosen Pengajar ;
Samuel Y.R. Rompis, S.T, MT, M.Eng, Pdh

UNIVERSITAS SAM RATULNGI MANADO


FAKULTAS TRKNIK
TEKNIK SIPIL
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “ANALISIS
PENURUNAN PONDASI DANGKAL DI INDEKOS F7 BAHU MANADO” tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Samuel Y.R. Rompis, S.T, MT, M.Eng, Pdh selaku Dosen yang telah
mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

2. Orangtua, adik, saudara, yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat
selama penyusunan proposal penelitian ini.

3. Teman-teman satu kelas metodologi penelian (Kelas D) yang telah berjuang


bersama dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

4. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal peelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan
proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tompaso, 27 Mei 2022

Penyusun

Elsa Anastasia Rattu

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2

1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 2

1.6 Metode Penulisan ........................................................................................................... 3

BAB 2 ........................................................................................................................................ 4

STUDI LITERATUR............................................................................................................... 4

2.1 Landasan Teori............................................................................................................... 4

2.2 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................... 8

BAB III.................................................................................................................................... 16

METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 16

3.1 Diagram Alir ................................................................................................................. 16

3.2 Sumber Data ................................................................................................................. 17

3.3 Metode Penelitian ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelurahan Bahu merupakan kelurahan yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Kota
Manado, Kecamatan Malalayang. Kelurahan Bahu juga merupakan letak dari suatu universitas
yang ada di Manado yaitu Universitas Sam Ratulangi. Sehingga tempat tinggal untuk para
mahasiswa yang ada di luar Kota Manado sangat dibutuhkan di area sekitar kampus. Tak hanya
bagi para mahasiswa, para pekerja juga membutuhkan tempat tinggal agar mereka bisa dekat
dengan tempat dimana mereka bekerja.

Indekos atau kos/kost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat
untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya
pembayaran per bulan). Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, sekarang khalayak
umum di Indonesia menyebut istilah "in de kost" dengan menyingkatnya menjadi "kost" saja.
Di mana-mana, terutama di berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh
berjamuran, terutama akademi dan universitas swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya
jumlah rumah-rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kost" bagi para
pelajar/mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan
sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang biasanya dihitung per bulan atau per
minggu. Hal ini berbeda dengan kontrak rumah, karena umumnya "kost" hanya menawarkan
sebuah kamar untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang
dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan.
Seiring berjalannya waktu akan menyebabkan berubahnya susunan tanah dan
berkurangnya rongga pori di dalam tanah tersebut yang akan menimbulkan penurunan pondasi.
Jenis tanah juga berpengaruh pada jenis penurunan pondasi. Pondasi pada bagunan ini
merupakan pondasi dangkal. Dikarenakan mengalami penurunan, maka bangunan yang
ditopangnya pun akan mengalami masalah.
Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik tanaman semusim maupun
tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh tanah terdiri
atas udara (20-30%), air (20-30%), bahan mineral (45%), dan bahan organik (5%).
Tanah lempung adalah tanah yang terdiri atas campuran pasir, tanah liat, dan debu dengan
jumlah yang hampir sama.

1
Tanah pasir adalah tanah dengan partikel yang berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari
bebatuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar serta kasar atau yang sering
disebut dengan kerikil.
Pondasi adalah struktur bangunan paling bawah dan dasar yang berfungsi menyalurkan
beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung atau batuan yang berada di
bawahnya. Sebagai elemen struktur bawah bangunan dan bagian terendah dari sebuah
bangunan, maka pondasi langsung berhubungan dengan tanah. Cara kerja pondasi adalah
menahan beban dari bangunan diatasnya lalu disalurkan melalui elemen struktur horizontal
atau vertikal yang selanjutnya beban tersebut dilanjutkan ke tanah dasar.
Maka dari itu terkait dengan hal di atas, diperlukan Analisis Penurunan Pondasi
Dangkal Di Indekos F7 Bahu Manado Untuk Jenis Tanah Lempung Dan Tanah Pasir, dengan
menggunakan metode-metode dari dua jenis tanah tersebut, sehingga dapat memperoleh hasil
penurunan serta dapat mengetahui perbandingan penurunan dari kedua jenis tanah, dengan
metode-metode yang ada pada masing-masing jenis tanah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penurunan pondasi dangkal yang dapat terjadi di Indekos F7 Bahu, Manado
menggunakan metode 2V : 1H dan metode Harr (1996)?

1.3 Pembatasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penurunan pondasi dangkal yang akan di teliti yaitu bangunan Indekos F7 yang terletak
di Kelurahan Bahu, Kota Manado.
2. Perhitungan penurunan pondasi dangkal Indekos F7 Bahu dengan menggunakan
metode 2V : 1H dan metode Harr (1996).
3. Pengambilan sampel jenis tanah.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penurunan pondasi dangkal
yang dapat terjadi di Indekos F7 Bahu, Manado.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

2
1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembaca terutama untuk para
pembaca yang mengambil jurusal di bidang Teknik Sipil khususnya yang ada pada
bidang Geotek mengenai penurunan pondasi dangkal terhadap tanah lempung dan
tanah pasir.
2. Menyediakan tempat tinggal yang aman bagi para penghuni Indekost F7

1.6 Metode Penulisan


Metode penulisan Proposal Penelitian “Analisis Penurunan Pondasi Dangkal Di Indekos F7
Bahu Manado Untuk Jenis Tanah Lempung Dan Tanah Pasir” ini dibagi menjadi beberapa
bab dengan rincian sebagai berikut:
➢ BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan penelitian, dan metode penulisan.
➢ BAB 2 STUDI LITERATUR
Bab ini menjelaskan acuan atau landasan teori yang menjadi dasar analisa daya dukung
tanah pondasi dangkal pada penelitian ini, serta tinjauan pustaka sebagai referensi dari
penelitian-penelitian terdahulu.
➢ BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metodologi atau cara memperoleh dan penetuan data-data
yang akan digunakan untuk Analisa Penurunan Pondasi Dangkal dalam penelitian ini.

3
BAB 2
STUDI LITERATUR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Penurunan

Penurunan tanah (Settlement) di bawah pondasi memegang peranan penting dalam


penentapan dimensi pondsasi. Pada beberapa kasus, meskipun kapasitas daya
dukung tanah telah memenuhi kriteria perancangan, penuunan yang terjadi dapat
melebihi batas diizinkan, sehingga desain pondasi perlu direvisi Kembali.
Berikut adalah ilustrasi kemungkinan terjadinya penurunan pada bangunan
Gedung:

Gambar 2.1.1 Ilustrasi tipe penurunan pada bangunan Gedung

Berdasarkan gambar 2.1.1 kondisi struktur bangunan dalam tiga keadaan diatas
yaitu :

1. Turun serentak (Uniform Settlement).


2. Turun hanya satu sisi tengah bangunan (Tilt).
3. Turun pada kedua sisi ujung bangunan (non-uniform).

Secara umum penurunan pada tanah akibat beban yang bekerja pada pondasi dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis penurunan, yaitu:

1. Penurunan Seketika (Immediately Settlement). Penurunan seketika adalah


penurunan yang langsung terjadi begitu pembebanan bekerja atau
dilaksanakan.

4
2. Penurunan Konsolidasi / Consolidation Settlement. Penurunan konsolidasi
adalah penurunan yang diakibatkan keluarnya air dalam pori tanah akibat
beban yang bekerja pada pondasi yang besarnya ditentukan oleh waktu
pembebanan.

Pada tanah berbutir kasar (pasir)/sands mixtures menggunakan penurunan seketika/


Immediately Settlements Metode Harr 1966, pada tanah Berbutir Halus (tanah
lempung)/Clay-Silt Mixture menggunakan Penurunan Konsolidasi/Consolidation
Settlement Metode 2:1.

2.1.2 Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement)

Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertikal permukaan tanah


sehubungan dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam proses
konsolidasi. Penurunan massa tanah dikontrol oleh perubahan tegangan massa
tanah, beban struktur diatas tanah dan penurunan muka air tanah. Tanah akan
mengalami penurunan atau penyusutan volume jika diberi pembebanan.
Penyusutan yang terjadi akan lebih besar pada tanah yang memiliki kandungan
air lebih tinggi karena air sebagai pembasah atau pelumas pada partikel tanah
akan menghasilkan efek pemadatan yang lebih besar. Bilamana suatu lapisan
tanah jeuh air diberi penambahan beban, angka tekanan air pori akan naik secara
mendadak. Pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeabel), air dapat
mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air pori ke luar sebagai akibat dari
kenaikan tekanan air pori dapat selesai dengan cepat. Keluarnya air dari dalam
pori selalu disertai dengan berkurangnya volume tanah; berkurangnya volume
tanah tersebut dapat menyebabkan penurunan lapisan tanah itu. Karena air pori
di dalam tanah berpasir dapat mengalir ke luar dengan cepat, maka penurunan
segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan. Bilamana suatu lapisan
tanah lempung jenuh air yang mampumampat (compressible) diberi
penambahan tegangan, maka penurunan (settlement) akan terjadi dengan
segera. Untuk suatu lapisan lempung yang tebal, adalah lebih teliti bila lapisan
tanah tersebut dibagi menjadi beberapa sub-lapisan dan perhitungan
penurunan dilakukan secara terpisah untuk tiap-tiap sub lapisan. Jadi,
penurunan total dari seluruh lapisan tanah tersebut adalah :

5
𝐶𝑐 𝐻 𝜎0 + 𝛥𝜎𝑧
𝑆 = ∑[ log ( )]
1 + 𝑒0 𝜎0
Dimana :
𝐶𝑐 = Indeks Pemanpatan
H = Tebal lapisan (m)
σ0 = Tekanan efektif overburden pada sub-lapisan i (kN/m2)
Δσz = Penambahan tekanan vertikal untuk sub lapisan i (kN/m2)

2.1.3 Metode Penyebaran Beban 2V:1H

Salah satu cara pendekatan kasar yang sangat sederhana untuk menghitung
tambahan tegangan akibat beban dipermukaan diusulkan oleh Boussinesq. Caranya
dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 Vertikal disbanding 1
Horizontal). Dalam cara ini, dianggap beban pondasi Q didukung oleh piramid yang
mempunyai kemiringan sisi 2V : 1H (Gambar dibawah).

Dengan cara pendekatan ini, nilai tambahan tegangan vertikal dinyatakan oleh
persamaan :
a) Untuk pondasi empat persegi
𝑄
∆𝜎𝑧 =
(𝐿 + 𝑧)(𝐵 + 𝑧)
6
dengan,
∆𝜎𝑧 = tambahan tegangan vertical (kN/𝑚2 )
Q = qLB = beban total pada dasar pondasi (kN)
L = panjang pondasi (m)
B = lebar pondaso (m)
z = kedalaman dari dasar pondasi (m)
b) Untuk pondasi lajur memanjang
Cara yang sama dapat juga untuk menghitung pondasi berbentuk lajur
memanjang. Dalam hal ini, beban penyebaran beban yang berupa pyramid
berubah menjadi bentuk trapesiodal. Tambahan trgangan vertical (∆𝜎𝑧 )
pada pondasi lajur memanjang (per satuan Panjang tegak lurus bidang
gambar) dinyatakan oleh :
𝑞(𝐵 × 1) 𝑞𝐵
∆𝜎𝑧 = =
(𝐵 + 𝑧) × 1 𝐵 + 𝑧
2.1.4 Penurunan Seketika (Immediately Settlement)

2.1.5 Metode (Harr, 1966)

• Pondasi Fleksibel
𝐵𝑞0 𝛼
1) Pada sudut pondasi 𝑆𝑒 = = (1 − 𝜇𝑠2 ) 2
𝐸𝑠
𝐵𝑞0
2) Pada pusat pondasi 𝑆𝑒 = = (1 − 𝜇𝑠2 )𝛼
𝐸𝑠

7
𝐵𝑞0
3) Rata-rata 𝑆𝑒 = = (1 − 𝜇𝑠2 )𝛼𝑎𝑣
𝐸𝑠

𝟏 √𝟏+𝒎𝟐 +𝒎 √𝟏+𝒎𝟐 +𝟏 𝑩
𝜶 = 𝝅 [𝒍𝒏 ( ) + 𝒎 × 𝒍𝒏 ( )] 𝒎= ;H=∞
√𝟏+𝒎𝟐 −𝒎 √𝟏+𝒎𝟐 −𝟏 𝑳
𝐵𝑞0
• Pondasi kaku 𝑆𝑒 = = (1 − 𝜇𝑠2 )𝛼𝑟
𝐸𝑠

𝐸𝑠 = 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ


B = Lebar pondasi
L = Panjang Pondasi

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 F. Luthfiani, I. Nurhuda, dan I. Dwi Atmanto (2017)
F. Luthfiani, I. Nurhuda, dan I. Dwi Atmanto melakukan penelitian dengan topik
Analisis Penurunan Bangunan Pondasi Tiang Pancang Dan Rakit Pada Proyek
Pembangunan Apartemen Surabaya Central Business District yang diterbitkan oleh
Jurnal Karya Teknik Sipil, vol. 6, no. 2, Apr. 2017.
Perencanaan pondasi membutuhkan ketelitian yang berhubungan dengan sifat dan
karakteristik tanah. Pondasi harus mampu memikul beban sampai batas aman yang
telah ditentukan, hingga batas beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan analisa
ini untuk menghitung secara manual daya dukung danpenurunan bangunan dengan
sistem pondasi tiang kelompok, memberikan alternatif desain perbaikan pondasi,
menghitung dengan bantuan software SAP2000 daya dukung dan penurunan yang
terjadi pada bangunan dengan sistem pondasi rakit, serta membandingkan kedua nilai
penurunan angunan pada Proyek Apartemen Surabaya Central Business District.
Analisa kapasitas daya dukung tiang z pancang dihitung berdasarkan data SPT dengan
menggunakan metode Meyerhof (1976) dan Vesic (1977) untuk daya dukung ujung
tiang serta metode λ, α dan β untuk daya dukung friksi tiang. Sedangkan kapasitas daya
dukung rakit menggunakan rumus Braja M. Das. Penurunan bangunan dengan pondasi
system tiang kelompok dihitung secara manual dan menggunakan software
SAP2000, sedangkan penurunan pada bangunan sistem pondasi rakit dihitung
menggunakan bantuan software SAP2000. Hasil penurunan bangunan dengan sistem
pondasi tiang pancang menunjukkan hasil yang sangat besar sehingga perlu dilakukan
desain ulang menggunakan pondasi rakit yang menurut hasil analisa menunjukkan
angka penurunan yang berada pada interval batas aman.

8
2.2.2 F Fahriani, Y Apriyanti (2015)
F Fahriani, Y Apriyanti melakukan penelitian dengan topik Analisis Daya Dukung
Tanah Dan Penurunan Pondasi Pada Daerah Pesisir Pantai Utara Kabupaten Bangka
yang diterbitkan oleh Journal.ubb.ac.id, vol. 3, no. 2, tahun 2017.
Kawasan pantai di utara Kabupaten Bangka merupakan salah satu kawasan pantai yang
indah yang belum dikelola secara professional. Pembangunan gedung-gedung pada
daerah pantai tidak hanya sebatas bangunan gedung satu lantai tetapi dapat juga
dibangun gedung lebih dari satu lantai. Untuk keperluan tersebut perlu dianalisis daya
dukung tanah dan penurunan pondasi pada daerah pantai. Daya dukung tanah dan
penurunan pondasi berhubungan erat dengan beban struktur bangunan yang dibangun
diatasnya. Pada ketiga lokasi penelitian dilakukan uji daya dukung tanah menggunakan
alat uji sondir dengan standar pengujian sondir berdasarkan SNI 2827:2008.
Berdasarkan hasil uji sondir dilakukan analisis daya dukung pondasi selanjutnya
menganalisis penurunan pondasi yang terjadi di daerah tersebut. Dari hasil penelitian
daya dukung tanah untuk kisaran kedalaman lebih dari 2 m termasuk kategori tanah
dengan daya dukung tanah kaku dan sangat kaku. Sedangkan daya dukung tanah
untuk kisaran kedalaman 4-5 m termasuk kategori tanah dengan daya dukung tanah
sangat kaku dan keras. Penurunan yang terjadi masih dalam batas keamanan kurang
dari 2,5 cm. Setiap lokasi memiliki nilai penurunan yang berbeda, hal ini dipengaruhi
oleh daya dukung tanah di masing-masing lokasi. Pantai penyusuk memiliki nilai
penurunan yang paling kecil karena daya dukung tanahnya paling besar. Semakin kecil
daya dukung tanah maka penurunan akan semakin besar. Semakin besar beban yang
harus ditahan pondasi maka penurunan yang terjadi akan semakin besar.
2.2.3 Eko Yuliawan, Tanjung Rahayu (2018)
Eko Yuliawan, Tanjung Rahayu melakukan penelitian dengan topik Analisis Daya
Dukung Dan Penurunan Pondasi Tiang Berdasarkan Pengujian Spt Dan Cyclic Load
Test oleh Jurnal Konstruksia, Volume 9. No. 2, tahun 2018.
Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah yang berperan penting dalam memikul
beban struktur atas. Beban tersebut akan diteruskan pada tanah yang berada di bawah
pondasi. Daya dukung tanah di bawah pondasi harus dapat menahan beban struktur
tersebut. Apabila tanah tidak mampu memikul beban pondasi atau memiliki daya
dukung yang kecil, maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan
terjadi. Kedua hal tersebut akan menyebabkan kerusakan struktur yang berada di atas
pondasi. Daya dukung pondasi dalam dan besarnya penurunan pondasi dapat dihitung
9
berdasarkan data tanah dari pengujian laboratorium atau pengujian di lapangan.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa pengujian di lapangan. pengujian
lapangan yang dilakukan adalah penetrasi standar (SPT) dan pembebanan siklik (cyclic
load test) pada tiang bor. Data N-SPT akan dikorelasikan dengan sifat fisis dan mekanis
tanah. Daya dukung dan penurunan pondasi dalam dapat dihitung dengan metode
Meyerhof, Resse dan White, serta interpretasi data pembebanan siklik dengan metode
Davisson dan Chin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung ultimit tiang
bor yang dihitung berdasarkan data N-SPT dengan metode Meyerhof sebesar 423,11
ton dan metode Resse-Wright sebesar 431,906 ton, sedangkan berdasarkan korelasi N-
SPT dengan metode Resse- Wright sebesar 379,86 ton. Daya dukung ultimit
berdasarkan pengujian cyclic load test adalah 430 ton, interpretasi data pengujian
dengan metode Davisson sebesar 281,69 ton, dan metode Chin sebesar 499 ton.
Penurunan terbesar berdasarkan data pengujian pembebanan siklik lebih besar daripada
metode Vesic.
2.2.4 A Azizi, MA Salim dan G Ramadhon (2020)
A Azizi, MA Salim dan G Ramadhon melakukan penelitian dengan topik Analisis Daya
Dukung Dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Proyek Gedung DPRD Kabupaten
Pemalang yang diterbitkan oleh Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 6. No. 2, tahun
2020.
Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan yang berfungsi memikul beban
bangunan dan beban lainnya dan meneruskannya ke dalam tanah sampai ke lapisan atau
kedalaman tertentu. Dalam perencanaan pondasi terlebih dahulu harus dihitung dan
ditentukan kapasitas dukung rencana. Hal lain yang penting diperhitungkan adalah
besarnya penurunan pondasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya
dukung dan penurunan pondasi tiang pancang pada proyek gedung DPRD Kabupaten
Pemalang. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data berupa hasil uji test SPT dan
shop drawing. Berdasarkan hasil analisis didapat seluruh pondasi tiang pancang mampu
menahan beban yang bekerja diatasnya, sehingga pondasi dikategorikan aman (Qall >
Pp). Dengan perbandingan dari beban terbesar pada pondasi tipe 1 sebesar 145,727 ton
> 49,962 ton, pondasi tipe 2 sebesar 290,710 ton > 107,077 ton, pondasi tipe 3 sebesar
579,930 ton >380,931 ton dan pondasi tipe 4 sebesar 727,396 ton > 489,773 ton.
Penurunan yang terjadi pada pondasi sedalam 0,029 m atau lebih kecil dari penurunan
ijinnya yaitu sebesar 10% diameter.
2.2.5 Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino (2010)
10
Yulvi Zaika, Budi Agus Kombino melakukan penelitian dengan topik Penggunaan
Geotextil sebagai Alternatif Perbaikan Tanah Terhadap Penurunan Pondasi Dangkal
diterbitkan oleh Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 4. No. 2, tahun 2010.
Proses penurunan pondasi diakibatkan oleh terkompresinya lapisan tanah di bawah
pondasi akibatbeban struktur. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan pengaruh
pemasangan perkuatan pada penurunanpondasi dangkal pada tanah lunak di kawasan
Aie Pacah Padang. Analisa perkuatan dilakukan pada tanahlempung lunak dan tanah
timbunan pasir yang diberi perkuatan 1,2,3 dan 4 lapis. Dari hasil yang
didapatkan,tanah lempung lunak yang dibebani dengan pondasi mengalami penurunan
yang lebih besar dari penurunanizin Pemasangan 2 lapis perkuatan memberikan hasil
optimum pada tanah lempung yaitu denganpengurangan penurunan sebesar 97.26 %.
2.2.6 Endra Ade Gunawan Sitohang (2014)
Endra Ade Gunawan Sitohang melakukan penelitian dengan topik Desain Pondasi
Telapak Dan Evaluasi Penurunan Pondasi yang diterbitkan oleh Jurnal Karya Teknik
Sipil Volume 3. No. 1, tahun 2014.
Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu struktur
bangunan di dalam tanah dan struktur bangunan di atas tanah. Struktur bangunan di
dalam tanah sering disebut struktur bawah, sedangkan struktur bangunan di atas tanah
sering disebut struktur atas. Struktur bawah dari suatu bangunan lazim disebut pondasi,
yang bertugas memikul bangunan di atasnya. Seluruh muatan (beban) dari bangunan,
termasuk beban-beban yang bekerja pada bangunan dan berat pondasi sendiri, harus
dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke tanah dasar dengan sebaik-baiknya. Tugas
akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak pada tanah lempung mulai dari
menghitung daya dukung tanah, dimensi pondasi, penulangan, kontrol kuat geser 1 arah
dan 2 arah, sampai pada evaluasi penurunan pondasi. Perhitungan daya dukung tanah
adalah menggunakan rumus Terzaghi; untuk perhitungan penulangan pondasi tunggal
dan kombinasi menggunakan acuan SNI 03 -2847-2002 dan ACI ; serta untuk
perhitungan penurunan digunakan dua metode yaitu metode one point dan metode sub-
layer. Pada perhitungan desain pondasi telapak, situasi letak sumbu kolom akan sangat
berpengaruh dan pada perhitungan evaluasi penurunan, metode sub layer akan lebih
memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode one-point. Kata
kunci: desain pondasi dangkal, muka air tanah, penurunan, sub-layer.
2.2.7 Monita Olivia, Gunawan Wibisono (2002)

11
Monita Olivia, Gunawan Wibisono melakukan penelitian dengan topik Analisis
Penurunan Pondasi Dangkal Pada Tanah Lempung Kasongan yang diterbitkan oleh
Jurnal Natur Indonesia, 5(1): 95-101 (2002) ISSN 1410-937, tahun 2002.
Penurunan pondasi dangkal pada tanah lempung di Kasongan diselidiki.Eksperimen
laboratorium dilakukan, pertama, ke tanah liat Kasongan untuk mendapatkan beberapa
parameter tanah yang digunakan dalam analisis penurunan.Penyelesaian dianalisis
dengan solusi analitik dan kemudian dengan numerik analisis. Kedua hasil tersebut
menunjukkan bahwa penurunan tanah lempung Kasongan rendah dan dapat diterima
untuk bangunan kecil di atas tanah liat.
2.2.8 Putera Agung (2019)
Putera Agung melakukan penelitian dengan topik Daya Dukung Dan Penurunan
Pondasi Dangkal Tanah Ekspansif Padat Menggunakan Tire-Soil yang diterbitkan oleh
Jurnal Inovteg Polbeng, Volume 9, No.1, tahun 2002.
Analisis daya dukung dan penurunan memainkan peranan penting untuk memprediksi
kemampuan tanah di dalam mendukung pondasi. Tanah ekspansif memiliki daya
dukung yang rendah dan penurunan yang besar saat mengalami pembasahan yang terus-
menerus (rewetting), walaupun telah mengalami proses pemadatan. Pengunaan ban
bekas(tire-soil) diuji dengan menggunakan model di laboratorium untuk dapat
dimanfaatkan sebagai usaha memperbesar daya dukung dan mengurangi penurunan
pondasi. Studi model menggunakan model pondasi dangkal dan 2 (dua) tipe tanah
pondasi. Tipe pertama menggunakan tanah ekspansif asli yang dicampur 43,5%
bentonite(TEA-B);dan tipe kedua adalah TEA-B yang dicampur bahan tambah tipe
15% fly ash(TEA-B + FA). Validasi data hasil pengujian menggunakan perangkat
lunakProgram Elemen Hingga konvensional (PLAXIS) untuk analisis geoteknik. Data
hasil pengujian menunjukkan bahwa daya dukung pondasi dangkal pada tanah tipe
TEA-B + FA lebih besar daripada tanah tipe TEA-B; penurunan yang terjadi pada tanah
TEA-B + FA adalah lebih kecil daripada TEA-B.
2.2.9 Faskal Ramli (2014)
Faskal Ramli melakukan penelitian dengan topik Penggunaan Terpal Dan Grid Bambu
Sebagai Alternatifperbaikan Tanah Terhadap Penurunan Pondasi Dangkal Pada
Tanah Gambut yang diterbitkan oleh Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Volume 2,
No.3, tahun 2014.
Teknik perbaikan tanah yang umum dilakukan pada tanah gambut adalah perbaikan
secara fisik, yaitu dengan menggunakan material geosintetik. Geosintetik yang sering
12
digunakan adalah geotextile. Pada penelitian ini geotextile yang digunakan diganti
dengan penggunaan terpal dan grid bambu yang diharapkan dapat menjadi alternatif
material perkuatan untuk meningkatkan daya dukung tanah gambut yang digunakan
sebagai tanah dasar dari pondasi dangkal.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan daya dukung variasi jarak dari dasar pondasi ke perkuatan
(0,25B;0,5B; 1B) dan variasi lebar perkuatan (2B, 3B, 4B) dengan nilai daya dukung
tanpa perkuatan.Metodologi penelitianyang digunakan adalah pengujian dalam skala
laboratorium. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan membandingkan nilai
daya dukung tanah tanpa perkuatan dengan menggunakan perkuatan yang dinyatakan
dengan Bearing Capacity Ratio (BCR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi
kedalaman terpal dan grid bambu terhadap dasar pondasi tidak selalu menunjukkan
kenaikan daya dukung yang lebih besar, namun variasi pertambahan lebar perkuatan
selalu menunjukkan kenaikan pada daya dukung tanah. Pada variasi jarak dari
perkuatan ke pondasi, peningkatan yang paling maksimal ditunjukkan pada kedalaman
0,5B dengan lebar perkuatan sebesar 4B dengan qultimit sebesar 20,44 kPa. Nilai BCR
terbesar terdapat pada variasi jarak perkuatan dari dasar pondasi 0,5B dan lebar
perkuatan 4B dengan nilai 3,78 dan persen peningkatan 277,8%.
2.2.10 Niken Silmi Surjandari (2007)
Niken Silmi Surjandari melakukan penelitian dengan topik Pengaruh Anyaman Bambu
Terhadap Daya Dukung Dan Penurunan Pondasi Dangkal Pada Tanah Kohesif yang
diterbitkan oleh Jurnal Penelitian Media Teknik Sipil, Volume 7, No.1, tahun 2007.
Permasalahan konstruksi pada tanah kohesif dengan kadar air yang tinggi adalah daya
dukung yang rendah dan penurunan yang tinggi. Penggunaan anyaman bambu
diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan anyaman bambu terhadap daya dukung dan
penurunan pondasi dangkal berdiameter (D) pada tanah kohesif. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan model laboratorium. Tanah kohesif dituangkan ke dalam drum
besi. Pondasi model diletakkan di atas lapisan pasir di atas tanah kohesif yang dilapisi
anyaman bambu dengan beberapa konfigurasi anyaman bambu. Peralatan CBR
kemudian dipasang pada model untuk mengukur daya dukung dan penurunan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio daya dukung maksimum (BCR) adalah 8,637 dan
penurunan terkecil adalah 1,33 mm pada pemasangan anyaman bambu 4 lapis dengan
lapisan pertama pada kedalaman 0,5D dan jarak tanam 0,5D. Anyaman bambu yang
ditempatkan di antara lapisan pasir, tanah kohesif, serta lapisan pasir dan tanah kohesif
13
menghasilkan peningkatan BCR masing-masing sebesar 58-76%, 75-94%, dan 84-
96%.

Tabel 2. 2 Tinjauan Pustaka


No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Analisis Penurunan Meneliti tentang Penelitian ini melakukan
Bangunan Pondasi Penurunan Pondasi penelitian pada Tiang
Tiang Pancang Dan Pancang Dan Rakit Pada
Rakit Pada Proyek Proyek Pembangunan
Pembangunan Apartemen Surabaya
Apartemen Surabaya Central Business District
Central Business
District
2. Analisis Daya Dukung Meneliti tentang Penelitian ini melakukan
Tanah Dan Penurunan Penurunan Pondasi penelitian juga untuk daya
Pondasi Pada Daerah dukung tanah di Daerah
Pesisir Pantai Utara Pesisir Pantai Utara
Kabupaten Bangka Kabupaten Bangka
3. Analisis Daya Dukung Meneliti tentang Penelitian ini melakukan
Dan Penurunan Penurunan Pondasi penelitian juga untuk daya
Pondasi Tiang dukung tanah pada Tiang
Berdasarkan Berdasarkan Pengujian
Pengujian Spt Dan Spt Dan Cyclic Load Test
Cyclic Load Test
4. Analisis Daya Dukung Meneliti tentang Penelitian ini melakukan
Dan Penurunan Penurunan Pondasi penelitian pada Tiang
Pondasi Tiang Pancang Proyek Gedung
Pancang Proyek DPRD Kabupaten
Gedung DPRD Pemalang
Kabupaten Pemalang
5. Penggunaan Geotextil Meneliti tentang Penelitian ini melakukan
sebagai Alternatif Penurunan Pondasi penelitian untuk
Perbaikan Tanah Dangkal Penggunaan Geotextil

14
Terhadap Penurunan sebagai Alternatif
Pondasi Dangkal Perbaikan Tanah
6. Desain Pondasi Meneliti tentang Penelitian ini juga
Telapak Dan Evaluasi Penurunan Pondasi meneliti tentang Desain
Penurunan Pondasi Pondasi Telapak
7. Analisis Penurunan Meneliti tentang Penelitian ini dilakukan
Pondasi Dangkal Pada Penurunan Pondasi untuk ,megnalisis
Tanah Lempung Dangkal Pada Tanah Penurunan Pondasi
Kasongan Lempung Dangkal Pada Tanah
Lempung Kasongan
8. Daya Dukung Dan Meneliti tentang Penelitian ini juga
Penurunan Pondasi Penurunan Pondasi meneliti tentang Daya
Dangkal Tanah Dangkal Pada Tanah Dukung, serta Penurunan
Ekspansif Padat Pondasi Dangkal Tanah
Menggunakan Tire- Ekspansif Padat
Soil Menggunakan Tire-Soil
9. Penggunaan Terpal Meneliti tentang Penelitian ini juga
Dan Grid Bambu Penurunan Pondasi meneliti tentang
Sebagai Alternatif Dangkal Penggunaan Terpal Dan
perbaikan Tanah Grid Bambu Sebagai
Terhadap Penurunan Alternatif perbaikan
Pondasi Dangkal Pada Tanah Terhadap
Tanah Gambut Penurunan Pondasi
Dangkal Pada Tanah
Gambut
10. Pengaruh Anyaman Meneliti tentang Penelitian ini juga
Bambu Terhadap Penurunan Pondasi meneliti tentang Pengaruh
Daya Dukung Dan Dangkal Anyaman Bambu
Penurunan Pondasi Terhadap Daya Dukung
Dangkal Pada Tanah Dan Penurunan Pondasi
Kohesif Dangkal Pada Tanah
Kohesif

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data
parameter tanah

Analisis Penurunan
Pada Pondasi Dangkal

2V : 1H Harr

Perhitungan

Analisa hasil perhitungan

Kesimpulan

Selesai

16
3.2 Sumber Data
3.2.1. Data primer
Data primer adalah data basis atau utama yang digunakan dalam penelitian. Data primer
adalah jenis data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber utamanya seperti
melalui wawancara, survei, eksperimen, dan sebagainya. Data primer biasanya selalu
bersifat spesifik karena disesuaikan oleh kebutuhan peneliti.
3.2.2. Data sekunder
Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan
sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data
penelitian. Biasanya data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi
penting seperti sensus penduduk. Data sekunder bisa dikumpulkan melalui berbagai
sumber seperti buku, situs, atau dokumen pemerintah.

3.3 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan untuk meneliti penurunan pondasi dangkal pada
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif adalah suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. (Kasiram (2008: 149)
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis penurunan pada
pondasi dangkal pada dua jenis tanah dengan menggunakan metode 2V : 1H dan
metode Harr. Lokasi yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah Indekos F7 Bahu,
Manado.

17
DAFTAR PUSTAKA

Eko Yuliawan, T. R. (2018). Vol 9, No 2. ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN


PONDASI TIANG BERDASARKAN PENGUJIAN SPT DAN CYCLIC LOAD TEST, 1-
13.
Fachridia Luthfiani, I. N. (2017). ANALISIS PENURUNAN BANGUNAN PONDASI
TIANG PANCANG DAN RAKIT PADA PROYEK PEMBANGUNAN
APARTEMEN SURABAYA CENTRAL BUSINESS DISTRICK. JURNAL KARYA
TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, 6, 166-179.
Hardiyatmo, H. (2018). Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Gdjah Mada University Press.
Yulvi Zaika, B. A. (2010). Penggunaan Geotextil sebagai Alternatif Perbaikan Tanah Terhadap
Penurunan Pondasi Dangkal. Vol 4, No 2 , 91-98.

18

Anda mungkin juga menyukai