Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)

Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal


Fisika Tingkat Analisis (C4)
Rifka Afriani, Amiruddin Kade, dan Supriyatman
rifkafriani.ra@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal fisika tingkat analisis (C4). Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kota Palu. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 104 orang siswa. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu tes seleksi responden, tes essay, dan wawancara. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari 9 orang siswa yang diperoleh dari hasil tes seleksi responden. Berdasarkan penelitian,
hasilnya menunjukkan pencapaian kompetensi kognitif siswa pada tingkatan analisis belum memberikan hasil yang
maksimal, dalam hal ini masih tergolong kategori sangat buruk. Pencapaian pada tingkatan analisis (C4) hanya
sebesar 24,26 %. Adapun Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal adalah
kesalahan penafsiran 66.7% dengan kategori tinggi, kesalahan konsep 77.8% dengan kategori tinggi, dan
kesalahan strategi 72.7% dengan kategori tinggi.

Kata Kunci: analisis, kesalahan, tingkat analisis.

I. PENDAHULUAN khususnya pada kompetensi kognitif tingkat


tinggi.
Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam
dalam bentuk belajar mengajar. Belajar dalam
mengerjakan soal berkaitan dengan
arti perubahan dan peningkatan kemampuan
ketidakmampuan belajar atau kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
belajar yang tidak sempurna dan bisa menjadi
memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Dalam
petunjuk penguasaan siswa terhadap materi.
melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk
Banyak faktor yang mungkin menyebabkan
meningkatkan kemampuan kognitif siswa
kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu faktor
bukanlah hal yang mudah. Khususnya pada mata
internal dan eksternal. Faktor internal dapat
pelajaran fisika [1].
berupa motivasi, minat, dan bakat siswa. Faktor
Pembelajaran fisika menuntut lebih banyak
eksternal dapat berupa kondisi lingkungan,
pemahaman daripada penghafalan.
keluarga, guru, teman, dan bahan belajar [3].
Menggunakan segala kemampuan berpikir dan
Kemampuan Kognitif merupakan penguasaan
melakukan pembelajaran secara efektif serta
siswa dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berisi
efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.
perilaku yang menekankan aspek intelektual,
Pencapaian tujuan pembelajaran fisika dapat
seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir
dinilai dari keberhasilan siswa dalam memahami
yang mencakup menghafal/remember (C1),
fisika dan memanfaatkan pemahaman ini untuk
memahami/understand (C2), menerapkan/apply
menyelesaikan persoalan fisika dalam kehidupan
(C3), menganalisis/analyse (C4),
sehari-hari [2].
mengevaluasi/evaluate (C5), dan
Ada beberapa masalah yang ditemukan dalam
membuat/create (C6). Tiga level pertama
pembelajaran fisika diantaranya siswa
(terbawah) merupakan Lower Order Thinking
menganggap fisika terlalu sulit karena banyak
Skills, sedangkan tiga level berikutnya
hitungan dan rumus, siswa menganggap bahwa
merupakan Higher Order Thinking Skills [4].
fisika adalah suatu ilmu yang sulit dimengerti
Kemampuan menganalis dan mengevaluasi
serta memerlukan banyak energi dan waktu
menjadi bagian penting dalam pemecahan
untuk memahaminya [2]. Hasil observasi peneliti
masalah fisika agar mahasiswa mengambil
menunjukkan bahwa sering ditemukan siswa
keputusan yang tepat. Kemampuan analisis dan
yang tidak memahami konsep dengan baik dan
evaluasi merupakan kemampuan yang aktif
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal
ketika mahasiswa dihadapkan pada masalah
apalagi ketika soal yang diberikan dalam bentuk
yang tidak biasa,
yang berbeda sehingga menyebabkan
ketidaktentuan, pertanyaan atau dilema.
pencapaian kompetensi kognitif yang rendah
Keberhasilan menerapkan kemapuan ini dapat
dilihat dari penjelasan, keputusan, pertunjukan

28
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

dan hasil yang berlaku sesuai pengetahuan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam
pengalaman. menyelesaikan soal fisika tingkat analisis (C4).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri di kota
5 komponen berpikir taksonomi bloom palu yaitu SMAN 5 Palu, SMAN 6 Palu, SMAN 7
kemampuan analisis adalah kemampuan yang Palu, SMAN 8 Palu, dan SMAN 9 Palu. Penelitian
paling rendah dimiliki oleh siswa, yang menjadi ini dilakukan mulai tanggal 6 September 2017
hal baru dari penelitian tersebut yaitu adanya sampai tanggal 5 Oktober 2017. Dengan waktu
hubungan yang signifikan antara lokasi sekolah dan tanggal yang berbeda setiap sekolah yang
(pedesaan atau perkotaan) terhadap disesuaikan dengan kesepakatan bersama guru
kemampuan berpikir tingkat tinggi (analisis, mata pelajaran Fisika. Subjek dalam penelitian
evaluasi dan sintesis ) [5]. Penelitian ini dilakukan ini adalah siswa kelas XI IPA tahun ajaran
untuk melihat pencapaian kompetensi kognitif 2016/2017 sebanyak 104 orang siswa.
siswa pada tingkat analisis (C4) dengan melihat Selanjutnya berdasarkan hasil Tes Seleksi
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal fisika Responden 9 siswa dipilih sebagai responden
pada materi suhu dan kalor. yang akan mengikuti tes kognitif tingkat analisis
Ranah kognitif analisis (C4) termasuk ranah (C4) dan wawancara.
kognitif tingkat tinggi yang melibatkan proses Data diperoleh dengan TSR berupa soal pilihan
memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil ganda (PG) materi yang memuat tingkat kognitif
dan menentukan bagaimana hubungan antar C1-C3. Kemudian berdasarkan hasil tes seleksi
bagian dalam setiap bagian dan struktur responden siswa dikelompokkan dalam 3
keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
meliputi proses-proses kognitif membedakan, Selanjutnya 9 siswa yang mewakili tiap kategori
mengorganisasi, dan mengatribusikan [6]. dipilih sebagai responden yang akan mengikuti
Kemampuan menganalisis mencakup belajar tes kognitif tingkat analisis (C4) dan wawancara.
untuk menentukan potongan-potongan informasi Pedoman penskoran dan kriteria penilaian yang
yang relevan atau penting (membedakan), digunakan untuk mengukur proses pencapaian
menentukan cara-cara untuk menata potongan- kompetensi kognitif tingkat analisis (C4) tiap
potongan informasi tersebut siswa pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
(mengorganisasikan), dan menentukan tujuan di
skor perolehan
balik informasi itu (mengatribusikan). Ranah Persentase (%) = 𝑥 100 %
skor maksimal
kognitif sendiri dapat diukur menggunakan tes
yang dikembangkan dari materi yang telah
Rata-rata pencapaian kompetensi kognitif
didapatkan di sekolah. Dengan menggunakan
tingkat analisis (C4) untuk semua siswa [7].
suatu tes maka akan didapatkan berbagai
informasi yang sekiranya dibutuhkan dalam ∑ Persentase Pencapaian C4 semua siswa
Rata − rata Persentase (%) =
proses pembelajaran. Seperti halnya hasil ∑siswa
pencapaian kognitif yang dapat terlihat dari hasil
tes, begitu juga dapat diketahui kesulitan- TABEL 1. KATEGORISASI HASIL PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF
TINGKATAN ANALISIS (C4) (COLLETTE & CHIAPPETTA : 1994) [8]
kesulitan yang dialami oleh siswa yang Hasil Pencapaian
menyebabkan kesalahan dalam mengerjakan Komopetensi Kognitif Kategori
soal. Tentunya hal ini sangat berguna dalam Tingkat Analisis (C4)
90% - 100% Sangat baik
proses pembelajaran selanjutnya karena dengan
memberikan tes atau evaluasi akan diketahui 80% - 89% Baik

sejauh mana pencapaian siswa dari 70% - 79% Cukup baik


60% - 69% Buruk
pembelajaran yang telah diberikan. Sehingga <60% Sangat buruk
diharapkan nantinya pencapaian kompetensi
kognitif dapat lebih maksimal dan memberikan Menghitung Presentase Kesalahan Dalam
hasil yang memuaskan [7]. Menyelesaikan Soal

II. METODE PENELITIAN Total ∑ S


P= x 100%
Total ∑S+Total ∑B
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Keterangan :
– kualitatif dimana semua data dikumpulkan
P = Presentase kesalahan
berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh di ∑𝑆 = Jumlah jawaban salah
lapangan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang ∑𝐵 = Jumlah jawaban benar
proses siswa dalam menyelesaikan soal fisika • 80% ≤ P < 100% = Sangat Tinggi
tingkat analisis (C4) beserta kesalahan- • 60% ≤ P < 80% = Tinggi

29
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

• 40% ≤ P < 60% = Sedang yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal
• 20% ≤ P < 40% = Rendah fisika tingkat analisis (C4) untuk materi suhu dan
• 0% ≤ P < 20% = Sangat Rendah kalor. Adapun kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal yaitu kesalahan penafsiran,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kesalahan konsep, dan kesalahan strategi.
berikut deskripsi kesalahan yang dilakukan siswa
A. Hasil Penelitian dalam menyelesaikan soal.
Data yang diperoleh selama penelitian berupa Untuk soal nomor 1 (mendeskripsikan fase
hasil tes tertulis yang berisi soal tes seleksi dan perubahan wujud zat), terdapat 2 orang
responden memuat ranah kognitif C1-C3, soal siswa yang menjawab salah. Kesalahan yang
kognitif tingkat analisis (C4), dan wawancara dilakukan siswa hanya kesalahan konsep, karena
untuk mengetahui proses pencapaian dan soal tidak bersifat perhitungan. Persentase
kesalahan yang dilakukan siswa dalam kesalahan konsep sebesar 22% dan soal tidak
menyelesaikan soal fisika tingkat analisis (C4). direspon sebesar 22%. Secara keseluruhan
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada
untuk menunjukkan tingkat pemahaman siswa soal nomor satu adalah siswa salah dalam
dari tes objektif dan faktor-faktor yang mendeskripsikan fase dan perubahan wujud zat
mempengaruhi pemahaman siswa melalui yang disajikan dalam bentuk grafik dimana 2
angket dan wawancara. orang siswa tersebut menganggap bahwa fase
Persentase pencapaian kompetensi kognitif dan peristiwa yang terjadi merupakan peristiwa
tingkat analisis (C4) siswa dapat dilihat dari pemuaian.
hasil jawaban peserta tes. Untuk soal nomor 2 (menganalisis hubungan
antara kalor dan perubahan suhu), terdapat 2
TABEL 2. PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF TINGKAT ANALISIS (C4)
orang yang menjawab benar, 5 orang menjawab
SISWA
salah, dan 2 orang tidak menjawab soal.
Inisial Skor yang Persentase (%)
Responden diperoleh Pencapaian C4
Kesalahan yang dilakukan siswa adalah
kesalahan penafsiran, kesalahan konsep dan
RT-92 18 30
kesalahan menggunakan data. Persentase untuk
RR-68 18 30 kesalahan penafsiran sebesar 33%, kesalahan
RS-65 17 28.33 konsep sebesar 66%, kesalahan strategi sebesar
11% dan soal tidak direspon sebesar 22%.
RT-96 15 25
Kesalahan penafsiran yang dilakukan siswa
RR-14 15 25 pada soal nomor dua adalah siswa langsung
RS-82 14 23.33
menjawab soal tanpa menuliskan informasi dari
soal pada lembar jawaban.
RT-91 12 20 Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada
RS-50 11 18.33 soal nomor dua adalah siswa salah dalam
RR-06 11 18.33
menentukan zat yang membutuhkan kalor paling
sedikit untuk mencapai titik didih serta salah
Rata-rata persentase (%) 24.26 dalam menentukan rumus untuk menjawab soal
Pencapaian C4
. Dimana siswa menganggap bahwa jika suatu
zat memiliki titik didih dan massa yang kecil
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam maka zat tersebut membutuhkan kalor yang
menyelesaikan soal fisika tingkat analisis (C4) sedikit pula untuk mencapai titik didih dan tidak
disajikan pada tabel 3.
mengetahui apa yang ditanyakan pada soal
Keseluruhan kesalahan strategi yang
TABEL 3. KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA TINGKAT
ANALISIS (C4) dilakukan siswa pada soal nomor dua adalah
Jenis Kesalahan
Persentase
Kategori siswa salah dalam menentukan nilai ∆T. siswa
(%) mengetahui rumus mencari ∆T = T2−T1. Tetapi
Kesalahan Tinggi
66.67 siswa menganggap bahwa titik didih merupakan
Penafsiran
Tinggi
∆T.
Kesalahan Konsep 69.39
Untuk soal nomor 3 (mendeskripsikan
Kesalahan Sangat
Strategi
80
Tinggi
peristiwa pemuaian), terdapat 4 orang yang
menjawab benar, 5 orang menjawab salah.
B. Pembahasan Kesalahan yang dilakukan siswa adalah
Berdasarkan hasil analisis jawaban ke-9 kesalahan konsep dan kesalahan strategi.
responden maka diperoleh beberapa kesalahan

30
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

Persentase untuk kesalahan konsep sebesat 44% langsung membagi 2 suhu yang diketahui pada
dan kesalahan strategi sebesar 77%. soal yaitu suhu pada batang P 90o.
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada Untuk soal nomor 7 (membedakan peristiwa
soal nomor tiga adalah siswa menganggap perpindahan kalor), terdapat 8 orang menjawab
bahwa jika gelas dituangkan air panas maka air salah dan 1 orang tidak menjawab soal.
yang dituangkan mengalirkan panas secara Kesalahan yang dilakukan siswa hanya kesalahan
merata ke permukaan gelas yang menyebabkan konsep, karena soal tidak bersifat perhitungan.
gelas menjadi pecah sehingga terdapat Persentase kesalahan konsep sebesar 88% dan
kekeliruan dalam mendeskripsikan peristiwa soal tidak direspon sebesar 11%. Secara
yang disajikan pada gambar. keseluruhan kesalahan konsep yang dilakukan
Kesalahan strategi yang dilakukan siswa pada siswa pada soal nomor satu adalah siswa tidak
soal nomor tiga adalah siswa hanya mampu menyebutkan ketiga jenis perpindahan kalor
memilih dan menggunakan sebagian potongan yang terjadi serta tidak dapar membedakan
kata yang benar dan adapula siswa yang setiap proses perpindahan kalor tersebut.
menggunakan beberapa potongan kata yang Untuk soal nomor 8 (menentukan besarnya
salah. Sehingga menyebabkan kekurangan kalor yang dibutuhkan pada proses perubahan
dalam mendeskripsikan peristiwa pemuaian. wujud zat), terdapat 3 orang menjawab salah
Untuk soal nomor 4 (menyimpulkan konsep dan 6 orang tidak menjawab soal. Kesalahan
kalor dan perpindahannya), terdapat 1 orang yang dilakukan siswa adalah kesalahan
yang menjawab benar, 8 orang menjawab salah. penafsiran dan kesalahan konsep. Persentase
Kesalahan yang dilakukan siswa hanya kesalahan untuk kesalahan penafsiran sebesar 11% dan
konsep, karena soal tidak bersifat perhitungan. kesalahan konsep sebesar 33% dan soal tidak
Persentase kesalahan konsep sebesar 88%. direspon sebesar 66%
Secara keseluruhan kesalahan konsep yang Kesalahan penafsiran yang dilakukan siswa
dilakukan siswa pada soal nomor satu adalah pada soal nomor delapan adalah siswa langsung
siswa menganggap cara kerja jaket yaitu jaket menjawab soal tanpa menuliskan informasi dari
dapat menyerap panas, jaket menghantarkan soal pada lembar jawaban.
panas, jaket tebal, dan jaket melepaskan kalor. Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada
Untuk soal nomor 5 (menentukan besar soal nomor delapan adalah siswa salah
perubahan panjang berbagai jenis logam), menentukan rumus untuk menjawab soal, siswa
terdapat 6 orang yang menjawab benar, 2 orang langsung mengalikan semua yang diketahui pada
menjawab salah dan 1 orang tidak menjawab soal kemudian dibahagi dengan suhu awal yang
soal. Kesalahan yang dilakukan siswa adalah disajikan pada grafik.
kesalahan penafsiran dan kesalahan konsep. Kesalahan penafsiran dilakukan siswa jika
Persentase untuk kesalahan penafsiran sebesar siswa tidak menuliskan diketahui dan ditanyakan
77%, kesalahan konsep sebesar 88% dan soal yang terdapat pada soal ke dalam simbol Fisika.
tidak direspon sebesar 11% Umumnya, kesalahan terjemahan disebabkan
Kesalahan penafsiran yang dilakukan siswa karena siswa belum membaca petunjuk soal,
pada soal nomor lima adalah siswa langsung lupa, bingung dan belum terbiasa menuliskan
menjawab soal tanpa menuliskan informasi dari apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal
soal pada lembar jawaban. [9].
Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara
soal nomor lima adalah siswa tidak mengetahui secara keseluruhan kesalahan penafsiran dapat
mengapa logam 5 merupakan jenis logam yang disebabkan siswa menjawab menurut
terpanjang setelah dipanaskan sehingga terdapat pemahamannya dengan melihat informasi pada
kekeliruan pada saat memberikan alasan pada tabel yang disajikan adapula siswa yang asal
lembar jawaban. menjawab dengan mengalikan seluruh infrormasi
Untuk soal nomor 6 (menentukan suhu pada yang disajikan pada soal tetapi tidak dapat
sambungan dua batang logam), terdapat 3 orang menuliskan informasi tersebut ke dalam simbol
yang menjawab salah dan 6 orang tidak fisika sehingga siswa langsung menuliskan hasil
menjawab soal. Kesalahan yang dilakukan siswa akhir pada lembar jawabannya.
adalah kesalahan kesalahan konsep. Persentase Kesalahan konsep merupakan kesalahan
untuk kesalahan konsep sebesar 33% dan soal dalam menentukan rumus dan prinsip yang
tidak direspon sebesar 66% . Secara digunakan untuk menyelesaikan soal. Faktor
keseluruhan kesalahan konsep yang dilakukan penyebab siswa melakukan kesalahan konsep
siswa pada soal nomor enam adalah siswa salah yaitu siswa tidak memahami materi yang
menentukan rumus untuk menjawab soal, siswa disampaikan oleh guru, siswa tidak mempelajari
kembali materi yang belum dipahaminya, siswa

31
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

tidak berani bertanya kepada guru apabila belum dengan persentase 24,26%. Adapun kesalahan-
memahami materi, siswa hanya belajar dari buku kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
catatan yang kurang lengkap, kesiapan siswa menyelesaikan soal adalah kesalahan
yang kurang maksimal, dan siswa tidak penafsiran, kesalahan konsep, dan kesalahan
mengikuti pelajaran [3]. strategi. Persentase untuk kesalahan penafsiran
Pada penelitian ini secara keseluruhan bentuk sebesar 66.7% dengan kategori tinggi,
kesalahan konsep yang dilakukan siswa adalah persentase kesalahan konsep sebesar 77.8%
siswa salah dalam mendeskripsikan fase dan dengan kategori tinggi, dan persentase
perubahan wujud zat, siswa tidak mengetahui kesalahan strategi sebesar 72.7% dengan
rumus yang digunakan untuk mencari kalor, kategori tinggi.
rumus untuk mencari perubahan panjang dan
rumus koefisien konduksi termal, siswa salah B. Saran
dalam menentukan nilai ∆T, siswa salah dalam Berdasarkan kesimpulan, maka penulis
mendeskripsikan peristiwa pemuaian, siswa salah mengajukan beberapa saran agar menjadi
dalam menyimpulkan konsep kalor dan masukan yang berguna, diantaranya yaitu:
perpindahannya, dan siswa tidak dapat 1. Dalam mengajar Fisika, hendaknya guru tidak
membedakan peristiwa perpindahan kalor. hanya menekankan pada materi dengan
Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tingkatan kognitif rendah. Namun, harus tetap
konsep berdasarkan hasil jawaban dan seimbang antara penekanan materi pada
wawancara adalah siswa tidak memahami tingkatan kognitif rendah dan tinggi.
maksud dari soal, siswa tidak mengetahui rumus 2. Guru hendaknya membiasakan peserta didik
yang digunakan untuk mencari kalor, rumus untuk terlibat dalam soal yang menuntut
untuk mencari perubahan panjang dan rumus kemampuan berpikir lebih tinggi agar dapat
koefisien konduksi termal, siswa tidak mendorong peserta didik lebih kritis ketika
mengetahui jenis-jenis perpindahan kalor, siswa menyelesaikan masalah, baik dalam
sudah lupa materi yang ditanyakan pada soal pembelajaran maupun dalam kehidupan
dan siswa menjawab berdasarkan tebak- sehari-hari
tebakan. 3. Kiranya dapat melakukan penelitian sejenis
Kesalahan strategi merupakan kesalahan dengan konsep lain dengan
dalam menggunakan data dan dalam penentuan mempertimbangkan penggunaan tes serta
langkah penyelesaian soal [10]. Faktor penyebab wawancara yang sebaiknya dilakukan secara
siswa melakukan kesalahan strategi yaitu siswa mendetail. Sehingga dapat membantu guru
tidak membaca petunjuk mengerjakan soal, dalam mendiagnosa kemampuan siswa pada
siswa kurang paham dengan apa yang pokok bahasan tertentu.
ditanyakan dari soal, dan siswa kurang latihan
soal yang bervariasi [3]. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara
faktor penyebab siswa melakukan kesalahan [1] Kurniawan. Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap
Kemampuan Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif
strategi adalah siswa tidak mengetahui konsep Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan
pemuaian sehingga siswa hanya mampu memilih Ringan Di Smk Muhammadiyah Prambanan. Skripsi
dan menggunakan sebagian potongan kata yang pada Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
benar dan memilih kata yang salah dalam Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
2012.
menjelaskan peristiwa pemuaian, dan siswa [2] Rufaida, Budiharti, Fauzi. Profil Kesalahan Siswa
tidak memperhatikan informasi yang disajikan Sma Dalam Pengerjaan Soal Pada Materi Momentum
pada tabel sehingga siswa salah memasukkan Dan Impuls. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan
nilai ∆ T ke dalam rumus. Fisika FKIP, Universitas Negeri Semarang. 2013.
[3] Hastuti, Surantoro, Raharjo. Analisis Kesalahan
dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Kalor Pada
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Siswa Kelas X SMA, Jurnal Materi dan Pembelajaran
Fisika Vol. 2, 1-11. 2013.
A. Kesimpulan [4] Anderson, W. Lorin & D. R. Krathwohl. A Taxonomy
for Learning, Teaching and Assesing: a Revision of
Berdasarkan hasil analisis tes kognitif pada Bloom’s Taxonomy. New York.
tingkatan analisis (C4) dan wawancara yang LongmanPublishing.http://www,kurwongbss.qld.edu.
diberikan kepada siswa, maka dapat disimpulkan au/thinking/Bloom/blooms.htm. 2001.
bahwa pencapaian kompetensi kognitif siswa [5] Kiong, dkk. Thinking skills for secondary school
students in Malaysia, Journal of Research, Policy &
pada tingkatan analisis (C4), hasil analisis Practice of Teachers & Teacher Education Vol. 2 No.
menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi 2. 2012.
kognitif siswa tergolong kategori sangat buruk

32
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT)
Vol. 7 No. 2
p-ISSN 2338-3240, e-ISSN 2580-5924

[6] R. Utari. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana [9] Djarod, Wiyono, Supurwoko. Analisis Kesalahan
Menggunakannya, Widyaiswara Madya, Pusdiklat dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok
KNPK. 2011. Termodinamika pada Siswa Kelas XI SMA Al Islam 1
[7] Sulityorini, Pujayanto, Ekawati. Analisis Pencapaian Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Prosiding
Kompetensi Kognitif Tingkatan Aplikasi (C3) Dan Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika
Analisis (C4) Dalam Pembelajaran Fisika Pada Siswa (SNFPF) Ke-6 Vol. 6 No. 1 ISSN : 2302-7827.
Kelas XI SMA Program RSBI, Jurnal Pendidikan Fisika 2015.
Vol.1 No. 1 ISSN 2338 0691. 2013. [10] Suroso. Analisis Kesalahan Siswa Dalam
[8] A. T. Collet dan E. L. Chiapetta. Science Instruction Mengerjakan Soal-soal Fisika Termodinamika Pada
in the Middle and Siswa Sma Negeri 1 Magetan, JEMS (Jurnal Edukasi
Secondary School. New York: Macmillan Publishing Matematika dan Sains) Vol. 4 No. 1. 2016.
Company. 1994.

33

Anda mungkin juga menyukai