Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Tumbuhan rendah didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu biologi yang
mengkaji tentang tumbuhan yang belum bisa dibedakan organ antara akar, batang dan
daun. Salah satu jenis tumbuhan rendah yang termasuk kelompok tumbuhan epifit
adalah lumut. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus
ke tumbuhan kormus yang hidup melekat pada substrat seperti pepohonan, pohon kayu
mati, pohon kayu lapuk, serasah, tanah dan bebatuan. Lumut tidak mempunyai lapisan
kutikula yang mencegah kehilangan air, sehingga lumut menghendaki habitat yang
lembab atau basah dan tidak terpapar sinar matahari. Lumut juga disebut tumbuhan
pelopor yang lebih dulu hidup sebelum tumbuhan lain. Ciri-ciri utama lumut yaitu
memiliki ukuran tumbuhan lumut relatif kecil dan jarang ada yang mencapai 15 cm,
bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Bentuk tubuhnya pipih
seperti pita dan ada pula seperti batang dengan daun-daun kecil. Tumbuh tegak atau
mendatar pada substratnya dengan perantaraan rhizoid. Lumut memiliki dua
macam alat reproduksi, yaitu anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan
arkegonium yang menghasilkan ovum. Selain itu, lumut juga berperan dalam siklus
biogeokimia umut dapat digunakan untuk memonitor pencemaran udara serta berperan
penting dalam konservasi air di hutan.
Tumbuhan lumut terlihat seperti tumbuhan yang tidak menarik dan sangat
jarang mendapat perhatian sehingga menarik untuk diteliti. Oleh karena itu eksplorasi
tumbuhan rendah khususnya lumut (bryophyte) perlu dilakukan untuk mengetahui
tangkat keanekaragaman tumbuhan lumut (bryophyte) dan juga untuk mengetahui jenis-
jenis tumbuhan lumut (bryophyte) dan untuk di Karesidenan Madiun. Lumut
(Bryophyte) dapat ditemukan pada berbagai substrat di sekitar pemukiman rumah pada
permukaan kulit batang pohon yang masih hidup maupun sudah mati, permukaan batu
yang keras, hingga di lapisan permukaan tanah. Substrat berfungsi sebagai tempat
menempel lumut dan sebagai media untuk menyerap nutrisi. Ketersediaan dan
keragaman substrat merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kekayaan dan
komposisi jenis lumut. Selain itu, kondisi iklim mikro, terutama intensitas cahaya,
kelembapan udara, suhu lingkungan, serta tipe vegetasi juga mempengaruhi
keanekaragaman dan kemelimpahan lumut
Kegiatan praktikum selama masa pandemi banyak dilakukan secara mandiri sebagai
solusi pragmatis terhambatnya kegiatan praktikum di laboratorium di masa pandemi covid-19.
Kegiatan praktikum selama masa pandemi banyak dilakukan secara mandiri juga
sebagai upaya penerapan kebijakan Kemendikbud tentang belajar di rumah yang merupakan
kebijakan publik yang sangat pragmatis dan mudah disesuaikan sesuai kebutuhan materi
pembelajaran. Selain itu praktikum secara mandiri dapat memberikan mahasiswa keleluasaan
mengelola materi praktikum secara reatif dan mandiri. Kegiatan praktikum mandiri yang
dirancang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan komunikasi lisan
melalui laporan praktikum yang dikemas dalam sebuah video presentasi. Proses
pelaksanaannya dilakukan dengan cara adanya pemilihan tema praktikum yang tepat,
adanya kompetensi yang dapat dikembangkan dan sinergi evaluasi dengan konten
praktikum yang dilakukan. Manfaat yang didapatkan dengan praktikum mandiri adalah
dapat meningkatkan kreativitas peserta didik yang didasarkan atas kelancaran berpikir,
keluwesan berpikir, elaborasi, dan originalitas. Kegiatan praktikum mandiri juga dapat
menjadi alternatif pelaksanaan kegiatan praktikum di masa pandemi ini karena memiliki
urgensi yang tinggi dalam pengaplikasian ilmu yang telah dimiliki. Oleh karena itu,
Kegiatan praktikum mandiri untuk eksplorasi tumbuhan rendah khususnya lumut
dilakukan dilakukan untuk mengenalkan jenis-jenis tumbuhan lumut yang ada disekitar
Karesidenan Madiun.

Anda mungkin juga menyukai