Anda di halaman 1dari 20

TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sebagai bagian dari manajemen kinerja, kedudukan perencanaan kinerjamenjadi suatu
isu yang strategis yang harus diperhatikan dan dipecahkan oleh pimpinan instansi
sebagai manajer dan pemimpin yang mengarahkan instansinya kepada arah
pelaksanaan misi dan pencapaian visi organisasi. Perencanaan kinerja juga merupakan
tahap penting dalam melaksanakan renstra yang akan menuntun manajemen dan
seluruh anggota organisasi pada capaian kinerja yang diinginkan. Dengan berdasarkan
pada perencanaan kinerjayang baik maka pelaksanaan renstra juga dapat dipantau
tingkat pencapaiannya secara lebih operasional serta dengan melihat berbagai
kemungkinan dan alternatif untuk meningkatkan dan memacu pencapaian tujuan dan
sasaranorganisasi secara lebih cepat.

Menurut SK Kepala LAN Nomor 239 /IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman


Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perencanaan
Kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja (renja) sebagai penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalamrencana strategis yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melaluiberbagai kegiatan tahunan. Di dalam
rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dankegiatan. Penyusunan rencana kinerja
dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta
merupakan komitmen bagi instansiuntuk mencapainya dalam tahun tertentu.

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target-target kinerja berikut


kegiatan-kegiatan tahunan beserta indikator kinerjanya serta penetapan indikator
kinerja sasaran sesuai dengan program, kebijaksanaan, dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra. Oleh karena itu, substansi dari penyusunan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) adalah target setting dari capaian indikator kinerja.
Dalam rangka mengoptimalkan perannya sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas
di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat perlu menyusun Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019
dengan mengacu pada Renstra Kementerian KesehatanTahun 2020 - 2024.

1.2. TUJUAN
Tujuan disusunnya Rencana Kinerja Tahunan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2020 yaitu sebagai bahan acuan
bagi perencana dan pelaksana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan, baik di Pusat maupun Daerah dalam melaksanakan urusan wajib
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 Th 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan.

1.3. DASAR HUKUM


a. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
b. Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 18 Tahun 2020. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.
e. Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Nomor:
HK.02.02/I/836/2020 tentang Pedoman Indikator Program Kesehatan Masyarakat
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategi
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
1.4. Arah Kebijakan Sasaran Pokok Pembagunan Kesehatan
Tema pembangunan tahun 2020 adalah “Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk Pertumbuhan Berkualitas” yang ditujukan untuk menjaga keberlanjutan
pencapaian hasil-hasil pembangunan RPJMN 2015-2019 dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya dalam rangka pelaksanaan RPJMN 2020-2024 dengan
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan
pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong
peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan
teknologi melalui strategi pembangunan bidang kesehatan, meliputi:
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana (KB) dan Kesehatan
reproduksi, mencakup
a) peningkatan pelayanan maternal dan neonatal berkesinambungan di
fasilitas publik dan swasta dengan mendorong seluruh persalinan di
fasilitas kesehatan, peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
antenatal dan neonatal, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
terutama bidan,perbaikan sistem rujukan maternal, penyediaan sarana
prasarana dan farmasi, jaminan ketersediaan darah setiap saat, dan
pengembangan pencatatan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan;
b) perluasan imunisasi dasar lengkap terutama pada daerah dengan cakupan
rendah dan pengembangan imunisasi untuk menurunkan kematian bayi;
c) peningkatan perilaku higiene;
d) peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil;
e) peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan,
tumbuh kembang anak dan gizi;
f) peningkatan pelayanan Kesehatan bayi dan balita termasuk inisiasi
menyusui dini dan ASI eksklusif;
g) perluasan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
sesuai karakteristik wilayah dengan optimalisasi peran sektor swasta
dan pemerintah daerah melalui advokasi,
komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan konseling tentang
pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi, peningkatan
kompetensi Penyuluh Keluarga erencana (PKB) dan Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) serta kapasitas tenaga lini lapangan serta
penguatan fasilitas kesehatan, jaringan dan jejaring fasilitas kesehatan
dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi serta usaha kesehatan
bersumber daya masyarakat; serta
h) peningkatan pengetahuan dan akses
layanan kesehatan reproduksi remaja secara lintas sektor yang responsif
gender.
2. Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan
permasalahan gizi ganda, mencakup:
a) percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas
intervensi spesifik, perluasan dan penajaman intervensi sensitif secara
terintegrasi;
b) peningkatan intervensi yang bersifat life saving dengan didukung data
yang kuat (evidence based policy) termasuk fortifikasi dan pemberian
multiple micronutrient yang efektif bagi balita, anak usia
sekolah/remaja, calon pengantin, calon ibu hamil, dan ibu hamil;
c) penguatan advokasi, komunikasi social dan perubahan perilaku hidup
sehat terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis
konsumsi pangan (food based approach);
d) penguatan sistem surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anak;
e) peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam
intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat;
f) respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi
g) Pelibatan aktif aktor non pemerintah (swasta, lembaga masyarakat
madani, perguruan tinggi dan organisasi profesi dan mitra
pembangunan lainnya; serta
h) penyediaan tenaga gizi yang berkualitas.
3. Peningkatan pengendalian penyakit, dengan perhatian khusus pada
HIV/AIDS, TB, malaria, jantung, stroke, hipertensi, diabetes, kanker,
emerging diseases, penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa,
penyakit tropis terabaikan (kusta, filariasis, schistosomiasis), penyakit jiwa,
cedera, gangguan penglihatan, dan penyakit gigi dan mulut, mencakup:
a) pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit melalui edukasi,
pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi multisector termasuk
perluasan cakupan deteksi dini, pengembangan real time surveilans dan
pengendalian vektor;
b) penguatan health security terutama peningkatan kapasitas untuk
pencegahan, deteksi, dan respon cepat terhadap ancaman penyakit
termasuk penguatan alert system kejadian luar biasa dan karantina
kesehatan;
c) penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera; serta
d) penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), mencakup:
a) pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar
sehat, upaya Kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat;
b) penyediaan ruang terbuka publik, transportasi massal dan konektivitas
untuk mendorong aktivitas fisik masyarakat dan lingkungan sehat serta
penurunan polusi udara;
c) regulasi yang mendorong pemerintah pusat dan daerah serta swasta
untuk menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan dan
mendorong hidup sehat termasuk pengembangan standar dan pedoman
untuk sektor non kesehatan, peningkatan cukai rokok, pelarangan iklan
rokok, dan penerapan cukai pada produk pangan yang berisiko tinggi
terhadap kesehatan, dan pengaturan produk makanan dengan
kandungan gula, garam dan lemak;
d) promosi perubahan perilaku hidup sehat yang inovatif dan
pemberdayaan masyarakat termasuk revitalisasi posyandu dan
upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat lainnya, serta
penggerakan masyarakat madani untuk hidup sehat;
e) peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan
label pangan dan perluasan akses terhadap buah dan sayur;
f) penguatan akses, kualitas, advokasi dan tata kelola implementasi
gerakan masyarakat hidup sehat di semua tatanan; serta
g) penguatan kolaborasi multisektor untuk mendukung upaya promotif
dan preventif dengan pendekatan kebijakan berwawasan kesehatan
(Health in All Policies).
5. Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan, mencakup:
a) Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang difokuskan
pada peningkatan upaya kesehatan masyarakat sebagai elemen pokok
dari pelayanan kesehatan dasar; penyempurnaan sistem akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang digunakan
sebagai acuan pemenuhan standar fasilitas pelayanan kesehatan;
pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan; pemanfaatan inovasi teknologi dalam
pelayanan kesehatan meliputi perluasan sistem rujukan online termasuk
integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem
rujukan khusus untuk daerah dengan karakteristik geografis tertentu
(kepulauan dan pegunungan), perluasan cakupan dan pengembangan
jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam medis dan rekam medis
online; perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care) dan
gugus pulau; optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui
pendekatan keluarga; pengembangan dan peningkatan kualitas RS
khusus; serta perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan
kesehatan dan pengendalian bahan berbahaya dan beracun
b) Pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang
difokuskan pada pengembangan paket pelayanan kesehatan
(tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, farmasi dan alat kesehatan),
afirmasi pemenuhan tenaga kesehatan strategis, dan afirmasi
pendidikan (beasiswa dan tugas belajar) tenaga kesehatan untuk
ditempatkan di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK)
dan daerah kurang diminati; pengembangan kebijakan redistribusi
tenaga kesehatan yang ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan;
pengembangan mekanisme kerjasama pemenuhan tenaga kesehatan
melalui kontrak pelayanan; perluasan pendidikan dan pelatihan tenaga
Kesehatan fokus pada pelayanan kesehatan dasar; pembatasan program
studi bidang kesehatan yang tidak memenuhi standar kualitas; serta
pemenuhan tenaga kesehatan sesuai standar dan tenaga non-kesehatan
termasuk tenaga system informasi dan administrasi keuangan untuk
mendukung tata kelola di fasilitas pelayanan kesehatan;
c) Pemenuhan dan peningkatan daya saing sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang difokuskan pada efisiensi pengadaan obat dan vaksin
dengan mempertimbangkan kualitas produk; penguatan sistem logistik
farmasi real time berbasis elektronik; peningkatan promosi dan
pengawasan penggunaan obat rasional; pengembangan obat, produk
biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang didukung oleh
penelitian dan pengembangan life sciences; serta pengembangan
produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong kemandirian
produksi dalam negeri;

d) Peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan yang


difokuskan pada perluasan cakupan dan kualitas pengawasan pre dan
post market obat dan pangan berisiko yang didukung oleh peningkatan
kompetensi SDM pengawas dan penguji serta pemenuhan sarana
prasarana laboratorium; peningkatan kemampuan riset; percepatan dan
perluasan proses layanan publik termasuk registrasi; peningkatan
kepatuhan dan kemandirian pelaku usaha dalam penerapan sistem
manajemen mutu dan pengawasan produk; peningkatan peran
serta masyarakat dalam pengawasan; serta pemanfaatan teknologi
informasi dalam pengawasan obat dan makanan;
e) Penguatan tata kelola, pembiayaan kesehatan, penelitian dan
pengembangan yang difokuskan pada pengembangan kebijakan untuk
peningkatan kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota;
pendampingan perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki
masalah kesehatan untuk pencapaian target nasional dan mendorong
pemenuhan SPM kesehatan; integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi
sistem informasi Kesehatan pusat dan daerah termasuk penerapan
sistem single entry; inovasi dan pemanfaatan teknologi digital termasuk
big data untuk pengumpulan data, media promosi, komunikasi, dan
edukasi kesehatan; peningkatan pemanfaatan anggaran untuk
penguatan promotif dan preventif berbasis bukti; pengembangan
sumber pembiayaan baru seperti penerapan earmark cukai dan pajak,
kerjasama pemerintah dan swasta; peningkatan kapasitas dan
kemandirian pembiayaan fasilitas kesehatan milik pemerintah; serta
penguatan penelitian dan pengembangan untuk efektivitas dan inovasi
intervensi kesehatan, dan evaluasi sistem kesehatan untuk mendukung
pencapaian prioritas nasional.
1.5. PROGRAM PRIORITAS
Sasaran dan Indikator KP dari PP Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1.6. KEGIATAN PRIORITAS


Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan dilakukan melalui 5 (lima)
Kegiatan Prioritas:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi;
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat;
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit;
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Se, yaitu:

1.7. KEGIATAN PROMKES


Pada tahun 2020 ini diharapkan pengelolaan program kerja/kegiatan berwawasan
kesehatan telah dikelola secara terintegrasi. Selain itu, masyarakat dapat dengan
mudah dan cepat memperoleh berbagai informasi mengenai program kerja/kegiatan
yang dapat mendukung terciptanya budaya
perilaku sehat melalui penguatan upaya promotif dan preventif gerakan masyarakat hidup
sehat dengan tahapan tahapan:
 Pengelolaan mitra kerja yang professional
 Pengelolaan sistem informasi yang andal
 SDM professional
 Meningkatkan fungsi koordinasi lintas program
 Menjaga kesinambungan jejaring kemitraan
 Memanfaatkan teknologi sistem informasi secara optimal
 Melaksanakan manajemen SDM berbasis kompetensi
 Membentuk pokjanal UKBM dan forum peduli kesehatan di seluruh
wilayah indonesia
BAB II
PROGRAM DAN
KEGIATAN

2.1. URUSAN WAJIB


Urusan wajib Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 25 Tahun 2020
tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, dan pemberian bimbingan teknis supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi
kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi
kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang komunikasi,
informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya
promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang komunikasi, informasi, dan
edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi
kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
2.2. PROGRAM DAN KEGIATAN
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan menjadi salah satu
kegiatan dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya.
Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
Sasaran Strategis : Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan
promosi kesehatan kepada masyarakat

2.3. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

Indikator Kinerja Target


No Sasaran Strategis
Kegiatan Jumlah Satuan
1 Meningkatkan Promosi Presentase Kab/kota Kabupaten/Kota
30%
Kesehatan dan yang menerapkan
Pemberdayaan kebijakan Germas
Masyarakat Presentase Kab/kota Kabupaten/Kota
yang melaksanakan
51%
pembinaan Posyandu
Aktif

Adapun Definsi Operasional Indikator Kinerja Kegiatan adalah:


1. Definisi opersional Kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas dengan
kriteria :
 Memiliki Kebijakan Germas sesuai dengan Inpres no 1 tahun 2017
(melaksanakan 5 kluster germas) dan atau kebijakan berwawasan kesehata
 Melaksanakan Penggerakan Masyarakat dalam mendukung 5 (lima)
kluster Germas minimal 3 kali setahun, dengan melibatkan lintas sektor,
pendidikan (sekolah), Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) dan atau mitra potensialPersentase desa yang
mengalokasikan dana desa secara bertahap sampai minimal 10% dari
bidang pembangunan desa dan bidang pemberdayaan masyarakat untuk
kesehatan.
2. Definisi operasional Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan
Posyandu Aktif
Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif dengan
kriteria:

1. Memiliki Pokjanal yang disahkan melalui keputusan Bupati/walikota


Memiliki Pokjanal yang keanggotaannya terdiri dari lintas sektor terkait
pengembangan Posyandu tingkat Kabupaten/Kota.
2. Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2 kali setahun
Mengadakan pertemuan rutin setiap tahun minimal 2 kali untuk
membahas perencanaan dan evaluasi pelaporan kegiatan.
3. Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader
Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas puskesmas dan kader yang
berasal desa/kelurahan di wilayah kabupaten/Kota.
4. Memiliki sistim pelaporan kegiatan Posyandu Memiliki dan menggunakan
sistim dalam melakukan pelaporan kegiatan Posyandu sehingga tersedia
laporan posyandu seperti SIP online dan atau Si Cakep.
5. Posyandu aktif minimal 50%
BAB III
RENCANA KINERJA
TAHUNAN

Rencana Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari upaya pencapaian indikator kinerja kegiatan
yang dapat terukur dan merupakan hasil yang akan dicapai dalam jangka waktu satu tahun anggaran.
Pada Tahun 2020 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menetapkan Rencana
Kinerja Tahun 2020 yang merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kesehatan Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan sebagai berikut :

UPAYA PELAYANAN TARGET


NO JENIS PELAYANAN
DI PUSKESMAS INDIKATOR KINERJA SASARAN TAHUN
2021
1. PELAYANAN MELAKSANAKAN ORIENTASI Minimal 5
UPAYA KESEHATAN
1 PROMOSI PROMOSI KESEHATAN BAGI KADER kader/desa/T 100%
MASYARAKAT
KESEHATAN 1. Jumlah kader yang di orientasi ahun
MELAKSANAKAN PENYULUHAN
Minimal 2
KELOMPOK
kelompok/ 100%
1. Jumlah kelompok yang dilakukan
desa/bulan
penyuluhan
MENDAMPINGI PELAKSANAAN SMD
DAN MMD TENTANG KESEHATAN Seluruh
100%
1. Jumlah desa yang didampingi Desa
pelaksanaan SMD dan MMD
MELAKSANAKAN ADVOKASI
KEPADA KEPALA DESA TENTANG
Minimal 40%
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK
dari jumlah 100%
UKBM
Desa
1. Persentase desa memanfaatkan
dana desa untuk UKBM
Seluruh
Rumah
MELAKSANAKAN KUNJUNGAN Tangga yang
RUMAH SEBAGAI INTERVENSI memerlukan
80%
PROMOSI KESEHATAN PIS-PK intervensi
1. Jumlah rumah tangga yang Promosi
dikunjungi kesehatan
PIS-PK
Minimal 1
Ormas/Kelo
MELAKSANAKAN PENGGALANGAN mpok
DUKUNGAN ORMAS/KELOMPOK potensial
POTENSIAL DALAM yang
MELAKSANAKAN GERAKAN berperan 100%
MASYARAKAT HIDUP SEHAT serta dalam
1. Jumlah Ormas/ Kelompok pelaksanaan
potensial yang berperan serta Gerakan
dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Masyarakat Hidup Sehat Hidup Sehat
Melaksanakan Advokasi kepada Jumlah Desa 100%
kepala desa untuk pembuatan
kebijakan PHBS
Melaksanakan Penyuluhan
Minimal 5
kelompok/kampanye dengan 100%
klpk/ bulan
minimal 5 tema Germas
seluruh
Persentase posyandu aktif posyandu
Minimal 1
Persentase SD yang SD 100%
mempromosikan kesehatan Puskesmas
Minimal 1
Melaksanakan Advokasi kepada Desa/Puskes 100%
kader tentang Promosi TOGA mas
Minimal 3
posyandu/P
USK yang 100%
naik
Peningkatan Strata Posyandu stratanya
Minimal 1
Desa/Puskes 100%
Persentase Desa Siaga Aktif mas
Persentase Rumah Tangga yang ber
Jumlah KK 40%
PHBS

3.1. Kabupaten/Kota dalam yang Menerapkan Kebijakan GERMAS

Targe
No Kompone t Ke
n Jumla Satuan t
h
1 Sosialisasi Gerakan Masyarakat 19 Kab/Kota Pusat & Dekon
Hidup Sehat
2 Koordinasi Lintas Sektor terkait 156 Kab/Kota Pusat & Dekon
Pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
3 Melakukan 156 Kab/Kota Pusat & Dekon
Penguatan
Implementasi
Germas
4 Melaksanakan Promkes di 156 Kab/Kota Pusat & Dekon
Tatanan

3.2. Kabupaten/Kota Melaksanakan Pembinaan Posyandu Aktif

Targe
No Kompone t Ke
n Jumla Satuan t
h
1 Penguatan Posyandu Aktif 149 Kab/Kota Pusat &
Dekon
Pelaksanaan Posyandu Aktif 149 Kab/Kota Pusat &
Dekon
3.3. Penyusunan Pedoman/Regulasi/Rekomendasi/Kebijakan Germas

Targe
No Kompone t Ke
n Jumla Satuan t
h
1 Melaksanakan Penyusunan 1 Dokume Pusat & Dekon
Pedoman/Regulasi/Rekomenda n
si
/Kebijakan Germas

3.4. Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media


Targe
No Kompone t Ket
n Jumla Satuan
h
1 Melakukan Produksi dan 47 Layana Pusat & Dekon
Pengadaan n
2 Melakukan 47 Layana Pusat & Dekon
Penyebarluasan n
Informasi

3.5. Pelaksanaan Stratkom Promkes dalam Mendukung Program Kesehatan

Targe
No Kompone t Ket
n Jumla Satuan
h
1 Melakukan Kemitraan/Jejaring 8 Dokumen Pusat
Kerja LP/LS dalam
Mendukung Germas
2 Melakukan Penguatan 8 Dokumen Pusat
Pemberdayaan
Masyarakat

3.6. Layanan Dukungan Manajemen Satker

Targe
No Kompone t Ket
n Jumla Satuan
h
1 Penyusunan rencana program 1 Layanan Pusat
dan Penyusunan rencana
anggaran
2 Pengelolaan kepegawaian 1 Layanan Pusat
3 Pelayanan umum, Pelayanan 1 Layanan Pusat
rumah tangga dan
perlengkapan

3.7. Layanan Perkantoran

Targe
No Kompone t Ket
n Jumla Satuan
h
1 Operasional dan Pemeliharaan 1 Layanan Pusat
Kantor
BAB IV
PENUTUP

Rencana Kinerja Tahunan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan


Tahun 2020 merupakan penjabaran dari upaya pencapaian indikator kinerja kegiatan yang
dapat terukur dan merupakan hasil yang akan dicapai dalam jangka waktu satu tahun
anggaran. Dengan dokumen Rencana Kinerja Tahunan ini diharapkan pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan sesuai dengan rencana sehingga berjalan
efektif, efisien dan terukur.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat

dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO


NIP 196408081989101001

Anda mungkin juga menyukai